a. Guru dapat mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan
keterlibatan dan menantang siswa untuk berpikir. b.
Guru dapat mendengarkan dengan hati-hati ide atau gagasan siswa. c.
Guru dapat menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan maupun tulisan.
d. Guru dapat memutuskan apa yang akan digali dan dibawa siswa
dalam diskusi. e.
Guru dapat memutuskan kapan memberikan informasi, mengklarifikasi persoalan-persoalan, menggunakan model,
membimbing, dan membiarkan siswa berjuang untuk memecahkan soal.
f. Guru dapat memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam
diskusi, dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran TTW Think-Talk-Write adalah suatu strategi
pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran konstruktivisme dan kooperatif dimana tahapannya yaitu think berpikir, siswa melakukan
demonstrasi, pengamatan gejala fisis, membaca buku paket atau artikel fisika yang berkaitan dengan konsep, atau peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari, talk berbicara, siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi, dan write menulis, siswa menuliskan hasil diskusi dan
presentasi dalam bentuk laporan.
4. Hasil Belajar Fisika a Definisi Belajar
Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya apa belajar itu, masing-masing orang mempunyai pendapat yang tidak
sama. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam
bentuk informasi materi pelajaran.
Menurut Morgan seperti yang dikutip oleh Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa “belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dan tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
28
Menurut pendapat ini, belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya pada
jumlah pengetahuan, melainkan juga berbentuk kecakapan, kebiasaan, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendekatan mengenai segala
aspek organism atau pribadi seseorang. Sedangkan W.S. Winkel mengemukakan bahwa belajar pada
manusia dapat dirumuskan sebagai aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap, dimana perubahan ini bersifat secara
konstan dan berbekas.
29
Dari pendapat tersebut tampak bahwa belajar hanya dibatasi pada segi mental saja, yaitu proses aktifitas psikis
seseorang Belajar menurut Muhibbin Syah mengutip pendapat Chaplin
dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan, yaitu:
30
1. Rumusan pertama berbunyi: belajar adalah perolehan tingkah laku
yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. 2.
Rumusan kedua berbunyi: belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku atau ilmu yang dimiliki dari
tidak tahu menjadi tahu akibat dari latihan dan pengalaman.
28
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 84.
29
W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2007, Cet Ke- 10, h. 59.
30
Tersedia di www.zafar14.wordpress.com20100425keberhasilan-belajar-dan-berbagai- upaya-untuk-memotivasi-siswa-dalam-belajar+Dictionary+of+Psychology+ membatasi+ belajar+
dengan+dua+macam+rumusancd=2hl=idct=clnkgl=idclient=firefox-a.
b Hakikat Belajar Fisika
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP, ilmu pengetahuan alam IPA merupakan salah satu mata pelajaran wajib
di sekolah. IPA merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan fenomena yang terjadi di alam, dengan mempelajari seluk beluk alam
dan fenomenanya siswa diharapkan mampu memahami manfaat alam dalam kehidupan sehari-hari dan dapat bermanfaat bagi siswa dalam
menjalani kehidupannya. IPA berkaitan dengan bagaimana siswa mencari tahu fenomena alam secara sistematis.
31
Sehingga IPA bukan hanya sekumpulan pengetahuan yang harus dihafal siswa melainkan
siswa harus memiliki kemampuan proses penemuan discovery. IPA pada hakikatnya bermula dari rasa keingintahuan manusia
secara kodrati terhadap apa yang ada di sekelilingnya alam. Secara khusus, siswa di sekolah juga memiliki rasa ingin tahu tentang
fenomena alam yang seharusnya diarahkan dengan benar oleh guru agar berlangsung secara sistematis dan tidak terjadi miskonsepsi.
Penggalian keingintahuan siswa ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya: metode eksperimen, demonstrasi, membaca
artikel fisis, mendeskripsikan fenomena alam yang ada di sekitarnya, dan lain-lain dengan tujuan siswa dapat menemukan konsep dan pola
sendiri secara konstruktif. Kartika Budi dalam Widya Dharma menyebutkan bahwa hakikat
sains IPA mencakup tiga aspek yaitu proses, produk, dan sikap.
32
IPA sebagai proses berarti IPA diperoleh melalui kegiatan mengamati, eksperimen, berteori, mengeneralisasi, dan sebagainya. IPA sebagai
produk artinya mempelajari konsep, hukum, azas, prinsip, dan teori. IPA sebagai sikap artinya dalam pembelajaran IPA dapat
31
Pusat Kurikulum, Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu,Jakarta: Balitbang Depdiknas, h. 4.
32
Widya Dharma, edisi April 2001. h. 45.
dikembangkan sikap ingin tahu, terbuka, jujur, teliti, kerja sama, dan sebagainya.
Salah satu cabang IPA yang dipelajari di sekolah adalah fisika. Fisika mempelajari fenomena fisis alam sehingga menjadi dasar
perkembangan teknologi dan komunikasi. Fisika bersifat faktual, empiris, dan eksperimental yang dapat
membentuk pola berfikir seseorang. Pola berfikir yang dimaksud adalah berfikir logis, sistematis, analitis, dan kritis. Fisika
mengemukakan fenomena alam berdasarkan fakta yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan dengan proses percobaan eksperimen.
c Hasil Belajar Fisika
Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh siswa melalui proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
33
Indikator digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa, ditentukan dari tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran yang telah ditetapakan. Tujuan pembelajaran yang populer di Indonesia yaitu yang
dilandasi taksonomi pendidikan Bloom. Benyamin Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah sasaran pendidikan yaitu ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Masing-masing ranah dapat dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan, yaitu
sebagai berikut: 1.
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak yang meliputi:
34
33
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, hal. 22.
34
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, “Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi”, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 18-19
a. Knowledge ingatan, pengetahuan adalah kemampuan
seseorang untuk mengingat kembali atau mengenali istilah, ide, rumus, dan sebagainya.
b. Comprehension pemahaman, menjelaskan, meringkas, member
contoh adalah pemahaman terhadap hubungan antar faktor, antar konsep, antar data dalam penarikan kesimpulan.
c. Application menerapkan adalah pengetahuan untuk
memecahkan masalah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Analysis menguraikan dan menentukan hubungan adalah
kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami
hubungan di antara bagian faktor lainnya. e.
Synthesis sintesis adalah menggabungkan informasi menjadi satu kumpulan atau konsep, merangkai berbagai gagasan
menjadi sesuatu yang baru. f.
Evaluation menilai merupakan kemampuan seseorang untuk membuat peryimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau ide.
2. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap ilmiah dan
nilai, yang meliputi:
35
a. Reciving sikap menerima adalah kepekaan seseorang dalam
menerima rangsangan dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.
b. Responding memberikan respon adalah kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya
dengan salah satu cara. c.
Valuing penilai atau menentukan sikap yaitu suatu sikap tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mampu menilai
konsep atau fenomena, yaitu baik dan buruk.
35
Nana Sudjana, Op. Cit., h. 30
d. Organization mengatur adalah mempertemukan perbedaan
nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, dan membawa perbaikan umum.
3. Characterization pembentukan pola hidup adalah karaktrisasi
dengan suatu nilai yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi kepribadian dan tingkah lakunya.
Ranah Psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill yang meliputi:
36
a. Persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi
yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara cirri-ciri fisik yang khas pada masing-masing
rangsangan. b.
Kesiapan mencakup kemampuan menempatkan dirinya dalam keadaan memulai suatu rangkaian gerakan.
c. Gerakan kompleks mencakup kemampuan untuk melaksanakan
keterampilan, yang terdiri dari beberapa komponen dengan lancer, tepat dan efisien.
d. Kreativitas mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola
gerak yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai
berikut:
37
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar instrinsik pada diri siswa b.
Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya c.
Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya d.
Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh komprehensif.
36
Ahmad Sofyan, Op.Cit., h. 24.
37
Nana Sudjana, Op Cit., h. 56-57
e. Kemampuan siswa untuk mengontrolmenilai dan mengendalikan
dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya
Adapun hasil belajar yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang diketahui, diperoleh atau didapat setelah melalui proses belajar, baik
karena ada guru yang mengajar ataupun siswa sendiri yang memanfaatkan lingkungannya untuk belajar.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa perolehan perubahan tingkah laku yang meliputi; pengamatan,
pengenalan, pengertian, perbuatan, keterampilan, perasaan, minat dan bakat. Dalam dunia pendidikan hasil belajar digunakan sebagai
pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Hasil belajar menurut Gagne seperti yang dikutip oleh W.S
Winkel, dapat dikaitkan dengan terjadinya perubahan kepandaian dan hasil belajar yang bertahap itu diwujudkan dalam lima kategori hasil
belajar, yaitu: informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, dan sika.
38
Lima kemampuan tersebut lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
a. Kemampuan Intelektual Intelectual Skill, kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan suatu objek, menghubung-hubungkan konsep dan dapat menghasilkan
suatu pengertian, serta memecahkan suatu persoalan. b.
Strategi Kognitif Cognitive Strategic, yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengarahkan aktifitas mentalnya
sendiri dalam memecahkan persoalan yang dihadapi. c.
Informasi Verbal Verbal Informasi, yaitu kemampuan seseorang untuk menuangkan dalam bentuk bahasabaik lisan maupun tertulis.
38
W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, Op. Cit., h. 111-117.
d. Kemampuan Motorik, yaitu kemampuan seseorang untuk
melakukan serangkaian gerakan jasmani dari anggota badan secara terpadu dan terkoordinasi.
e. Sikap Attitude, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang berupa
kecenderungan untuk menerima dan menolak suatu objek berdasarkan penelitian atas objek itu.
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar, di antaranya:
39
1 Faktor Internal dalam, yakni:
a. Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera
b. Psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi
dan kemampuan kognisi. 2
Faktor Eksternal luar, yakni: a.
Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. b.
Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen.
Secara garis besar, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa dibagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal siswa.
Faktor internal siswa meliputi psikologis dan psikis siswa itu sendiri. Dan faktor eksternal siswa meliputi lingkungan di luar diri siswa.
Dengan demikian, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan
aspek–aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari
pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.
Fisika merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari gejala-gejala alam melalui penelitian, percobaan dan pengukuran yang
disajikan secara matematis berdasarkan hukum-hukum dasar untuk
39
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s. 2006 h. 85
menemukan hubungan antara kenyataan yang ada di alam. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas pembelajaran berupa penguasaan konsep fisika.
B. Hasil Penelitian Relevan