d Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
Adapun fase-fase dari pembelajaran kooperatif yaitu:
9
a Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa,
b Menyampaikan informasi,
c Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar,
d Memantau kelompok siswa dan membimbing bilamana perlu,
e Evaluasi dan umpan balik dan memberikan penghargaan.
Sehingga pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang mempunyai tujuan yang sama yaitu menyelesaikan permasalahan, sehingga menimbulkan adanya interaksi diskusi antar
anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif ini memerlukan kerjasama antar siswa dan saling ketergantungan dalam pencapaian tugas, tujuan
dan penghargaan.
3. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write
Definisi strategi pembelajaran menurut Arthur L. Costa dalam Trianto yaitu merupakan pola kegiatan pembelajaran berurutan yang diterapkan
dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan.
10
Dalam kamus Inggris-Indonesia, Think artinya “1. Pikir …. 2. Kira, pikir …. 3. Berpikir, …. .”
11
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan
dan memutuskan sesuatu.
12
Think berfikir adalah teknik pemanfaatan keseluruan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis
lainnya untuk membentuk kesan. Dalam berfikir, otak seringkali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk
9
Martinis Yamin dan Bansu. Op. Cit,. h. 75
10
Trianto.Op. Cit., h. 129.
11
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003, h. 587.
12
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, h. 872.
dan perasaan. Dalam berfikir menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Seperti peta
jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan dan merencanakan. Cara berfikir ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan
memicu ingatan yang mudah.
13
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, berpikir think merupakan kegiatan pemanfaatan otak yang dilakukan untuk mengambil keputusan
misalnya merumuskan pengertian, mensintesis, dan menarik kesimpulan setelah melalui proses mempertimbangkan.
Dalam kamus Inggris-Indonesia, Talk artinya “1. Percakapan 2. Pembicaraan, perbincangan 3. Berpikir, …. .”
14
Talk artinya berbicara Kamus Inggris-Indonesia. Sedangkan dalam KBBI, bicara artinya
pertimbangan, pikiran, pendapat.
15
Talk komunikasi lisan dapat digunakan dalam segala macam situasi belajar, namun tidak merupakan
satu-satunya alat. Bagi kelas-kelas rendah SD mungkin komunikasi lisanlah yang paling efektif. Akan tetapi di kelas-kelas yang lebih tinggi,
bila anak-anak telah pandai membaca, bahan tertulis, dan gambar-gambar tidak kurang efektifnya dibandingkan komunikasi verbal. Komunikasi
lisan berbicara banyak manfaatnya dalam berbagai situasi belajar, seperti memberi bimbingan belajar, dalam memberikan feedback atau balikan,
atau memulai topik baru. Dalam kamus Inggris-Indonesia, Write artinya “1. menulis …. .”
16
Sedangkan dalam KBBI menulis adalah membuat huruf angka, dan sebagainya dengan pena pensil, kapur, dan sebagainya.
17
Write menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak
13
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Mizan Pustaka, 2004, h. 153.
14
John M. Echols dan Hassan Shadily, Op. Cit, h. 578.
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Op. Cit., h. 148.
16
John M. Echols dan Hassan Shadily, Op. Cit, h. 654.
17
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Op. Cit. h. 1219.
kanan emosional dan belahan otak kiri logika. Tulisan yang baik memanfaatkan kedua belah otak.
18
Sehingga strategi Think-Talk-Write merupakan perencanaan dan tindakan yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran yaitu melalui
kegiatan berpikir think, berbicara berdiskusi, bertukar pendapat talk dan menulis hasil diskusi write agar kompetensi yang diharapkan
tercapai. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan
kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa adalah strategi Think-Talk-Write TTW yang diperkenalkan oleh Huinker Laughlin.
“TTW is a strategy that facilitates the oral rehearsal of language and writing fluency. It is based on the understanding that learning is a social
behavior. It encourages students to think, talk, and then write regarding a topic.”
19
TTW adalah strategi yang memfasilitasi latihan lisan bahasa dan fasih menulis. ini berdasarkan pemahaman bahwa belajar adalah
tingkah sosial. Ini menganjurkan siswa utnuk berpikir, berbicara, lalu menulis mengenai pokok bahasan.
Think-Talk-Write dikembangkan dari pendekatan kooperatif sehingga dalam pelaksanaannya strategi ini membagi sejumlah siswa ke dalam
beberapa kelompok secara heterogen. Jika mengacu pada definisi tersebut, maka strategi pembelajaran Think-Talk-Write TTW termasuk ke dalam
jenis pendekatan yang berpusat pada siswa karena dalam strategi ini siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai
fasilitator pembelajaran. Dalam pelaksanaan yang menggunakan kelompok, maka Think-Talk-Write juga mengacu kepada pembelajaran
kooperatif yang dapat mengkonstruksi penguasaan konsep fisika. Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan
menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi, hasil bacaannya
18
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki. Op.Cit. h. 179.
19
http:www.Google.comsearch?q=mtsd.kl.12.wi.usMTSDDistrictela-curriculum- 03Writingthink_talk_write.html.
dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi.
20
Tahapan dalam pembelajaran yang dilakukan diantaranya:
1. Berpikir think
Aktivitas berpikir think siswa dapat dilihat ketika dalam pembelajaran terdapat kegiatan yang memancing siswa untuk
memikirkan sebuah permasalahan fisika, baik dengan cara guru atau siswa melakukan demonstrasi, pengamatan gejala fisis, membaca buku
paket atau artikel fisika yang berkaitan dengan konsep, atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu siswa mulai memikirkan
kemungkinan jawaban atau solusi dari permasalahan dengan cara siswa mencatat atau mengingat bagaimana apa yang dipahami atau tidak
dipahami. Menurut Wiederhold dalam Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari
menyetakan membuat catatan berarti menganalisiskan tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Selain itu belajar rutin
membuat menulis catatan setelah membaca merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama, dan setelah membaca. Membuat catatan dapat
mempertinggi pengetahuan siswa, bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis.
21
2. Berbicara talk
Tahap berikutnya yaitu talk, yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Fase
berkomunikasi talk memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada umumnya berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi
menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya. Secara alami dan mudah, proses komunikasi dapat dibangun
20
Suyatno, M.Pd., Menjelajah Pembelajaran Inovatif Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009, h. 66.
21
Martinis Yamin dan Bansu, Op Cit., h. 85.
di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis ide yang berhubungan dengan pengalaman mereka, sehingga mereka mampu
untuk menulis tentang ide itu. Selain itu, berkomunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu
kolaborasi dan meningkatkan aktivitas belajar di dalam kelas. Selanjutnya berkomunikasi atau dialog baik antar siswa maupun dengan
guru dapat meningkatkan pemahaman. Hal ini bisa terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau berdialog, sekaligus
mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan melalui dialog.
22
Siswa melakukan komunikasi dengan rekan sekelompok dalam diskusi kelompok yang membahas kemungkinan jawaban atau solusi dari
permasalahan sehingga diperoleh solusi kelompok untuk didiskusikan kembali dalam diskusi kelas. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 –
6 siswa. 3.
Menulis write Selanjutnya tahap write, yaitu menuliskan hasil diskusi dialog
pada lembar kerja yang disediakan lembar aktivitas siswa. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksikan ide, karena setelah berdiskusi
kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan
guru melihat pengembangan konsep siswa. Selain itu Masingila Wisniowsak dalam Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari
mengemukakan bahwa aktivitas menulis siswa bermanfaat bagi guru yaitu dapat memantau kesalahan siswa, miskonsepsi, dan konsep siswa
terhadap ide yang sama.
23
Selama tahap ini, aktivitas yang dilakukan oleh siswa adalah:
24
1 Menuliskan solusi permasalahan pertanyaan yang diberikan,
22
Ibid., h. 87
23
Ibid., Loc. Cit.
24
Ibid., h. 88.
2 Mengorganisasikan semua pekerjaan langkah-demi-langkah, baik
dalam penyelesaiannya menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti,
3 Mengoreksi semua pekerjaan sehingga tidak ada pekerjaan ataupun
perhitungan yang tertinggal, 4
Meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca, dan terjamin keasliannya.
Belajar Bermakna
Gambar 2.1. Bagan Desain Pembelajaran Strategi TTW
25
25
Ibid,. h. 87 Siswa
Konstruksi Pengetahuan Hasil dari
Think Talk Secara Individual
Kemampuan Pemahaman dan
Komunikasi
WRITE
Interaksi dalam Grup: Untuk
Membahas Isi
TALK
Siswa Membaca Teks
Membuat Catatan Secara Individual
Situasi Masalah
Open-Ended
THINK
Melalui Strategi TTW
Dampak Guru
Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi TTW:
26
1.
Guru membagi teks bacaan berupa lembaran aktivitas siswa yang memuat situasi masalah bersifat open-ended dan petunjuk serta
prosedur pelaksanaannnya.
2.
Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi think.
3.
Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan talk. Guru berperan sebagai mediator lingkungan
belajar.
4.
Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi write.
Karakteristik pembelajaran Think-Talk-Write yang membedakan dengan strategi pembelajaran yang lain, diantaranya:
a. Melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan eksplorasi suatu
konsep fisika. b.
Mengkonstruksi dengan benar pengetahuan awal siswa baik dari pengalaman maupun informasi yang diterima.
c. Termasuk model pembelajaran konstruktivisme yang dilakukan
secara kooperatif. d.
Think-Talk-Write dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara, dan menulis siswa yang dikelompokkan secara heterogen kemudian
diberikan permasalahan untuk dipikirkan, didiskusikan dalam kelompok dan kelasnya yang kemudian dicari solusi.
e. Karena terdapat langkah diskusi maka guru dengan mudah
mengetahui miskonsepsi siswa dan dengan diskusi juga dapat diarahkan untuk merubah konsepnya.
Think-Talk-Write memberikan keuntungan kepada guru,
diantaranya:
27
26
Ibid,. h. 90
27
Ibid,. h. 84.
a. Guru dapat mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan
keterlibatan dan menantang siswa untuk berpikir. b.
Guru dapat mendengarkan dengan hati-hati ide atau gagasan siswa. c.
Guru dapat menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan maupun tulisan.
d. Guru dapat memutuskan apa yang akan digali dan dibawa siswa
dalam diskusi. e.
Guru dapat memutuskan kapan memberikan informasi, mengklarifikasi persoalan-persoalan, menggunakan model,
membimbing, dan membiarkan siswa berjuang untuk memecahkan soal.
f. Guru dapat memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam
diskusi, dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran TTW Think-Talk-Write adalah suatu strategi
pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran konstruktivisme dan kooperatif dimana tahapannya yaitu think berpikir, siswa melakukan
demonstrasi, pengamatan gejala fisis, membaca buku paket atau artikel fisika yang berkaitan dengan konsep, atau peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari, talk berbicara, siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi, dan write menulis, siswa menuliskan hasil diskusi dan
presentasi dalam bentuk laporan.
4. Hasil Belajar Fisika a Definisi Belajar