Instrumen Tes Instrumen Penelitian

penunjang penelitian menggunakan instrumen non tes berupa lembar observasi siswa selama pembelajaran berlangsung.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan 5 alternatif jawaban a, b, c, d, e. Skor yang digunakan adalah satu 1 untuk tiap butir soal yang dijawab dengan benar dan nol 0 untuk tiap butir soal yang hasil jawabannya salah. Instrumen yang digunakan dalam pretest dan posttest ini yaitu tes yang berupa soal penguasaan konsep yang disusun dengan bimbingan dosen pembimbing kemudian dilakukan judgement oleh dua orang dosen Jurusan Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan seorang guru mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 3 Rangkasbitung. Soal pretest dan posttest diujikan di kelas selain kelas eksperimen yang masih dalam populasi penelitian. Mengingat pentingnya kualitas alat pengambil data maka instrumen yang digunakan harus baik, sehingga data yang diperoleh adalah data yang sebenarnya. Untuk itu perlu adanya uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran terhadap instrumen yang digunakan. 1 Validitas Butir Soal Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen yang digunakan dalam penelitian. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuatu yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat. Nilai validitas untuk masing-masing soal yang telah diujikan dapat ditentukan dengan menentukan koefisien korelasi point biserial sebagai berikut: 8 q p SD M M t t p − = pbi r 8 Subana, dkk. Statistik Pendidikan Cet. II Bandung: Pustaka Setia, 2005, h.156 – 157. dimana: r pbi = indeks point biserial M p = Mean rata-rata skor yang dijawab betul oleh testee peserta tes pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. M t = Mean rata-rata skor yang dijawab salah oleh testee peserta tes pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. SD t = Deviasi standar skor total. p = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya. q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya. Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal 9 Nilai r pbi Interpretasi Validitas 0,800 - 1,00 Sangat tinggi 0,60 - 0,799 Tinggi 0,40 - 0,599 Cukup 0,20 - 0,399 Rendah 0,00 - 0,20 Sangat rendah Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh data bahwa dari 35 soal yang diujicobakan terdapat 21 soal yang dinyatakan valid, nilai yang didapat dari 21 butir soal yang valid yaitu sebesar 0.44. 10 Diantara 21 soal yang valid ini selanjutnya akan disaring kembali berdasarkan kriteria lainnya untuk dapat digunakan dalam penelitian ini. 9 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta, 2007, h.7 10 Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran A.1.3. 2 Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh dengan melakukan tes terhadap orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi berbeda. Nilai reliabilitas diperoleh dengan menentukan koefisien reliabilitas tes. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menunjukkan reliabilitas suatu instrumen tes adalah teknik belah dua. 11 Dalam teknik ini, tes yang telah diberikan dibagi menjadi dua bagian. Kemudian tiap-tiap bagian diberikan skor secara terpisah. Terdapat dua prosedur yang dapat digunakan untuk membelah menjadi dua bagian sebuah tes, yaitu: a. Prosedur Ganjil-Genap. Pelaksanan prosedur ini adalah seluruh butir soal tes yang bernomor ganjil dikumpulkan menjadi satu kelompok, begitu pula dengan butir soal yang bernomor genap. b. Prosedur secara random acak. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut: 12 dimana: r n = koefisien korelasi seluruh tes N = perbandingan antara panjang tes secara keseluruhan dengan panjang tes yang dikorelasikan r 1 2 = koefisien korelasi antara sebagian tes dengan bagian tes lainnya Metode yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas ini adalah metode ganjil-genap. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa 11 Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sumartana, Evaluasi Pendidikan Cet. IV Surabaya: Usaha Nasional, 1986, h.132 . 12 Ibid. h. 133. nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,898 atau 0,90. 13 Nilai ini termasuk kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini. Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Soal 14 Nilai r 1112 Interpretasi Reliabilitas 0,90 ≤ r 11 ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,70 ≤ r 11 0,90 Tinggi 0,40 ≤ r 11 0,70 Sedang 0,20 ≤ r 11 0,40 Rendah r 11 0,20 Sangat rendah 3 Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: 15 Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js = jumlah seluruh siswa Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tk dibagi ke dalam kategori-kategori sebagai berikut: 13 Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran A.1.4. 14 Riduwan. Op. Cit., h. 8. 15 Subana dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, h.133. Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran 16 Nilai P Interpretasi Tingkat Kesukaran 0,00 P ≤ 0,30 Sukar 0,30 P ≤ 0,70 Sedang 0,70 P 1,00 Mudah Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran, terdapat 14 butir soal termasuk kategori sukar, 16 butir soal termasuk kategori sedang, dan 5 butir soal termasuk kategori mudah. 17 4 Daya Pembeda Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah. 18 Uji coba soal dilakukan terhadap jumlah sampel yang akan diteliti, sehingga kelompok atas dan kelompok bawah diperoleh dengan membagi dua jumlah siswa sama besar. Persamaan daya pembeda soal sebagai berikut: 19 Keterangan: DP = daya pembeda BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah 16 Riduwan. Op Cit, h. 8. 17 Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran A.1.5. 18 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008, Cet ke-8, edisi Revisi. h. 211. 19 Subana dan Sudrajat. Op Cit, h.134-135. interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai DP dibagi ke dalam kategori-kategori sebagai berikut: Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Soal 20 Nilai dp Interpretasi Daya Pembeda Soal 0,70 dp ≤ 1,00 Sangat baik 0,40 dp ≤ 0,70 Baik 0,20 dp ≤ 0,40 Cukup 0,00 dp ≤ 0,20 Jelek dp = 0,00 Sangat jelek Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal, diperoleh data dengan kategori baik sekali sebanyak 5 butir soal, kategori baik sebanyak 15 butir soal, kategori cukup sebanyak 2 butir soal, kategori jelek 9 butir soal, dan kategori sangat jelek drop sebanyak 4 butir soal. 21

2. Instrumen Non tes

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia

0 11 158

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh Strategi Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Pernapasan pada Manusia

0 15 243

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) PADA Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Ngasem Kecamata Colomadu Tah

0 2 16

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) PADA Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Ngasem Kecamata Colomadu Tah

0 2 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-TALK- WRITE (TTW) PADA Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW) Pada Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Matematika d

0 0 18