Tidak dapat memfermentasi laktosa

10 Gambar 2.2 Struktur sel bakteri Sumber: Brain,Marshal, 2000 2.2.1Variasi dan Patogenitas Escherichia coli

a. Enteropathogenik E. coli EPEC

Bakteri ini merupakan bakteri penyebab diare pada bayi secara epidemi dan sporadis. EPEC menyebabkan diare berair dan kadang berdarah. EPEC atau disebut juga EAEC Entero-Aggregative E. coli dapat menyebabkan Travelerss Diarrhea disertai mual, muntah, dan nyeri perut. Cara infeksinya yaitu dengan cara melekatkan dirinya pada sel epitel usus halus menggunakan EPEC adhesion factor EAF, kemudian menginjeksikan toksinnya kedalam enterosit. 7 Penyebarannya terjadi karena konsumsi air minum yang terkontaminasi dan produk daging yang terkontaminasi. Patogenesis dari diare yang disebabkan infeksi EPEC kemungkinan disebabkan oleh invasi bakteri ke sel pejamu dibandingkan memproduksi toksin. Dosis infeksi EPEC yang dapat menginfeksi manusia sekitar 10 6 .Beberapa tipe EPEC disebut juga sebagai diffusely adherent E. coli DAEC, berdasarkan pola spesifik dari perlekatannya. DAEC menyebabkan diare di Meksiko dan Afrika Utara. 7,30

b. Enterohemorrhagic E. coli EHEC

EHEC merupakan penyebab utama dari kolitis hemoragik atau diare berdarah yang dapat menjadi fatal berupa sindrom hemolitik uremik. Hal ini disebabkan oleh hemolisin yang dapat melisiskan eritrosit. Gejala yang timbul adalah trombositopeni dan gagal ginjal akut. Mekanisme patogenesisnya yaitu EHEC memiliki fimbriae spesifik untuk melekatkan dirinya dengan enterosit sehingga menyebabkan kolitis hemoragik. EHEC 11 juga mampu memproduksi toksin misalnya shigela like toksin dan verositotoksin.EHEC memiliki karakteristik memproduksi verotoksin atau shigatoxinStx. Dosis infeksi dari bakteri ini yaitu 10 - 100 sel.Infeksi EHEC kebanyakan akibat pencemaran air dan makanan dan daging yang mentah, susu mentah, sayur-sayuran, susu basi dan jus apel yang tidak dipasterisasi. EHEC merupakan organisme invasif sedang . Bakteri ini tidak menginvasi sel mukosa seperti Shigella, tetapi memproduksi toksin yang mirip dengan shiga toksin. 7,30 Gambar 2.3Enterohemorrhagic E. Coli Sumber: Todar K, 2012

2.2.2 Kultur dan Media Pertumbuhan Bakteri

Kultur bakteri merupakan suatu proses proliferasi bakteri dengan menggunakan substrat nutrien yang sesuai. Beberapa medium memiliki sumber energi organik seperti karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, kalsium, magnesium dan beberapa enzim. Beberapa bakteri juga membutuhkan faktor pertumbuhan untuk dapat dikultur pada media yang sesuai. 6 Setiap koloni mikrobayang akan diidentifikasi harusbenar-benar murni dan untukmendapatkan biakan murnidigunakan media selektif yang memungkinkan untuk isolasikoloni mikroba tersangkaberdasarkan pada karakter biokimia dari mikroba yang akan mempengaruhi sifat pertumbuhan bakteri pada suatu media spesifik. Identitas mikroba dapat dilihat dari pembentukan koloni yang spesifik pada media . 6,8