42
Berdasarkan tabel 4.6, dari 9 sampel yang diuji satu sampel tidak ditemukan adanya E.coli dan mengandung jumlah bakteri koliform sesuai
persyaratan kualitas air minum menurut PERMENKES sehingga dinyatakan layak minum. Sementara 8 sampel yang lain mengandung jumlah bakteri koliform
melebihi batas maksimum sesuai PERMENKES serta dari 8 sampel tersebut, dan 5 sampel teridentifikasi adanya E.coli sesuai dengan uji biokimia dan pewarnaan
Gram, sedangkan 3 sampel lainnya tidak ditemukan E.coli. Oleh karena itu 5 sampel tersebut dinyatakan tidak layak minum.
4.7 Pembahasan Aspek Keislaman Menurut fatwa MUI mengenai air daur ulang, perkembangan teknologi
memungkinkan daur ulang air yang semula berasal dari limbah yang bercampur kotoran, benda najis dan komponen lain yang merubah kemutlakan air. Air daur
ulang yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu air minum isi ulang. Selain itu, minat masyarakat terhadap penggunaan air minum isi ulang sebagai sumber air
minum karena harganya yang relatif murah. Peningkatan pesat kebutuhan air dan penurunan kualitas sumber air akibat dari peningkatan jumlah penduduk dan
perkembangan industri. Firman Allah SWT dalam penggalan surat al-Anfal ayat 11 menyebutkan:
Artinya: “ Dan Allah emnurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan ini....”Q.S Al-Anfal 8:11
Selain itu dalam Surat Al-Furqan ayat 48-49 juga disebutkan :
43
43 Artinya: “Dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih agar Kami
menghidupkan dengan air itu negeritanah yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, biatang-binatang
ternak dan manusia yang banyak QS.Al-Furqan 25:48-49
Kedua ayat tersebut menerangkan bahwa kita sebagai manusia hendaknya mengkonsumsi air yang bersih serta baik bagi kesehatan. Rasulullah SAW
menjelaskan dala haditsnya yang berbunyi:
“ Dari Abi Umamah ra bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya air itu suci dan tidak ada yang menajiskannya kecuali sesuatu yang merubah bau, rasa
dan warnanya.” HR.Ibn Majah
Dalam hadis tersebut air yang dikatakan najis adalah air yang berubah warnanya, berbau dan berasa. Najis dalam hal ini merujuk kepada arti tidak
bersih. Menurut hukum fiqih, air daur ulang adalah suci mensucikan, sepanjang diproses sesuai dengan ketetuan hukum fiqih. Air minum isi ulang merupakan
thariqah taghyir yaitu dengan cara mengubah air yang terkena najis atau yang telah berubah sifatnya tersebut dengan menggunakan alat bantu yang dapat
mengembalikansifat-sifat asli air itu menjadi suci lagi mensucikan. Menurut hukum fiqih air tersebut boleh diminum asalkan tidak membahaykana kesehatan.
Hal ini sejalan dengan PERMENKES RI No.492 tentang persyaratan kualitas air minum dimana air minum yang sehat adalah yang tidak membahaykan kesehatan.
4.8 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa keterbatasan yaitu: • Biaya untuk membeli bahan dan alat yang cukup mahal
• Ketersediaan alat dan bahan uji, karena penelitian ini dilakukan di
lab mikrobiologi dan berbarengan dengan peneliti lain sehingga alat yang digunakan bergantian dan waktu penelitian yang terbatas.
43
44
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan dari ke 9 sampel yang diuji hanya satu sampel yang layak minum sementara 8 sampel lainnya tidak layak minum.
Dari 8 sampel tersebut, ditemukan Escherichia colipada 5 sampel.
5.2 Saran
• Dapat menggunakan BGLB untuk menambah uji konfirmasi selain EMB agar
• Dapat diperluas cakupan wilayah yang diteliti sehingga memperbesar sampel yang diteliti
• Dalam penelitian selanjutnya dapat digunakan metode MPN E.coli agar lebih spesifik dengan menggunakan media EC Broth.
• Dapat digunakan metode lain seperti membran filter untuk uji kualitas air minum secara mikrobiologi
• Dapat diteliti juga mengenai hubungan sanitasi dan higienitas depot terhadap kualitas air minum isi ulang