Patofisiologi Patologi Pneumonia Komunitas 1. Definisi dan Klasifikasi

bahwa bakteri golongan gram positif terbanyak yang menjadi penyebab pneumonia komunitas adalah Streptococcus pneumonia 14,04 dan dari golongan gram negatif yaitu Klebsiella pneumonia 45,18. 23

2.1.4. Patofisiologi

Pneumonia disebabkan oleh adanya proliferasi dari mikroorganisme patogen di dalam alveolus dan respon tubuh terhadap patogen. Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi yaitu, keadaan individu atau imunitas tubuh, jenis mikroorganisme patogen dan lingkungan sekitar. Ketiga faktor tersebut dapat menentukan berat ringannya penyakit, diagnosis, rencana terapi serta prognosis dari pasien. 14 Proses infeksi dimana patogen masuk ke saluran napas bagian bawah setelah melewati mekanisme pertahanan oleh tubuh berupa pertahanan mekanik epitel, silia, mukosa, pertahanan humoral antibodi dan komplemen dan seluler leukosit, makrofag, limfosit, dan sitokin. Infeksi menyebabkan peradangan pada membran paru sehingga cairan plasma dan sel darah merah dari kapiler masuk ke dalam alveoli. Hal ini menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun dan saturasi oksigen menurun. Pada pemeriksaan dapat diketahui bahwa paru-paru akan dipenuhi sel radang dan cairan, dimana sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk membunuh patogen, tetapi dengan adanya dahak dan fungsi paru menurun yang akan mengakibatkan kesulitan bernapas sehingga dapat terjadi sianosis, asidosis respiratorik dan kematian. 14

2.1.5. Patologi

Pada paru yang terinfeksi oleh bakteri S. Pneumonia dapat menyebabkan 2 pola pneumonia, yaitu pneumonia lobaris atau bronkopneumonia. Pada pola bronkopneumonia fokus konsolidasi terdistribusi di satu atau beberapa lobus terutama di daerah lateral atau basal. Sebelum diberikan antibiotik, bakteri ini mengenai hampir seluruh lobus dan berkembang dalam 4 stadium: 23, 24  Kongesti: Lobus yang terinfeksi menjadi berat, merah dan sembab secara histologis dapat terlihat kongesti vaskular dengan cairan protein, beberapa neutrofil dan banyak bakteri di alveolus.  Hepatisasi Merah: Lobus paru memperlihatkan konsistensinya menyerupai hati karena rongga alveolusnya dipenuhi oleh neutrofil, sel darah merah dan fibrin. Dan pleura biasanya memperlihatkan eksudat fibrinosa atau fibrinopurulen.  Hepatisasi Abu Abu: Paru paru terlihat menjadi kering, abu abu dan padat karena seldarah merah mengalami lisis.  Resolusi: Terjadi pada kasus yang tidak mengalami komplikasi, eksudat di alveolus di cerna secara enzimatis dan diserap atau dibatukan sehingga arsitektur paru tetap utuh.

2.1.6. Tanda dan Gejala