sampai konsolidasi dengan air broncogram, penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kavitas.
b Kultur darah.
c Deteksi antigen patogen pada urin
L. pneumophila sero group 1 dapat dideteksi di urin pasien dengan Legionnaires oleh enzyme-linked immunosorbent assay ELISA.
27
2.1.8. Diagnosis
Diagnosis pneumonia komunitas ditegakkan dengan cara anamnesis, gejala klinis pemeriksaan fisik, foto toraks dan laboratorium. Diagnosis peneumonia
komunitas ditegakkan jika pada foto toraks didapatkan infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan paling sedikit 1 kriteria gejala mayor atau 2 kriteria
gejala minor bawah ini:
29
a. Kriteria gejala mayor Batuk-batuk
Produksi sputum Demam 37,8
o
C b. Kriteria gejala minor
Sesak napas Nyeri dada pleuritik
Pemeriksaan fisik: ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas
bronkial dan ronkhi Leukosit 12.000 ribuml.
2.1.9. Prognosis
Angka kejadian pneumonia komunitas, di Amerika terdapat 3,4-4 juta kasus pertahun, dan 20 di antara perlu dirawat di rumah sakit. Secara umum
angka kematian pneumonia yang disebabkan oleh pneumokokkus adalah sebesar 5, namun dapat meningkat pada orang tua dengan kondisi yang buruk.
Pneumonia dengan influenza di Amerika merupakan penyebab kematian ke-6 dengan kejadian sebesar 59, 89 diantaranya adalah pasien usia lanjut.
Mortalitas pasien pneumonia komunitas yang di rawat di ICU adalah sebesar 20.
29
Penilaian derajat keparahan penyakit pneumonia komunitas dapat dilakukan dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team PORT seperti yang tertera pada tabel 2.3. di bawah ini:
30
Tabel 2.2. Sistem skor pada pneumonia komunitas berdasarkan PORT
Karakteristik pasien Jumlah poin
Faktor demografi Usia: Laki-laki
Usia tahun Perempuan
Usia tahun - 10 Perawatan di rumah
+10 Penyakit penyerta
Keganasan +30
Penyakit hati +20
Gagal jantung kongestif +10
Penyakit serebrovaskular +10
Penyakit ginjal +10
Pemeriksaan fisik Perubahan status mental
+20 Frekuensi napas 30 kalimenit
+20 Tekanan darah sistolik 90 mmHG
+20 Suhu tubuh 35
o
C atau 40
o
C +15
Nadi ≥ 125 kalimenit
+10 Hasil laboratoriumRadiologi
Analisis gas darah arteri: pH 7,35 +30
Blood urea nitrogen 30 mgdL +20
Natrium 130 mmolL +20
Glukosa 250 mgdL +10
Hematokrit 30 +10
PO
2
60 mmHg +10
Efusi pleura +10
Sumber: Ewig S, Ruiz M, Mensa J, Marcos MA, Martinez JA, Aranbica F, Niederman MS. Severe community-acquired pneumonia assessment of severity criteria. 1998.
Tabel 2.3. Derajat skor risiko menurut PORT
30
Risiko Kelas Risiko
Total Skor Perawatan
Rendah I
Tidak diprediksi Rawat jalan
II 70
Rawat jalan III
71 - 90 Rawat inaprawat jalan
Sedang IV
91 - 130 Rawat inap
Berat V
130 Rawat inap
Sumber: Ewig S, Ruiz M, Mensa J, Marcos MA, Martinez JA, Aranbica F, Niederman MS. Severe community-acquired pneumonia assessment of severity criteria. 1998.
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih kriteria di bawah ini:
29
a Kriteria minor: • Frekuensi napas 30 kalimenit
• Rasio Pa0
2
FiO
2
250 mmHg • Foto toraks paru menunjukkan infiltrat bilateral
• Infiltrat paru melibatkan 2 lobus • Tekanan sistolik 90 mmHg
• Tekanan diastolik 60 mmHg • Disorientasi
• Blood Urea Nitrogen 20 mgdL • Leukopenia leukosit 4.000 selmm
3
• Trombositopenia trombosit 100.000 selmm
3
• Hipotermia suhu 36
o
C b Kriteria mayor:
• Membutuhkan ventilasi mekanik • Infiltrat bertambah 50
• Membutuhkan vasopresor 4 jam septik syok • Kreatinin serum 2 mgdl atau peningkatan 2 mgdI, pada pasien
yang mempunyai riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialisis
Kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap pasien pneumonia komunitas adalah :
23
a. Skor PORT lebih dari 70. b. Bila skor PORT kurang 70 maka pasien tetap perlu dirawat inap bila
dijumpai salah satu dari kriteria di bawah ini: Frekuensi napas 30menit
PaO2FiO2 kurang dari 250 mmHg Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan 2 lobus Tekanan sistolik 90 mmHg
Tekanan diastolik 60 mmHg
c. Pneumonia pada pengguna NAPZA
Untuk kriteria perawatan intensif pada pneumonia komunitas adalah sebagai berikut:
29
a. Pasien yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor tertentu membutuhkan ventilasi mekanik dan membutuhkan vasopressor 4 jam
syok septis atau b. 2 dari 3 gejala minor tertentu PaO
2
FiO
2
kurang dari 250 mmHg, foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral, dan tekanan sistolik 90
mmHg. Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor pasien, bakteri
penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat. Perawatan yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada pasien yang
dirawat. Angka kematian pasien pneumonia komunitas kurang dari 5 pada pasien
rawat jalan, sedangkan pasien yang dirawat di rumah sakit menjadi 20. Menurut Infectious Disease Society Of America IDSA angka kematian pneumonia
komunitas pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I 0,1 dan kelas II 0,6 dan pada rawat inap kelas III sebesar 2,8, kelas IV 8,2 dan kelas V 29,2. Hal
ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian pasien pneumonia komunitas dengan peningkatan risiko kelas. Di RS Persahabatan pneumonia rawat
inap angka kematian tahun 1998 adalah 13,8, tahun 1999 adalah 21, sedangkan di RSUD Dr. Soetomo angka kematian 20 -35.
35
2.1.10. Komplikasi