2.2.2 Penilaian status Gizi
Menurut penelitian Supariasa tahun 2001, penilaian gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penelitian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
1. Antropometri Antropometri adalah ukuran tubuh manusia, apabila ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
gizi. Penggunaan antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan tersebut
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
11,12,14
Dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode antropometri. Antropometri sebagai indikator status gizi
dapat mengukur beberapa parameter seperti umur, berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit.
Indeks antropometri yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur BBU, tinggi badan menurut umur TTU dan berat badan menurut tinggi badan
BBTB. Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang
mendadak misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan BB juga
merupakan parameter antropometri yang sangat labil dalam keadaan normal, apabila kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi serta kebutuhan gizi
terjamin, maka berat badan akan berkembang mengikuti pertambahan umur.
14,15
2. Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi karena didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Hal tersebut dapat dilihat pada jaringan epitel
superficial epithelial tissues seperti kulit, mata, rambut, mukosa oral, atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Metode
ini umumnya digunakan untuk survey klinis secara cepat rapid clinical surveys dan dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan zat gizi. Metode ini juga dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisis atau riwayat
penyakit.
13,15
3. Biokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh antara lain darah, urin, feses, hati, dan otot. Metode ini juga dapat dijadikan sebuah
peringatan akan keadaan malnutrisi yang lebih buruk dan bagi gejala klinis yang kurang spesifik dapat pula ditentukan kekurangan gizi yang spesifik dengan
menggunakan metode ini.
13,15
4. Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta
senja epidemik dengan menggunakan tes adaptasi gelap.
12,13
Penilaian status gizi tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu survey konsumsi makanan dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi,
statistik vital dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, dan faktor ekologi dengan melihat hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya.
14,15
2.2.3 Klasifikasi status gizi