kekurangan zat gizi. Metode ini juga dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisis atau riwayat
penyakit.
13,15
3. Biokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh antara lain darah, urin, feses, hati, dan otot. Metode ini juga dapat dijadikan sebuah
peringatan akan keadaan malnutrisi yang lebih buruk dan bagi gejala klinis yang kurang spesifik dapat pula ditentukan kekurangan gizi yang spesifik dengan
menggunakan metode ini.
13,15
4. Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta
senja epidemik dengan menggunakan tes adaptasi gelap.
12,13
Penilaian status gizi tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu survey konsumsi makanan dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi,
statistik vital dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, dan faktor ekologi dengan melihat hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya.
14,15
2.2.3 Klasifikasi status gizi
Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan berat badan BB menurut panjang badan PB atau tinggi badan TB BBTB, untuk mengetahui pertumbuhan
normal US Centers for Disease Control and Prevention CDC dan the National Center for Health Statistic NCHS membuat grafik pertumbuhan yang memiliki
klasifikasi berdasarkan berat dan tinggi berdasarkan umur dan jenis kelamin serta indeks masa tubuh.
13,15,16
Grafik pertumbuhan memiliki 7 kurva dengan pola yang sama. Setiap kurva tersebut mewakili persentil yang berbeda yaitu 5th, 10th, 25th, 50th, 75th, 90th,
dan 95th. Persentil 50th menunjukan rata-rata nilai pada umur tersebut. Selain itu ada juga grafik dengan tambahan persentil 10th, 25th, 50th, 75th, 90th, dan 97th.
Besar atau rendahnya persentil tidak menunjukkan adanya masalah pada status gizi.
14-16
Grafik WHO 2006 adalah grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5
tahun. Penentuan status gizi menggunakan cut off z score WHO 2006 untuk usia 0-5 tahun dan persentase berat badan ideal sesuai kriteria Waterlow untuk anak di
atas 5 tahun. Klasifikasi BB dan TB dapat digunakan kriteria Waterlow tetapi untuk IMT hanya diklasifikasikan menurut persentil.
13,14
Table 2.6 Klasifikasi status gizi Kategori
persentil Obesitas
120 P
95
Gizi lebih 110
P
85
-P
95
Normal 90-110
P
5
-P
85
Gizi kurang 70-90
P
5
Gizi buruk 70
Sumber : Nutrisi Pediatrik , 2011
14
Grafik WHO 2006 digunakan untuk usia 0-5 tahun karena mempunyai keunggulan metodologi dibandingkan CDC 2000. Untuk usia di atas 5 tahun
hingga 18 tahun digunakan grafik CDC 2000 dengan pertimbangan grafik WHO 2007 tidak memiliki grafik BBTB dan data dari WHO 2007 merupakan
smoothing NCHS 1981.
13,14
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
Status gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi balita baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor-
faktor tersebut antara lain: 1. Tingkat pendidikan orang tua
Pengetahuan yang berhubungan dengan masalah kesehatan akan mempengaruhi terjadinya gangguan kesehatan, sehingga kurangnya pengetahuan
tentang gizi akan mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan salah satu penyebab
terjadinya gangguan gizi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Isnansyah
2006 melalui uji korelasi Spearman, menunjukkan adanya hubungan positif dan sangat signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita.
12,14,15
2.
Penyakit infeksi Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang
buruk dapat mempermudah terkena penyakit infeksi, sehingga penyakit infeksi dengan keadaan gizi merupakan suatu hubungan timbal balik. Penyakit infeksi
dapat disebabkan oleh faktor agent penyebab infeksi, host induk semang, dan route of transmission jalannya penularan. Faktor agen penyebab penyakit infeksi
antara lain virus, bakteri, jamur, riketsia, dan protozoa. Berbagai agen infeksi tersebut akan menyebabkan seseorang mengalami penyakit-penyakit infeksi
seperti influenza, cacar, thypus, disentri, malaria, dan penyakit kulit seperti panu. Suatu penyakit infeksi juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang ada pada
induk semang itu sendiri, tergantung dari kekebalan atau resistensi orang yang bersangkutan. Penyakit infeksi ini merupakan penyakit yang menular dan
penularan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
16,17
3. Pendapatan keluarga Pendapatan keluarga adalah penghasilan orang tua setiap bulan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Isnansyah 2006 melalui uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang positif dan sangat signifikan
antara pendapatan keluarga dengan status gizi. Pendapatan yang rendah berpengaruh terhadap asupan makanan yang dikonsumsi karena penghasilannya
terbatas. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan status gizi. Semakin besar pendapatan
keluarga maka semakin baik status gizi balita dan sebaliknya. Analisis Chi-square menunjukkan bahwa status ekonomi secara bermakna merupakan faktor yang
berhubungan dengan status gizi kurang pada balita.
16,17
2.3 Kerangka Teori