Perfusi PBS-Formalin Pewarnaan HE

10 Gambar 2.6. Pengaturan alat dan hewan coba pada proses perfusi dengan larutan fiksatif sumber : Fixation and Fixatives : Popular Fixative Solutions, 2012 4 Ketika dapar akan selesai 200 ml, ganti alur katup dapar sehingga cairan fiksatif dapat masuk. Tekanan dapat ditingkatkan hingga 130 mmHg.

2.1.3. Perfusi PBS-Formalin

PBS Phosphate Buffer Saline adalah larutan fisiologis yang bisa digunakan dalam prosedur immune-histokimia. Larutan ini bersifat isotonik dan tidak beracun terhadap sel serta bertujuan untuk menjaga kadar pH dan mempertahankan osmolaritas sel. 5 Saat ini, PBS sudah banyak digunakan sebagai 1. Immunoassays 2. Prosedur immune-histokimia 3. Prosedur mikrobiologi 4. Prosedur kultur jaringan dan sel 5. Pengenceran suatu sampel 5 Jika suatu sel difiksasi menggunakan larutan yang hipertonik maka sel tersebut akan mudah menyusut, sebaliknya apabila sel difiksasi menggunakan larutan yang hipotonik maka sel tersebut akan membengkak. Maka dari itu, dianjurkan menggunakan larutan isotonik seperti PBS sebagai larutan fiksasi yang baik. 5 11 Formalin merupakan larutan fiksatif, dimana larutan ini digunakan pada proses fiksasi jaringan. Tetapi pada proses perfusi juga dapat digunakan larutan formalin yang dikombinasikan dengan PBS, dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik. Formalin yang dilarutkan dalam PBS atau bisa disebut PBS-Formalin merupakan larutan yang direkomendasikan sebagai pilihan agen fiksatif yang terbaik. 6 Larutan fiksatif saat ini sedang dikembangkan yang sifat racunnya sangat minimal. PBS-Formalin paling sering digunakan sebagai agen fiksatif karena sifatnya sebagai agen yang fleksibel. Selain itu, dengan larutan fiksatif PBS-Formalin ini dapat menjadikan organ yang akan diteliti menjadi lebih lama dapat disimpannya dan proses autolisisnya sangat minimal. 11

2.1.4. Pengolahan Pembuatan Blok

Metode yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode parafin yaitu metode yang paling sering digunakan. Keuntungan menggunakan metode ini yaitu pertama, irisan dapat lebih tipis dibandingkan menggunakan metode lainnya yaitu dapat mencapai ketebalan rata-rata 6 mikrometer. Kedua, irisan yang sifatnya seri dapat dengan mudah dikerjakan. Ketiga, proses pengerjaannya lebih cepat dibandingkan dengan metode seloidin mikrotom beku. Selain keuntungan tentu ada kerugian dari metode ini yaitu jaringannya akan menjadi keras, mengerut dan mudah patah serta untuk jaringan yang besar akan sulit dikerjakan dan enzim-enzim akan larut pada metode ini. 1,2 Proses pengolahan pembuatan blok ini dimulai dari fiksasi, pencucian washing, dehidrasi, perjernihan clearing, infiltrasi parafin, penanaman embedding, penyayatan section, penempelan affiksing, deparafinisasi, pewarnaan staining, penutupan mounting, dan labeling. 1,2

2.1.4.1. Fiksasi

Fiksasi merupakan suatu usaha untuk mempertahankan komponen-komponen sel atau jaringan agar tidak mengalami perubahan dan tidak mudah rusak. Proses 12 fiksasi ini dharapkan setiap molekul pada jaringan yang hidup tetap berada pada tempatnya dan tidak ada molekul baru yang timbul. Pada prosesnya ini tentu tidak akan berjalan dengan sempurna, apabila timbul molekul asing baru pada jaringannya disebut artefak. 1,2

2.1.4.2. Dehidrasi

Dehidrasi merupakan metode yang digunakan untuk mengeluarkan seluruh cairan yang terdapat dalam jaringan setelah dilakukan proses fiksasi sehingga nantinya dapat diisi dengan parafin untuk membuat blok preparat. Proses dehidrasi ini menggunakan alkohol bertingkat. Mulai dari alkohol 30, 50, 70, 80, 95, dan alkohol absolut. Prosesnya, suatu jaringan akan dicelupkan dimasing-masing alkohol dengan kisaran waktu tertentu sampai prosesnya berakhir. 1,2

2.1.4.3. Penjernihan clearing

Penjernihan adalah metode yang digunakan mengeluarkan alkohol dari jaringan dan menggantikannya dengan suatu larutan yang berikatan dengan parafin. Pada proses clearing ini sangat krusial karena apabila di jaringan masih tersisa alkohol walaupun sedikit, parafin tidak akan bisa masuk kedalam jaringan. Sehingga jaringan nantinya tidak akan sempurna dalam pembuatan bloking, pemotongan, dan pewarnaan. Proses clearing ini menggunakan bermacam-macam zat penjernih yaitu xylol atau xylene dan toluol atau toluene yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Xylol atau xylene kelebihannya yaitu prosesnya cepat dan harganya tidak terlalu mahal. Kekurangannya yaitu jaringan yang dapat dipindahkan hanya dari alkohol absolut, dan jaringan yang dijernihkan dengan xylene tidak begitu jelas menjadi transparan, sehingga tidak diketahui proses ini berjalan sempurna atau tidak. 1,2 Toluol atau toluene kelebihannya yaitu sudah banyak dipergunakan oleh kebanyakan laboratorium, harganya murah, mudah didapat, dan jaringan yang penjernihannya sempurna akan terlihat jelas transparan. Tetapi apabila jaringan tidak 13 terlihat transparan berarti proses dehidrasi yang sebelumnya belum sempurna. Kekurangannya yaitu jaringan hanya bisa dipindahkan dari alkohol absolut apabila jaringan terlalu lama di toluol akan menyebabkan kerasnya jaringan sehingga sukar untuk dipotong menggunakan mikrotom. 1,2

2.1.4.4. Penanaman embedding

Penanaman embedding merupakan proses untuk mengeluarkan cairan pembening dari jaringan dan digantikan dengan parafin. Jaringan ini harus terbebas dari cairan pembening karena nantinya akan mengkristal dan sewaktu dipotong jaringan akan mudah robek. Berdasarkan metode prosesnya yaitu jaringan akan di dibenamkan di larutan parafin selama 3x dan dalam jangka waktu tertentu sambil dipanaskan agar parafinnya tidak membeku. Keuntungan menggunakan parafin dengan titik lebur rendah yaitu jaringannya tidak mudah menjadi rapuh. Sedangkan keuntungan memakai paraplast yaitu sifat parafinnya sangat elastis sehingga tidak mudah robek atau rusak ketika dipotong. 1,2

2.1.4.5. Pembuatan blocking

Pembuatan blocking merupakan proses pembuatan preparat agar dapat dipotong menggunakan mikrotom. Proses ini menggunakan parafin sebagai alat menempelkan jaringannya agar mudah dipotong. Prosesnya yaitu dengan menyiapkan tempat blokingnya, dan menuangkan parafin dilanjutkan dengan memasukan organ ke dalam parafin yang sudah disediakan. Selanjutnya setelah blok parafin kering dan sudah beku dapat dikeluarkan dari tempat blocking dan dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya. 1,2 Blok parafin yang sudah beku dan akan dipotong harus diberi label atau disebut affiksing, metode ini bertujuan agar diketahui organ yang akan dipotong nanti. Pengecoran blocking adalah proses pembuatan blok preparat agar dapat dipotong dengan mikrotom. 1,2

2.1.4.6. Pemotongan Organ

14 Pemotongan organ dilakukan menggunakan alat khusus dengan pisau yang sangat tipis dan tajam yang disebut mikrotom. Mikrotom adalah alat yang dapat mengiris potongan blok dengan sangat tipis dan sesuai dengan ukuran ketebalan yang kita inginkan. 12 Terdapat berbagai jenis mikrotom yaitu : 1. Hand Microtome Merupakan jenis mikrotom yang sangat simpel dan biasanya digunakan untuk memotong tumbuhan dan jaringan hewan, tetapi mikrotom jenis ini sangat terbatas kemampuannya untuk memotong jaringan setipis mungkin. 2. Rocking microtome Mikrotom jenis ini merupakan jenis yang hanya bisa memotong jaringan yang lembut dan tingkat kesulitannya rendah. untuk jaringan yang lebih sulit contohnya jaringan yang tingkat kekakuannya tinggi dapat menggunakan jenis rotary microtome atau base sledge microtome dibandingkan dengan rocking microtome. 3. Rotary microtome Mikrotom jenis ini memiliki banyak keuntungan dan jenis yang paling cocok dengan metode blok parafin. Mikrotom ini juga dapat memotong jaringan yang sangat besar dan tingkat kesulitan yang besar. Dengan metode ini, blok dapat dipotong hingga ketebalan 0,5 sampai 2 mikrometer. 4. Freezing microtome Metode ini memiliki banyak keuntungan yaitu diantaranya prosesnya cepat, jaringan yang mengkerut lebih sedikit dibandingkan dengan metode parafin serta hampir semua metode pewarnaan dapat dilakukan menggunakan metode ini. Selain keuntungan ada juga keburukannya yaitu irisan yang tipis dan irisan yang seri sulit untuk diperoleh. 5. Base sledge microtome Mikrotom jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan. Karena mikrotom jenis ini dapat memotong berbagai jenis, ukuran, dan tingkat 15 kekerasan suatu jaringan. Mikrotom jenis ini cara pengoperasiannya secara hidrolik sehingga memudahkan pemotongan dan dapat memotong bahan yang sangat keras sekalipun. 12

2.1.5. Pewarnaan HE

Pewarnaan adalah teknik untuk memberikan warna pada komponen selular dengan tujuan dapat membedakan antar sel tersebut. Warna adalah persepsi dari mata yang dapat dibedakan berdasarkan panjang gelombang. Teknik pewarnaan ini membantu dalam menghasilkan kontras dimana setiap warna memiliki afinitasnya masing-masing. Contohnya pewarnaan sel, yaitu nukleus memiliki afinitas tinggi terhadap pewarnaan hematoksilin. Sedangkan sitoplasma memiliki afinitas tinggi terhadap pewarnaan eosin. 13 Pewarnaan dengan menggunakan hematoksilin dan eosin memang metode yang paling banyak digunakan dalam pembuatan preparat histologis. Pewarnaan ini terdiri dari 2 jenis zat warna, yaitu hematoksilin yang fungsinya untuk mewarnai inti sel menjadi biru. Sedangkan eosin fungsinya untuk mewarnai sitoplasma menjadi merah. 12 Hematoksilin merupakan zat warna alami yang dapat mengikat inti sel dengan ikatan yang lemah. Ikatan yang lemah ini dapat berubah apabila ditambahkan dengan senyawa lain. Selain itu, hematoksilin harus dioksidasi terlebih dahulu menjadi hematein agar dapat dijadikan sebagai pewarna inti sel. Eosin merupakan zat warna yang fungsinya untuk mewarnai sitoplasma. eosin akan memberikan beberapa corakan pada jaringan. Berbagai corakan pada jaringan ini dapat bertambah bila pewarnaan yang digunakan lebih dari satu. 12

2.1.6. Histologi Organ

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Antifertillitas Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley Secara In Vivo

4 11 134

Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821). Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley

0 23 107

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Studi awal: gambaran histopatologik pankreas, hepar, dan ginjal tikus diabetes mellitus yang diinduksi streptozotocin dengan pewarnaan hematoksilin eosin

1 11 60

Studi Awal Histoteknik : Gambaran Histologi Organ Ginjal, Hepar, dan Pankreas Tikus Sprague Dawley Dengan Pewarnaan HE Dengan Fiksasi 3 Minggu

1 25 69

PENGARUH PEMBERIAN CHITOSAN TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN HISTOLOGI PANKREAS TIKUS Sprague dawley YANG DIINDUKSI ALOKSAN

0 4 12

AKTIVITAS PROTEASE DAN GAMBARAN HISTOLOGI GINJAL TIKUS

0 0 7