Hepar HASIL DAN PEMBAHASAN
35
pembuatan blok kemungkinan ada tahapan yang dikerjakan kurang maksimal. Hal tersebut dikarenakan konsistensi organ pankreas lebih lunak dibandingkan organ
hepar dan ginjal sehingga pada tahapan dehidrasi atau clearing organ pankreas menjadi keras dan sulit untuk dipotong dan menghasilkan gambaran preparat yang
bertumpuk-tumpuk.
4,9,19,21
a
b c
Gambar 4.4. Pankreas tikus a. Perfusi PBS-Formalin A perbesaran 20x; b.
Perfusi PBS-Formalin A perbesaran 40x insert: pulau Langerhans; c. Perfusi PBS- Formalin A perbesaran 40x insert: asinus
Pada pankreas yang diperfusi PBS-Formalin Gambar 4.4.b insert sel-sel pada pulau Langerhans terlihat jelas, sitoplasma berwarna merah muda dan
nukleus tampak berwarna ungu dan berbentuk bulat, tetapi hubungan antar sel pada pulau Langerhans terlihat renggang. Pada pankreas perfusi PBS-Formalin
Gambar 4.4.c insert bagian eksokrin tidak terlihat inti sel pada asinus tetapi batas antar asinus tegas sehingga sitoplasma dan nukleus tidak dapat
36
dideskripsikan. Keadaan tersebut dapat diakibatkan oleh faktor teknik perfusi. Pada penelitian ini teknik perfusi dilakukan dengan kecepatan 20 mlmenit dan
dengan tekanan yang tidak dapat diukur. Kemungkinan cairan perfusi dengan kecepatan dan tekanan tinggi merusak tautan antar sel sehingga hasil pada
preparat jaringan tampak renggang.
22
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Fu Tian Du dkk 2012, yaitu gambaran ruang antara lobus
interstisial bagian eksokrin pankreas tampak melebar, terlepas, dan membengkak edema.
4,9,19,21
Pada organ pankreas yang di perfusi dengan PBS-Formalin dilakukan pengulangan pembuatan preparat sebanyak 8x. hal tersebut dikarenakan tidak
didapatkannya gambaran sel yang jelas serta potongan organ yang tidak tersebar dengan baik. Dan hasil yang didapat dari ke-8 pengulangan tersebut menghasilkan
hasil yang sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa organ pankreas telah mengalami perubahan akibat proses perfusi PBS-Formalin yang telah dijelaskan
prosesnya diatas.