Fiksasi Dehidrasi Penjernihan clearing

11 Formalin merupakan larutan fiksatif, dimana larutan ini digunakan pada proses fiksasi jaringan. Tetapi pada proses perfusi juga dapat digunakan larutan formalin yang dikombinasikan dengan PBS, dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik. Formalin yang dilarutkan dalam PBS atau bisa disebut PBS-Formalin merupakan larutan yang direkomendasikan sebagai pilihan agen fiksatif yang terbaik. 6 Larutan fiksatif saat ini sedang dikembangkan yang sifat racunnya sangat minimal. PBS-Formalin paling sering digunakan sebagai agen fiksatif karena sifatnya sebagai agen yang fleksibel. Selain itu, dengan larutan fiksatif PBS-Formalin ini dapat menjadikan organ yang akan diteliti menjadi lebih lama dapat disimpannya dan proses autolisisnya sangat minimal. 11

2.1.4. Pengolahan Pembuatan Blok

Metode yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode parafin yaitu metode yang paling sering digunakan. Keuntungan menggunakan metode ini yaitu pertama, irisan dapat lebih tipis dibandingkan menggunakan metode lainnya yaitu dapat mencapai ketebalan rata-rata 6 mikrometer. Kedua, irisan yang sifatnya seri dapat dengan mudah dikerjakan. Ketiga, proses pengerjaannya lebih cepat dibandingkan dengan metode seloidin mikrotom beku. Selain keuntungan tentu ada kerugian dari metode ini yaitu jaringannya akan menjadi keras, mengerut dan mudah patah serta untuk jaringan yang besar akan sulit dikerjakan dan enzim-enzim akan larut pada metode ini. 1,2 Proses pengolahan pembuatan blok ini dimulai dari fiksasi, pencucian washing, dehidrasi, perjernihan clearing, infiltrasi parafin, penanaman embedding, penyayatan section, penempelan affiksing, deparafinisasi, pewarnaan staining, penutupan mounting, dan labeling. 1,2

2.1.4.1. Fiksasi

Fiksasi merupakan suatu usaha untuk mempertahankan komponen-komponen sel atau jaringan agar tidak mengalami perubahan dan tidak mudah rusak. Proses 12 fiksasi ini dharapkan setiap molekul pada jaringan yang hidup tetap berada pada tempatnya dan tidak ada molekul baru yang timbul. Pada prosesnya ini tentu tidak akan berjalan dengan sempurna, apabila timbul molekul asing baru pada jaringannya disebut artefak. 1,2

2.1.4.2. Dehidrasi

Dehidrasi merupakan metode yang digunakan untuk mengeluarkan seluruh cairan yang terdapat dalam jaringan setelah dilakukan proses fiksasi sehingga nantinya dapat diisi dengan parafin untuk membuat blok preparat. Proses dehidrasi ini menggunakan alkohol bertingkat. Mulai dari alkohol 30, 50, 70, 80, 95, dan alkohol absolut. Prosesnya, suatu jaringan akan dicelupkan dimasing-masing alkohol dengan kisaran waktu tertentu sampai prosesnya berakhir. 1,2

2.1.4.3. Penjernihan clearing

Penjernihan adalah metode yang digunakan mengeluarkan alkohol dari jaringan dan menggantikannya dengan suatu larutan yang berikatan dengan parafin. Pada proses clearing ini sangat krusial karena apabila di jaringan masih tersisa alkohol walaupun sedikit, parafin tidak akan bisa masuk kedalam jaringan. Sehingga jaringan nantinya tidak akan sempurna dalam pembuatan bloking, pemotongan, dan pewarnaan. Proses clearing ini menggunakan bermacam-macam zat penjernih yaitu xylol atau xylene dan toluol atau toluene yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Xylol atau xylene kelebihannya yaitu prosesnya cepat dan harganya tidak terlalu mahal. Kekurangannya yaitu jaringan yang dapat dipindahkan hanya dari alkohol absolut, dan jaringan yang dijernihkan dengan xylene tidak begitu jelas menjadi transparan, sehingga tidak diketahui proses ini berjalan sempurna atau tidak. 1,2 Toluol atau toluene kelebihannya yaitu sudah banyak dipergunakan oleh kebanyakan laboratorium, harganya murah, mudah didapat, dan jaringan yang penjernihannya sempurna akan terlihat jelas transparan. Tetapi apabila jaringan tidak 13 terlihat transparan berarti proses dehidrasi yang sebelumnya belum sempurna. Kekurangannya yaitu jaringan hanya bisa dipindahkan dari alkohol absolut apabila jaringan terlalu lama di toluol akan menyebabkan kerasnya jaringan sehingga sukar untuk dipotong menggunakan mikrotom. 1,2

2.1.4.4. Penanaman embedding

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Antifertillitas Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley Secara In Vivo

4 11 134

Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821). Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley

0 23 107

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Studi awal: gambaran histopatologik pankreas, hepar, dan ginjal tikus diabetes mellitus yang diinduksi streptozotocin dengan pewarnaan hematoksilin eosin

1 11 60

Studi Awal Histoteknik : Gambaran Histologi Organ Ginjal, Hepar, dan Pankreas Tikus Sprague Dawley Dengan Pewarnaan HE Dengan Fiksasi 3 Minggu

1 25 69

PENGARUH PEMBERIAN CHITOSAN TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN HISTOLOGI PANKREAS TIKUS Sprague dawley YANG DIINDUKSI ALOKSAN

0 4 12

AKTIVITAS PROTEASE DAN GAMBARAN HISTOLOGI GINJAL TIKUS

0 0 7