15
kekerasan suatu jaringan. Mikrotom jenis ini cara pengoperasiannya secara hidrolik sehingga memudahkan pemotongan dan dapat memotong bahan yang
sangat keras sekalipun.
12
2.1.5. Pewarnaan HE
Pewarnaan adalah teknik untuk memberikan warna pada komponen selular dengan tujuan dapat membedakan antar sel tersebut. Warna adalah persepsi dari mata
yang dapat dibedakan berdasarkan panjang gelombang. Teknik pewarnaan ini membantu dalam menghasilkan kontras dimana setiap warna memiliki afinitasnya
masing-masing. Contohnya pewarnaan sel, yaitu nukleus memiliki afinitas tinggi terhadap pewarnaan hematoksilin. Sedangkan sitoplasma memiliki afinitas tinggi
terhadap pewarnaan eosin.
13
Pewarnaan dengan menggunakan hematoksilin dan eosin memang metode yang paling banyak digunakan dalam pembuatan preparat histologis. Pewarnaan ini
terdiri dari 2 jenis zat warna, yaitu hematoksilin yang fungsinya untuk mewarnai inti sel menjadi biru. Sedangkan eosin fungsinya untuk mewarnai sitoplasma menjadi
merah.
12
Hematoksilin merupakan zat warna alami yang dapat mengikat inti sel dengan ikatan yang lemah. Ikatan yang lemah ini dapat berubah apabila ditambahkan dengan
senyawa lain. Selain itu, hematoksilin harus dioksidasi terlebih dahulu menjadi hematein agar dapat dijadikan sebagai pewarna inti sel. Eosin merupakan zat warna
yang fungsinya untuk mewarnai sitoplasma. eosin akan memberikan beberapa corakan pada jaringan. Berbagai corakan pada jaringan ini dapat bertambah bila
pewarnaan yang digunakan lebih dari satu.
12
2.1.6. Histologi Organ
2.1.6.1. Nukleus
16
Nukleus atau inti sel adalah bagian terbesar dari sel, bentuknya bisa bulat atau lonjong dan terdiri dari atas 3 komponen yaitu selaput inti, kromatin, dan nukleolus.
Selaput inti merupakan bagian yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari retikulum endoplasma. Kromatin adalah material kromosom yang terdiri atas pilinan
untaian DNA yang terikat protein. Sedangkan nukleolus atau anak inti merupakan struktur yang sangat basofilik yang aktif mengadakan sintesis protein. Komponen
nukleus ini akan terwarnai ungu atau biru tua bila diwarnai menggunakan pewarnaan hematoksilin.
14,15
2.1.6.2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bagian sel yang tersusun atas membran sel yaitu sebagai lapisan terluar, badan inklusi sitoplasma yang umumnya merupakan
timbunan lipid, karbohidrat atau pigmen, dan sitosol yaitu bagian sitoplasma yang didalamnya terdiri atas struktur metabolik aktif contohnya organel. Dan komponen
sitoplasma ini akan terwarnai merah muda bila diwarnai menggunakan pewarnaan eosin.
14,15
2.1.6.3. Hepar
Hepar merupakan organ primer untuk detoksikasi dam pembuangan bahan tak berguna oleh tubuh. Secara histologi, hepar terdiri atas lobus-lobus yang dibatasi oleh
fissura yang dalam dan septa jaringan ikat yang dikenal dengan kapsula Glisson.
16
Setiap lobus terdiri dari lobulus-lobulus yang merupakan dasar unit fungsional hati. Lobulus terdiri atas sel parenkim yang dikenal sebagai hepatosit dan sinusoid-
sinusoid yang merupakan pembuluh yang berjalan radier dari vena porta dan bersatu menjadi vena sentralis pada bagian tengah lobulus. Di daerah antar lobulus-lobulus
dapat ditemukan portal triad yang terdiri dari arteri hepatica, vena porta, dan duktus biliaris.
15
20
2.2. Kerangka Teori
21
2.3. Kerangka Konsep
Keterangan :
= dilakukan penelitian
22
2.4. Definisi Operasional
No. Variabel
Definisi operasional
Alat ukur Cara pengukuran
Skala pengukuran 1.
Preparat hepar a
Gambaran khas organ
b Ukuran sel
c Bentuk sel
d Nukleus
e Sitoplasma
Sajian histologi
berupa organ hepar tikus
yang dipotong
dengan mikrotom
ukuran 6µm Mikroskop
Olympus BX41
Dengan pengaturan skala dan perbesaran
pada mikroskop a
Perbesaran 20x
b Perbesaran
40x c
Perbesaran 40x
d Perbesaran
40x e
Perbesaran 40x
a SS : dapat diidentifikasi
gambaran khas organ
b N : normal dan dapat diidentifikasi
c N : normal dan dapat diidentifikasi
d BU : bulat dan berwarna ungu
e MM : berwarna merah muda
2. Preparat ginjal
a Gambaran
khas organ b
Ukuran sel c
Bentuk sel d
Nukleus e
Sitoplasma Sajian
histologi berupa organ
ginjal tikus yang
dipotong dengan
mikrotom ukuran 6µm
Mikroskop Olympus
BX41 Dengan pengaturan
skala dan perbesaran pada mikroskop
a Perbesaran
20x b
Perbesaran 40x
c Perbesaran
40x d
Perbesaran 40x
e Perbesaran
40x a SS : dapat
diidentifikasi gambaran khas
organ
b N : normal dan dapat diidentifikasi
c N : normal dan dapat diidentifikasi
d BU : bulat dan berwarna ungu
e MM : berwarna merah muda
3. Preparat pankreas
a Gambaran
khas organ b
Ukuran sel c
Bentuk sel d
Nukleus e
Sitoplasma Sajian
histologi berupa organ
pankreas tikus yang
dipotong dengan
mikrotom ukuran 6µm
Mikroskop Olympus
BX41 Dengan pengaturan
skala dan perbesaran pada mikroskop
a Perbesaran
20x b
Perbesaran 40x
c Perbesaran
40x d
Perbesaran 40x
e Perbesaran
40x a SS : dapat
diidentifikasi gambaran khas
organ
b N : normal dan dapat diidentifikasi
c N : normal dan dapat diidentifikasi
d BU : bulat dan berwarna ungu
e MM : berwarna merah muda
23
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2014.
3.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Animal House, Laboratorium Biokimia,
Laboratorium Biologi,
Laboratorium Farmakologi,
dan Laboratorium Histologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jl.
Kertamukti No. 05, Pisangan Ciputat 15419, Tangerang Selatan.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus jantan strain Sprague-dawley umur 80 hari dengan berat badan 200 gram. Hewan
coba tersebut diperoleh dari Departemen Patologi Institut Pertanian Bogor IPB Lampiran 1.
22
Pada penelitian ini menggunakan organ hepar, pankreas, dan ginjal sebagai sampel.
3.4. Cara Kerja Penelitian 3.4.1.
Alat dan Bahan Penelitian a.
Tahap Nekropsi
Kapas, minor set surgeon, Zipline plastic bag, papan potong, dan eter untuk anastesi.