Pelanggaran yang terjadi setelah Pemberlakuan KTR

2. Faktor intra-personal: Faktor yang berasal dari diri personal itu sendiri yang mempengaruhi perilaku merokok bagi dirinya sendiri. 3. Faktor lingkungan: Faktor yang dipengaruhi oleh kondisi sekitar lingkungan kampus termasuk didalamnya adalah staf, pengajar, dll. 4. Reward and punishment: Adanya pemberian hukuman yang jelas dan nyata kepada siapa saja yang melanggar peraturan. Pemahaman terhadap kandungan yang terkandung didalam rokok, media komunikasi yang mengiklankan rokok dan peringatan kesehatannya serta dampak dari merokok bagi kesehatan, pemahaman inilah yang menjadi ukuran pada tingkat pengetahuan tentang dampak merokok. Persepsi peraturan larangan merokok diduga berhubungan dengan implementasi penerapan perilaku merokok, karena munculnya peraturan larangan merokok menimbulkan berbagai macam reaksi yang berbeda pada perokok aktif. Maka diduga perokok aktif yang memiliki persepsi positif terhadap peraturan larangan merokok akan mematuhi peraturan tersebut sesuai dengan tujuannya. Undang-undang yang ada di Indonesia mensyaratkan peringatan kesehatan untuk rokok, tapi tidak pada produk tembakau lainnya. Tidak ada peraturan tentang ukuran minimum tanda peringatan dan hanya satu pesan saja yang digunakan pada kemasan rokok. Masyarakat begitu terbiasa melihat pesan yang sama di semua merek sehingga pesan itu malah menjadi semacam iklan tembakau. Perokok aktif mentaati peraturan larangan merokok jika berada di gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan dikarenakan adanya aparat penegak hukum pengawas dan untuk menghindari dari ancaman pidana serta denda yang dirasakan cukup berat. Peraturan larangan merokok tidak dilaksanakan di lingkungan tempat tinggalnya dikarenakan tidak adanya aparat penegak hukum. Terihat dari pernyataan seluruh informan bahwa banyak yang merokok disembarang tempat disekitaran rumah sakit. Meskipun kebijakannya telah dicoba untuk terapkan masih saja ada yang melanggar. Tidak ada teguran bagi pelanggar, ditambah lagi tidak adanya sanksi yang membuat efek jera. Jadi para perokok masih sering merokok disembarang tempat.

5.12 Sanksi Bagi yang Melanggar Kebijakan KTR.

Didalam Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No.188MENKESPBI2011 Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pedoman Kawasan Tanpa Rokok kurang dijelakan secara jelas mengenai sanksi yang diberikan. Namun dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dijelaskan mengenai ketentuan pidana yang telah disebutkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja melanggar kawasan tanpa rokok sebagaimana yang telah dimaksudkan pada pasal 115, dipidana denda paling banyak Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah. Terlihat dari pernyataan seluruh informan bahwa tidak ada sanki yang berat bagi para pelanggar aturan yang sudah mulai diterapkan di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Meskipun sanksi merupakan pendukung kuat untuk menjalankan peraturan yang ada. Jelas ini adalah salah satu bentuk ketidak- disiplinan kita. Berdasarkan hasil observasi peneliti masih ada orang- orang yang dengan sengaja merokok di area rumah sakit, bahkan terlihat ada puntungan rokok yang bertebar di beberapa lokasi, serta ruangan khusus untuk merokok tidak kedap asap rokok, maksudnya adalah asap rokok bukan keluar melalui ventilasi yang ada namun tetap keluar kedalam rumah sakit melaui pintu ruang merokok yang terbuka dengan lebar. Bau khas dari rokok itu sendiri masih terasa dengan jarak yang cukup jauh. Dengan mengikuti sanksi yang ada, memungkinkan untuk memperkecil kemungkinan setiap orang untuk melanggar aturan yang telah ada.

5.13 Perbaikan Pelaksanaan KTR

Pengaturan pelaksanaan kawasan tanpa rokok oleh pemerintah ini bertujuan untuk:1. Memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan kawasan tanpa roko; 2. Memberikan perlindungan yang efektif dari bahaya asap rokok; 3. Memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat; 4. Melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik secara langsung maupun tidak langsung. Tempat khusus untuk merokok tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain: 1. Merupakan ruang terbuka atau ruang yang berhubungan langsung dengan udara luar sehingga udara dapat bersirkulasi dengan baik; 2. Terpisah dari gedungtempatruang utama dan ruang lain yang digunakan untuk beraktivitas; 3. Jauh dari pintu masuk dan keluar; 4. Jauh dari tempat orang berlalu-lalang.