2. Dapat sebagai masukan dan informasi bagi RSUD Dr. Pirngadi Medan
untuk menanggulangi masalah rokok 3.
Bagi RSUD Dr. Pirngadi Medan dapat sebagai rancangan strategi menciptakan kawasan tanpa rokok di rumah sakit tersebut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rokok
2.1.1 Pengertian Rokok
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulungdibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10
cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang
rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat
menyebabkan kanker. Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi ketagihan dan dependensi ketergantungan bagi orang yang
menghisapnya. Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa
tahun terakhir, bungkusan- bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru- paru atau serangan jantung walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi.
2.1.2 Kandungan Rokok
Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok. 1.
Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks. 2.
Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
3. Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
4. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah
terbakar dan tidak berwarna. 5.
Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif. 6.
Metanol alkohol kayu, alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
7. Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan
hidrokarbon alkuna yang paling sederhana. 8.
Amonia, dapat ditemukan di mana- mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur- unsur tertentu.
9. Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk
mengawetkan mayat. 10.
Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan
pestisida. 11.
Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus. 12.
Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil.
2.1.3 Jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok,
dan penggunaan filter pada rokok. Rokok berdasarkan bahan pembungkus:
1. Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
2. Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
3. Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
4. Cerutu atau lisong: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
tembakau. 5.
Rokok putih: rokok yang isinya hanya daun tembakau,terkadang ada yang diberi aroma tertentu untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu. 6.
Rokok kretek: rokok yang bahan bakunya berupa daun tembakau dan cengkeh.
7. Rokok Klembak: rokok yang bahan bakunya berupa tembakau,
cengkeh dan kemenyan. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi:
1. Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. 2.
Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
3. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya: 1.
Sigaret Kretek Tangan SKT: rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat
bantu sederhana. 2.
Sigaret Kretek Mesin SKM: rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam
mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu
menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan
mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin
pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin
yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok
dan lingkar ujung rokok sama besar. 3.
Rokok Non Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian : 1.
Sigaret Kretek Mesin Full Flavor SKM FF: rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang
Garam International, Djarum Super dan lain-lain. 2.
Sigaret Kretek Mesin Light Mild SKM LM: rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini
jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan lain-lain.
Rokok berdasarkan penggunaan filter: 1.
Rokok Filter RF: rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus. 2.
Rokok Non Filter RNF: rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
Dilihat dari komposisinya : 1.
Bidis: Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan benang. Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi daripada rokok
buatan pabrik. Biasa ditemukan di Asia Tenggara dan India. 2.
Cigar: Dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau. Ada berbagai jenis yang berbeda di tiap negara. Yang terkenal
dari Havana, Kuba. 3.
Kretek: Campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma cengkeh berefek mati rasa dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan
banyak di Indonesia.
4. Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa digunakan
di Asia Tenggara dan India. Bahkan 56 persen perempuan India menggunakan jenis kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan
gusi, dan tembakau kering yang diisap dengan hidung atau mulut. 5.
Shisha atau hubbly bubbly: Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa buah-buahanyang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di
Afrika Utara, TimurTengah, dan beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang menjamur seperti dikafe- kafe.
2.1.4 Bahaya rokok pada tubuh
Berbagai macam anggota tubuh dapat terkena penyakit yang disebabkan oleh merokok. Berikut adalah bagian- bagian tubuh dan penyakit yang
ditimbulkan akibat merokok : 1. Mata
Rokok dapat menyebabkan katarak dan menyebabkan kebutaan. Resiko perokok adalah tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan bukan perokok.
2. Mulut, tenggorokan, pita suara, dan esophagus Rokok dapat menyebabkan kanker pada bagian tubuh mulut, tenggorokan,
pusat suara, dan esophagus dan dapat menyebabkan penyakit gusi, pilek, dan kerongkongan kering. Lebih dari 90 penderita kanker mulut adalah perokok dan
tingkat kematian penderita kanker mulut pada perokok lebih besar 20 sampai dengan 30 kali dibandingkan dengan penderita kanker mulut yang bukan perokok.
3. Gigi Pada perokok, resiko menderita periodontitis gusi terbakar yang
mengarah ke infeksi dan akan merusak jaringan halus dan tulang sebesar 10 kali lebih tinggi.
4. Paru- paru Penyakit yang mungkin diderita oleh perokok pada fungsi tubuh paru-paru
adalah kanker paru- paru, pneumonia, bronkhitis, asma, dan batuk kronis. Kematian akibat kanker paru- paru yang disebabkan oleh rokok diperkirakan
berkisar lebih dari 80. Selain itu, studi di Finlandia, menunjukkan bahwa merokok pasif menyumbang timbulnya penyakit asma pada orang dewasa. Dan di
Inggris, studi yang dilakukan oleh National Asma Campaign menunjukkan bahwa rokok memicu serangan asma pada 80 penderita.
5. Perut Penyakit akibat merokok yang menyerang perut adalah kanker perut dan
lambung. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat resiko kanker perut berbanding lurus dengan jumlah dan lama merokok.
6. Ginjal Kanker ginjal dapat juga menyerang perokok dan kanker ini lebih sering
ditemukan di antara perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. 7. Pankreas
Tingkat kesembuhan kanker pankreas tidak lebih dari 4 pada penderita yang lebih dari lima tahun menderita kanker ini.
8. Kantung Kemih Kanker kandung kemih merupakan salah satu resiko yang dapat diderita
oleh perokok. 9. Leher Rahim
Kanker juga dapat menyerang di bagian leher rahim pada penderita perokok.
10. Kehamilan Pada ibu hamil, merokok dapat menyebabkan bayi lahir prematur, berat
badan lahir rendah dan keguguran. Menurut WHO, wanita merokok pada negara maju adalah 15, pada negara berkembang adalah 8. Sedangkan di Amerika
Serikat, wanita perokok mencapai 15-30 dan sebagian dari mereka adalah wanita hamil.
11. Tulang Merokok dapat menyebabkan tulang rapuh.
12. Darah Resiko terkena kanker darah leukemia pada perokok adalah 1,53
sedangkan pada mantan perokok adalah 1,39. Setelah diketahui mengenai bahaya rokok terhadap tubuh, maka pemerintah mengatur kebijakan mengenai
penyelenggaraan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2003 pada bab 2 yang membahas penyelenggaran pengamanan rokok yang berisi bahwa setiap orang
yang memproduksi rokok wajib memberikan informasi kandungan kadar nikotin dan tar setiap batang yang di produksinya.
2.2 Perilaku Merokok
2.2.1 Definisi
Merokok merupakan overt behavior dimana perokok menghisap gulungan tembakau. Hal ini seperti dituliskan dalam kertas Kamus Besar Bahasa Indonesia
bahwa merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas KBBI, 1990. Lebih jauh lagi Poerwadarminta 2007, mendefinisikan
merokok sebagai menghisap rokok. Fakhrurrozi mengidentifikasi merokok sebagai overt behavior karena merokok merupakan perilaku yang nampak.
Sebagai overt behavior merokok merupakan perilaku yang dapat terlihat karena ketika merokok individu melakukan suatu kegiatan yang nampak yaitu menghisap
asap rokok yang dibakar ke dalam tubuh. Hal ini senada dengan pendapat Armstrong 2007, merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke
dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar. Definisi perokok menurut WHO untuk sekarang adalah mereka yang merokok setiap hari untuk jangka
waktu minimal 6 bulan selama hidupnya. Merokok merupakan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan
serius hingga membawa kematian. Merokok dapat merusak paru- paru, bronkhi, otak, pembuluh darah jantung, dan organ- organ lain. Kebiasaan merokok
berhubungan dengan penyakit- penyakit yang berisiko tinggi seperti bronkhitis kronis atau radang saluran pernafasan, asma, radang paru-paru pneumonia,
penyakit paru obstruktif kronis PPOK, emfisema, pengerasan arteri arteriosklerosis, stroke, jantung koroner, tukak lambung, kanker paru- paru,
mulut, tenggorokan, dan nasofaring.
Selain itu, juga dapat merusak sperma dan menyebabkan impotensi, memicu penggumpalan darah sehingga sirkulasi darah tidak lancar. Pada wanita
hamil dapat memperbesar risiko keguguran, kematian pada janin atau menimbulkan kecacatan pada bayi. Merokok juga dapat meningkatkan sekresi
lendir di seluruh saluran pernafasan meningkat, memperlambat gerakan bulu- bulu getar cilia pada dinding saluran nafas bahkan silia dapat terbakar karena efek
panas dari asap rokok. Hal tersebut mengurangi kemampuan silia dan lendir untuk mengeluarkan kontaminan benda asing menjadi berkurang, dinding saluran
nafas meradang yang akhirnya dapat berkembang menjadi kanker. Rokok membuat banyak orang yang menghisapnya ketagihan dan susah
untuk berhenti. Bahkan akibat ketagihan tersebut jumlah rokok yang dihisap cenderung bertambah. Hal tersebut dapat terjadi karena rasa nikmat yang
dipengaruhi oleh zat nikotin yang bersifat adiktif membuat orang kecanduan sehingga membuat ketergantungan merokok. Padahal dibalik rasa nikmat tersebut
nikotin merupakan zat racun yang menyebabkan berbagai penyakit. Di antara efek negatif nikotin adalah menyebabkan peningkatan tekanan darah, kecepatan denyut
jantung dan penyempitan pembuluh darah vasokonstriksi termasuk pembuluh darah koroner. Tekanan darah yang tinggi dapat mempercepat terjadinya
kerusakan otak, pembuluh darah, mata, dan ginjal. Gangguan pada pembuluh darah koroner memicu penyakit jantung koroner dan akhirnya terjadi serangan
jantung.
Gejala- gejala kecanduan yang terjadi jika individu berhenti merokok meliputi: Mudah tersinggung, gelisah, mudah cemas, gugup, kesadaran dan
perhatian menurun, gangguan tidur, dan cepat lapar. Gejala- gejala ini bisa terjadi setelah beberapa jam seseorang berhenti merokok, sehingga inilah yang
menyebabkan seseorang kembali merokok dalam waktu singkat. Gejala- gejala ini mencapai puncaknya pada hari- hari awal ketika berhenti merokok, dan mungkin
mereda dalam beberapa minggu. Namun bagi sebagian orang, gejala ini akan tetap bertahan selama berbulan bulan.
2.2.2 Jenis Perokok
Perokok dibagi menjadi 2, yaitu: 1
Perokok Aktif Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap lintingan
atau gulungan tembakau yang dibungkus biasanya dengan kertas, daun, dan kulit jagung. Secara langsung mereka juga menghirup asap rokok yang mereka
hembuskan dari mulut mereka. Tujuan mereka merokok pada umumnya adalah untuk menghangatkan badan mereka dari suhu yang dingin. Tapi seiring
perjalanan waktu pemanfaatan rokok disalah artikan, sekarang rokok dianggap sebagai suatu sarana untuk pembuktian jati diri bahwa mereka yang merokok
adalah keren. 2
Perokok Pasif Perokok Pasif adalah seseorang atau sekelompok orang yang menghirup
asap rokok orang lain. Telah terbukti bahwa perokok pasif mengalami risiko gangguan kesehatan yang sama seperti perokok aktif, yaitu orang yang menghirup
asap rokoknya sendiri.
2.2.3 Tahapan dalam Perilaku Merokok
Sebelum menjadi perokok, seseorang melalui beberapa tahapan yang dilaluinya terlebih dahulu. Levental dan Clearly mengungkapkan terdapat empat
tahap dalam perilaku merokok sehingga seseorang menjadi perokok, yaitu: a. Tahap Perpatory, seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan
mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal- hal ini menimbulkan minat untuk merokok.
b. Tahap Initiation, tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.
c. Tahap Becoming a Smoker, apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka ia mempunyai kecenderungan menjadi
perokok. d. Tahap Maintenance of Smoking, tahap ini merokok sudah menjadi salah satu
bagian dari cara pengaturan diri self regulating. Merokok dilakukan untuk memperoleh efek psikologis yang menyenangkan.
2.2.4 Tipe-tipe Perilaku Merokok
Terdapat berbagai pembagian tipe perilaku merokok yang dibedakan berdasarkan berbagai aspek, diantaranya sebagai berikut.
A. Berdasarkan tempat aktivitas merokok dilakukan, berdasarkan tempat di
mana seseorang menghisap rokok. Mu’tadin 2002, menggolongkan tipe perilaku merokok menjadi:
1. Merokok di tempat umumruang publik:
a. Kelompok homogen sama- sama perokok, secara berkelompok mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain,
karena itu mereka menempatkan diri di area merokok. b. Kelompok heterogen merokok di tengah orang- orang lain yang tidak
merokok, anak kecil, orang jompok, orang sakit, dll. 2. Merokok di tempat- tempat yang bersifat pribadi
a. Kantor atau kamar tidur pribadi. Perokok memilih tempat tempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang
menjaga kebersihan diri, penuh rasa gelisah yang mencekam. b. Toilet, perokok jenis ini dapat digolongkam sebagai orang yang suka
berfantasi. B.
Berdasarkan manajemen terhadap afeksi yang ditimbulkan rokok Menurut Silvan dan Tomkins 2002, ada empat tipe perilaku merokok
berdasarkan management theory of affect, keempat tipe tersebut adalah: 1
Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif a
Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah
minum kopi atau makan. b
Stimulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan sekedar menyenangkan perasaan.
c Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh dari
memegang rokok
2 Tipe perokok yang dipengaruhi perasaan negatif, banyak orang yang merokok
untuk mengurangi perasaan negatif yang dirasakannya. Misalnya, merokok bila marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelemat. Mereka
menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi dengan tujuan menghindari perasan yang tidak enak.
3 Tipe perokok yang adiktif, perokok yang sudah adiksi akan menambah dosis
rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang
4 Tipe perokok yang sudah menjadi kebiasaan, mereka menggunakan rokok
sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan.
C. Berdasarkan jumlah rokok yang dihisap dalam sehari
Menurut Smet 1994, tipe perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyak rokok yang dihisap menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang dalam sehari 2. Perokok sedang yang menghisap 5 - 14 batang rokok dalam sehari
3. Perokok ringan yang menghisap 1 - 4 batang rokok dalam sehari.
2.3 Sejarah munculnya Rokok
Rokok bukan sesuatu yang baru di dunia ini, melainkan sesuatu yang memang telah ada sejak lama, berarti dapat dipastikan sejarah awal munculnya
rokok memang telah lama ada. Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti
memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap
rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan
bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata.
Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam. Telah banyak riset yang
membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan, di samping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan,
penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema. Ada pun sejarah yang menjelaskan bahwa sejarah rokok dimulai dari
mengunyah tembakau dan mengisap tembakau melalui sebuah pipa yang dilakukan warga asli benua Amerika Maya, dkk sejak 1.000 tahun sebelum
masehi. Mereka melaksanakan tradisi membakar tembakau yang bertujuan untuk menunjukkan persahabatan dan persaudaraan saat beberapa suku yang berbeda
berkumpul, serta sebagai ritual pengobatan. Tidak lama satelah itu kru Columbus membawa tembakau beserta tradisi
mengunyah dan membakar lewat pipa ini ke peradaban di Inggris. Namun yang lebih berperan adalah seorang diplomat dan petualang Perancis yang menyebarkan
popularitas rokok di seantero Eropa, orang ini adalah Jean Nicot, istilah nikotin yg kita ketahui selama ini berasal dari kata Nicot. Tetapi ada catatan sejarah rokok
yang lain bahwa tradisi rokok dan merokok yang lebih tua berasal dari Turki
semenjak periode dinasti Ottoman. Setelah permintaan tembakau mengalamai kenaikan dan lonjakan di Eropa, budidaya tembakau mulai dipelajari dengan
serius terutama tembakau Virginia yang ditanam di Amerika. Rolfe adalah orang pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala
besar, yang kemudian diikuti oleh perdagangan dan pengiriman tembakau dari AS ke Eropa. Sejarah rokok di Indonesia muncul pada tahun 1880, Haji Jamahri dari
Kudus adalah orang yang pertama kali meramu tembakau dengan cengkeh. Tujuan awalnya adalah mencari obat penyakit asma yang dideritanya, namun pada
akhirnya rokok racikan Jamahri menjadi terkenal. Istilah Kretek adalah sebutan khas untuk menamai rokok asal Indonesia, istilah ini berasal dari bunyi rokok saat
disedot yang diakibatkan oleh letupan cengkeh yang berbunyi kretek. Sejarah lainnya menyebutkan bahwa rokok pertama kali muncul dengan
bentuk yang kita lihat sekarang ini kurang lebih muncul pada tahun 1492 M ketika pelaut Spanyol melihat pohon tembakau ketika para pelaut menemukan benua
Amerika. Sejak itu rokok mulai menyebar begitu cepat di Eropa tepatnya di akhir abad ke-16 dan terus mendunia sampai Raja Inggris James I mulai melarang keras
peredaran rokok, dia mengeluarkan pengumuman pada tahun 1604 M tentang pelarangan rokok, di Rusia pada tahun 1634 dikeluarkan peraturan yang sangat
keras terhadap para perokok, penjual serta pembeli yang tertangkap diberi hukuman berupa dipotong hidungnya serta dicambuk badannya, apabila merokok
lagi maka akan diasingkan ke Siberia atau dihukum mati. Pada awal abad ke-17 negara-negara seperti: Denmark, Swedia, Austria
serta Nigeria mengeluarkan peraturan tentang larangan rokok, adapun kemunculan
rokok pertama kali di negara-negara Islam di akhir tahun ke-110 H, dibawa pertama kali oleh kaum Nashara al-Asyribah wa Ahkamuha karya DR.Majid Abu
Rikhiyyah, juga al-Mausuah al-Muyassarah I489 oleh Muhammad Syafiq Girbal.
Dari anggapan sebagai obat penyembuh, lambang persahabatan dan persaudaraan, rokok kemudian berkembang menjadi simbol kejantanan pria. Hal
ini ditandai sejak dijadikannya rokok sebagai ransum wajib setiap prajurit saat Perang Dunia Pertama. Karena fakta rokok berbahaya bagi kesehatan belum
terbukti, rokok pada jamannya pernah diiklankan dengan menggunakan beragam model, dari bayi hingga dokter, tetapi sekarang ini fakta rokok yang berbahaya
terhadap kesehatan telah dibenarkan oleh medis, misalnya menimbulkan kanker, sehingga dampaknya memang sekarang hampir tidak ada iklan yg muncul tentang
rokok. Begitu banyak harta dan uang yang telah habis tanpa bekas yang telah
dihabiskan manusia untuk menghisap rokok, tidak heran apabila begitu banyak negara yang pendapatan utamanya dari cukai rokok. Banyak orang yang tahu akan
kandungan kimia berbahaya dan beracun dari rokok, namun kandungan yang paling akrab ditelinga kita dari batang rokok ini adalah Nikotin yang dikatakan
oleh para ilmuan sangat berbahaya bahkan 50 mg dari Nikotin ini apabila masuk kedalam aliran darah akan dapat mengancam nyawa seseorang.
2.4 Rumah Sakit
2.4.1 Definisi
Undang-undang Republik Indonesia tentang Rumah Sakit no. 44 tahun 2009 BAB I pasal 1 menyebutkan bahwa Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Menurut buku pedoman penyelenggaraan pelayanan rumah sakit, Rumah sakit adalah semua sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, gawat darurat, tindakan medik, yang dilaksanakan selama 24 jam melalui upaya kesehatan perorangan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Rumah sakit adalah gedung tempat merawat orang sakit, gedung tempat menyediakan dan memberikan
pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan
penyakit kuratif, dan pemulihan kesehatan rehabilitatif, yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan Siregar, 2004
2.5 Kebijakan
2.5.1 Definisi
Istilah kebijakan publik adalah terjemahan istilah bahasa Inggris yaitu Public Policy, kata policy ada yang menerjemahkan menjadi kebijakan Wibawa,
1994 dan ada juga yang menerjemahkan menjadi kebijaksanaan Islamy, 2001. Meskipun belum ada kesepakatan apakah policy diterjemahkan menjadi
Kebijakan ataukah kebijaksanaan akan tetapi tampaknya kecenderungan yang akan datang untuk policy digunakan istilah kebijakan maka dalam modul ini,
untuk public policy diterjemahkan menjadi kebijakan publik. a. Thomas R. Dye
Thomas R. Dye mendefinisikan kebijakan publik sebagai berikut: Public Policy is whatever the government choose to do or not to do Kebijakan
publik adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Menurut Dye, apabila pemerintah memilih untuk melakukan
sesuatu, maka tentunya ada tujuannya, karena kebijakan publik merupakan tindakan pemerintah. Apabila pemerintah memilih untuk tidak melakukan sesuatu,
inipun merupakan kebijakan publik, yang tentunya ada tujuannya. Sebagai contoh: becak dilarang beroperasi di wilayah DKI Jakarta, bertujuan untuk kelancaran
lalu-lintas, karena becak dianggap mengganggu kelancaran lalu-lintas, di samping dianggap kurang manusiawi. Akan tetapi, dengan dihapuskannya becak, kemudian
muncul ojek sepeda motor. Meskipun ojek sepeda motor ini bukan termasuk kendaraan angkutan umum, tetapi Pemerintah DKI Jakarta tidak melakukan
tindakan untuk melarangnya. Tidak adanya tindakan untuk melarang ojek ini