Instrumen Penelitian Metode Analisis data Pengetahuan Informan akan KTR

1. Triangulasi metode dilakukan dengan membandingkan informasi hasil wawancara mendalam yang di rekam dengan hasil pengamatan melalui foto dokumentasi di lokasi penelitian dan teori yang ada. 2. Triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan kebenaran informasi informan petugas rumah sakitpetugas yang berwenang dengan pasien atau keluarga pasien.

BAB V PEMBAHASAN

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat danatau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang diiakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah danatau masyarakat. Salah satu cara untuk pengendalian tembakau adalah dengan menerapkan kawasan tanpa rokok. Ini dianjurkan agar dapat menjaga para perokok aktif maupun pasif, sehingga para perokok pasif merasa nyaman dengan lingkungan yang segar bebas dari asap rokok.

5.1 Pengetahuan Informan akan KTR

Kawasan tanpa rokok merupakan kegiatan dalam hal produksi, penjualan, iklan promosi danatau pengguna rokok yang dinyatakan dilarang untuk dilakukan dalam area atau ruangan. Tujuan dari kawasan tanpa rokok adalah untuk melindungi masyarakat dari paparan asap rokok dengan memastikan bahwa tempat- tempat umum bebas asap rokok. Kawasan tanpa rokok dilaksanakan ditempat- tempat umum. Menurut UU No. 36 Tahun 2009, tempat- tempat umum yang menjadi kawasan tanpa rokok salah satunya adalah fasilitas pelayanan kesehatan. Dapat terlihat dari pernyataan informan bahwa kawasan tanpa rokok dilaksanakan di tempat- tempat umum yang menjadi ketetapan dalam undang- undang. Jelas terlihat bahwa pengetahuan pegawai akan ada atau tidaknya pelaksanaan KTR di rumah sakit. Mereka menyatakan telah mengetahui tentang adanya KTR di rumah sakit ini, serta sudah seharusnya setiap masyarakat wajib untuk mengetahui area apa saja yang menjadi kawasan dilarang merokok. Seperti halnya semua informan tersebut, telah mengetahui adanya KTR di rumah sakit, bahkan ada yang menyatakan telah mengetahui ada beberapa UU yang mengatur kawasan rokok.

5.2 Pemberian Informasi dari Pihak RS kepada setiap Pegawai Rumah

Sakit tentang Peraturan KTR Seperti yang tertera didalam UU No. 36 tahun 2009 ayat 1 dan 2 yang mengamanatkan kepada Pemerintah Daerah untuk menetapkan dan menerapkan dan menerapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya. Dalam upaya mewujudkan Indonesia Sehat, pemerintah mengeluarkan Peraturan Bersama Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 188MenkesPB2011 No. 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Kawasan Tanpa Rokok. Begitu tingginya antusias dari pemerintah terkait KTR, mendorong pemerintah daerah khususnya Pemda Kota Medan untuk mengeluarkan suatu peraturan yang dapat melindungi kesehatan masyarakat dari asap rokok orang lain. Oleh karena itu, maka dikeluarkanlah Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Pelaksanaan harus dilaksanakan baik dalam bentuk sosialisasi, surat edaran, dan bahkan harusnya menjadi bagian dari rencana kerja disetiap rumah sakit. Informasi adalah data yang diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa bentuk fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi, ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi jogiyanto, 2005. Berdasarkan jawaban dari seluruh informan, maka dapat dilihat dari pernyataan informan bahwa untuk kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh rumah sakit belum ada kegiatan sosialisasi secara formal, dapat dikatakan bahwa tidak ada pertemuan khusus bagi seluruh pegawai rumah sakit agar dapat mengetahui tentang beberapa peraturan yang ada, khususnya tentang pelaksanaan KTR di RS ini, termasuk untuk memberitahukan tentang surat edaran yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit. Mereka mengetahui tentang adanya KTR melalui operator, spanduk, stiker. Sedangkan surat edaran, mereka menyatakan tidak mengetahui tentang ada atau tidaknya dikeluarkan surat edaran KTR di rumah sakit ini. Namun atas pengakuan dari pegawai yang tidak menjadi responden bahwa surat edaran tentang kawasan tanpa rokok telah ada di rumah sakit ini. Hiptotesanya adalah surat edaran tidak terlalu terpublikasi oleh seluruh pegawai, terlihat bahwa tidak ada informan yang mengetahui dengan jelas tentang surat edaran itu sendiri. Informasi yang tidak terpublikasikan akan dapat menjadi salah satu penghambat terlaksananya KTR di rumah sakit ini.

5.3 Pelaksanaan KTR di RS

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran peran serta petugas terhadap penerapan KTR di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Seluruh informan menyatakan akan menegur semua orang yang merokok di ruangan rumah sakit baik itu pengunjung, petugas medis dan non medis. Peran serta informan ini disebabkan oleh pengetahuan mengenai kawasan tanpa rokok. Sehingga sudah