t, ayat 2, dan 3 yang memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok. 2 Pelanggaran atas kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dikenakan sanksi admisnistratif berupa: a. teguran; b. teguran tertulis; atau c. denda dan pencabutan izin Rumah Sakit. 3 Ketentuan lebih lanjut
mengenai kewajiban Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Menteri.
Didukung oleh pernyataan informan yang menyatakan bahwa alasan mengapa rumah sakit harus dijadikan kawasan tanpa rokok karena rumah sakit
sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat wajib menjadikan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok agar berdampak positif terhadap lingkungan sekitar.
Selain menunjukkan rasa keperdulian kita terhadap lingkungan baik terhadap kualitas udara maupun untuk kesehatan banyak orang.
5.5 Kawasan Tanpa Rokok telah menjadi Ketetapan di RS
Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok diwilayahnya masing- masing, ini jelas tertera dalam UU No. 36 Tahun pasal 115 ayat 2. Dalam
sebuah Policy Paper, mengatakan saat ini kebijakan larangan merokok di tempat umum di Indonesia menjadi kebijakan daerah, meskipun belum semua daerah
membuat kebijakan ini. Menjadikan RS menjadi kawasan tanpa rokok juga membutuhkan
komitmen dari pemimpin internal. Komitmen merupakan sesuatu yang telah ditetapkan setelah seseorang memberikan persepsinya. Tidak bisa
mengesampingkan kebijakan- kebijakan pemangku kepentingan internal, karena hal ini jelas- jelas akan sangat mendukung penyelenggaraan KTR. Pegawai masih
tidak segan maupun sungkan untuk merokok didalam ruangan kerja yang sebenarnya masih termasuk didalam area rumah sakit.
Didukung dari pernyataan seluruh informan bahwa yang terpenting adalah memperkuat komitmen dalam pengimplementasian kebijakan kawasan tanpa
rokok itu sendiri meskipun belum seluruh area ruangan didalam rumah sakit ini
menjadi kawasan tanpa rokok melasanakan kebijakan. Oleh karena itu, harus ada
komitmen yang kuat dari dewan pimpinan untuk menjalankan pengimplentasian kawasan tanpa rokok ini dengan sungguh- sungguh. Kenyataanya keseriusan
pemangku kebijakan masih dirasa kurang untuk menegakkan peraturan yang ada, peraturan- peraturan yang ada terkesan sangat tidak mengikat, dan terlihat juga
sebagian pegawai tidak begitu memahami kebijakan yang ada di rumah sakit ini. 5.6
Hambatan serta Solusi RS dalam Pengimplementasian Kawasan Tanpa Rokok
Pada dasarnya kebijakan itu tidak hanya dirumuskan lalu dibuat dalam suatu bentuk positif seperti undang- undang dan kemudian didiamkan dan tidak
dilaksanakan atau diimplmentasikan, tetapi sebuah kebijakan harus dilaksanakan atau diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan.
Implementasi kebijakan merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu dengan sarana- sarana tertentu dan dalam urutan waktu tertentu
Sunggono, 1994. Proses implementasi kebijakan publik baru dapat dimulai apabila tujuan- tujuan kebijakan publik telah ditetapkan, program- program telah
dibuat, dan dana telah dialokasikan untuk pencapaian tujuan kebijakan tersebut.