bagi penerima dan dapat berupa bentuk fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi,
ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi jogiyanto, 2005.
Berdasarkan jawaban dari seluruh informan, maka dapat dilihat dari pernyataan informan bahwa untuk kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh rumah
sakit belum ada kegiatan sosialisasi secara formal, dapat dikatakan bahwa tidak ada pertemuan khusus bagi seluruh pegawai rumah sakit agar dapat mengetahui
tentang beberapa peraturan yang ada, khususnya tentang pelaksanaan KTR di RS ini, termasuk untuk memberitahukan tentang surat edaran yang dikeluarkan oleh
pihak rumah sakit. Mereka mengetahui tentang adanya KTR melalui operator, spanduk, stiker. Sedangkan surat edaran, mereka menyatakan tidak mengetahui
tentang ada atau tidaknya dikeluarkan surat edaran KTR di rumah sakit ini. Namun atas pengakuan dari pegawai yang tidak menjadi responden bahwa
surat edaran tentang kawasan tanpa rokok telah ada di rumah sakit ini. Hiptotesanya adalah surat edaran tidak terlalu terpublikasi oleh seluruh pegawai,
terlihat bahwa tidak ada informan yang mengetahui dengan jelas tentang surat edaran itu sendiri. Informasi yang tidak terpublikasikan akan dapat menjadi salah
satu penghambat terlaksananya KTR di rumah sakit ini.
5.3 Pelaksanaan KTR di RS
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran peran serta petugas terhadap penerapan KTR di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Seluruh informan
menyatakan akan menegur semua orang yang merokok di ruangan rumah sakit baik itu pengunjung, petugas medis dan non medis. Peran serta informan ini
disebabkan oleh pengetahuan mengenai kawasan tanpa rokok. Sehingga sudah
seharusnya memengaruhi wawasan dan pola pikir mereka dalam memberikan tindakan.
Berdasarkan dari jawaban seluruh pegawai rumah sakit yang telah menjadi informan, maka dapat dilihat bahwa informan mengetahui adanya KTR, memiliki
kewajiban untuk melakukan tindakan melarang orang- orang yang merokok di kawasan rumah sakit demi terlaksananya KTR. Peran serta yang aktif dapat
menimbulkan kepatuhan bagi setiap pengunjung serta petugas yang ada di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Meskipun seluruh informan harus menegur orang- orang yang merokok namun beberapa informan yang merokok mengaku kesulitan dalam menegur
orang lain untuk tidak merokok. Semua itu dikarenakan mereka juga masih saja merokok di rumah sakit meskipun mereka merokok di dalam ruangan masing-
masing. Mereka mengaku ingin mendukung pelaksaan KTR di rumah sakit ini, namun masih terkendala oleh kebiasaan akibat kecanduan dari rokok itu sendiri.
Namun pada kenyataannya adalah pegawai yang masih merokok tidak akan berani menegur siapapun yang merokok di kawasan RS meskipun pada
dasarnya mereka ingin mendukung terealisasinya KTR di RS ini, hal ini karena mereka masih merokok di lokasi tersebut. Terihat juga dari hasil observasi masih
ada yang merokok di halaman rumah sakit, bahkan seorang satpam yang harusnya menjadi salah seorang yang akan ikut membantu pelaksanaan KTR malah ikut
serta merokok. Maka dari itu sebuah tindakan yang tegas dari para petugas rumah sakit
perlu diadakan agar setiap orang- orang yang ingin melanggar peraturan kawasan