pengenalan diri seperti ini sangat berakar dimasyarakat, tanpa dukungan yang memadai dan rasa takut menjadi tercela, banyak gay yang menutup diri mereka dan
kemudian muncul kembali pada suatu saat yang lebih aman biasanya ketika mereka kuliah Gruskin, 1994.
2.8 Jenis Homoseksual Gay
Menurut Coleman, dkk 1980 dalam Supraptiknya 1990 menggolongkan homoseksualitas ke dalam beberapa jenis yakni :
a. Homoseksual tulen yaitu gambaran streotiptik popular tentang laki-laki yang keperempuan-perempuanan atau sebaliknya perempuan yang kelelaki-lakian.
b. Homoseksual malu-malu yaitu kaum lelaki yang suka mendatangi kamar mandi yang tidak mampu dan tidak berani menjalin hubungan antarpersonal.
c. Homoseksual tersembunyi yaitu kelompok ini biasanya berasal dari kelas menengah dan memiliki status sosial yang mereka rasa perlu dengan
menyembunyikan homoseksualitas mereka. d. Homoseksual situasional yaitu kelompok yang dapat mendorong orang
mempraktikkan homoseksualitasnya tanpa disertai komitmen yang mendalam. e. Biseksual yaitu orang yang mempraktikkan baik homoseksualitas maupun
heteroseksualitas sekaligus. f. Homoseksual mapan yaitu kaum homoseksual yang menerima homoseksualitas
mereka, memenuhi aneka peran kemasyarakatan secara bertanggung jawab dan mengikatkan diri dengan komunitas homoseksual setempat.
2.9 Perilaku Seksual
Perilaku seksual merupakan perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai
perilaku. Wahyudi, 2000. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis.
Bentuk-bentuk perilaku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Perilaku seksual yang dilakukan
sebelum waktunya dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti perasaan bersalah, depresi, marah dan lain sebagainya.
Perilaku seksual terdiri atas dua yakni hubungan seksual intercourse dan selain hubungan seksual non intercourse. Perilaku seksual selain hubungan seksual
non intercourse diantaranya seperti berpegangan tangan, berpelukan, berciuman dan masturbasi. Sedangkan yang termasuk hubungan seksual intercourse yakni :
1. Orogenital Merupakan hubungan seksual dengan melakukan rangsangan melalui mulut pada
organ seks pasangannya. Orogenital disebut juga oral seks yang berarti hubungan seksual secara oral mulut dengan alat kelamin. Jika yang melakukan oral seks
adalah laki-laki, sebutannya cunnilingus. Sedangkan jika yang melakukan oral seks adalah perempuan maka sebutannya fellatio.
2. Anogenital Merupakan hubungan seksual yang dilakukan dengan memasukkan penis ke dalam
anus atau anal, sehingga anogenital disebut juga dengan anal seks. Aktivitas
seksual seperti ini sangat berbahaya karena anus mengandung banyak bakteri sumber penyakit.
3. Genitogenital Merupakan hubungan seksual yang dilakukan antara kelamin dengan kelamin
yaitu hubungan seksual yang memasukkan penis ke dalam vagina atau hubungan seksual secara vaginal. Hubungan seksual ini tidak akan menimbulkan rasa
ketakutan terhadap penyakit menular seksual, resiko hamil diluar nikah, ataupun berdosa bila dilakukan dengan benar menurut etika, moral dan agama yaitu jika
dilakukan melalui sebuah ikatan pernikahan antara seorang laki-laki dan perempuan yang dilandasi dengan rasa cinta.
2.10 Perilaku Seksual Beresiko