Gambaran Gaya Hidup (Life Style) di Kalangan Kaum Homoseksual (Gay) Tahun 2015

(1)

I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan : 4. Agama : 5. Pertanyaan :

II. Daftar Pertanyaan

1. Apakah anda mengetahui atau menyadari anda adalah seorang homoseksual (gay) ?

2. Menurut anda, apakah hubungan sesama jenis (gay) sama dengan gaya hidup (life style)

3. Menurut anda, apakah ada perbedaan gaya hidup gay dengan gaya hidup waria ?

4. Menurut anda, apakah hubungan sesama jenis (gay) memiliki resiko terhadap kesehatan ?

5. Apakah anda pernah melakukan hubungan sesama jenis dengan pasangan sesama jenis (gay) anda ?

6. Bagaimana tanggapan anda dengan pernyataann kaum sesama jenis itu dihindari oleh masyarakat ?

7. Menurut anda apakah hubungan sesama jenis (gay) itu hubungan yang normal ?

8. Apakah anda pernah merasa bersalah dengan keadaan penyuka sesama jenis anda sekarang ?


(2)

seorang homoseksual (gay)? Responden ID : 1

Response: Dari kecil aku sudah terlihat gemulai kak,lebih sering main sama perempuan. Walaupun kadang main sama teman laki-laki waktu aku di dalam kandungan mamak kak mamak aku dapat telfon dari kantor bapak aku kak bahwa orang kantor minta izin untuk di dandani bapak aku seperti wanita. Karna ada pertandingan bola kaki di kantornya jadi semua para suami harus di dandani seperti wanita. Merepet la mamak aku kak. Datanglah mamak aku di hari itu juga, di maki nya bapak aku kak. Pulang kau sekarang!! Kau gak tau ya kalau aku lagi hamil tua. Kata org tua dulu kalau istri lagi mengandung, suami jangan buat yang aneh-aneh. Nanti anak kau jadi kek gitu mau kau. Gitulah kak kalau kata mama aku. Pertama kali Waktu SMP aku di perpustakaan sekolah. Temanku narik-narik aku kak. Di gempet-gempetnya aku kak. Terus kubilang janganlah. Dia tetap aja gak mau berhenti kak. Dan pulang sekolah dia ngajak aku ke rumah nya. Kami main PS selesai main PS katanya dia ngantuk. Tidurlah kami di kamarnya kak. Kebetulan rumahnya gak ada orang kak. Berapa menit tidur dia terbangun, terus dia naik ke badan aku kak. Di suruh nya aku buka baju, di ambilnya lotion. Disuruhnya tarok biar gak sakit katanya kak. Sakiiiitttt kali rasanya kak. Mau menjerit takut dengar tetangga sebelah. Yaudahla nikmati aja kak.hahahhahaaaaaaa...itu awal terjadinya kak.

Responden ID : 2

Response : Iya dek abang gay. Awalnya dari semester 3 bersama kawan-kawan liburan ke bandung ada 9 orang kami. Sampai di Bandung nyewa hotel dan 1 kamar ada 3 orang. Pada malam itu abang dan temen-temen abang dugem dek. Jadi temen abang yang satu lagi pindah tidur dikamar ceweknya. Tinggal lah abang sama si tyo di dalam kamar. Disitulah si tyo ngajak abang. Awalnya abang gakmau Keringat dingin entah kekmana la rasanya tapi karena dia maksa yaudah maka terjadila dek pertama kali ngelakuin sama lekong.

Responden ID : 3

Response : Sadar waktu duduk di kelas 2 SMA. Sama kawan sebangku pertama kali ngelakuin kak. Awalnya terkejut kak ngeliat punya orang lain yang sama kayak awak. Hahahaha.... Pertama melakukan sampe nangis. Berhenti sebentar, lanjut lagi. Hehehe...


(3)

Tapi kalau kayak pacaran, deket, udah pegang-pegang gitu semenjak kuliah la kak dari semester I. Banyak juga punya temen-temen yang gay. Jadi dari kuliah la kak. Kami sama-sama suka kak. Dia suka, aku juga suka.yaudahla jadi gaada masalah sih.

Response ID : 5

Response : Kalau dibilang sadar atau engganya yaaaa dari awal kuliah dulu ya. Balik ke cerita zaman dulu yaa dulu kalau liat cowok ya, merasa menarik. Aku pribadi dulu dari aku kuliah smester 2 sama kawan satu kos pulang dugem.


(4)

Responden ID : 1

Response : Iya juga sih... sebenernya gaya hidup. Karena zaman sekarang udah biasa kak. Apalagi aku sehari-hari suka belanja, nongkrong, dan menghabiskan waktu la kak. Ke retro apalagi kak. Hahaha... Dan biasanya aku sering belanja ke petisah kak sama temen kampus aku. Ya iyelaah kak cewek temen aku...masa iya berondong mau aku bawa ke petisah.. (sambil tertawa)

Responden ID : 2

Response : Balik lagi ke zaman dulu karena orang tidak menganggap tabu lagi. Soalnya banyak jaringan sosial yang semakin luas jaringannya sudah seperti gaya hidup. Abang suka dugem dek rasanya kalau tidak keluar malam hari , gimanaaaaa gitu.

Responden ID : 3

Response : Menurut awak bukan gaya hidup sih.. itu sebagai jiwanya aja gitu dan terus hanya dari faktor lingkungan. Gaya hidup itu sih dari life style nya, yaaaaaa... dari ciri dia berpakaian, dia berbicara terus perilaku kesehatannya seperti apa gitu. Gaya hidup kan bagian dari kegiatan seseorang kak. Awak gak setuju kalau dibilang gaya hidup.

Responden ID : 4

Response : Kalau gay ya kak, kayaknya iya sih kak karena udah banyak sih yang kayak gitu. Orangpun udah gak ngerasa heran banget kalau orang itu homo atau gay atau maho. Jadi kan udah banyak orang yang tau. Jadi kalau ada orang yang bilang Misalkan oh dia maho gak langsung heboh la gitu jadi kayaknya udah biasa aja. Terus kayaknya temen-temen aku juga banyak yang gay yaudah jadinya biasa aja.udah kayak gaya hidup aja. Gaya hidup itu kayak kita melakukan keseharian tapi orang itu tidak menganggap kita itu heran jadi kayak salah satu kebiasaan aja. Jadi tidak dianggap salah satu masalah sama orang banyak. Response ID : 5

Response : Kalau masalah gaya hidup, life style lah yaaaa. Kalau hidup, engga lah ya. Belum menjadi gaya hidup. Apalagi kota medan masih punya norma-norma agama. Menurut aku pribadi sih gay itu dari dalam diri kita sendiri.


(5)

Responden ID : 1

Response : Adalah kak... kalau gay dia hanya mau sama laki2 yang terpilih dan gaya nya lebih jantan kak. Kalau waria lebih gemulai, berdandan, make up, lebih nampak kak. Kek aku ini lah... hehehe habis uang aku untuk nyalon aja kak Responden ID : 2

Response : Kalau gay gaya hidup seks nya berbeda dia masih abnormal. Biasanya gay lebih mepertahankan bentuk tubuhnya, fisiknya. Kalau waria penampilannya mencolok dek dan cara seksnya berbeda sama gay. Waria itu biasanya lebih mencari kesenangan aja dek. Waria lebih banyak duitnya habis untuk mempercantik dirinya.karena dia udah sangat merasa dirinya perempuan dek

Responden ID : 3

Response : Gay jiwa raga laki-laki penampilan seperti laki-laki performancenya seperti laki-laki banget terus dia tuh cowok metroseksual banget cowok metropolitan banget. Terus kalau waria menurut awak kak dia jiwanya aja seperti keperempuanan, penampilannya seperti perempuan. jadi itu sangat-sangat berbeda gitu.Gay menjadikan dirinya laki2 banget. Tidak mau di samakan seperti perempuan. Waria lebih ke perempuan. Kalau waria di salon kak, shopping, nongky-nongky, dan jarang waria mau beli barang-barang yang mahal ataupun ikut fitnes.

Responden ID : 4

Response : Kalau homo kan gay ini kan kak tampilannya tetep laki-laki tetep pakai celana tetep pakai kaos yang oblong tetep cuek orangnya. Gak mentel gak kayak keperempuanan. Ada sih yang mentel tapi gak kayak bencong banget la gitu kan kak. Kalau waria emang dia persis perempuan gitu walaupun dia laki-laki pakai baju perempuan, pakai wig, make up kalau gay kan biasa aja gitu, karena dia kan tetep cowok. Memang suka sesama cowok juga. Jadi beda bangetlah kalau gay dan waria. Kalau waria udah nampak kalau dia itu bencong. Kalau gay biasa aja.

Response ID: 5

Response : Setau aku ya, gay itu dari segi penampilannya dia masih dikatakan cowok. Orang gak tau dia itu homo. Kalau waria dia lebih kewanitaan lebih keliatan penampilannya.


(6)

Responden ID : 1

Response : Pasti ada kak... ada lecet-lecet paling sering. Aku kalau sakit aja periksa ke dokter kak. Pernah membengkak dubur aku kak. Kata dokter, terlalu kasar melakukan hubungannya kak. Duhhhh.... sakit kali kak bengkak anus aku. Aku biasanya pake v-gell kak atau minyak zaitun sebelum melakukan. Takut juga sebenarnya kak kenak HIV/AIDS. Tapi yaasudahlaaaa... hehehehe...

Responden ID : 2

Response : Pastilah banyak penyakit yang merusak kelamin. Apalagi sifillis, HIV. Sangat penting bagi aku pakai kondom dek harus ku paksa pake. Kalau dia gak mau gak usah jadi kubilang sama dia. Abang kan lebih sering sama bulek. Tau sendiri lah yaaaaa gimana bulek. Abang selalu cek kesehatan dek. Di BMTC cek kesehatan dan katanya negativ. Kami sama- sama ngecek dek sama lekong abg itulah di belanda.

Responden ID : 3

Response : Menurut awak kak itu bisa beresiko. Tapi kalau memang pasangan seksual itu dari awal sampai akhir dia sama dan tidak ada melakukan penyimpangan gay nya dengan yang lain itu gak beresiko tetap aman aja. Tapi kalau tukar-tukar pasangan itu baru bisa terkena. Penytakit yang biasa terkena untuk saat ini saya sering mengamati gonore, sifillis. Pengen cari yg setia karena takut kena virus HIV. Responden ID : 4

Response : Resiko pasti sih kak. Aku sih pernah baca-baca artikel gitu kak kalau hubungan gay itu resikonya lebih tinggi terkena penyakit kayak HIV/AIDS tapi kan tergantung kita gitu juga sih kak kalau emang kita tau beresiko kita main amanla kak. Misalkan kita mau main aman sama si abang yaa suruhla abangnya pakai kondom dulu . Kalau emang gak mau pakai kondom ya awak campakkan la dulu dia. Ngapain dia bawa-bawa penyakit sama awak. Nanti dua duanya sama sama sakit. Kalau periksa kesehatan ga pernah kak. Karena belum ada sakit-sakit atau keluhan gitu sih kak Belum pernah. Ya sakit kalau abis main ada sih kak kalau abis main.

Responden ID: 5

Response : Abang juga pernah baca-baca gimana sih dari efek penyebab gay ini. yaaa berbahaya HIV. Dulu memang susah, jadi kalau mau beli kondom, rasanya malu segen


(7)

(8)

Responden ID : 1

Response : Yaaaa 3 lusin adalah kak belum sampai 50 (sambil tertawa). Pernah, kalau sama pacarku yang polisi aku sering dikasih uang kak. Tapi kalau sama yang lain, jarang kak. Paling Cuma di belikkan puding, nasi bungkus, rokok. Itu ajalah kak atau kalau ada yang gak bayar, dia harus bisa datang kapan aku butuhkan untuk melakukan ML. Pernah aku sama berondong kak.aku bayar aja 5-10 rb kalau udah sangek kali. Ada juga orang arab kak, aku kenal pas dugem. Disentuhnya pahak aku kak. Yaudah dia ngajak ML besar x kak arab punya barang. Terus ada juga orang cina, kalau cina jorok kak, gak bersih, jijik aku, bauk lagi kak langsung aku batalkan kak. Paling sering satpam kak di seluruh kota medan ini yang kebanyakan. Biasanya aku pakai pelicin kak v-gell atau minyak zaitun.

Responden ID : 2

Response : Paling sebulan sekali dan sama orang yang berbeda-beda. Banyak bulek-bulek yang suka sama abang dek waktu abang kerja di bali. Lebih besar bayaran orang bulek dek daripada orang kita. Kalau ngeliat perempuan biasa abang kurang tertarik tapi kalau perempuan yang kulit hitam exsotic abang suka kali dek. Entah kenapala selera gitu... di bali biasanya banyak yang exsotic dek.

Responden ID : 3

Response : Dulu sering sama yang itu kawan SMA kalau sama Dokter cuma sekali karena dia kan pergi berangkat ke singapore, yang polisi itu mungkin awak ada 3 kali dan paling sering sama polisi awak kak. Ada sama cina di belikkannya HP. Paling sering sama polisi awak kak. Awak jarang pake tarif kak karena kalau punya prinsip seperti itu awak itu seperti pelacur. Biasanya kalau yg kerja di laut lebih murah harga cowok (gay) dari pada cewek (di laut). Hahahhahaa...

Responden ID : 4

Response : Pernah terjadi sejak kuliah. Berapa kali ya kak emmmmm... gaktau la kak. Hehehe... Dibilang sering enggala. Sebulan sekali laa.. kalau ada sama pacar ya sama pacar. Kalau sudah putus yaudah putus main sama yang lain. Lebih enak sama cowok sih kak lebih manja. Belum pernah deket sih kak sama perempuan.

Responden ID : 5

Response : Dulu kebetulan kuliah aku dulu tinggal tempat kos-kosan semuanya cowok-cowok. Pertama kali hubungan ya sama


(9)

hubungan, kapan nafsu, kapan dia pengen udah tau ajalah dari wajahnya kalau udah ngajak. Bukan karena di minta atau apa yaaa.. tapi nafsu udah datang.. sebelumnya kami sepakat aku berpihak sebagai bot. Lupa lah dek berapa kali. Gak terhitung hahahhaaa...

Kalau sama istri yaaa, hubungan badan secara normalnya aja. Ya gak taulah, aib kali kalau istri tau.


(10)

Responden ID : 1

Response : Pengen kulempar aja rasanya kak mulut-mulut dang mikir juga kalau ini biarlah urusan sama yang di atas soalnya aku mikir juga kalau aku ini berbeda sama yang lain. Sedih juga aku kak.. tapi akumenjalani hidup aku ga ganggu orang lain. Itu aja sih....

Responden ID : 2

Response : Abang bisa sesuaikan perilaku dimana aku berada dek. Masyarakat udah bisa nerima dan udah pinter jadi biasa aja aku nanggapinnya dek. Kalau keluarga abang kayaknya tau dek tapi mereka diam-diam aja karena abang yang membiayai kebutuhan rumah dek. Abang sengaja ngekos dek biar abg gak terlalu banyak di tanya-tanya sama orang tua abg. Jadi abg pulang ke rumah seminggu sekali yang penting abg tetap patuh dan gak ngelawan orang tua abg.

Responden ID : 3

Response : Menurut awak ya kak, itu benar dijauhi oleh masyarakat karena itukan perilaku menyimpang gitu. Terus ada juga yang bisa menerima kita gitu yg kaum gay nya. Untuk keseluruhan masyarakat luar belum bisa menerima sih. Yaaa tapi terserah orang juga sih mau nganggap apa. Hubungan dengan keluarga baik-baik aja kak.

Responden ID : 4

Response : Karena masyarakat ini masih bilang gay ini kelainan. Aku juga gaktau sih karena ada yang bilang dari gen, keturunan, lingkungan tapi ya kita namanya hidup. Hidup kan pilihan kita masyarakat udah toleransi aja. Masyarakat cuma bisa komentar aja toh hidup aku yang ngejalani aku orang yang cuek. Gak ngerasa dihindari temen-temen aku yg perempuan beberapa juga tauh sih kak aku gay. Yaudah biasa aja temenan gak ada yang menghindar dari aku. Ya biasa aja tapi beberapa tetangga adala yang menghindar dari aku apa karena ngerasa jijik kali . ada tipe cowok yang ingin kita miliki yaaa... Lagian kita gay juga bukan semua cowok kita sukain tapi yang bisa sayang sama kita Response ID : 5

Response : Yaaa sekarang memang iya di Negara kita yakan. Kecuali di Negara maju yang udah melegalkan. masih dikucilkan di Negara kita karena memang gak sesuai agama. Sudah di anggap seperti aib.


(11)

Responden ID : 1

Response : Perilaku yang menyimpang, tidak sesuai, kenapa aku di lahirkan itu selayak nya wanita dan laki-laki. Aku ini menyimpang dari agama. Belum tau kapan berubahnya kak hehehe ...

Responden ID : 2

Response : Tidak, abang sadar abang tidak normal. Semua orang pengen punya rencana hidup lebih baik dek makanya abang ingin sekali berubah dek. Tambah lagi abang udah berumur gini dek.

Responden ID : 3

Response : Gak normal, karena bukan kodratnya ada ngerasa bersalah. ah sedikit menjauhi dengan orang yang seperti itu. Rasa kepengen nikah ada kak. Karena orang tua bilang kalau orang sukses harus ada pasangan sekaya apapun kita. Karena semakin nikah, semakin bertambah rezeky. Karna abang saya lama-lama berubah menjadi lebih baik hidup nya setelah menikah.

Responden ID : 4

Response : Kalau aku sih bilang normal gak normal masih bingung juga sih kak.soalnya aku yang ngejalani . dari hati paling kecil gak normal karena emang tujuan hidup kita kan yaa aku gatau juga sih kedepannya aku gay apa engga . tapi kita kan punya orang-orang yang sayang sama kita kayak orang tua kita dan orang tuaku gak tau kalu aku gay. Taunya kalau aku nyari istri. Keluarga tidak ada yang tau. Temen temen sebagian tau . jadikan gak normal sih. Sesama cowok gaktau mau ngapain. Tapi kita kan tujuan hidup nanti mau menikah, punya keturunan. Hubungan seks tidak normal dan gak pada tempatnya. Tapi gimana la kak emang sukanya sama laki-laki dia yang buat nyaman. Jadi jalani aja dulu.

Responden ID: 5

Response : Gak normal sebenernya, karena udah melanggar Sekarang tergantung kita sendiri. apalagi abang udah nikah gini,udah mulai mengurangi la sama pria macow.


(12)

Responden ID : 1

Response : Gak bersalah tetapi menyesal aja, kenapa harus ada orang seperti aku ini. Kawanku rata-rata banci. Ada yang mengganggu tidak masalah, tapi sewajarnya. Kalau tidak wajar kulempar batu kak.

Responden ID : 2

Response : Pernahla ngerasa sedih, bersalah, pengen di ulang kembali. Sepertinya orang tua abg tau tapi mereka diam aja.mungkin karna abg juga yang membiayaiin kebutuhan rumah soalnya abg sangat perhatian dek untuk keluarga dan kodisi rumah

Responden ID : 3

Response : Iya kak bersalah karena bukan kodratnya. Sering masuk kamar mandi, nangis. Apalagi setelah melakukan hubungan ngerasa bersalah kali. Kok gini aku yaaaa.... Responden ID : 4

Response : Ngerasa bersalah iya sih kak. Takutnya orang tua tau dari orang lain kalau aku gay. Yaaa pasti ngerasa bersalah kak. Ngerasa berdosa dari segi agama yaiyalah berdosa tapi gimanala kita menikmati itu.

Responden ID : 5

Response : Pernahlaa... terbayang rasanya kok bisa gini aku ya. Pengen membentuk rumah tangga yang baik, jadi kepala keluarga, pemimpin. Tapi belakangan ini harus bisa di control untuk berubah.


(13)

(14)

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Adesla, Veronica., 2009. Defenisi dan Proses Homoseksual. Diakses tanggal 15 Juni 2015 dari http://www.e-psikologi.comberbahaya:. Kegiatan rutin dan paparan kejahatan" Sosiologi dan Penelitian Sosial: Sebuah International Journal 74 (4), 208-211. Diaksestanggal 5 Desember 2010 dari

http://sociologyindex.com

Anonim., 2007. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Di akses tanggal 16 Juni 2015 dari www.spiriti.or.id

Anonim., 2008. Homoseksual kelainan atau Gaya Hidup. Artikel Iklan Layanan Masyarakat. Diakses pada tanggal 16 Juni 2015 dari

http://grandparagon.com

Arsanti, Praptoraharjo dan Narsun Hadi., 2000. Potensi HIV/AIDS, Yogyakarta. Dianawati A., 2003. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka. Hartanto., 2006. Sejarah Homoseksual. Diakses pada tanggal 8 juni 2015 dari

http://id.shvoong.com

Iswati Erna., Awas Bahaya Penyakit Kelamin (Mengenal dan Mengobati Beragam Jenis Penyakit Kelamin). Cetakan Pertama: 2010. Jogyakarta

Karlina., 2009. Faktor Perilaku Seksual Beresiko. Diakses 12 Juni 2015 dari http://www.masbow.com

Kartono (1989)., 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup.Diakses tanggal 6 Juli dari http://j3sra3l.wordpress.com

Morissan,, 2009. Teori Komunikasi. Jakarta

Notoatmodjo, S., 2010. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Nugraheni,P.N.A., 2003. Perbedaan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada

Remaja Ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal. Diakses tanggal 17 Juli 2015 dari http//www.masbow.com

Pernikahan Sesama Jenis Dilegalkan di 23 Negara., 2015. Diakses Jumat 26 Agustus 2015. Dari http://www. Liputan6.com

Puji Setyaningsih., 2012. “Sosiologi Gaya Hidup”. Diakses 9 juni 2015 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Straight.edge

Ramadhani., 2011.Gambaran Gaya Hidup (Life Style) Berisiko Di Kalangan Kaum Homoseksual (Gay) di Kota Medan Tahun 2011.

Restianti, Hetti., 2009. Memahami Penyakit Menular Seksual (PMS). Bandung: Puri Pustaka.


(16)

Siti Nurhasanah., 2009. Gaya Hidup Dalam Masyarakat. Diakses 5 Agustus 2015 dari http://www.sutisna.com

WHO 1998. Pengertian Gaya Hidup. Diakses 12 Juni 2015 dari

http://www.membuatblog.co.id

Wilcox, Melissa M., 2003. Coming Out in Christianity: Community. Diakses tanggal 17 Agustus 2015 dari http://id.wikipedia.org/wiki


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) untuk mengetahui Gambaran Gaya Hidup (Life Style) Beresiko di Kalangan Kaum Homoseksual (Gay) di Kota Medan Tahun 2015.

3.2. Lokasi dan Waktu Penlitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Waktu penelitian dimulai pada bulan Mei-Desember 2015. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas :

1. Kota Medan yang merupakan kota terbesar ke tiga di Indonesia sendiri sudah di katakan kota metropolitan dimana dengan jumlah penduduknya yang sangat banyak dan tidak jauh dari gaya hidup yang sejalan dengan perilaku seksual yang menyimpang atau beresiko.

2. Berdasarka data regional dan data surveilans perilaku seksual beresiko di Sumatera Utara dan NAD, di Kota Medan banyak terdapat di kalangan homoseksual (gay) yang memiliki gaya hidup yang menyimpang

3. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena informan yang di dapat adalah homoseksual (gay) yang ada di Kota Medan.

3.3 Pemilihan Informan

Informan adalah seorang homoseksual (gay) yang bertempat tinggal di Kota Medan. Pemilihan informan dilakukan dengan cara snowballing. Teknik snowball yaitu proses penentuan informan berdasarkan informan sebelumnya tanpa menentukan jumlah secara pasti dengan menggali informasi terkait dengan


(18)

penenlitian ini, untuk menentukan informan berikutnya. Informan dipilih berdasarkan metode kecukupan dan kesesuaian.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang di peroleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan menggunakan panduan pertanyaan yang telah disusun, seluruh informan di wawancarai pada tempat dan waktu yang terpisah. Peneliti menggunakan alat bantu tulis dan tape recorder. Seluruh wawancara dilakukan dibeberapa tempat yang berbeda, informan dengan terlebih dahulu menyesuaikan dengan waktu informan agar tidak mengganggu aktivitas informan.

3.5 Definisi Istilah

1. Karakteristik informan:

a. Umur adalah lama hidup informan yang di hitung melalui ulang tahun terakhir informan dalam tahun penelitian pada saat dilakukan.

b. Pendidikan adalah pendidikan formal yang terakhir yang di selesaikan oleh informan

c. Status perkawinan adalah tanda dari informan apakah sudah memiliki ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri

d. Pendapatan adalah besarnya penghasilan atau masukan informan secara rutin tiap bulannya dari hasil bekerja


(19)

2. Kelompok beresiko :

a. Lingkungan adalah tempat dimana informan tinggal dan tempat dimana informan melakukan rutinitas sehari-hari.

b. Keluarga adalah orang terdekat informan yang memiliki hubungan pertalian darah yang dapat mempengaruhi gambaran gaya hidup beresiko di kalangan kaum homoseksual.

c. Teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya.

3. Gaya hidup adalah pola hidup informan yang di nyatakan dalam kegiatan, minat, cara berpakaian, kebiasaan dan pendapatannya dalam membelanjakan uang dan bagaimana mengalokasikan waktu saat informan sedang bekerja, melakukan hubungan sesama jenis berkumpul bersama teman dan keluarga

3.6 Metode Analisa Data

Data hasil wawancara mendalam di olah dengan menggunakan metode sistem komputer dan di analisis dengan menggunakan analisis domain, yaitu dengan menjelaskan secara mendalam berdasarkan jawaban dan keterangan informan. Kemudian akan di narasikan dalam bentuk cerita dari jawaban yang di peroleh dari informan.


(20)

BAB IV

HASIL PENELETIA 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Penelitian dilakukan di Kota Medan sebagai ibu Kota Provinsi Sumatera Utara yang merupakan salah satu pusat pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan perdagangan. Kota Medan secara geografis terletak 2 27‟2-2 47‟ Lintang

Utara dan 98 35‟-98 44 Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada dibagian Utara Provinsi Sumatera Utara dengan topografi miring kearah utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5-37,5m diatas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 Km2 secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Secara geografis batas wilayah Kota Medan adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka - Sebelah Selatan berbatasan dengan Deli Serdang - Sebelah Barat berbatasan dengan Deli Serdang - Sebelah Timur berbatasan dengan Deli Serdang

4.1.2 Gambaran Demografis

Jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2013 berdasarkan data kantor statistik Kota Medan adalah 2.123.210 jiwa, yang terdiri dari 1.048.451 laki-laki dan 1.074.759 perempuan.

4.2 Gambaran Umum Karakteristik Informan

Dalam penelitian ini diperoleh 4 orang informan yang merupakan homoseksual (gay) di Kota Medan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: umur, pendidikan, status perkawinan, pendapatan sebagaimana dapat dilihat dalam Matrix 4.1 dibawah ini:


(21)

Matrix 4.1

Distribusi Informan Berdasarkan Karakteristik No Informan Umur Pendidikan Status

perkawinan

Pendapatan

1 1 23 SLTA Belum kawin Rp. 4.000.000

2 2 31 S1 Belum kawin Rp. 8.000.000

3 3 21 SLTA Belum kawin Rp. 3.000.000

4 4 21 SLTA Belum kawin Rp. 2.000.000

5 5 32 S1 Sudah kawin Rp. 3.500.000

Dari Matrix 4.1 diatas dapat dilihat bahwa informan berjumlah 5 orang. Informan keseluruhannya berusia produktif dan seluruh informan berjenis kelamin laki-laki. Dari 5 informan terdapat 2 yang berpendidikan S1 dan 3 yang SLTA. Dilihat dari segi status perkawinan, 4 informan berstatus belum kawin dan 1 informan sudah kawin sedangkan dari segi pendapatan informan adalah 1 informan berpendapatan Rp.4.000.000, 1 informan berpendapatan Rp.8.000.000, 1 informan berpendapatan Rp.3.000.000 1 informan Rp. 2.000.000 dan 1 informan Rp. 3.500.000.


(22)

4.3 Gambaran Gaya Hidup (life style) Di Kalangan Kaum Homoseksual (Gay) di Kota Medan

4.3.1 Pengetahuan/Kesadaran Diri Informan terhadap Homoseksual (Gay)

Adapun hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 5 informan yaitu tentang mereka apakah mereka mengetahui/menyadari dirinya seorang homoseksual (gay) sebagai berikut:

Matrix 4.2

Distribusi pengetahuan/kesadaran diri informan terhadap homoseksual (Gay)

Informan 1 Dari kecil aku sudah terlihat gemulai kak,lebih sering main sama perempuan. Walaupun kadang main sama teman laki-laki waktu aku di dalam kandungan mamak kak mamak aku dapat telfon dari kantor bapak aku kak bahwa orang kantor minta izin untuk di dandani bapak aku seperti wanita. Karna ada pertandingan bola kaki di kantornya jadi semua para suami harus di dandani seperti wanita. Merepet la mamak aku kak. Datanglah mamak aku di hari itu juga,di maki nya bapak aku kak. Pulang kau sekarang!! Kau gak tau ya kalau aku lagi hamil tua. Kata org tua dulu kalau istri lagi mengandung, suami jangan buat yang aneh-aneh. Nanti anak kau jadi kek gitu mau kau. Gitulah kak kalau kata mama aku. Pertama kali Waktu SMP aku di perpustakaan sekolah. Temanku narik-narik aku kak. Di gempet-gempetnya aku kak. Terus kubilang janganlah. Dia tetap aja gakmau berhenti kak. Dan pulang sekolah dia ngajak aku ke rumah nya. Kami main PS selesai main PS katanya dia ngantuk. Tidurlah kami di kamarnya kak. Kebetulan rumahnya gak ada orang kak. Berapa menit tidur dia terbangun,terus dia naik ke badan aku kak. Di suruh nya aku buka baju, di ambilnya lotion. Disuruhnya tarok biar gak sakit katanya kak. Sakiiiitttt kali rasanya kak. Mau menjerit takut dengar tetangga sebelah.

Yaudahla nikmati aja kak.hahahhahaaaaaaa...itu awal terjadinya kak.


(23)

Informan 2 Iya dek abang gay. Awalnya dari semester 3 bersama kawan-kawan liburan ke bandung ada 9 orang kami. Sampai di Bandung nyewa hotel dan 1 kamar ada 3 orang. Pada malam itu abang dan temen-temen abang dugem dek. Jadi temen abang yang satu lagi pindah tidur dikamar ceweknya. Tinggal lah abang sama si tyo di dalam kamar. Disitulah si tyo ngajak abang. Awalnya abang gakmau Keringat dingin entah kekmana la rasanya tapi karena dia maksa yaudah maka terjadila dek pertama kali ngelakuin sama lekong.

Informan 3 Sadar waktu duduk di kelas 2 SMA. Sama kawan sebangku pertama kali ngelakuin kak. Awalnya terkejut kak ngeliat punya orang lain yang sama kayak awak. Hahahaha.... Pertama melakukan sampe nangis. Berhenti sebentar,lanjut lagi. Hehehe...

Informan 4 Kalau sudah tertarik sesama jenis itu sudah lama sih kak. Tapi kalau kayak pacaran, deket, udah pegang-pegang gitu semenjak kuliah la kak dari semester I. Banyak juga punya temen-temen yang gay. Jadi dari kuliah la kak. Kami sama-sama suka kak. Dia suka, aku juga suka.yaudahla jadi gaada masalah sih.

Informan Kalau dibilang sadar atau engganya yaaaa dari awal kuliah dulu ya. Balik ke cerita zaman dulu yaa dulu kalau liat cowok ya, merasa menarik. Aku pribadi dulu dari aku kuliah smester 2 sama kawan satu kos pulang dugem.

Dari Matrix 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 5 informan mengakui bahwa dirinya adalah seorang homoseksual (gay) dimana ke 5 informan ini merasa bahagia jika menyukai sesama jenis. 3 dari 5 informan ini menyadari sejak kuliah suka sesama jenis sementara 1 informan menyadari sejak SMP dan 1 informan lagi menyadari sejak SMA.


(24)

4.3.2 Melakukan Hubungan Sesama Jenis itu Merupakan Gaya Hidup (Life Style)

Dari hasil wawancara tentang apakah melakukan hubungan sesama jenis itu merupakan gaya hidup (life style), maka dapat dilihat pada Matrix distribusi melakukan hubungan sesama jenis itu merupakan gaya hidup (life style) sebagai berikut:

Matrix 4.3

Distribusi Melakukan Hubungan Sesama Jenis itu Merupakan Gaya Hidup (Life Style)

Dari hasil wawancara tentang apakah melakukan hubungan sesama jenis itu merupakan gaya hidup (life style), maka dapat dilihat pada Matrix distribusi melakukan hubungan sesama jenis itu merupakan gaya hidup (life style) sebagai berikut:

Informan 1 Iya juga sih... sebenernya gaya hidup. Karena zaman sekarang udah biasa kak. Apalagi aku sehari-hari suka belanja, nongkrong, dan menghabiskan waktu la kak. Ke retro apalagi kak. Hahaha... Dan biasanya aku sering belanja ke petisah kak sama temen kampus aku. Ya iyelaah kak cewek temen aku...masa iya berondong mau aku bawa ke petisah.. (sambil tertawa)

Informan 2 Balik lagi ke zaman dulu karena orang tidak menganggap tabu lagi. Soalnya banyak jaringan sosial yang semakin luas jaringannya sudah seperti gaya hidup. Abang suka dugem dek rasanya kalau tidak keluar malam hari , gimanaaaaa gitu.

Informan 3 Menurut awak bukan gaya hidup sih.. itu sebagai jiwanya aja gitu dan terus hanya dari faktor lingkungan. Gaya hidup itu sih dari life style nya, yaaaaaa... dari ciri dia berpakaian, dia berbicara terus perilaku kesehatannya seperti apa gitu.

Gaya hidup kan bagian dari kegiatan seseorang kak. Awak gak setuju kalau dibilang gaya hidup.


(25)

Informan 4 Kalau gay ya kak, kayaknya iya sih kak karena udah banyak sih yang kayak gitu. Orangpun udah gak ngerasa heran banget kalau orang itu homo atau gay atau maho. Jadi kan udah banyak orang yang tau. Jadi kalau ada orang yang bilang Misalkan oh dia maho gak langsung heboh la gitu jadi kayaknya udah biasa aja. Terus kayaknya temen-temen aku juga banyak yang gay yaudah jadinya biasa aja.udah kayak gaya hidup aja. Gaya hidup itu kayak kita melakukan keseharian tapi orang itu tidak menganggap kita itu heran jadi kayak salah satu kebiasaan aja. Jadi tidak dianggap salah satu masalah sama orang banyak.

Informan 5 Kalau masalah gaya hidup, life style lah yaaaa... Kalau dibilang gaya hidup, engga lah ya. Belum menjadi gaya hidup. Apalagi kota medan masih punya norma-norma agama. Menurut aku pribadi sih gay itu dari dalam diri kita sendiri.

Dari Matrix 4.3 diatas dapat dilihat bahwa informan yang mengatakan hubungan sesama jenis itu gaya hidup ada 3 informan sementara 2 informan mengatakan tidak gaya hidup. Seluruh informan juga menjelaskan pengertian gaya hidup sesuai dengan pengetahuannya masing-masing. Dan keseluruhan informan ini memiliki gaya hidup yang tidak jauh berbeda.

4.3.3 Persepsi Informan tentang Perbedaan Gaya Hidup Gay dengan Gaya Hidup Waria

Dari hasil wawancara tentang apakah perbedaan gaya hidup gay dengan gaya hidup waria dapat dilihat pada Matrix distribusi persepsi informan tentang perbedaan gaya hidup gay dengan gaya hidup waria sebagai berikut:


(26)

Matrix 4.4

Distribusi Persepsi Informan tentang Gaya Hidup Gay dengan Gaya Hidup Waria

Informan 1 Adalah kak... kalau gay dia hanya mau sama laki-laki yang terpilih dan gaya nya lebih jantan kak. Kalau waria lebih gemulai, berdandan, make up, lebih nampak kak. Kek aku ini lah... hehehe habis uang aku untuk nyalon aja kak

Informan 2 Kalau gay gaya hidup seks nya berbeda dia masih abnormal. Biasanya gay lebih mepertahankan bentuk tubuhnya, fisiknya. Gay biasanya suka ngegym dek beli baju branded. Kalau waria penampilannya mencolok dek dan cara seksnya berbeda sama gay. Waria itu biasanya lebih mencari kesenangan aja dek. Waria lebih banyak duitnya habis untuk mempercantik dirinya. Karena dia udah sangat merasa dirinya perempuan dek.

Informan 3 Gay jiwa raga laki-laki penampilan seperti laki-laki performancenya seperti laki-laki banget terus dia tuh cowok metroseksual banget cowok metropolitan banget. Terus kalau waria menurut awak kak dia jiwanya aja seperti keperempuanan, penampilannya seperti perempuan . jadi itu sangat-sangat berbeda gitu.Gay menjadikan dirinya laki2 banget. Tidak mau di samakan seperti perempuan. Waria lebih ke perempuan. Kalau waria di salon kak, shopping, nongky-nongky, dan jarang waria mau beli barang-barang yang mahal ataupun ikut fitnes.

Informan 4 Kalau homo kan gay ini kan kak tampilannya tetep laki-laki tetep pakai celana tetep pakai kaos yang oblong tetep cuek orangnya. Gak mentel gak kayak keperempuanan. Ada sih yang mentel tapi gak kayak bencong banget la gitu kan kak. Kalau waria emang dia persis perempuan gitu walaupun dia laki-laki pakai baju perempuan, pakai wig, make up kalau gay kan biasa aja gitu,karena dia kan tetep cowok. Memang suka sesama cowok juga. Jadi beda bangetlah kalau gay dan waria. Kalau waria udah nampak kalau dia itu bencong. Kalau gay biasa aja.


(27)

Informan 5 Setau aku ya, gay itu dari segi penampilannya dia masih dikatakan cowok.Orang gak tau dia itu homo. Gay sering fitnes, olahraga masih sering daripada waria. Kalau abang main futsal dan nge gym aja. Kalau waria dia lebih kewanitaan lebih keliatan penampilannya Dari Matrix 4.4 diatas dapat dilihat seluruh informan mengatakan bahwa ada perbedaan antara gaya hidup gay dengan waria. Bisa dilihat dari gaya hidup gay dan waria yang disampaikan kelima informan tersebut. 1 informan mengatakan bahwa gay itu gaya nya lebih jantan. 1 informan mengatakan lebih mempertahankan bentuk fisiknya dan gaya hidup seksnya berbeda masih abnormal. 1 informan mengatakan gay jiwa raga laki penampilan seperti laki-laki performancenya seperti laki-laki-laki-laki, 1 informan mengatakan gay tampilannya tetep laki-laki tetep pakai celana tetep pakai kaos yang oblong tetep cuek orangnya, dan 1 informan lagi mengatakan gay itu dari segi penampilannya dia masih dikatakan cowok. Orang gak tau dia itu homo . Gay sering fitnes, olahraga masih sering daripada waria. Kalau abang main futsal dan nge gym aja.

Seluruh informan mengatakan waria penampilannya seperti perempuan. 4 informan mengatakan waria lebih suka di salon, shooping, make up dan pakai baju seperti kewanitaan. Kemudian 1 informan mengatakan waria lebih banyak duitnya habis untuk mempercantik diri dan waria itu lebih mencari kesenangan saja.

4.3.4 Persepsi Informan tentang Hubungan Sesama Jenis (Gay) Memiliki Resiko terhadap Kesehatan

Dalam penelitian tentang apakah hubungan sesama jenis (gay) memiliki resiko terhadap kesehatan dapat dilihat pada Matrix distribusi persepsi informan tentang hubungan sesama jenis (gay) memiliki resiko terhadap kesehatan sebagai berikut:


(28)

Matrix 4.5

Distribusi Persepsi Informan tentang Hubungan Sesama Jenis (Gay) Memiliki Resiko terhadap Kesehatan

Informan 1 Pasti ada kak... ada lecet-lecet paling sering. Aku kalau sakit aja periksa ke dokter kak. Pernah membengkak dubur aku kak. Kata dokter, terlalu kasar melakukan hubungannya kak. Duhhhh.... sakit kali kak bengkak anus aku. Aku biasanya pake v-gell kak atau minyak zaitun sebelum melakukan. Takut juga sebenarnya kak kenak HIV/AIDS. Tapi yaasudahlaaaa... hehehehe... Informan 2 Pastilah banyak penyakit yang merusak kelamin.

Apalagi sifillis, HIV. Sangat penting bagi aku pakai kondom dek harus ku paksa pake. Kalau dia gak mau gak usah jadi kubilang sama dia. Abang kan lebih sering sama bulek. Tau sendiri lah yaaaaa gimana bulek. Abang selalu cek kesehatan dek. Di BMTC cek kesehatan dan katanya negativ. Kami sama- sama ngecek dek sama lekong abg itulah di belanda.

Informan 3 Menurut awak kak itu bisa beresiko. Tapi kalau memang pasangan seksual itu dari awal sampai akhir dia sama dan tidak ada melakukan penyimpangan gay nya dengan yang lain itu gak beresikotetap aman aja. Tapi kalau tukar-tukar pasangan itu baru bisa terkena. Penytakit yang biasa terkena untuk saat ini saya sering mengamati gonore, sifillis. Pengen cari yg setia karena takut kena virus HIV.

Informan 4 Resiko pasti sih kak. Aku sih pernah baca-baca artikel gitu kak kalau hubungan gay itu resikonya lebih tinggi terkena penyakit kayak HIV/AIDS tapi kan tergantung kita gitu juga sih kak kalau emang kita tau beresiko kita main amanla kak. Misalkan kita mau main aman sama si abang yaa suruhla abangnya pakai kondom dulu . Kalau emang gakmau pakai kondom ya awak campakkan la dulu dia. Ngapain dia bawa-bawa penyakit sama awak. Nanti dua duanya sama sama sakit. Kalau periksa kesehatan ga pernah kak. Karena belum ada sakit-sakit atau keluhan gitu sih kak Belum pernah. Ya sakit kalau abis main ada sih kak kalau abis main.


(29)

Informan 5 Abang juga pernah baca-baca gimana sih dari efek penyebab gay ini. yaaa berbahaya HIV. Dulu memang susah, jadi kalau mau beli kondom, rasanya malu segen gitu. Sepengetahuan aku wajib berbahaya bisa menyebabkan penyakit menular seksual.

Dari Matrix 4.5 diatas dapat dilihat seluruh informan mengatakan bahwa memang benar melakukan hubungan sesama jenis itu memiliki resiko terhadap kesehatan. 2 informan selalu pakai pengaman yaitu kondom dan v-gell. 3 informan tidak menggunakan alat pelindung. Ke 5 informan mengetahui resiko penyakit apa saja yang terjadi jika melakukan hubungan sesama jenis.

Untuk menghindari resiko dari hubungan sesama jenis seluruh informan memiliki cara-caranya sendiri dalam melakukan hubungan seksual. Seluruh informan juga mengatakan jika berganti-ganti pasangan akan lebih mudah terkena penyakit menular seksual dan senantiasa memakai alat pelindung diri.

4.3.5 Informan Yang Pernah Melakukan Hubungan Seksual dengan Pasangan Sesama Jenis (Gay)

Dalam wawancara tentang apakah informan pernah melakukan hubungan sesksul dengan sesama jenis (gay), maka dapat dilihat dari Matrix distribusi informan yang pernah melakukan hubungan sesama jenis (gay) sebagai berikut:

Matrix 4.6

Distribusi Informan Yang Pernah Melakukan Hubungan Seksual dengan Pasangan Sesama Jenis (Gay)

Informan 1 Yaaaa 3 lusin adalah kak belum sampai 50. Hahahhaa... (sambil tertawa). Pernah, kalau sama pacarku yang polisi aku sering dikasih uang kak. Tapi kalau sama yang lain, jarang kak. Paling Cuma di belikkan puding, nasi bungkus, rokok. Itu ajalah kak atau kalau ada yang gak bayar, dia harus bisa datang kapan aku butuhkan untuk melakukan ML. Pernah aku sama berondong kak. Aku bayar aja 5-10 ribu kalau udah sangek kali. Ada juga orang arab kak, aku kenal pas dugem.


(30)

Disentuhnya pahak aku kak. Yaudah dia ngajak ML besar kali kak arab punya barang. Terus ada juga orang cina, kalau cina jorok kak, gak bersih, jijik aku, bauk lagi kak langsung aku batalkan kak. Paling sering satpam kak di seluruh Kota Medan ini yang kebanyakan. Biasanya aku pakai pelicin kak v-gell atau minyak zaitun.

Informan 2 Paling sebulan sekali dan sama orang yang berbeda-beda. Banyak bulek-bulek yang suka sama abang dek waktu abang kerja di bali. Lebih besar bayaran orang bulek dek daripada orang kita. Kalau ngeliat perempuan biasa abang kurang tertarik tapi kalau perempuan yang kulit hitam exsotic abang suka kali dek. Entah kenapala selera gitu... di bali biasanya banyak yang exsotic dek. Informan 3 Dulu sering sama yang itu kawan SMA kalau

sama Dokter cuma sekali karena dia kan pergi berangkat ke singapore, yang polisi itu mungkin awak ada 3 kali dan paling sering sama polisi awak kak. Ada sama cina di belikkannya HP. Paling sering sama polisi awak kak.

Awak jarang pake tarif kak karena kalau punya prinsip seperti itu awak itu seperti pelacur.Biasanya kalau yg kerja di laut lebih murah harga cowok (gay) dari pada cewek (di laut). Hahahhahaa...

Informan 4 Pernah terjadi sejak kuliah. Berapa kali ya kak emmmmm... gaktau la kak. Hehehe... Dibilang sering enggala. Sebulan sekali laa.. kalau ada sama pacar ya sama pacar. Kalau sudah putus yaudah putus main sama yang lain. Lebih enak sama cowok sih kak lebih manja.Belum pernah deket sih kak sama perempuan.

Informan 5 Dulu kebetulan kuliah aku dulu tinggal tempat kos-kosan semuanya cowok-cowok. Pertama kali hubungan ya sama dia.. Dulu aku ada tinggal kenalan satu kos satu kamar, aku berhubungan sama dia. Taunya dia gay pas sama-sama deket satu kamar. Gak tersadar kapan kita harus


(31)

melakukn hubungan, kapan nafsu, kapan dia pengen udah tau ajalah dari wajahnya kalau udah ngajak. Bukan karena di minta atau apa yaaa.. tapi nafsu udah datang.. sebelumnya kami sepakat aku berpihak sebagai bot. Lupa lah dek berapa kali. Gak terhitung hahahhaaa...

Kalau sama istri yaaa, hubungan badan secara normalnya aja. Ya gaktaulah,aib kali kalau istri tau.

Dari Matrix 4.6 diatas dapat dilihat bahwa 5 informan ini mengatakan pernah melakukan hubungan sesama jenis dengan pasangan gay dan seluruh informan mengatakan melakukan hubungan seks hanya kepada laki-laki tetapi 1 informan juga berhubungan dengan perempuan yaitu istrinya setelah menikah . 2 informan mengatakan tidak mau mengambil keuntungan. Hanya menerima hadiah dan atas dasar suka sama suka layaknya orang pacaran dengan rasa senang saja. 1 informan mengatakan lebih besar bayaran orang bulek daripada orang Indonesia. 1 informan mengatakan kalau ada yang tidak bayar pakai uang hanya memberikan puding, nasi bungkus, rokok dan harus bisa punya waktu kapanpun ia ingin melakukan hubungan.

4.3.6Tanggapan Informan Terhadap Kaum Sesama Jenis Dihindari oleh Masyarakat

Dari hasil penelitian tentang bagaimana tanggapan informan dengan pernyataan kaum sesama jenis (gay) itu dihindari oleh masyarakat dapat dilihat pada Matrix distribusi tanggapan informan terhadap kaum sesama jenis (gay) dihindari oleh masyarakat sebagai berikut:


(32)

Matrix 4.7

Distribusi Tanggapan Informan terhadap Kaum Sesama Jenis (Gay) Dihindari oleh Masyarakat

Informan 1 Pengen kulempar aja rasanya kak mulut-mulut orang. Tapi kadang mikir juga kalau ini biarlah urusan sama yang di atas soalnya aku mikir juga kalau aku ini berbeda sama yang lain. Merasa juga di hindari. Sedih juga aku kak.. tapi aku menjalani hidup aku ga ganggu orang lain. Itu aja sih.... Informan 2 Abang bisa sesuaikan perilaku dimana aku berada

dek. Masyarakat udah bisa nerima dan udah pinter jadi biasa aja aku nanggapinnya dek. Kalau keluarga abang kayaknya tau dek tapi mereka diam-diam aja karena abang yang membiayai kebutuhan rumah dek. Abang sengaja ngekos dek biar abg gak terlalu banyak di tanya-tanya sama orang tua abg. Jadi abg pulang ke rumah seminggu sekali yang penting abg tetap patuh dan gak ngelawan orang tua abg.

Informan 3 Menurut awak ya kak, itu benar dijauhi oleh masyarakat karena itukan perilaku menyimpang gitu. Terus ada juga yang bisa menerima kita gitu yg kaum gay nya. Untuk keseluruhan masyarakat luar belum bisa menerima sih. Yaaa tapi terserah orang juga sih mau nganggap apa. Hubungan dengan keluarga baik-baik aja kak.

Informan 4 Karena masyarakat ini masih bilang gay ini kelainan. Aku juga gaktau sih karena ada yang bilang dari gen, keturunan, lingkungan tapi ya kita namanya hidup. Hidup kan pilihan kita masyarakat udah toleransi aja. Masyarakat cuma bisa komentar aja toh hidup aku yang ngejalani aku orang yang cuek. Gak ngerasa dihindari temen-temen aku yg perempuan beberapa juga tauh sih kak aku gay. Yaudah biasa aja temenan gak ada yang menghindar dari aku. Ya biasa aja tapi beberapa tetangga adala yang menghindar dari aku apa karena ngerasa jijik kali . ada tipe cowok yang ingin kita miliki yaaa... Lagian kita gay juga bukan semua cowok kita sukain tapi


(33)

yang bisa sayang sama kita.

Informan 5 Yaaa sekarang memang iya di Negara kita yakan. Kecuali di Negara maju yang udah melegalkan. masih dikucilkan di Negara kita karena memang gak sesuai agama. Sudah di anggap seperti aib.

Dari Matrix 4.7 diatas dapat dilihat bahwa seluruh informan tidak terlalu memikirkan apa kata masyarakat tentang hubungan sesama jenis. Keseluruhan informan juga merasa aman-aman saja. 2 informan mengatakan masyarakat udah bisa nerima dan udah pinter jadi biasa aja menanggapinya. informan juga mengatakan hidup itu pilihan selagi tidak mengganggu orang lain. 2 informan mengatakan merasa dihindari karena perilaku menyimpang dan 1 informan mengatakan merasa dikucilkan di masyarakat.

4.3.7 Persepsi Informan tentang Hubungan Sesama Jenis (Gay) itu Hubungan yang Normal

Dari hasil wawancara tentang apakah hubungan sesama jenis (gay) itu hubungan yang normal, maka dapat dilihat pada Matrix distribusi persepsi informan tentang hubungan sesama jenis (gay) itu hubungan yang normal sebagai berikut:

Matrix 4.8

Distribusi Informan Persepsi Informan tentang Hubungan Sesama Jenis (Gay) itu Hubungan yang Normal

Informan I Perilaku yang menyimpang, tidak sesuai, kenapa aku di lahirkan itu selayak nya wanita dan laki-laki. Aku ini menyimpang dari agama. Belum tau kapan berubahnya kak hehehe ...

Informan 2 Tidak, abang sadar abang tidak normal. Semua orang pengen punya rencana hidup lebih baik dek makanya abang ingin sekali berubah dek. Tambah lagi abang udah berumur gini dek.


(34)

Informan 3 Gak normal, karena bukan kodratnya ada ngerasa bersalah. Pengen ngerubah sedikit menjauhi dengan orang yang seperti itu. Rasa kepengen nikah ada kak. Karena orang tua bilang kalau orang sukses harus ada pasangan sekaya apapun kita. Karena semakin nikah, semakin bertambah rezeky. Karna abang saya lama-lama berubah menjadi lebih baik hidup nya setelah menikah.

Informan 4 Kalau aku sih bilang normal gak normal masih bingung juga sih kak.soalnya aku yang ngejalani . dari hati paling kecil gak normal karena emang tujuan hidup kita kan yaa aku gatau juga sih kedepannya aku gay apa engga . tapi kita kan punya orang-orang yang sayang sama kita kayak orang tua kita dan orang tuaku gak tau kalu aku gay. Taunya kalau aku nyari istri. Keluarga tidak ada yang tau. Temen temen sebagian tau . jadikan gak normal sih. Sesama cowok gaktau mau ngapain. Tapi kita kan tujuan hidup nanti mau menikah, punya keturunan. Hubungan seks tidak normal dan gak pada tempatnya. Tapi gimana la kak emang sukanya sama laki-laki dia yang buat nyaman. Jadi jalani aja dulu.

Informan 5 Gak normal sebenernya, karena udah melanggar norma-norma. Sekarang tergantung kita sendiri. apalagi abang udah nikah gini,udah mulai mengurangi la sama pria macow.

Dari Matrix 4.8 diatas dapat dilihat bahwa ke 5 informan mengatakan bahwa hubungan sesama jenis (gay) itu tidak normal. Seluruh informan mengatakan untuk tidak melakukan hubungan sesama jenis lagi ingin berhenti tetapi belum tau kapan waktunya.1 informan mengatakan hubungan sesama jenis adalah perilaku yang menyimpang. 3 informan mengatakan ingin menikah tapi belum tau kapan dan masih menikmati seperti ini dan 1 informan yang sudah menikah juga mengatakan sudah mulai mengurangi melakukan hubungan dengan sesama jenisnya.


(35)

4.3.8 Informan Pernah Merasa Bersalah dengan Keadaan Gay (Penyuka Sesama Jenis)

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada informan tentang apakah informan pernah merasa bersalah dengan keadaan gay (penyuka sesama jenis), maka dapat dilihat pada Matrix distribusi informan pernah merasa bersalah dengan keadaan gay (penyuka sesama jenis) sebagai berikut:

Matrix 4.9

Distribusi Informan Pernah Merasa Bersalah dengan Keadaan Gay (Penyuka Sesama Jenis)

Informan 1 Gak bersalah tetapi menyesal aja, kenapa harus ada orang seperti aku ini. Kawanku rata-rata banci. Ada yang mengganggu tidak masalah, tapi sewajarnya. Kalau tidak wajar kulempar batu kak.

Informan 2 Pernahla ngerasa sedih, bersalah, pengen di ulang kembali. Sepertinya orang tua abang tau tapi mereka diam aja.mungkin karna abg juga yang membiayaiin kebutuhan rumah soalnya abg sangat perhatian dek untuk keluarga dan kodisi rumah

Informan 3 Iya kak bersalah karena bukan kodratnya. Sering masuk kamar mandi, nangis. Apalagi setelah melakukan hubungan ngerasa bersalah kali. Kok gini aku yaaaa....

Informan 4 Ngerasa bersalah iya sih kak. Takutnya orang tua tau dari orang lain kalau aku gay. Yaaa pasti ngerasa bersalah kak. Ngerasa berdosa dari segi agama yaiyalah berdosa tapi gimanala kita menikmati itu. Informan 5 Pernahlaa... terbayang rasanya kok bisa gini aku ya.

Pengen membentuk rumah tangga yang baik, jadi kepala keluarga, pemimpin. Tapi belakangan ini harus bisa di control untuk berubah.

Dari Matrix 4.9 diatas dapat dilihat bahwa 4 informan mengatakan merasa bersalah dengan orientasi seksual yang menyimpang dan cenderung mereka


(36)

menyalahkan diri sendiri. sementara 1 informan mengatakan Gak bersalah tetapi menyesal aja, kenapa harus ada orang seperti aku ini.


(37)

BAB V PEMBAHASAN

Homoseksual merupakan perilaku sesama jenis yang hadir dari gangguan orientasi seksual seseorang. Perilaku seksual ini biasanya dikategorikan antara gay dan lesbi. Gaya hidup homoseksual adalah pola hidup seseorang homoseksual memiliki orientasi seksual menyimpang yaitu saling berinteraksi seksual sesama jenis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif dan persepsi.

5.1 Karakteristik Informan

Jumlah informan pada penelitian ini sebanyak 5 informan dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat keseluruhan informan berusia produktif dan usia informan memasuki usia yang matang. Gay dimaksudkan sebagai kombinasi antara identitas diri sendiri dan identitas sosial yang mencerminkan kenyataan bahwa orang memiliki perasaan menajadi dari kelompok sosial yang memiliki label yang sama. Istilah gay biasanya mengacu pada jenis kelamin laki-laki (Hartanto, 2006).

Dari 5 informan terdapat 2 informan yang berpendidikan S1 dan 3 informan berpendidikan SLTA. Dilihat dari segi status perkawinan, 4 informan berstatus belum kawin hal ini dikarenakan beberapa faktor yang menyebabkan informan belum kawin. Sedangkan dari segi pendapatan informan adalah Rp. 4.000.000,Rp.8.000.000, Rp.3.000.000, Rp.2.000.000, Rp. 3.500.000 hal ini dapat


(38)

dilihat dari pendapatan informan yang begitu tinggi membuat seseorang itu memilih gaya hidup modern. Dewasa ini gaya hidup sering disalahgunakan oleh remaja. Apalagi para remaja yang berada pada kota metropolitan. Mereka lebih cenderung bergaya hidup dengan mengikuti mode masa kini. Tentu saja, mode yang mereka tiru adalah mode dari orang barat. Jika mereka dapat memfilter dengan baik dan tepat maka pengaruhnya akan positif. Namun sebaliknya, jika tidak pintar dalam memfilter mode dari orang barat tersebut maka akan berpengaruh negatif bagi mereka sendiri (Siti Nurhasanah, 2009).

5.2 Pengetahuan/Kesadaran Diri Informan terhadap Homoseksual (Gay)

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan dapat dilihat bahwa seluruh informan mengakui dirinya adalah homoseksual (gay) yaitu penyuka sesama jenis seperti yang di ungkapkan salah satu informan berikut ini :

“Pertama kali Waktu SMP aku di perpustakaan sekolah. Temanku narik-narik aku kak. Di gempet-gempetnya aku kak. Terus kubilang janganlah. Dia tetap aja gak mau berhenti kak. Dan pulang sekolah dia ngajak aku ke rumah nya. Kami main PS selesai main PS katanya dia ngantuk. Tidurlah kami di kamarnya kak. Kebetulan rumahnya gak ada orang kak. Berapa menit tidur dia terbangun, terus dia naik ke badan aku kak. Di suruh nya aku buka baju, di ambilnya lotion. Disuruhnya tarok biar gak sakit katanya kak. Sakiiiitttt kali rasanya kak. Mau menjerit takut dengar tetangga sebelah. Yaudahla nikmati aja kak.hahahhahaaaaaaa...itu awal terjadinya kak.” Ungkapan 2 informan lain yang menyadari dirinya gay

sejak kuliah berikut ini :

“Iya dek abang gay. Awalnya dari semester 3 bersama kawan-kawan liburan ke bandung ada 9 orang. Sampai di Bandung nyewa hotel dan 1


(39)

kamar ada 3 orang. Pada malam itu abang dan temen-temen abang dugem dek. Jadi temen abang yang satu lagi pindah tidur dikamar ceweknya. Tinggallah abang sama si tyo di dalam kamar. Disitulah si tyo ngajak abang. Awalnya abang gakmau, keringat dingin, entah kekmana la rasanya tapi karena dia maksa yaudahla makaterjadila dek pertama kali ngelakuin sama lekong.”

Ungkapan informan lain :

“Kalau sudah tertarik sesama jenis itu sudah lama sih kak. Tapi kalau kayak pacaran, deket, udah pegang-pegang gitu semenjak kuliah la kak dari semester I. Banyak juga punya temen-temen yang gay. Jadi dari kuliah la kak. Kami sama-sama suka kak. Dia suka, aku juga suka.yaudahla jadi gaada masalah sih.”

Homoseksual adalah perasaan tertarik, kasih sayang, dan hubungan emosional atau secara erotis yang berjenis kelamin sama, dengan tanpa hubungan fisik. Kata homoseks digunakan untuk hubungan intim atau hubungan seksual diantara orang-orang berjenis kelamin yang sama sehingga tidak mengidentifikasikan diri mereka gay atau lesbian.

Trianingsih mengatakan beberapa laki-laki menyadari bahwa dirinya adalah homoseksual atau gay. Mereka melakukan hubungan sesksual jangka panjang dengan wanita dan kadang-kadang melakukan hubungan seks dengan pria dan sering tanpa diketahui pasangan wanitanya. Dalam kasus ini, hubungan seks mungkin dilakukan antara pria, karena memang hanya pria saja yang tersedia dalam pasangan seks.


(40)

5.3 Melakukan Hubungan Sesama Jenis itu merupakan Gaya Hidup (Life Style)

Dari hasil wawancara peneliti dengan 5 orang informan berkaitan dengan apakah melakukan hubungan sesama jenis itu merupakan gaya hidup (life style), 3 informan mengatakan bahwa hubungan sesama jenis sama dengan gaya hidup seperti yang di ungkapkan salah satu informan berikut ini :

“Balik lagi ke zaman dulu karena orang tidak menganggap tabu lagi. Soalnya banyak jaringan sosial yang semakin luas jaringannya sudah seperti gaya hidup. Abang suka dugem dek, rasanya kalau tidak keluar malam , gimanaaaaa gitu... ”

Ungkapan informan lain sebagai berikut :

“Iya juga sih... sebenernya gaya hidup. Karena zaman sekarang udah biasa kak. Apalagi aku sehari-hari suka belanja, nongkrong, dan menghabiskan waktu la kak. Ke retro apalagi kak. Hahaha... Dan biasanya aku sering belanja ke petisah kak sama temen kampus aku. Ya iyelaah kak cewek temen aku...masa iya berondong mau aku bawa ke petisah.. (sambil tertawa).”

Ungkapan informan lain sebagai berikut :

“Terus kayaknya temen-temen aku juga banyak yang gay yaudah jadinya biasa aja. Udah kayak gaya hidup aja. Gaya hidup itu kayak kita melakukan keseharian tapi orang itu tidak menganggap kita itu heran jadi kayak salah satu kebiasaan aja. Jadi tidak dianggap salah satu masalah sama orang banyak.”

Menurut Minor dan Mowen (2002), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, bagaiamana mengalokasikan waktu.


(41)

Peneliti menyimpulkan bahwa dari setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh informan dan bagaimana cara membelanjakan uangnya, mengalokasikan waktu merupakan gaya hidup mereka khususnya gaya hidup homoseksual (gay) yang mereka anggap normal khususnya bagi mereka sendiri.

Tetapi dari 2 informan mengatakan kalau hal itu bukanlah gaya hidup, seperti yang diungkapkan salah satu informan sebagai berikut :

“Menurut awak bukan gaya hidup sih.. itu sebagai jiwanya aja gitu dan terus hanya dari faktor lingkungan. Gaya hidup itu sih dari life style nya, yaaaaaa... dari ciri dia berpakaian, dia berbicara terus perilaku kesehatannya seperti apa gitu.Gaya hidup kan bagian dari kegiatan seseorang kak. Awak gak setuju kalau dibilang gaya hidup.”

Ungkapan informan sebagai berikut:

“Kalau masalah gaya hidup, life style lah yaaaa. Kalau dibilang gaya hidup, engga lah ya. Belum menjadi gaya hidup. Apalagi kota medan masih punya norma-norma agama. Menurut aku pribadi sih gay itu dari dalam diri kita sendiri”

Dari pernyataan informan diatas mengatakan itu bukanlah gaya hidup, peneliti menyimpulkan bahwa informan tidak menyadari apa yang informan lakukan merupakan sebuah gaya hidup dilihat dari pengertian gaya hidup itu sendiri.

5.4 Persepsi Informan tentang Gaya hidup Gay dengan Gaya Hidup Waria

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 5 informan mengenai tanggapan informan tentang perbedaan gaya hidup gay dengan gaya hidup waria. Seluruh informan mengatakan ada perbedaan antara gaya hidup gay


(42)

dengan gaya hidup waria seperti yang diungkapkan salah satu informan berikut ini:

“Gay jiwa raga laki-laki penampilan seperti laki-laki performancenya seperti laki-laki banget terus dia tuh cowok metroseksual banget cowok metropolitan banget. Terus kalau waria menurut awak kak dia jiwanya aja seperti keperempuanan, penampilannya seperti perempuan . jadi itu sangat-sangat berbeda gitu.Gay menjadikan dirinya laki2 banget. Tidak mau di samakan seperti perempuan. Waria lebih ke perempuan. Kalau waria di salon kak, shopping, nongky-nongky, dan jarang waria mau beli barang-barang yang mahal ataupun ikut fitnes”

Ungkapan informan lain sebagai berikut :

“Adalah kak... kalau gay dia hanya mau sama laki-laki yang terpilih dan gaya nya lebih jantan kak. Kalau waria lebih gemulai, berdandan, make up, lebih nampak kak. Kek aku ini lah... hehehe habis uang aku untuk nyalonaja kak”

Ungkapan informan lain sebagai berikut :

“Kalau gay gaya hidup seks nya berbeda dia masih abnormal. Biasanya gay lebih mepertahankan bentuk tubuhnya, fisiknya. Gay biasanya suka ngegym dek beli baju branded. Kalau waria penampilannya mencolok dek dan cara seksnya berbeda sama gay. Waria itu biasanya lebih mencari kesenangan aja dek. Waria lebih banyak duitnya habis untuk mempercantik dirinya. Karena dia udah sangat merasa dirinya perempuan dek”

Sebagian dari kita pasti masih menganggap gay dan waria itu sama. Padahal jika kita sedikit jeli memperhatikannya ada beberapa hal yang kentara jika dilihat dari sudut pandang kemasan dari kedua fenomena manusia ini.


(43)

Informan yang lain juga mengatakan hal yang hampir sama dengan informan sebelumnya sebagai berikut:

“Ya berbeda laaa... Gay menjadikan dirinya laki-laki banget. Tidak mau di samakan seperti perempuan. Waria lebih ke perempuan. Kalau waria di salon kak, shopping, nongky-nongky, dan jarang waria mau beli barang-barang yang mahal ataupun ikut fitnes”

Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannyadan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakatdisekitarnya. Atau juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiaporang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman danteknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, makasemakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupansehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif ataunegatif bagi yang menjalankannya, tergantung pada bagaimana orang tersebut menjalaninya.

5.5 Persepsi Informan tentang Hubungan Sesama Jenis (Gay) Memiliki Resiko terhadap Kesehatan

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 5 informan mengenai persepsi informan tentang hubungan sesama jenis (gay) memiliki resiko terhadap kesehatan, keseluruhan informan menanggapi hal ini adalah benar adanya seperti yang diungkapkan salah satu informan sebagai berikut:

“Pasti ada kak... ada lecet-lecet paling sering. Aku kalau sakit aja periksa ke dokter kak. Pernah membengkak dubur aku kak. Kata dokter, terlalu kasar melakukan hubungannya kak. Duhhhh.... sakit kali kak bengkak anus aku. Aku biasanya pake v-gell kak atau minyak zaitun


(44)

sebelum melakukan. Takut juga sebenarnya kak kenak HIV/AIDS. Tapi yaasudahlaaaa... hehehehe...”

Keseluruhan informan ini juga mengetahui jenis-jenis resiko yang merugikan bagi kesehatan dan keseluruhan informan juga menjelaskan bagaimana cara mereka sendiri menghindari berbagai resiko tersebut seperti yang diungkapkan salah satu informan sebagai berikut:

“Pastilah banyak penyakit yang merusak kelamin. Apalagi sifillis, HIV. Sangat penting bagi aku pakai kondom dek harus ku paksa pake. Kalau dia gak mau gak usah jadi kubilang sama dia”

Ungkapan informan sebagai berikut:

“Menurut awak kak itu bisa beresiko. Tapi kalau memang pasangan seksual itu dari awal sampai akhir dia sama dan tidak ada melakukan penyimpangan gay nya dengan yang lain itu gak beresiko tetap aman aja. Tapi kalau tukar-tukar pasangan itu baru bisa terkena. Penytakit yang biasa terkena untuk saat ini saya sering mengamati gonore, sifillis. Pengen cari yg setia karena takut kena virus HIV”

Ungkapan informan lain sebagai berikut:

“Resiko pasti sih kak. Aku sih pernah baca-baca artikel gitu kak kalau hubungan gay itu resikonya lebih tinggi terkena penyakit kayak HIV/AIDS tapi kan tergantung kita gitu juga sih kak kalau emang kita tau beresiko kita main amanla kak. Misalkan kita mau main aman sama si abang yaa suruhla abangnya pakai kondom dulu . Kalau emang gak mau pakai kondom ya awak campakkan la dulu dia. Ngapain dia bawa-bawa penyakit sama awak. Nanti dua duanya sama sama sakit”

Dari ungkapan informan diatas dapat dilihat gaya hidup mereka melakukanhubungan sesama jenis yang dilakukan melalui anal dapat menimbulkan penyakit menular seperti gonore , HIV, hepatitis dan lain


(45)

sebagainya, walaupun seoranghomoseksual tidak melakukan anal seks tapi melakukannya melalui oral juga dapatmenyebabkan terjadinya penyakit menular seksual sebagaimana yang terjadi jikamereka melakukannya melalui anal.

Salah satu resiko melakukan hubungan seksual adalah kemungkinan untukterkena PMS. Faktor risiko tersebut meliputi, tanpa penggunaan pengaman dalamberhubungan seksual, perilaku seks pada usia dini dan berganti-ganti pasangan.Menurut Davison (2004) dalam Hartanto (2006) bahwa Perilaku homoseksual ataugay dapat berawal pada masa kanak-kanak, karena gangguan perkembangan seksualseseorang ditambah dengan pengaruh orang tua yang tidak baik.

Dari pernyataan ke 5 informan peneliti menyimpulkan bahwa 2 dari informan kaum homoseksual (gay) sudah memperhatikan keamanan terhadap penyakit menular seksual dalam melakukan hubungan seksual. Hal ini dapat dilihat dari cara mereka yang selalu menggunakan alat pengaman seperti kondom, gell, dan lain sebagainya untuk mencegah penyakit menular yang beresiko bagi kesehatan mereka.

5.6 Informan yang Pernah Melakukan Hubungan Seksual dengan Pasangan Sesama Jenis (Gay)

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 5 informan tentang apakah informan pernah melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis (gay) seperti yang diungkapkan informan sebagai berikut:

“Yaaaa 3 lusin adalah kak belum sampai 50. Hahahhaa... (sambil tertawa). Pernah, kalau sama pacarku yang polisi aku sering dikasih uang kak. Tapi kalau sama yang lain, jarang kak. Paling Cuma di belikkan puding, nasi bungkus, rokok. Itu ajalah kak atau kalau ada yang gak bayar,


(46)

dia harus bisa datang kapan aku butuhkan untuk melakukan ML. Pernah aku sama berondong kak. Aku bayar aja 5-10 ribu kalau udah sangek kali. Ada juga orang arab kak, aku kenal pas dugem. Disentuhnya pahak aku kak. Yaudah dia ngajak ML besar x kak arab punya barang. Terus ada juga orang cina, kalau cina jorok kak, gak bersih, jijik aku, bauk lagi kak langsung aku batalkan kak. Paling sering satpam kak di seluruh Kota Medan ini yang kebanyakan. Biasanya aku pakai pelicin kak v-gell atau minyak zaitun.”

Homoseksual (gay) melakukan hubungan sesama jenis atas dasar suka sama suka dan tidak ada pemaksaan satu sama lain. Maka dari itu informan tidak mengambil keuntungan dari keadaan ini seperti yang diungkapakan infroman berikut ini :

“Pernah terjadi sejak kuliah. Berapa kali ya kak emmmmm... gaktau la kak. Hehehe... Dibilang sering enggala. Sebulan sekali laa.. kalau ada sama pacar ya sama pacar. Kalau sudah putus yaudah putus main sama yang lain. Lebih enak sama cowok sih kak lebih manja.

Adapun ungkapan informan yang mengambil keuntungan dari gay ini sebagai berikut:

“Banyak bulek-bulek yang suka sama abang dek waktu abang kerja di bali. Lebih besar bayaran orang bulek dek daripada orang kita”

Ungkapan informan sebagai berikut :

“Dulu kebetulan kuliah aku dulu tinggal tempat kos-kosan semuanya cowok-cowok. Pertama kali hubungan ya sama dia.. Dulu aku ada tinggal kenalan satu kos satu kamar, aku berhubungan sama dia. Taunya dia gay pas sama-sama deket satu kamar. Gak tersadar kapan kita harus melakukn hubungan, kapan nafsu, kapan dia pengen udah tau ajalah dari wajahnya kalau udah ngajak. Bukan karena di minta atau apa yaaa.. tapi nafsu udah


(47)

datang.. sebelumnya kami sepakat aku berpihak sebagai bot. Lupa lah dek berapa kali. Gak terhitung hahahhaaa...Kalau sama istri yaaa, hubungan badan secara normalnya aja. Ya gaktaulah,aib kali kalau istri tau”

Perilaku seksual merupakan perilaku yang muncul karena adanya doronganseksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku (Wahyudi,2000). Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yangdidorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis.Bentuk-bentuk perilaku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Perilaku seksual (yang dilakukansebelum waktunya) dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti perasaan bersalah, depresi, marah, dan lain sebagainnya.

Hal ini juga dapat mempertegas bahwa kaum homoseksual ini adalah orang-orang yang tidak terlepas dari gaya hidup yang bermasalah dimana dapat dilihatbahwa selain rentan terkena penyakit menular seksual kaum gay ini juga cenderungmengalami gangguan kepribadian atau gangguan mental yang dapat membahayakan orang-orang disekelilingnya.

5.7 Tanggapan Informan terhadap Kaum Sesama Jenis (Gay) Dihindari oleh Masyarakat

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti ke 5 informan mengenai tanggapan informan terhadap kaum sesama jenis (gay) dihindari oleh masyarakat ke 5 informan tidak mengambil pusing akan hal itu karena informan mengatakan selagi tidak mengganggu orang lain mereka tidak ada masalah. 2 informan mengatakan masyarakat udah bisa nerima dan udah pinter jadi biasa aja menanggapinya. Informan juga mengatakan hidup itu pilihan selagi tidak mengganggu orang lain. Ungkapan informan sebagai berikut: “Abang bisa sesuaikan perilaku dimana


(48)

aku berada dek. Masyarakat udah bisa nerima dan udah pinter jadi biasa aja aku nanggapinnya dek”

Informan lainnya juga mengungkapkan sebagai berikut :

“Hidup kan pilihan kita masyarakat udah toleransi aja. Masyarakat cuma bisa komentar aja toh hidup aku yang ngejalani aku orang yang cuek. Gak ngerasa dihindari. Temen-temen aku yg perempuan beberapa juga tauh sih kak aku gay. Yaudah biasa aja temenan gak ada yang menghindar dari aku”

2 informan mengatakan kaum homoseksual dihindari oleh masyarakat seperti ungkapan berikut ini :

“Menurut awak ya kak, itu benar dijauhi oleh masyarakat karena itukan perilaku menyimpang gitu. Terus ada juga yang bisa menerima kita gitu yg kaum gay nya. Untuk keseluruhan masyarakat luar belum bisa menerima sih”

Informan lain mengatakan sama seperti diatas sebagai berikut:

“Pengen kulempar aja rasanya kak mulut-mulut orang. Tapi kadang mikir juga kalau ini biarlah urusan sama yang di atas soalnya aku mikir juga kalau aku ini berbeda sama yang lain. Merasa juga di hindari. Sedih juga aku kak.. tapi aku menjalani hidup aku ga ganggu orang lain. Itu aja sih....”

Seksualitas sejatinya merupakan hal yang positif, selalu berhubungan denganjati diri seseorang dan juga kejujuran seseorang terhadap dirinya. Sayangnya,masyarakat umumnya masih melihat seksualitas sebagai hal yang negatif, sehinggatidak pantas atau tabu dibicarakan. Studi tentang seksualitas memperkenalkan tiga terminologi penting menyangkut seksualitas manusia, yaitu: identitas gender,orientasi seksual dan perilaku seksual.


(49)

Homoseksual ada disemua budaya dan lapisan masyarakat serta disepanjangsejarah. Homoseksual merupakan istilah yang diciptakan pada tahun 1869 olehbidang ilmu psikiatri di Eropa, untuk mengacu pada suatu fenomena yang berkonotasiklinis. Pengertian homoseks tersebut pada awalnya dapat dikategorikan sebagaiperilaku menyimpang. Pengertian homoseks kemudian terbagi dalam dua istilah yaitu gay dan lesbi. Hawkin pada tahun 1997 menuliskan bahwa istilah gay atau lesbidimaksudkan sebagai kombinasi antara identitas diri sendiri dan identitas sosial yangmencerminkan kenyataan bahwa orang memiliki perasaan menjadi dari kelompoksosial yang memiliki label yang sama. Istilah gay biasanya mengacu pada jeniskelamin laki-laki dan istilah lesbian mengacu pada jenis kelamin perempuan (Hartanto, 2006).

5.8 Persepsi Informan tentang Hubungan Sesama Jenis (Gay) itu Hubungan yang Normal

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada ke 5 informan mengenai persepsi informan tentang hubungan sesama jenis (gay) itu hubungan yang normal, seluruh informan mengungkapkan hal itu tidak normal seperti yang diungkapkan salah satu informan sebagai berikut:

“Tidak, abang sadar abang tidak normal. Semua orang pengen punya rencana hidup lebih baik dek makanya abang ingin sekali berubah dek. Tambah lagi abang udah berumur gini dek”

Informan lain mengatakan sebagai berikut:

“Gak normal, karena bukan kodratnya ada ngerasa bersalah. Pengen ngerubah sedikit menjauhi dengan orang yang seperti itu. Rasa kepengen nikah ada kak”


(50)

Informan juga mengungkapkan keinginannya untuk tidak melakukan penyimpangan seks dan mengungkapkan keinginannya untuk berhubungan seks normal dengan lawan jenisnya, sebagai yang di ungkapkan berikut ini:

“ Dari hati paling kecil gak normal karena emang tujuan hidup kita kan yaa aku gatau juga sih kedepannya aku gay apa engga . tapi kita kan punya orang-orang yang sayang sama kita kayak orang tua kita dan orang tuaku gak tau kalu aku gay. Taunya kalau aku nyari istri. Keluarga tidak ada yang tau. Temen temen sebagian tau . jadikan gak normal sih, sesama cowok gaktau mau ngapain. Tapi kita kan tujuan hidup nanti mau menikah, punya keturunan”

Penjelasan dari informan diatas dapat dilihat bahwa kaum homoseksual (gay) ini masih memiliki keinginan untuk tidak melakukan hubungan sesama jenis. Tetapi belum bisa dipastikan juga apakah informan benar-benar akan berhenti atau tidak, karena seluruh informan mengungkapkan bahwa seluruh informan belum dapat memastikam kapan kembali normal dengan lawan jenis.

Perilaku homoseksual sudah dikenal manusia sejak zaman Nabi Luth as, yaitukaum Sodom dan Gomorah. Hingga kini keberadaannya tetap ada, bahkan AmerikaSerikat dan beberapa Negara Eropa Belanda dan Denmark justru telahmensahkan perkawinan sejenis. Homoseksual terdiri dari: pertama, gay yaitu laki-lakiyang menyukai laki-laki. Kedua, lesbian, yaitu wanita yang menyukai wanita. Ketiga, waria yaitu laki-laki yang merasa dirinya wanita dan tertarik hanya kepada laki -laki.


(51)

5.9 Informan Pernah Merasa Bersalah dengan Keadaan Gay (Penyuka Sesama Jenis)

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 5 informan tentang apakah informan pernah merasa bersalah dengan keadaan gay (penyuka sesama jenis). 4 informan mengungkapkan pernah merasa bersalah seperti yang diungkapakan salah satu informan sebagai berikut :

“Pernahla ngerasa sedih, bersalah, pengen di ulang kembali. Sepertinya orang tua abang tau tapi mereka diam aja. Mungkin karena abang juga yang membiayaiin kebutuhan rumah soalnya abang sangat perhatian dek untuk keluarga dan kodisi rumah”

Informan lain mengungkan sebagai berikut :

“Pernahlaa... terbayang rasanya kok bisa gini aku ya. Pengen membentuk rumah tangga yang baik, jadi kepala keluarga, pemimpin. Tapi belakangan ini harus bisa di control untuk berubah”

Informan lain mengungkan sebagai berikut :

“Iya kak bersalah karena bukan kodratnya. Sering masuk kamar mandi, nangis. Apalagi setelah melakukan hubungan ngerasa bersalah kali. Kok gini aku yaaaa....”

1 informan mengungkapkan tidak bersalah tetapi menyesal saja seperti yang di ungkapkan berikut ini:

“Gak bersalah tetapi menyesal aja, kenapa harus ada orang seperti aku ini”

Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yangmempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal daridalam diri individu (internal)dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).


(52)

Faktorinternal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi.


(53)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Kegiatan atau rutinitas kaum homoseksual (gay) seperti melakukanolah raga,melakukan perawatan tubuh lainnya tidak menimbulkan resiko terhadapkesehatan sebaliknya akan berdampak positif terhadap kesehatan. Tetapidilihat dari segi kegiatan lain yang mereka lakukan seperti pergi ketempathiburan malam akan menimbulkan resiko terhadap kesehatan seperti meminum minuman alkohol, merokok, dan lain sebagainya.

2. Dilihat dari cara kaum homoseksual (gay) bagaimana mengalokasikan waktu seperti keluar pada malam hari sehingga waktu istirahat menjadi waktu berkurang akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Sementara jika dilihat dari cara mereka menghabiskan uang seperti berbelanja (shopping), melakukan perawatan tubuh, berpesta, dengan teman-teman akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan ekonomi mereka.

3. Dilihat dari segi orientasi seksual kaum homoseksual (gay), merekamelakukan hubungan seksual dengan sesama jenis seperti oral seks, anal seksdapat menimbulkan resiko terjadinya penyakit menular seksual yang akanmerugikan kesehatan mereka.


(54)

6.2 Saran

1. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan agar mengambil langkah-langkah untuk mencegah penularan penyakit menular seksual terutama dikalangan kaum homoseksual (gay) di Kota Medan.

2. Diharapkan kepada Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) untuk dapatmengambil langkah-langkah seperti melakukan penyuluhan kepada kalangankaum homoseksual (gay) agar dapat mencegah penularan penyakit menular seksual.

3. Diharapkan kepada kaum komunitas (gay)untuk dapat lebih memperhatikangaya hidup mereka yang beresiko sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

4. Diharapkan perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai resiko terhadap kesehatan kepada kalangan kaum homoseksual (gay).


(55)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Hidup (Life Style)

Gaya hidup menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pibadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya hidup oleh berbagai ahli sering di sebut merupakan ciri sebuah dunia modern atau modernitas. Artinya, siapa pun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan satu orang dengan yang lain (Siti Nurhasana, 2009).

Menurut Minor dan Mowen (2002), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapat yang bersangkutan. Istilah gaya hidup baik dari sudut pandang individual maupun kolektif, mengandung pengertian bahwa gaya hidup sebagai cara hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan dan pola-pola respons terhadap hidup, serta terutama perlengkapan untuk hidup. Cara sendiri bukan sesuatu yang alamiah, melainkan hal yang di temukan, diadopsi atau diciptakan, dikembangkan dan digunakan untuk menampilkan tindakan agar


(1)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Pemilihan Informan ... 35

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.5 Defenisi Istilah ... 36

3.6 Metode Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 38

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 38

4.1.1 Letak Geografis ... 38

4.1.2 Gambaran Demografis ... 38

4.2 Gambaran Umum Karakteristik Informan ... 39

4.3 Gambaran Gaya Hidup (Life Style) di Kalangan Kaum Homoseksual .... 40

4.3.1 Pengetahuan /Kesadaran Diri Informan terhadap Homoseksual ... 40

4.3.2 Melakukan Hubungan Sesama Jenis itu Merupakan Gaya Hidup (Life Style) ... 42

4.3.3 Persepsi Informan tentang Perbedaan Gaya Hidup Gay dengan Gaya Hidp Waria ... 43

4.3.4 Persepsi Informan tentang Hubungan Sesama Jenis (Gay) Memiliki Resiko terhadap Kesehatan ... 45

4.3.5 Informan yang Pernah Melakukan Hubungan Seksual dengan Pasangan Sesama Jenis (Gay) ... 47

4.3.6 Tanggapan Informan tentang Kaum Sesama Jenis (Gay) Dihindari Oleh Masyarakat ... 49

4.3.7 Persepsi Informan tentang Kaum Sesama Jenis (Gay) itu Hubungan yang Normal ... 51

4.3.8 Informan Pernah Merasa Bersalah dengan Keadaan Gay (Penyuka Sesama Jenis) ... 53

BAB V PEMBAHASAN ... 55

5.1 Karakteristik Informan ... 55

5.2 Pengetahuan / Kesadaran Diri Informan terhadap Homoseksual ... 56

5.3 Melakukan Hubungan Sesama Jenis itu Merupakan Gaya Hidup (Life Style) ... 58

5.4 Persepsi Informan tentang Perbedaan Gaya Hidup Gay dengan Gaya Hidup Waria ... 60

5.5 Persepsi Informan tentang Hubungan Sesama Jenis (Gay) Memiliki Resiko terhadap Kesehatan ... 62

5.6 Informan yang Pernah Melakukan Hubungan Seksual dengan Pasangan Sesama Jenis (Gay) ... 64


(2)

5.7 Tanggapan Informan tentang Kaum Sesama Jenis (Gay)

Dihindari oleh Masyarakat ... 66

5.8 Persepsi Informan tentang Hubungan Sesama Jenis (Gay) itu Hubungan yang Normal ... 68

5.9 Informan Pernah Merasa Bersalah dengan Keadaan Gay (Penyuka Sesama Jenis) ... 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 72

6.1 Kesimpulan ... 72

6.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74 DAFTAR lAMPIRAN


(3)

DAFTAR MATRIX

Matrix 4.1 Distribusi Informan Berdasarkan Karakteristik ... Matrix 4.2 Distribusi Pengetahuan/Kesadaran Diri Informan Terhadap

Homoseksual (Gay) ... 40 Matrix 4.3 Distribusi Melakukan Sesama Jenis itu Merupakan Gaya Hidup

(Life Style ... 42 Matrix 4.4 Distribusi Persepsi Informan Tentang Gaya Hidup Dengan Gaya

Hidup Waria ... 44 Matrix 4.5 Distribusi Persepsi Informan Tentang Hubungan Sesama Jenis (Gay)

Memiliki Resiko Terhadap Kesehatan ... 46 Matrix 4.6 Distrisbusi Informan Yang Pernah Melakukan Hubungan Seksual

Dengan Pasangan Sesama Jenis (Gay) ... 47 Matrix 4.7 Distribusi Persepsi Tanggapan Informan Terhadap Kaum Sesama

Jenis (Gay) Dihindari Oleh Masyarakat ... 50 Matrix 4.8 Distribusi Informan Persepsi Informan Tentang Hubungan Sesama

Jenis (Gay) itu Hubungan Yang Normal ... 52 Matrix 4.9 Distribusi Informan Pernah Merasa Bersalah Dengan Keadaan Gay


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 34


(5)

DAFTAR ISTILAH

Singkatan : Singkatan dari

GAY : Sesama Pria

GN : Gaya Nusantara

IGS : Indonesian Gay Society

JKM : Jaringan Kesejahteraan/Kesehatan Masyarakat LGBT : Lesbi, Gay, Biseksual, Transgender

LSL : Lelaki Suka Lelaki

PMS : Penyakit Menular Seksual PYG : Persaudaraan Gay Yogyakarta YGD : Yayasan Gaya Dewata


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tengku Desy Chairuna

Tempat Lahir : Medan

Tanggal Lahir : 10 Desember 1993

Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia

Agama : Islam

Nama Ayah : H.T. Chairuniza

Suku/Bangsa Ayah : Melayu/Indonesia

Nama Ibu : Hj. Nur Chairunisya

Suku/Bangsa Ibu : Batak/Indonesia

RiwayatPendidikan

1. SD/ Tamat Tahun : SD IKAL /2005

2. SLTP/Tamat Tahun : SMP N 7 Medan /2008 3. SLTA/Tamat Tahun : SMA N 4 Medan /2011 4. Lama studi di FKM USU : 2011-2016