Pengertian Homoseksual Gay Sikap dan Tingkah Laku Homoseksual Gay

dalam botol. Hasilnya menunjukkan, lalat betina cenderung berada pada bagian atas dan bawah botol. Sedangkan lalat jantan hanya berada pada bagian tengah dan membentuk ikatan rantai bergerombol. Yang menakjubkan, lalat jantan ternyata berperilaku gay, sedangkan lalat betina tetap normal. Laporan yang ditulis dalam U.S National Academy Of Science tahun 1995 ini lantas menjadi rujukan sejumlah ilmuwan bahwa perilaku homoseksual memiliki asal usul genetik atau sifat alami natural, sama seperti warna kulit, rambut, mata dan lain-lain. Namun demikian, hasil riset itu masih menyisakan pertanyaan, mengapa lalat jantan itu berperilaku gay, sedangkan lalat betina tetap normal. Dalam eksperimen berikutnya malah menunjukan bahwa lalat jantan mampu membuahi lalat betina.

2.6 Pengertian Homoseksual Gay

Homoseksual adalah perasaan tertarik, kasih sayang dan hubungan emosional atau secara erotis terhadap orang yang berjenis kelamin sama, dengan tanpa hubungan fisik. Pada penggunaan mutakhir, kata sifat homoseks digunakan untuk hubungan intim atau hubungan seksual diantara orang-orang berjenis kelamin yang sama, sehingga tidak mengidentifikasi diri mereka sebagai gay atau lesbian. Gay adalah istilah laki-laki yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama laki-laki atau disebut juga laki-laki yang mencintai laki-laki secara fisik, seksual, emosional ataupun secara spiritual. Secara psikologis, gay adalah seorang laki-laki yang penuh kasih. Mereka juga rata-rata mempedulikan penampilan, dan sangat memperhatikan apa-apa saja yang terjadi pada pasangannya. Menurut Kartono 1989, Homoseksualitas adalah relasi seks dengan jenis kelamin yang sama atau rasa tertarik dan mencintai jenis seks yang sama. Banyak teori-teori yang menjelaskan sebab-sebab homoseksualitas diantaranya adalah : a. Faktor herediter berupa tidak seimbangnya hormon-hormon seks b. Pengaruh lingkungan yang tidak baik atau tidak menguntungkan bagi perkembangan kematangan seksual yang normal c. Seseorang yang mencari kepuasan relasi homoseks, karena pengalaman homoseksual pada remaja d. Pengalaman traumatis dengan ibunya sehingga timbul kebencian atau antisipasi terhadap ibunya dan semua wanita.

2.7 Sikap dan Tingkah Laku Homoseksual Gay

Kebanyakan individu berfikir bahwa tingkah laku heteroseksual dan homoseksual adalah pola yang berbeda dan dapat mudah didefenisikan. Kenyataannya, kecenderungan akan pasangan seksual dari jenis kelamin yang sama tidaklah selalu merupakan keputusan yang tetap dapat dibuat sekali dan mengikat untuk selamanya. Sebagai contoh, tidaklah jarang bagi seorang individu, terutama laki-laki untuk melakukan eksperimen homoseksual dimasa remaja, namun tidak melakukan tingkah laku homoseksual dimasa dewasa. Sementara beberapa individu melakukan tingkah laku heteroseksual dimasa remaja, namun kemudian melakukan tingkah laku homoseksual dimasa dewasa Halonen dan Santrock, 1996. Pada sebuah survey nasional, diketahui bahwa persentase individu yang mengaku homoseksual aktif jumlahnya lebih rendah 2,7 laki-laki dan 1,3 perempuan daripada yang seringkali disebutkan, sekitar 10 Michael, 1994. Selama beberapa dekade terakhir ini, sikap terhadap homoseksual ini menjadi lebih permisif. Sejak tahun 1986, sebuah jejak pendapat yang dilakukan oleh Gallup mulai mengenali adanya pergeseran konservatif dan oleh kesadaran publik akan penyakit AIDS Aquired Immune Deficiency Syndrome. Peningkatan jalur keras terhadap homoseksual ini mungkin saja bersifat sementara. Jejak pendapat tahun 1989 Gallop sekali lagi menunjukkan adanya peningkatan toleransi terhadap hak-hak bagi kaum gay. Individu yang memiliki sifat negatif terhadap homoseksual juga cenderung menyetujui pengawasan AIDS secara ketat, misalnya dengan mengeluarkan penderita AIDS dari tempat kerja. Perasaan yang tidak rasional dan negatif terhadap homoseksual disebut homophobia. Dalam bentuk yang lebih ekstrem, homophobia dapat menyebabkan munculnya tingkah laku mengolok-olok, memukul atau bahkan membunuh. Umumnya homophobia berhubungan dengan tingkah laku menghindari homoseksual. Walaupun identitas gay telah dipelajari secara meluas peneliti yang melakukan penelitian terhadap identitas gay ini sering diartikan sebagai proses pemunculan yang terdiri dari tiga tahap yaitu sensitisasi kesadaran yang disertai dengan rasa bingung, penyangkalan, rasa bersalah, malu dan penerimaan Newman dan Muzzonigro, 1993. Salah satu aspek berbahaya dari ternodanya homoseksualitas adalah devaluasi diri yang sering dilakukan oleh individu gay. Salah satu bentuk yang umum dari devaluasi diri disebut dengan passing, proses menyembunyikan identitas sosial seseorang yang sebenarnya. Yang termasuk dalam strategi passing antara lain memberikan informasi yang menyembunyikan identitas homoseksual seseorang atau menghindari identitas seksual seseorang yang sebenarnya. Pertahanan terhadap pengenalan diri seperti ini sangat berakar dimasyarakat, tanpa dukungan yang memadai dan rasa takut menjadi tercela, banyak gay yang menutup diri mereka dan kemudian muncul kembali pada suatu saat yang lebih aman biasanya ketika mereka kuliah Gruskin, 1994.

2.8 Jenis Homoseksual Gay