Kegiatan Pengelolaan Kelas Pengelolaan Kelas

21 juga penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan peserta didik terhadap lingkungannya. 27 Dari berbagai uraian teori tentang efektivitas pengelolaan kelas, maka yang dimaksud efektivitas pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan mendayagunakan seluruh potensi kelas agar menciptakan kondisi yang optimal dalam proses pembelajaran sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Evektivitas pengelolaan kelas tersebut dapat diukur dengan indicator pengelolaan fisik yang terdiri dari, penataan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya, pengaturan penyimpangan barang- barang. Sedangkan pengelolaan siswa terdiri dari peningkatan kesadaran dari guru, mengenal alternative pengelolaan, menciptakan kontrak social, mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang timbul.

7. Tugas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran

Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. 28 Hal pertama kali yang menimbulkan kekaguman kita terhadap para ahli pendidikan muslim terdahulu adalah penghargaan mereka terhadap persoalan pendidikan ahli pendidikan muslim terdahulu adalah pengahargaan mereka menilainya sebagai wujud tanggung jawab moral yang sangat luhur. Mereka menganggap tugas mengajar bukan hanya sekedar sebagai profesi kerja, melainkan lebih sebagai tuntunan kewajiban agama. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam 27 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995, h. 120 28 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Rosda Karya, 2007 cet III, hal 123 22 bentuk penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara professional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Pada dasarnya ada dua macam kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap guru, mereka mengelola sumber belajar dan melaksanakan dirinya sebagai sumber belajar. Apabila seorang guru dengan sengaja menciptakan suasana belajar di dalam kelasnya dengan maksud untuk mewujudkan tujuan yang sudah dirumuskan maka ia bertindak sebagai “guru-manajer”. Guru adalah sumber belajar untuk menentukan tujuan belajar dari pada buku, kaset video sebagai sumber belajar. 29 Penguasaan kelas ini merupakan masalah bagi guru terlebih bagi para guru di kota-kota besar yang menghadapi siswa dengan keberagaman latar belakang sosiokultur keluarga, serta perubahan-perubahan pada anak-anak yang sangat kaya dengan informasi. Dalam konteks peningkatan efektivitas kelas, guru tidak hanya dengan penampilan menarik, penuh optimisme, antusias dan menguasai bahan ajar dengan baik, namun guru juga harus memiliki berbagai kemampuan penguasaan kelas dengan tidak menggunakan pendekatan pemaksaan atau berbagai bentuk kekerasan psikologis lainnya, tapi justru menggunakan berbagai pendekatan pedagogic yang mampu menciptakan suasana tenang, penuh keceriaan dan penuh motivasi untuk belajar. Menurut Muhammad Uzer Usma bahwa “Kualitas dan Kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara siswa didalam kelas, serta kondisi umum dan suasan di dalam kelas. 30

B. Supervisi Akademik Kepala Sekolah

1. Pengertian supervisi akademik

Secara bahasa supervisi berarti mengamati, mengawasi, atau membimbing kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan 29 Ivor K. Davis, Pengelolaan Belajar, Jakarta: Rajawali Press, 1991, cet II, hal. 34 30 Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, 2001 hal 10, cet ke-4 23 maksud untuk mengadakan perbaikan. Supervisi berasal dari kata “super” artinya lebih atau atas, dan “vision” artinya melihat atau meninjau. Secara estimologis supervisi artinya melihat atau meninjau yang dilakukan oleh atasan terhadap pelaksanaan kegiatan bawahannya. 31 Orang yang berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulir kearah usaha mempertahankan suasana belajar mengajar yang lebih baik yang dapat disebut dengan supervisor. Menurut Ngalim Purwanto, supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. 32 Jadi supervisi merupakan upaya melakukan perbaikan kepala sekolah dalam memberikan masukan dan arahan oleh supervisor, sebagaimana dikutip Piet. A. Sahertian, supervisi adalah “suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran”. 33 Menurut Sergiovani dan Starrat, supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah; agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah seba gai masyarakat belajar yang lebih efektif”. 34 Konsep supervisi didasarkan atas keyakinan bahwa perbaikan merupakan suatu usaha yang kooperatif dari semua orang yang berpartisipasi dan supervisor yang bertindak sebagai stimulator, 31 Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009, Cet. Ke-1, h.41 32 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosadakarya, 2005, Cet. Ke-15, h. 76 33 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tekhnik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000, Cet. Ke-1, h.17 34 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. Ke-3, h. 111