61
“Tentunya kemampuan
guru dalam
menjalankan pembelajaran, meningkatkan kemampuan pengelolaan kelas,
kemampuan guru dalam membuat RPP, dan pastinya 4 kompetensi guru itu, kalau sudah menguasai sudah hebat,
selain guru juga sarana dan prasarana, sarana itu untuk mempermudah dan merupakan faktor pendukung guru dalam
melakukan proses pembelajaran”
13
. Jadi, pembinaan yang dilakukan untuk guru sangat penting untuk
melakukan pengelolaan kelas yang baik, karena guru merupakan fasilitator yang tugasnya mengkondisikan anak pada saat pelajaran,
misalnya saat anak merasa jenuh atau ngantuk pada saat pelajaran guru boleh melakukan cerita yang lucu, setelah anak sudah tidak
merasa ngantuk barulah melanjutkan pelajaran. Tetapi kepala sekolah juga mempunyai hambatan dalam meningkatkan efektivitas
pengelolaan kelas seperti faktor guru, faktor siswa, tetapi faktor sarana di madrasah ini sudah termasuk l
engkap “hambatannya mungkin dari faktor guru, misalnya suaranya pelan itu dari sifatnya,
hambatan dari siswa juga ada, di kelas pemikiran anak-anak bermacam-macam, ada yang lambat, ada yang sedang, ada yang
cepat, dan sarana dan prasarana, tetapi Alhamdulillah sarana di madrasah ini sudah termasuk le
ngkap”
14
Dari hasil wawancara kesimpulan yang saya dapat adalah peran supervisi akademik kepala sekolah jarang dilakukan oleh kepala
sekolah MAN Insan Cendekia Serpong, supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah dilaksanakan satu atau dua kali dalam satu
tahun, supervisi dilakukan tidak hanya di kelas saja tetapi kepala sekolah juga sering mengajak guru-guru untuk berdiskusi tentang
masalah dan kendala di kelas, dan kepala sekolah juga sering bertanya kepada siswa dengan masalah yang dihadapi oleh siswa di kelas
misalnya dengan hasil ujian atau pelajaran yang tidak dimengerti.
13
Ibid
14
Ibid
62
2. Pengelolaan Kelas Dari hasil observasi yang penulis lakukan terdapat penilaian
supervisi kelas dengan penilaian indikator aspek yang dinilai: a Pra pembelajaran, b Kegiatan inti pembelajaran, c Penutup, dari penilaian
supervisi yang dilakukan kepada lima orang guru terdapat masing-masing skor total 82, 93, 96, 80, dan 98.
Tabel 4.3 Tabel Perhitungan Penilaian Supervisi
No Lembar Observasi
Total
1. Lembar Observasi I
82 2.
Lembar Observasi II 93
3. Lembar Observasi III
96 4.
Lembar Observasi IV 90
5. Lembar Observasi V
98
Jumlah 5
449
Maka dari hasil penghitungan pada tabel di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:
Kriteria penilaian standar pengelolaan kelas, yaitu sebagai berikut: a
Sangat Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 91-120. b
Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 61-90. c
Cukup, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 31-60. d
Kurang, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 1-30 Hasil analisis data akhir penilaian supervisi kelas yang dilakukan
kepada lima orang guru memperoleh hasil sebesar 74,8. Kesimpulan dari hasil tersebut, bahwa guru sudah dapat mengelola kelas dengan baik, hal
ini dapat dibuktikan dari obervasi yang telah dilakukan kepala sekolah dengan menggunakan lembar observasi kelas sebagaimana terdapat pada
lampiran.
63
C. Temuan Penelitan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat diketahui bahwa peran supervisi akademik kepala sekolah dalam pengelolaan kelas di
Madrasah Negeri Insan Cendekia Serpong belum dilaksanakan secara optimal, hal ini terlihat dari temuan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kepala
sekolah melakukan supervisi di kelas hanya satu atau dua kali dalam satu tahun, dikarenakan jadwal kepala sekolah sibuk sehinga kepala sekolah jarang
berada di sekolah untuk melakukan supervisi, jadwal supervisi yang bersamaan dengan jadwal rapat atau tamu yang datang ke sekolah. Tetapi
pada saat kepala sekolah mempunyai waktu berada di sekolah kepala sekolah memanggil guru ke ruangnya untuk berdiskusi masalah yang terjadi di kelas.
Di samping itu ada kegiatan hari sabtu kegiatan yang bebas dari pembelajaran akademik, kesempatan itu dimanfaatkan kepala sekolah, kepala
sekolah menayakan kepada siswa bagaimana perkembangan guru saat dikelas pada proses pembelajaran, dan kendala atau masalah apa yang terjadi dengan
di kelas termasuk nilai-nilai ujian mereka dikelas. Kepala sekolah juga selalu mengirim guru-guru untuk mengikuti seminar, pelatihan dan MGMP dalam
melakukan pembinaan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan kelas. Sedangkan dari guru-guru MAN Insan Cendekia sudah dapat
mengelola kelas secara baik hal ini dibuktikan dari hasil observasi yang penulis lakukan. Namun demikian kemampuan tersebut bukan dikontribusi
oleh peran kepala sekolah sebagai supervisor, melainkan karena mereka yang merupakan para guru pilihan yang telah diseleksi secara ketat dan sulit pada
saat mencalonkan diri sebagai guru, selain itu mereka juga sering mengikuti pelatihan, seminar dan MGMP.
Ruang kelas berdasarkan mata pelajaran SMBC merupakan pola pembelajaran dinamis bertujuan untuk lebih membangun nuansa atmosfer
akademik siswa sesuai dengan tuntutan materi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Kelas-kelas dalam SMBC didesain sedemikian rupa
sehingga mencirikan masing-masing pelajaran itu. Siswa belajar dalam kelas- kelas berbasis pelajaran tersebut sesuai jadwal kelasnya moving class.
15
15
Sumber : Panduan Pembelajaran Di MAN Insan Cedekia Serpong 2013-2014
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan masalah yang dibahas oleh penulis tentang Peran Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Kelas di MAN Insan Cendekia Serpong, dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1.
Kepala sekolah belum melaksanakan peran supervisi akademik secara optimal dalam membantu guru mengelola kelas dikarenakan banyaknya
tugas kepala sekolah baik tugas di dalam maupun di luar sekolah yang membuat kurangnya peran supervisi akademik kepala sekolah di MAN
Insan Cendekia. Sedangkan peran supervisi akademik kepala sekolah dalam pengelolaan kelas sangat berperan penting dikarenakan kepala
sekolah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas pengelolaan kelas dengan mensupervisi guru dalam pembelajaran di kelas. Tetapi dengan
kurangnya supervisi akademik oleh kepala sekolah, tidak membuat pengelolaan kelas di MAN Insan Cendekia menjadi buruk, dikarenakan
guru-gurunya yang sudah baik dalam menjalan tugasnya, serta guru-guru di MAN Insan Cendekia merupakan guru-guru yang sudah berkualitas
dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola kelas. 2.
Guru-guru di MAN Insan Cendekia sudah dapat mengelola kelas secara baik hal ini telah dibuktikan dari hasil observasi yang penulis lakukan.
Namun demikian kemampuan tersebut bukan dikontribusi oleh peran kepala sekolah sebagai supervisor, melainkan karena mereka merupakan
65
guru-guru pilihan yang dapat masuk menjadi guru di MAN ini melalui tahap-tahap dan seleksi yang sangat sulit sehingga mereka sudah
mempunyai bekal untuk mengelola kelas secara baik. Di samping itu, guru di MAN Insan Cendekia tugasnya bukan hanya mengajar siswa dalam
akademik tetapi juga mengajar siswa dalam bidang keimanan dan ketakwaan. Alat-alat pembelajaran dikelas juga lengkap sehingga sangat
mendukung dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan kelas. Seperti guru dalam melakukan pembelajaran
juga menggunakan media pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Kelas, penulis memberikan
saran kepada MAN Insan Cendekia yang mudah-mudahan dapat bermanfaat. 1.
Untuk Kepala Madrasah, sebaiknya selalu berusaha menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam kegiatan supervisi akademik. Serta dalam
kegiatan pelaksanaan supervisi akademik, sebaiknya tidak hanya dilaksanakan satu atau dua kali saja dalam satu tahun, misalnya dalam
setiap satu semester bisa dua kali, awal semester dan akhir semester, agar kepala sekolah dapat mengamati perkembangan guru dan siswa dalam
meningkatkan efektivitas pengelolaan kelas yang lebih baik lagi. Dengan supervisi akademik kepala sekolah harus dapat mendorong para guru
menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas pokoknya dan mengembangkan kemampuannya demi terciptanya pengelolaan kelas yang
baik. 2.
Untuk Guru MAN Insan Cendekia Serpong, selalu mempertahankan untuk memberikan yang terbaik kepada siswanya agar meningkatkan efektivitas
pengelolaan kelas dapat tercapai. Dan dapat membantu peran kepala sekolah dalam melakukan supervisi akademik. Lebih meningkatkan
motivasi kerja mereka sehingga guru-guru lebih bersungguh-sungguh melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, dan memperhatikan hasil
66
supervisi yang dilakukan kepala sekolah dan berusaha meningkatkan kemampuannya berdasarkan hasil supervisi tersebut.
67
DAFTAR PUSTAKA
Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas, Jakarta: Bahan Belajar Mandiri, 2006, Cet I
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995.
Ametembun, N.A, Evaluasi Mengajar: Kriteria-kriteria dan Tekhnik-tekhnik, Bandung: Suri, 2000.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Supervisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, Cet. I. Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif,
Jakarta : C.V Rajawali, 1992. Azhari, Ahmad, Supervisi Rencana Program Pembelajaran, Jakarta: Rian Putra,
2004, Cet k-3 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2004. Danim, Sudarwan, Inovasi Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002.
Davis, Ivor K, Pengelolaan Belajar, Jakarta: Rajawali Press, 1991. Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pedoman
Pengembangan: Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta, 2003. Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pedoman
Pengembangan: Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta, 2003. Direktorat Tenaga Kependidikan, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan Depdiknas, Metode dan Tekhnik Supervisi, Jakarta,2008, hhtp:akhmadsudrajat.wordpress.com20110304konsep-
supervisi-akademik.
Fathurrohman, Pupuh, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT. Refik Aditama, 2007.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009. Hasan, Yusuf A, dkk, Pedoman Pengawasan, Jakarta: CV. Mekar Jaya, 2002.
http:www.sriudin.com201110konsep-supervisi-akademik.html.