11
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran. c.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa dalam kelas. d.
Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang social, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individualnya.
12
Tujuan Pengelolaan Kelas menurut A. C. Wragg adalah: a.
Anak-anak memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa
b. Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh konsentrasi dalam
melakukan tugas-tugas sesuai dengan kemampuannya.
13
Tujuan pengelolaan kelas ini adalah agar dapat mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab indvidu maupun klasikal dalam
berprilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang berlangsung, menyadari kebutuhan siswa, serta memberikan respon yang
positif terhadap perilaku siswa.
14
Sedangkan menurut J.J Hasibuan dan Moedjiono dalam bukunya menyebutkan, proses belajar mengajar penggunaan komponen dalam kelas
mempunyai beberapa tujuan bagi siswa yaitu: a.
Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah laku
b. Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tat
tertib kelas, dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, dan bukan kemarahan.
12
Ade Rukmana., Op. Cit. h. 43
13
Ibid
14
I. G. A. K. Wardani, Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar, Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka, 2001, cet. I, h. 35.
12
c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta
tingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.
15
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan diadakannya pengelolaan kelas adalah agar siswa dapat melakukan proses belajar
mengajar dengan baik dan siswa juga dapat termotivasi dalam belajar, dan itu didukung dengan pengelolaan kelas yang baik.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas
a. Kondisi fisik, lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh
penting terhadap hasil pembelajaran, lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
1 Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Ruang tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara
siswa yang satu dengan siswa lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis
kegiatandan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. 2
Pengaturan tempat duduk Dalam
mengatur tempat
duduk yang
penting adalah
memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa.
3 Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan adalah asset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman.
4 Pengaturan penyimpanan barang-barang.
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan
bagi kepentingan belajar.
15
J. J Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja Karya CV, 1988 Cet. Ke-3, h. 83
13
b. Kondisi sosio-emosional
Kondisi sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar,
kegairahan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran. 1
Tipe kepemimpinan; peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas
2 Sikap guru; dalam menghadapi siswa yang akan melanggar
peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat
diperbaiki. 3
Suara guru: melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau malah terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa akan
mengakibatkan suasana gaduh, bisa jadi membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak diperhatikan.
4 Pembinaan hubungan baik raport; dengan terciptanya hubungan
baik guru-siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimis, realistis dalam kegiatan
belajar yang sedang dialakukannya. c.
Kondisi Organisasi Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik
tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas.
16
Penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah, beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah: 1
Ukuran ruang kelas 2
Jumlah siswa 3
Tingkat kedewasaan siswa 4
Toleransi guru dan kelas sebelah terhadap kegaduhan dan lalu lalangnya siswa
16
Ade Rukmana dan Asep Suryana., Op. cit. h. 44-45
14
5 Toleransi masing-masing siswa terhadap kegaduhan dan lalu
lalangnya siswa lain. 6
Pengalaman guru dalam melaksanakan metode pembelajaran gotong royong, dan
7 Pengalaman siswa dalam melaksanakan metode pembelajaran
gotong royong.
17
Pengelolaan kelas pada hakikatnya berkenaan dengan tata cara mengatur proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas agar berjalan
lancar. Kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam kelas: a.
Pengelolaan Siswa Dalam rangka mewujudkan suatu pengelolaan yang baik,
murid-murid dalam suatu kelas perlu diorganisir lebih baik lagi demi efektifitasnya suasana kelas. Yang termasuk pengelolaan siswa adalah:
1 Pengorganisasian siswa
Pengorganisasian siswa apabila dikelola dengan baik mempunyai fungsi yaitu : menciptakan ketertiban kelas. Untuk
memelihara kebersihan kelas siswa dibagi tugas secara bergiliran, dan juga dapat membantu menyediakan sarana pengajaran, seperti
penyediaan kapur tulis, alat peraga atau buku paket dan lain sebagainya.
18
Organisasi-organisasi kelas pada umumnya berbentuk sederhana yang personelnya meliputi ketua kelas, wakil kelas,
sekretaris, bendahara dan beberapa seksi sesuai kebutuhan. Pemilihan para personel kelas ini dilakukan oleh anggota kelas
secara demokrasi dengan dibimbing oleh guru wali kelas. Dengan demikian guru telah memenuhi fungsinya sebagai pengelola dalam
membina sifat-sifat murid-murid.
17
Anita Lie, Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- ruang Kelas, Jakarta: PT. Grasindo, 2002, h 51
18
Sudiman N, et al, Ilmu Pendidikan, 1992, hal 312