Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 MAN Insan Cendekia dengan status diakui sekarang ini, memungkinkan dapat menarik masyarakat dalam hal ini orang tua murid untuk memberikan kepercayaan mendidik putra-putrinya, sehingga dalam tahun-tahun yang akan datang mampu menjadi sekolah yang lebih baik lagi. Maka untuk meraih perkembangan tersebut bukan hanya peran kepala sekolah yang diperlukan tetapi peran guru dan siswa di sekolah juga sangat diperlukan dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran Guru di MAN Insan Cendekia tidak ada yang mengajar di sekolah lain, karena tidak diberikan izin dari pihak sekolah untuk mengambil kegiatan mengajar di sekolah lain. Hal ini membuat guru-guru tersebut menjadi tidak sibuk di luar sehingga guru dapat mempersiapkan materi yang akan diajarkan dengan baik. Dari hasil pra observasi pra penelitian yang penulis lakukan dengan kepala sekolah terdapat persepsi bahwa jarangnya supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah, hanya satu atau dua kali dalam satu tahun. Tetapi itu tidak membuat pengelolaan kelas di MAN ini menjadi buruk. Pengaturan sistem pengelolaan kelas yang sudah berlangsung sekarang, nampak adanya faktor yang mendukung untuk mencapai harapan dan tujuan di atas antara lain : fasilitas pendidikan yang sudah lengkap, terdapatnya guru- guru yang berkualitas. Para guru MAN Insan Cendekia Serpong selalu berusaha mengelola kelas sebaik mungkin, tetapi tidak dikontribusi oleh peran supervisi akademik kepala sekolah. Maka dari uraian di atas, penulis memandang perlu untuk membahas ini dengan melakukan penelitian dalam bentuk skripsi deng an judul “Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Kelas di MAN Insan Cendekia Serpong ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi Masalahnya adalah : 1. Sarana sekolah memadai sehingga mendukung pengelolaan kelas 6 2. Pembinaan yang dilakukan kepala sekolah kepada guru dalam pengelolaan kelas masih jarang dilakukan 3. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru sudah berjalan dengan baik

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah yang telah dipaparkan di atas adalah peran kepala MAN Insan Cendekia dalam melaksanakan bimbingan pembinaan dan pengawasan di bidang akademik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalahnya adalah 1. Bagaimana supervisi akademik dilaksanakan oleh kepala sekolah? 2. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan kelas di MAN Insan Cendekia?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dia atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui peran supervisi akademik kepala sekolah dalam pengelolaan kelas MAN Insan Cendekia.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau manfaat bagi: 1. Kepala sekolah : sebagai bahan masukan agar dapat melaksanakan supervisi yang lebih baik lagi dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan kelas 2. Guru : sebagai bahan masukan untuk membantu dalam kelancaran pengelolaan kelas. 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Guru sebagai pendidikan professional mempunyai tugas dan peranan, merencanakan dan mempersiapkan pembelajaran agar tujuan dan kegiatan tersebut akan lebih terarah dan berhasil, menguasai dan mengembangkan materi pembelajaran berupa bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah dan bahan pengayaan atau penunjang bidang studi, melaksanakan proses belajar pengajaran dimana terjadinya interaksi antara guru dan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran. Usaha guru dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif akan terwujud apabila guru mengetahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang agar terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar, disamping itu guru juga harus mampu mengelola masalah-masalah yang diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat merusak suasana belajar mengajar, menguasai berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan tersebut dapat digunakan. 8 Menurut Hornby dalam Oxford Advanced Leaner’s Dictionary 1986 mendefenisikan kelas sebagai “group of students taught together or location when this group meets to be taught ”. Dengan demikian, kelas merupakan sekelompok siswa yang diajar bersama atau suatu lokasi ketika kelompok itu menjalani proses pembelajaran pada tempat dan waktu yang diformat secara formal. 1 Dalam arti sempit kelas menunjukkan suatu ruangan dibatasi 4 dinding atau tempat murid-murid belajar, tiap bangunan sekolah di bagi kedalam ruangan-ruangan bangunan yang menunjukkan ruang kelas. Dalam arti luas kelas dapat pula diartikan sebagai kegiatan pembelajaran yang dibedakan oleh guru kepada murid-murid dalam suatu ruangan untuk satu tingkat tertentu pada jam tertentu. 2 Kelas bermakna “tingkatan” untuk menunjukkan status atau posisi anak di sekolah tertentu, misalnya kelas I, kelas II, dan sebagainya. 3 Adapun yang dimaksud kelas adalah pangkat, tingkatan, ruang tempat belajar di sekolah. Dengan demikian kelas merupakan sekelompok siswa belajar bersama ditempat yang sama dengan bimbingan dari guru dalam proses pembelajaran dan dalam tingkatan yang sama. Pengertian terminologi pengelolaan kelas dibangun oleh dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas dalam makna ruang kelas. Menurut Raka Joni “pengelolaan kelas menunjukkan kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.” 4 Pengelolaan kelas sebenarnya merupakan upaya mendayagunakan seluruh potensi kelas, baik sebagai komponen utama pembelajaran 1 Sudarwan Danim, inovasi pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002, h. 167 2 Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas, Jakarta: Bahan Belajar Mandiri, 2006, Cet I, h. 28 3 Danim. Loc. cit. 4 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: CV.Alfabeta,2008, h. 84 9 maupun komponen pendukungnya. 5 “pengelolaan kelas menurut M Entang berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.” 6 Sedangkan E. C. Wragg mengatakan Pengelolaan kelas adalah kegiatan pengelolaan perilaku murid-murid, sehingga murid-murid dapat belajar. 7 Pengelolaan kelas adalah keterampilan bertindak seorang guru yang berdasarkan sifat-sifat kelas dengan tujuan menciptakan situasi proses kegiatan belajar mengajar dengan baik. tugas guru yang utama adalah mampu menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Menurut Suharsimi Arikunto pengelolaan kelas adalah: suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. 8 Manajemen kelas pengelolaan kelas adalah “suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, yang meliputi, 1 pengajaran guru, 2 pengaturan penggunaan waktu yang tersedia, 3 pengaturan ruangan dan perabot pelajaran di kelas, serta 4 pengelompokan siswa dalam belajar” 9 Suatu kondisi belajar akan optimal akan dicapai, apabila seseorang guru mampu mengatur siswa dengan suasana pengajaran yang serasi serta mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan. Mengelola kelas 5 Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT. Refik Aditama, 2007, h. 104 6 Ade Rukmana dan Asep Suryana, op. cit., h. 29 7 Ibid 8 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, Jakarta : C.V Rajawali 1992, hal 67-68 9 Conny semiawan dkk, Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar?, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992, h. 63-64