Perubahan Mata Pencaharian Dampak Sosial Ekonomi Konversi Lahan Pertanian

74

5.3. Dampak Sosial Ekonomi Konversi Lahan Pertanian

Konversi lahan pertanian pada Kelurahan Mekarwangi memiliki dampak sosial ekonomi bagi pemilik lahan dan lingkungan sekitar. Diversifikasi mata pencaharian dan perubahan pendapatan rumah tangga petani pemilik lahan pasca konversi adalah salah satu dampaknya. Terhadap lingkungan sekitar areal yang terkonversi lahan juga mendapatkan dampaknya.

5.3.1 Perubahan Mata Pencaharian

Akibat konversi lahan pertanian warga Kelurahan Mekarwangi memiliki beragam mata pencaharian yang baru. Hal tersebut dirasakan oleh petani pemilik lahan maupun non petani. Kelompok yang paling merasakan Perubahan mata pencaharian ini adalah petani penggarap dan para petani pemilik lahan yang melakukan konversi lahan pertanian. Konversi lahan pertanian telah membawa beragam dampak perubahan mata pencaharian pada Kelurahan Mekarwangi. Semula masyarakat menggantungkan hidup mereka dengan mata pencaharian sebagai petani namun saat ini setelah konversi lahan berlangsung muncul beragam mata pencaharian baru sebagai pola adaptasi petani dan masyarakat untuk tetap bertahan dalam kondisi himpitan perekonomian. Petani pemilik lahan yang mengonversikan lahannya berhasil beradaptasi jika setelah melakukan konversi lahan pertanian taraf hidup dan kesejahteraan mereka menigkat. Sejalan dengan pendapatan rumah tangga yang juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Adapun petani pemilik lahan yang mengonversikan lahan pertanian mereka namun 75 tidak mampu beradaptasi dan berujung pada pendapatan rumah tangga yang tetap tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tabel 10. Perubahan Mata Pencaharian Petani yang Melakukan Konversi Lahan di Kelurahan Mekarwangi Tahun 2010 No Bentuk Konversi 1. Sawah padi menjadi olahan tape, kebun singkong, jagung, jambu. 2. Sawah padi menjadi kebun singkong, kacang panjang, kangkung. 3. Sawah padi menjadi peternakan ayam. 4. Sawah padi menjadi kios makanan, counter pulsa. 5. Sawah padi menjadi budidaya jamur dan kebun singkong. 6. Sawah padi menjadi tambak ikan. 7. Sawah padi menjadi kebun singkong dan jagung 8. Sawah padi menjadi ladang jagung, singkong. 9. Sawah padi menjadi kebun jambu, singkong dan tape olahan. 10. Sawah padi menjadi tanaman hias hortikultura dan rumah. 11. Sawah padi menjadi warung sembako. 12. Sawah padi menjadi kebun singkong, jagung, dan kangkung. 13. Sawah padi menjadi warung sayuran, kebun singkong dan tape olahan. 14. Sawah padi menjadi bengkel sepatu. 15. Sawah padi menjadi rumah tinggal dan dibelikan motor 16. Sawah padi menjadi rumah dan kios ruko 17. Sawah padi menjadi tambak ikan. Sumber : hasil penelitian di lapangan tahun 2010 Pada tabel 8 dapat dilihat perubahan mata pencaharian petani pemilik lahan yang melakuan konversi lahan pertanian miliknya. Mata pencaharian tersebut dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu mata pencaharian yang berbasis pertanian dan mata pencaharian non pertanian. Berikut penjabaran Perubahan mata pencaharian petani pemilik lahan pasca konversi lahan pertanian miliknya. 1. Mata pencaharian berbasis pertanian, beragam mata pencaharian berbasis pertanian masih menjadi pilihan dari 12 responden penelitian. Dari 12 orang 76 responden penelitian dapat dibedakan dalam sub kategori yaitu mata pencaharian pertanian secara umum dan mata pencaharian pertanian khusus. a. Mata pencaharian pertanian secara khusus atau petani pemilik lahan yang mengonversikan lahan pertanian sawah padi miliknya masih menjadi bentuk usaha pertanian khusus seperti kebun singkong, jagung, kacang panjang, pepaya, kangkung, hortikultura dan jamur. Terdapat 9 responden yang mengalihfungsikan lahannya dengan pemanfaatan tersebut. b. Mata pencaharian pertanian secara umum atau petani pemilik lahan yang mengonversikan lahan pertanian sawah padi miliknya menjadi pemanfaatan dalam raung lingkup pertanian umum seperti tambak ikan dan peternakan ayam. Terdapat 3 responden yang mengalihfungsikan lahan pertanian miliknya menjadi pemanfaatan tersebut. 2. Mata pencaharian non pertanian menjadi pilihan dari 5 orang responden penelitian. Ragam bentuk usaha pasca konversi lahan pertanian sawah padi menjadi pemanfaatan non pertanian adalah jasa ojek motor, bengkel pabrik sepatu, kios makanan, penyewaan ruko, counter pulsa, dan warung sembako.

5.3.2. Pendapatan Rumah Tangga Petani

Dokumen yang terkait

Kajian Keterkaitan Konversi Lahan Pertanian dengan Perluasan Kota dengan Studi Kasus di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Sebelum dan Sesudah Pemekaran Tahun 1990, 2000, 2010

2 98 162

Pengaruh Modal Bergulir Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Sayur Di Kota Medan (Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus dan Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan)

0 31 70

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria: Kasus di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat

0 24 181

Waktu kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga petani dalam kegiatan ekonomi di Kelurahan Setugede Kota Bogor

0 9 156

Sikap Petani Terhadap Pengendalian Hama Terpadu. Kasus di Kelurahan Balumbangjaya , Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

0 15 267

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Taraf Hidup Rumahtangga Petani: Kasus Pembangunan Perumahan X di Kampung Cibeureum Sunting dan Kampung Pabuaran, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat

1 6 177

Konversi Lahan Pertanian dan Sikap Petani di Desa Cihideung Ilir Kabupaten Bogor

0 4 199

Analisis Dampak Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian terhadap Pendapatan Petani di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor.

5 40 91

Dampak Konversi Lahan Sawah Terhadap Pendapatan Usahatani Padi yang Hilang dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus: Kecamatan Bogor Selatan)

0 4 104

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MELAKUKAN KONVERSI LAHAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus Konversi Lahan Sawah di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember) ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING DECISIONS FARMERS AR

0 0 16