68 para petani meninggalkan pertanian pangan sama sekali. Beberapa komoditas pertanian
masih menjadi pilihan para petani yang mengonversi lahan mereka seperti jagung, singkong, kacang panjang, dan pepaya.
5.2.2. Faktor Eksternal
Konversi lahan pertanian pada Kelurahan Mekarwangi dipengaruhi oleh faktor eksternal karena pada dasarnya belum ada peraturan pertanahan yang mengikat warga
dalam menahan laju konversi lahan pertanian. Masyarakat Kelurahan Mekarwangi melihat fenomena konversi lahan pertanian sebagai hal yang wajar dilakukan oleh petani
karena hal ini menyangkut hubungan pemilik lahan dengan lahannya internal. Pertambahan jumlah penduduk menjadi faktor penting dalam meningkatkan volume
konversi lahan pada Kelurahan Mekarwangi, karena dengan bertambahnya jumlah penduduk menuntut untuk sebuah wilayah mendirikan pemukiman yang layak bagi
penduduk. Para pengembang perumahan yang melihat potensi besar untuk mendirikan industri perumahan menjadi angin segar bagi para pemilik lahan yang jenuh dengan
pendapatan rumah tangga yang sangat minim. Faktor eksternal yang mempengaruhi konversi lahan pertanian pada Kelurahan Mekarwangi adalah, faktor kelembagaan
pertanahan dan penambahan jumlah penduduk yang mengundang para investor perumahan. Beragam motif eksternal petani pemilik lahan yang melakukan konversi
lahan pertanian miliknya diklasifikasikan pada tabel 8.
69 Tabel 8. Motif Petani mengonversi Lahan Pertanian eksternal
1. Sawah
padi menjadi
peternakan ayam. Melihat peluang peternakan ayam lebih menguntungkan
daripada menjadi petani padi. Lahan sawah padi ditawar pengembang perumahan.
2. Sawah padi menjadi tambak
ikan. Pengembangan industri perumahan. Peningkatan kualitas
dan kesejahteraan keluarga dengan beralih profesi.
3. Sawah padi menjadi bengkel
sepatu. Pembelian lahan oleh pengembang perumahan. Mencoba
bisnis usaha sepatu dan menjadi pionner di wilayah setempat.
4. Sawah padi menjadi kebun
singkong dan jagung Lahan dibeli pengembang perumahan. Dijanjikan uang
yang banyak oleh pengembang perumahan.
5. Sawah padi menjadi kios
makanan, counter pulsa. Mendapatkan uang dengan cara yang mudah melalui
konversi kepada pengembang perumahan. Terpengaruh tetangga yang turut mengonversi lahan.
6. Sawah padi menjadi tanaman
hias hortikultura dan rumah. Desakan pembangunan industri perumahan skala besar dan
mencoba beradaptasi untuk bisa tetap meningkatkan pendapatan rumah tangga. Uang hasil penjualan lahan
dialokasikan untuk bisnis tanaman hias.
Sumber : Hasil penelitian di lapangan tahun 2010. Aparat pemerintahan Kelurahan Mekawangi yang menjadi responden penelitian
mengatakan sangat sulit mencegah konversi lahan pertanian karena jika petani diperingatkan maka para petani berdalih semua hak untuk mengurus lahan adalah milik
sang petani pemilik lahan, secara tidak langsung para aparat pemerintahan tidak bisa melakukan intervensi mengenai konversi lahan pertanian. Para petani pemilik lahan
memiliki keleluasaan dalam mengatur sumberdaya lahan pertanian miliknya, dan tentunya untuk melakukan perubahan terhadap lahannya, dalam tatanan ini konversi
lahan pertanian sangat mungkin terjadi. Hal serupa diungkapkan beberapa responden penelitian selaku aktor konversi lahan, mereka menyatakan memiliki kebebasan untuk
mengonversi lahan pertanian miliknya, dan tidak ada pihak yang berkeberatan dan merasa dirugikan dengan konversi lahan yang telah mereka lakukan.
70 Konsep tata ruang yang tidak jelas turut mempengaruhi konversi lahan pertanian
pada Kelurahan Mekarwangi. Petani pemilik lahan dan pemerintah setempat belum memiliki konsep tata ruang yang jelas sehingga lahan pertanian yang seharusnya
diperhatikan dan tidak boleh dikonversi menurut Surat Menteri Agraria pada tahun 1994, saat ini berubah fungsi menjadi lahan non pertanian berupa industri perumahan. Daerah
yang sebelunya hamparan sawah berubah menjadi perumahan dan pemanfaatan non pertanian lainnya.
Pertambahan jumlah penduduk juga mempengaruhi lajukonversi lahan pertanian pada Kelurahan Mekarwangi. Sebagian lahan pertanian masyarakat Mekarwangi saat ini
berubah menjadi perumahan yang notabene difungsikan untuk menampung jumlah penduduk yang semakin bertambah. Menurut data yang penelitian dapatkan saja dalam
kurun waktu kurang lebih lima tahun terdapat penambahan jumlah penduduk pada Kelurahan Mekarwangi 90.2 dengan data berikut.
Tabel 9. Peningkatan Jumlah Penduduk. No
Tahun Jumlah Penduduk
1. 2005
9684 jiwa 2.
2010 18425 jiwa
Sumber : hasil penelitian di lapangan tahun 2010 Terjadinya peningkatan jumlah penduduk yang signifikan sehingga lambat laun memaksa
para petani pemilik lahan untuk mengonversikan lahan pertaniannya. Dalam observasi penelitian pada Kelurahan Mekarwangi sudah tidak terdapat pertanian sawah padi. Hal
tersebut diperkuat dengan pernyataan para responden penelitian dan aparat pemerintahan yang menyatakan sudah tidak bisa lagi melihat komoditas padi pada wilayah Kelurahan
Mekarwangi.
71 Setidaknya terdapat empat pengembang perumahan yang berdomisili di
Kelurahan Mekarwangi yaitu : 1.
Perumahan Bukit Mekarwangi yang bersinggungan dengan kampung Sumurwangi pada RW 5.
2. Perumahan Taman Tirta Cimanggu yang berada pada RW 4 terletak sebelah
selatan Kelurahan Mekarwangi. 3.
Perumahan Bukit Cimanaggu City yang berdomisili pada tiga RW yaitu RW 01, 09, dan 10. berada paling selatan berbatasan dengan Kelurahan Sukadamai.
4. Perumahan Villa Mutiara Bogor yang memiliki akses dengan jalan menuju
Kabupaten Bogor bersingungan dengan RW 12 dan RW 11. Keempat perumahan yang berdiri pada Kelurahan Mekarwangi memiliki pengaruh besar
terhadap perubahan pemanfaatan lahan yang dahulu berbasis pertanian sawah menjadi non pertanian.
5.2.3. Kebijakan Pemerintah