Lokasi Penelitian GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

44 Magister dan 14 orang bergelar Doktor. Perkembangan pendidikan pada Kelurahan Mekarwangi sudah masuk dalam kategori Kelurahan berkembang cepat menurut data Pemerintah Kota Bogor, hal tersebut dapat dilihat dengan indikator maraknya sekolah dasar, menengah, hingga atas yang terdapat pada Kelurahan Mekarwangi. Terdapat 5 taman kanak-kanak dengan 30 orang guru pada kelurahan Mekarwangi, 6 sekolah dasar sederajat dengan jumlah guru 42 orang. Sekolah menengah pertama sederajat yang berada pada kelurahan mekarwangi terdapat 4 sekolah dengan kapasitas 30 orang guru. Namun hanya terdapat 1 sekolah menengah atas dengan 10 orang guru. Kesehatan masyarakat Mekarwangi dapat dikategorikan sudah cukup baik dengan indikatornya terdapat puskesmas, puskesmas pembantu, rumah bersalin, apotik, posyandu, toko obat, dan praktek dokter. Dalam mencegah penyakit-penyakit endemik dan dalam merespon seruan Pemerintah Kelurahan Mekarwangi sangat siaga dibuktikan dengan terdapatnya 18 posyandu dan 2 puskesmas, selain dapat membantu masyarakat dalam mengatasi penyakit, dua lembaga tersebut sangat berperan penting sebagai mediator seruan Pemerintah mengenai isu-isu yang berkembang dan cara penanggulangannya dalam masalah kesehatan. Kelurahan Mekarwangi juga memiliki 19 sarana olahraga dalam rangka menjaga stabilitas tubuh, dengan komposisi 3 lapangan sepak bola, 10 lapangan bulu tangkis, 5 lapangan voli, dan satu buah lapangan basket.

4.3. Lokasi Penelitian

Jumlah RW pada Kelurahan Mekarwangi adalah 13 RW, terdapat lima Rukun Warga RW pada Kelurahan Mekarwangi yang dahulu memiliki lahan yang digunakan untuk pertanian sawah padi, namun saat ini telah dikonversi menjadi pemanfataan non 45 sawah. Hasil observasi awal peneliti mendapati lima RW yang termasuk dalam kategori ruang lingkup penelitian. Peneliti merasa perlu lebih fokus pada kelima RW yang pernah memiliki lahan pertanian berupa sawah padi, karena responden penelitian akan tertuju kepada kelima RW tersebut, adapun lima RW tersebut adalah RW 01, 05, 06, 11, dan 12. RW 01 terletak paling barat dari Kelurahan Mekarwangi berbatasan langsung dengan Kelurahan Kencana, mayoritas mata pencaharian penduduk RW 01 sebagai wiraswasta di berbagai bidang pekerjaan. Baik pekerjaaan dalam bidang pertanian maupun pada bidang non pertanian. Mata pencaharian pada bidang pertanian antara lain, budidaya hortikultura dan tanamana hias, kebun singkong, kangkung dan jagung. Mata pencaharian pada bidang non pertanian antara lain adalah membuka kios dan warung, pulsa, bengkel, dan warung makan. Jumlah penduduk RW 01 menurut data sensus 2010 adalah 1.915 jiwa dengan perbandingan 987 pria dan 928 perempuan. RW 05 dan 06 bersinggungan dengan Kelurahan Sukadamai karena lokasi dua RW tersebut berada paling selatan dari Kelurahan Mekarwangi, mata pencaharian penduduk RW tersebut mayoritas adalah petani penggarap dan buruh. Komoditas utama dari kedua RW tersebut adalah buah jambu merah yang memang menjadi unggulan dari Kelurahan Mekarwangi dari sektor pertanian. Penduduk dua RW tersebut dalam sensus terakhir pada tahun 2010 adalah 1.679 jiwa untuk RW 05 dengan perbandingan 863 adalah pria dan 816 perempuan. RW 06 memiliki jumlah penduduk yang tidak berbeda jauh dengan RW 05, 1.458 jiwa dengan perbandingan 750 pria dan 708 perempuan. Mayoritas penduduk bekerja pada sektor non formal dengan ragam pekerjaan, petani penggarap dengan komoditas jagung, jambu merah, kangkung, kacang panjang, dan singkong. Terdapat pula industri rumahan berupa pengolahan singkong menjadi tape, 46 melalui proses fermentasi. Jenis kegiatan usaha lainnya adalah, kios dan toko yang menjual aneka peralatan rumah tangga serta perlengkapan penunjang seperti pulsa. RW 11 dan 12 berada pada posisi yang berdampingan, kedua RW tersebut merupakan pemekaran dari RW 05 karena pertambahan jumlah penduduk. Karakteristik RW 11 dan 12 yang paling signifikan adalah maraknya pembangunan perumahan yang menjadi ciri khas RW 11 dan 12 sehingga banyak masyarakat yang menyebutnya dengan sebutan nama perumahannya. Perumahan yang berdomisili pada RW 11 dan 12 adalah perumahan Vila Mutiara Bogor sektor satu pada RW 11 dan sektor dua pada RW 12. Penduduk pribumi RW 11 dan 12 semakin termarginalkan, banyak setelah mereka menjual lahan kepada pengembang perumahan memilih untuk hijrah ke tempat lain di luar Kelurahan Mekarwangi, masyarakat pribumi yang bertahan melakukan adaptasi untuk mengatasi masalah perekonomian mereka setelah konversi lahan. Jumlah penduduk RW 11 dan 12 sangat padat, terutama RW 12 merupakan RW terpadat di Kelurahan Mekarwangi dengan jumlah penduduk 1.972 jiwa dengan prosentase 1.005 pria dan 967 perempuan. RW 11 memiliki jumlah penduduk yang juga tidak sedikit dengan jumlah penduduk 1.576 jiwa dengan perbandingan 792 pria dan 784 perempuan. Mayoritas penduduk kedua RW tersebut memiliki mata pencaharian sebagai pegawai swasta, terdapat pula petani penggarap dan buruh konveksi yang prosentasenya kecil. Jenis usaha yang berada di RW 11 dan 12 antara lain, pegawai swasta, petani penggarap dengan komoditas : kangkung, jagung, singkong. Jenis pekerjaan lainnya sebagai pegawai bengkel sepatu. Jenis usaha yang marak antara lain adalah rental komputer, warnet, rumah makan, laundry, dan toko waralaba. 47

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Kajian Keterkaitan Konversi Lahan Pertanian dengan Perluasan Kota dengan Studi Kasus di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Sebelum dan Sesudah Pemekaran Tahun 1990, 2000, 2010

2 98 162

Pengaruh Modal Bergulir Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Sayur Di Kota Medan (Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus dan Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan)

0 31 70

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria: Kasus di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat

0 24 181

Waktu kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga petani dalam kegiatan ekonomi di Kelurahan Setugede Kota Bogor

0 9 156

Sikap Petani Terhadap Pengendalian Hama Terpadu. Kasus di Kelurahan Balumbangjaya , Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

0 15 267

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Taraf Hidup Rumahtangga Petani: Kasus Pembangunan Perumahan X di Kampung Cibeureum Sunting dan Kampung Pabuaran, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat

1 6 177

Konversi Lahan Pertanian dan Sikap Petani di Desa Cihideung Ilir Kabupaten Bogor

0 4 199

Analisis Dampak Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian terhadap Pendapatan Petani di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor.

5 40 91

Dampak Konversi Lahan Sawah Terhadap Pendapatan Usahatani Padi yang Hilang dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus: Kecamatan Bogor Selatan)

0 4 104

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MELAKUKAN KONVERSI LAHAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus Konversi Lahan Sawah di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember) ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING DECISIONS FARMERS AR

0 0 16