8 Kepala
sekolah bertanggung jawab penuh tentang program kegiatan murid.
25
Selain hal-hal diatas, motivasi, keaktifan dan sikap adalah merupakan beberapa hal yang sangat erat kaitannya dengan program
ekstrakurikuler. “Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah
laku yang menuntut atau mendukung orang untuk memenuhi kebutuhan.”
26
Kegiatan pembelajaran tanpa adanya motivasi kemungkinan besar akan jauh dari keberhasilan. Dalam hal ini
motivasi sebagai daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai.
Keaktifan berasal dari kata aktif yang diawali dengan imbuhan ke dan diakhiri dengan imbuhan an. “Kata aktif berarti giat. Keaktifan
adalah kegiatan, kesibukan.”
27
Dalam hal ini dapat dilihat sampai dimana keaktifan siswa dalam melaksanakan aktifitas ekstrakurikuler.
“Sikap adalah suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda, dengan suka, tidak suka atau acuh tak
acuh.”
28
Dengan dimensi sikap ini dapat diketahui apakah siswa suka, tidak suka atau bahkan acuh tak acuh terhadap kegiatan ekstrakurikuler
yang diikutinya.
2. Perilaku keberagamaan
25
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional…, h.70.
26
M.Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997, Cet. 2, h. 129.
27
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, h. 23
28
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, h. 83.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa “perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan.”
29
Nana Syaodih mengatakan bahwa hanya sebagian kecil dari perilaku manusia yang nampak atau dapat diamati dari luar,
sebagian besar merupakan kegiatan yang tidak nampak atau bersembunyi.
Perilaku atau
kegiatan individu
seringkali dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kegiatan kognitif,
afektif dan psikomotor. Kegiatan kognitif berkenaan dengan penggunaan pikiran atau rasio didalam mengenal, memahami dan
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Kegiatan afektif berkenaan dengan penghayatan perasaan, sikap,
moral dan nilai-nilai, sedang kegiatan psikomotor menyangkut aktivitas-aktivitas yang mengandung gerakan-gerakan motorik.
30
Keragaman perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Faktor bawaan yang diperoleh dari keturunan berupa potensi-potensi yang
dikembangkan selama proses perkembangan menjadi berbagai bentuk kecakapan dan sifat-sifat. Dan memperoleh sejumlah kecakapan melalui
pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan baik lingkungan fisik, social, budaya, ekonomis, politis, keamanan, keagamaan dan lain-lain.
31
Bagi orang-orang yang beragama, lingkungan keagamaan mempunyai pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan lingkungan sosial, budaya,
serta lingkungan lainnya. Hal itu disebabkan karena kepatuhan akan ketentuan agama, bukan hanya dilatarbelakangi oleh kebiasaan, peniruan
dan penyamaan diri, rasa senang dan bangga seperti pada lingkungan sosial dan budaya, tetapi juga karena adanya keharusan dan kewajiban.
Oleh karena itu pemahaman perilaku dan pemahaman individu perlu dilengkapi dengan pemahaman akan kehidupan dan lingkungan
keagamaan dan individu yang bersangkutan. Istilah keberagamaan telah sedikit banyak dijelaskan pada bagian
sebelumnya. Seperti halnya kata keagamaan yang berasal dari kata agama
29
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia …, h. 859.
30
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. 4, h. 40.
31
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan…, h. 53.
dan mendapatkan imbuhan ke dan an, kata keberagamaan pun berasal dari kata agama yang mendapatkan imbuhan ke, ber dan an.
Agama dan keberagamaan adalah dua istilah yang dapat difahami secara terpisah, meskipun keduanya mempunyai makna yang sangat erat.
Agama adalah sebuah konsep yang terpisah dari penganutnya, dan setelah mendapat awalan ber diartikan menganut memeluk agama dan
beribadah, taat pada agama. Sedangkan “keberagamaan adalah perihal beragama.”
32
keberagamaan berarti pembicaraan mengenai pengalaman atau fenomena yang menyangkut hubungan antara agama dan
penganutnya. Atau suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang penganut agama yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan
agamanya. Syekh Mahmud Syaltut, sebagaimana telah dikutip oleh Prof. Dr.
Quraish Shihab menyatakan bahwa “keberagamaan adalah usaha manusia dalam mencontoh Tuhan dalam sifat-sifat-Nya dan dari hasil usaha itulah
dicapai kualitas manusia yang didambakan agama.”
33
Konteks keberagamaan tidak hanya berorientasi pada bentuk-bentuk peribadatan
tetapi pembentukan kepribadian dan watak yang berkualitas sesuai tuntutan agama dan penerapannya dalam sikap dan perilaku hidup.
Dengan demikian,
maka dapat
dipahami bahwa
perilaku keberagamaan adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap suatu yang
dianutnya, yakni sesuatu yang mengatur dan memberi petunjuk bagi kehidupannya yang terwujud dalam gerakan sikap batinnya serta tampak
dalam ibadah yang dilakukan dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya baik hubungannya dengan sesama manusia atau makhluk
lainnya. Dalam ajaran islam, keberagamaan seseorang tidak hanya dapat
diwujudkan melalui aktifitas ritual saja, tetapi juga dapat dilihat dari beberapa hal atau dimensi yang lain. Menurut Zuhairini “Secara umum
32
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia …, h. 12
33
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1993, Cet. 3, h.280.
dasar-dasar ajaran islam itu meliputi Aqidah, Syari’ah dan Akhlak.”
34
Hal ini sejalan dengan pernyataan Yusuf Al-Qardowy yang menyatakan bahwa
dimensi atau pokok-pokok ajaran islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Aqidah, ibadah dan akhlak.
35
a. Aqidah.
Aqidah sering disamakan dengan keimanan yang menunjukan pada seberapa besar tingkat keyakinan seseorang terhadap kebenaran
ajaran agamanya yang bersifat fundamental dan dogmatis. Aqidah dalam islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai tuhan
yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat, dan perbuatan dengan amal shaleh.
36
Sebenarnya unsur dasar aqidah adalah keimanan kepada Allah, keimanan kepada kenabian dan keimanan kepada akhirat. Dan mungkin
dapat diglobalkan menjadi keimanan kepada Allah dan hari akhir. Keimanan kepada Allah mencakup keimanan kepada eksistensi-Nya,
keimanan kepada keesaan-Nya, dan keimanan kepada kesempurnaan- Nya.
37
Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan tentang aqidah yaitu dalam Qs. Luqman ayat 13:
+ ,
- . - . 0 1 23
Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku
Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman
yang besar. Qs. Luqman: 13
38
Telah dijelaskan pula dalam Qs. Al-Ikhlas ayat 1-4:
-. ,
1
2 3
4
2
5
2 -. 6 7
8
2
34
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, Cet. 2, h.48.
35
Yusuf Qardawy, Pengantar Kajian Islam…, h.55.
36
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam…, h. 84.
37
Yusuf Qardawy, Pengantar Kajian Islam…, h. 56
38
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 581
Katakanlah Muhammad, “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Allah tidak beranak
dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia” Qs. Al-Ikhlash: 1-4
39
b. Ibadah
Yaitu peraturan yang mengatur hubungan langsung seorang muslim dengan khaliknya dan dengan sesama manusia, yang
menunjukkan seberapa patuh tingkat ketaatan seorang muslim dalam mengerjakan ritual keagamaan yang diperintahkan dan dianjurkan baik
yang menyangkut ibadah dalam arti khusus maupun dalam arti luas. Pelaksanaan ibadah merupakan pengaturan hidup seorang muslim,
baik itu melalui pelaksanaan shalat, pengaturan pola makan tahunan melalui puasa, pengaturan kehidupan sosial ekonomi muslim melalui
zakat, pengaturan atau penghidupan integritas seluruh umat islam dalam ikatan perasaan sosial melalui haji. Pelaksanaan ibadah telah
menyatukan umat islam dalam satu tujuan, yaitu penghambaan kepada Allah semata serta penerimaan berbagai ajaran Allah, baik itu untuk
urusan duniawi, maupun ukhrawi.
40
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
9 :7 ;ﻡ 6 = ? A ﻡ : 7ﻥ 9 C
9 C
…Walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati
mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka…”Al-Anfal: 63.
41
Tujuan ibadah dalam islam bukanlah menyembah, tetapi mendekatkan diri kepada Tuhan, agar roh manusia selalu bersih dan
suci. Roh yang suci membawa kepada budi pekerti yang baik dan luhur, oleh karena itu ibadah disamping merupakan latihan spirituil juga
39
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 922
40
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,…, h. 62-63.
41
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 250
merupakan latihan moral.
42
Misalnya saja shalat, memiliki hubungan yang erat dengan latihan moral:
D;E7 F G9 HI3
… Shalat mencegah orang dari perbuatan jahat dan tidak baik. Qs. Al-Ankabut: 45.
43
Hikmah kependidikan yang dapat diambil dari ibadah adalah:
+
3
3
42
Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya…, h. 40
43
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, h. 566
44
2
E 7 ﻡJ K 6 = G
…Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang- orang yang beriman, supaya kamu beruntung Qs. An-Nuur:
31.
45
c. Akhlak
Dilihat dari sudut bahasa perkataan akhlak adalah bentuk jamak dari perkataan khulk yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat.
46
“Khulk atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ
44
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,…h. 64-67.
45
Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, h. 493.
46
Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid, Beirut:Al-Maktabah Al-Katulikiyah, t.t, h. 194 dalam Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Pt. RajaGrafindo, 2002, Cet. 3, h. 1.
timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.”
47
Seseorang yang berakhlak mulia akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang baik,
seperti suka menolong, jujur, pemaaf, sabar, dan sebagainya. Akhlak merupakan pokok esensi ajaran islam disamping aqidah
dan syari’ah, karena dengan akhlak akan terbina mental dan jiwa seseorang untuk memiliki hakikat kemanusiaan yang tinggi. Dengan
akhlak dapat dilihat corak dan hakikat manusia yang sebenarnya. Sehingga sebenarnya inti yang hakiki missi Muhammad SAW adalah
pada pembinaan akhlak manusia. Akhlak atau etika menurut ajaran islam meliputi hubungan dengan Allah khaliq dan hubungan dengan
sesama makhluk. Sehingga dikatakan oleh Zuhairini bahwa “akhlak dalam islam adalah suatu ilmu yang dipelajari didalamnya tingkah laku
manusia, atau sikap hidup manusia the human conduct dalam pergaulan hidup.”
48
Praktek pelaksanaan akhlak adalah berpedoman pada nash Al- Qur’an dan hadits. Akhlak merupakan alat pembeda antara manusia
dengan hewan. Tenaga penggerak akhlak adalah perasaan emosi atau hati nurani, dari sini terpancar perbuatan-perbuatan yang baik dan
buruk. Menurut imam Al-Ghazali kejahatan dan kebaikan masing-masing
bersumber pada sepuluh induk akhlak yang buruk dan sepuluh induk akhlak yang baik.
2
47
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak…, h. 3
48
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam…, h. 50-51
; 9
.
2 6
6 =
3 6
9 .
49
Setiap manusia harus memiliki akhlak yang baik. Seperti telah dijelaskan dalam Al-Qur’an:
L MNﻡ KOE 6. ﻡ ? A P Q
3 L? NA
1R
2 S ﺹ
ﻥ ﺹ ﻡ UVW ﻡ A 3
E S 3
1X
2
Dan
janganlah kamu memalungkan wajah dari manusia karena
sombong dan janganlah berjalan dibumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan
49
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, …, h. 56
lunakanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai. Qs. Luqman: 18-19
50
3. kaitan antara Program Ekstrakurikuler keagamaan dengan perilaku