Hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa SMA Dua Mei Ciputat

(1)

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM

EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DENGAN

PEMBENTUKAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA

SMA DUA MEI CIPUTAT

Oleh:

JAMI’AH NIM: 104011000019

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 M


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM

EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DENGAN

PEMBENTUKAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA

SMA DUA MEI CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

JAMI’AH NIM. 104011000019

Dibawah Bimbingan

Dra. Hj. Elo Al-Bugis, M.Ag NIP.150268587

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul: “Hubungan Pelaksanaan Program ekstrakurikuler Keagamaan dengan Pembentukan Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Dua Mei Ciputat” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada, 08 September 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 08 September 2008

Panitia Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, M.A ……….. ………. NIP: 150 236 009

Sekretaris Jurusan

Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag ……….. ………..

NIP: 150 299 477

Penguji I

Dra. Hj. Sunarti ………... ………

NIP: 150 022 714

Penguji II

Drs. H. M. Elman Sadri ………… ……….

NIP: 150 203 320

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP: 150 231 356


(4)

Jakarta, 14 Februari 2008 Nomor : Istimewa

Lampiran : 1 ( Satu ) Berkas

Hal : Pengajuan Proposal Skripsi

Kepada Yang Terhormat,

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Asssalamu’alaikum wr.wb.

Salam sejahtera kami sampaikan, semoga Bapak senantiasa berada dalam lindungan Allah swt, dan selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Selanjutnya, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Jami’ah

NIM : 104011000019

Semester : VII

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Bermaksud mengajukan judul skripsi dengan judul “PELAKSANAAN

PROGRAM EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DAN

HUBUNGANNYA DENGAN PEMBENTUKAN PERILAKU

KEBERAGAMAAN SISWA SMA DUA MEI CIPUTAT” Sebagai bahan

pertimbangan, berikut saya lampirkan proposal skripsi (termasuk outline dan daftar pustaka).

Demikian surat ini diajukan, semoga Bapak berkenan menerima judul skripsi ini Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.

Wasssalamu’alaikaum wr. wb

Dosen Seminar Proposal Skripsi Pemohon,

Drs. Rusydi Zakaria, M. Ed Jami’ah

Mengetahui,

Dosen Penasehat Akademik


(5)

SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :Jami’ah

NIM :104011000019

Jurusan/Semester :Pendidikan Agama Islam/IX Angkatan tahun :2004

Alamat :Jl. Argapura kampung Cipining Rt/Rw. 02/03 No 17 kec. Cigudeg kab. Bogor 16670

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Pelaksanaan program ekstrakurikuler Keagamaan dengan Pembentukan Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Dua Mei adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:

Nama : Dra. Hj. Elo Al-Bugis M.Ag

NIP : 150268587

Dosen Jurusan : PAI, PBSI & PBI

Dengan demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya akan menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 08 September 2008

Jami’ah (104011000019)


(6)

ABSTRAK

Jami’ah

Hubungan Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Pembentukan Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Dua Mei Ciputat. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya perilaku seorang manusia. Proses pembelajaran dan pengajaran di sekolah tidak hanya tertumpu pada kegiatan kurikuler atau intrakurikuler saja. Tetapi juga harus didukung oleh kegiatan-kegiatan pengembangan diluar kelas seperti kegiatan ekstrakurikuler yang mengarah pada pembentukan sikap dan kepribadian seorang siswa. Dalam usaha membentuk perilaku keberagamaan siswa maka sekolah perlu mengadakan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan karena dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terdapat nilai-nilai edukatif yang dapat dijadikan rujukan oleh siswa untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektif mengenai bagaimanakah hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa SMA Dua Mei Ciputat.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan deskriptif-analisis yang didukung teknik-teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan penyebaran angket yang berisi 20 pertanyaan/pernyataan tentang pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan (variabel X) dan 20 pertanyaan/pernyataan tentang perilaku keberagamaan siswa (variabel Y). Angket ini dibagikan kepada responden yaitu siswa-siswi kelas XII SMA Dua Mei Ciputat, dengan tekhnik pengambilan purposive sampling. Jawaban angket tersebut dihitung dengan rumus prosentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Kemudian untuk mengetahui tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

Dari hasil perhitungan dengan angka korelasi sebesar 0,675 dan dengan df sebesar 60 diperoleh r tabel pada taraf 5% signifikan sebesar 0,250; sedangkan pada taraf 1% diperoleh r tabel sebesar 0,325. ternyata rxy atau ro (0,675) adalah lebih besar daripada r tabel (yang besarnya 0,250 dan 0,325). Karena rxy atau ro lebih besar dari rt, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nihil (Ho) ditolak. Berarti terdapat kolerasi yang positif antara variabel X dan variabel Y. Dan korelasi tersebut tergolong korelasi yang sedang/cukup kuat. kemudian berdasarkan tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel maka diketahui bahwa variabel X memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap variabel Y. Hal ini dapat dilihat dari koefisien determinasinya sebesar yaitu 45,56%.


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt Tuhan semesta alam yang tidak pernah berhenti mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, yang telah menjadikan iman itu indah dalam hati hamba-Nya serta menjadikan kecintaan akan risalah-Nya lebih dicintai dari segala apapun didunia ini. Dengan curahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Hubungan Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Keagamaan dengan Pembentukan Perilaku Keberagamaan siswa SMA Dua Mei ini dengan baik.

Shalawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada insan mulia yang menjadi tauladan agung sepanjang masa Nabi Muhammad Saw beserta keluarga, para sahabat dan pengikut sunnahnya yang selalu istiqomah menyeru dengan seruannya dan berpedoman dengan petunjuknya.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan KeIslaman (S.Pd.I). Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak sedikit tentunya kendala, hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat keyakinan dan kerja keras juga bantuan dari berbagai pihak, segala kesulitan tersebut dapat penulis hadapi dengan sebaik-baiknya sehingga terselesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, staf Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra. Hj. Elo El-Bugis M.Ag, dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan kemudahan selama proses bimbingan serta memberikan saran serta dukungan kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.


(8)

4. Drs. H. Achmad Ghalib M.Ag, dosen penasehat akademik.

5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan keahlian kepada penulis dan turut melancarkan usaha pembuatan skripsi ini.

6. Segenap Karyawan Perpustakaan Utama dan perpustakaan-perpustakaan fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Yayat Ruhiyat, S.Pd, Kepala Sekolah SMA Dua Mei Ciputat beserta seluruh dewan guru SMA Dua Mei Ciputat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa terima kasih dan hormat saya.

8. Yang teristimewa, Kedua orang tuaku Ama H. Sapri dan Ibu Hj. Sakiah yang selalu memberikan kasih sayang yang tak terhingga, pengorbanan yang tiada pamrih, nasehat, perhatian, do’a yang tulus dan ikhlas, serta motivasi baik materiil maupun spirituil kepada penulis.

9. Kakak-kakakku yang tercinta Umi, Aa iya, Kak Samsuddin, C’emah, Kak Maad, C’Icah, dan C’emis yang selalu mendo’akan, memberikan nasehat serta semangat kepada penulis.

10. Sahabatku yang Terbaik, Windi, Yoni, Nur, Dianti, Novi dan Ndank Van Bogh yang sudah membantu, mendo’akan dan memberikan semangat kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan di Jurusan PAI khususnya PAI kelas A angkatan 2004 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya, semoga silaturrahim tetap terjalin dan sukses selalu.

Semoga jasa-jasa dan kebaikan semua pihak mendapatkan balasan dari Allah SWT.Dan tidak lupa hararpan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Amin ya rabbal ‘alamin

Ciputat, 08 September 2008

Jami’ah


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pambatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan kegunaan hasil penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori ... 8

1. Ekstrakurikuler Keagamaan ... 8

a. Pengertian ekstrakurikuler keagamaan ... 8

b. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ... 13

c. Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ... 15

d. Hal-hal lain yang terkait dengan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan ... 18

2. Perilaku Keberagamaan ... 20

a. Aqidah ... 22

b. Ibadah ... 23

c. Akhlak ... 25

3. Kaitan antara program ekstrakurikuler keagamaan dengan perilaku keberagamaan ... 27


(10)

C. Pengajuan Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A....Temp at dan Waktu penelitian... 31

B....Varia bel penelitian ... 31

C....Meto de Penelitian ... 32

D....Popul asi dan Sampel ... 32

E....Tekh nik Pengumpulan Data ... 34

F....Tekh nik Analisia Data ... 37

G....Hipot esis Statistik ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Dua Mei... 41

1. Sejarah berdiri dan berkembangnya... 41

2. Tujuan ... 43

3. Visi dan misi... 43

4. Keadaan guru, siswa dan karyawan ... 43

5. Sarana dan prasarana... 45

B. Deskripsi data... 47

C. Analisa dan interpretasi data ... 49

1. Analisa data... 49

2. Interpretasi data ... 75


(11)

A. Kesimpulan ... 78 B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA... 80


(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabel. 1 : Kisi kisi instrument penelitian

………..…36

2. Tabel. 2 : Interpretasi data ...

………39

3. Tabel. 3 : Keadaan Guru SMA Dua Mei

………..44

4. Tabel. 4 : Jumlah siswa SMA Dua Mei

………45

5. Tabel. 5 : Keadaan karyawan SMA Dua Mei

………...45

6. Tabel.6 : Sarana Prasarana

………...46

7. Tabel. 7 : Data siswa kelas XII

……….47

8. Tabel. 8 : Data sampel

………...48

9. Tabel. 9 : Akhlak saya menjadi lebih baik setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an…………...……...50

10. Tabel. 10 : Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan disekolah, bakat saya semakin berkembang ………..50

11. Tabel. 11 : Meskipun telah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an, namun pengetahuan saya tentang agama

tidak meningkat

……….………....51

12. Tabel. 12 : Dengan dilaksanakannya program ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an di sekolah, semakin membuat saya dapat


(13)

membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik……….52

13. Tabel. 13 : Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an di sekolah, saya mampu memahami pesan-pesan

yang tersirat dalam Al-Qur’an………..

………... 52

14. Tabel. 14 : Saya tidak dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid yang benar meskipun telah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an..………...53

15. Tabel.15 : Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, saya dapat memanfaatkan waktu luang yang biasanya terbuang sia-sia……… 53

16. Tabel. 16 : Saya dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah karena saya beragama Islam...…….54

17. Tabel. 17 : Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an saya menjadi orang yang disiplin dalam segala hal.…....54

18. Tabel. 18 : Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an dapat memupuk dan mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi dan

memperbanyak teman

………...55

19. Tabel. 19 : Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an tidak dapat membentuk kepribadian yang baik untuk saya dan teman-teman ...55

20. Tabel. 20 : kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an tidak dapat menambah pengalaman saya……….. ………..56


(14)

21. Tabel. 21 : Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis

Al-Qur’an di sekolah atas kemauan saya

sendiri………56

22. Tabel. 22 : Saya tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an………....57

23. Tabel. 23 : Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis

Al-Qur’an hanya untuk memenuhi kewajiban

sekolah..……….58

24. Tabel. 24 : Saya mengikuti kegiaatn ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an karena disuruh oleh kedua orang tua………….…………...58

25. Tabel. 25 : Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an hanya karena takut diberi sanksi/hukuman oleh guru.……..59

26. Tabel26 : Saya tidak aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan baca tulis

Al-Qur’an………..………59

27. Tabel.27 : Saya senang dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang ada di sekolah ……….60

28. Tabel.28 : Saya tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an yang ditawarkan oleh sekolah..….60

29. Tabel.29 : Semakin lama keimanan dan keyakinan saya terhadap Allah semakin

bertambah……….… .61

30. Tabel.30 : Saya berusaha untuk melaksanakan shalat fardhu diawal waktu.….61


(15)

31. Tabel. 31 : Setiap hari saya menyempatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an ……….. .62

32. Tabel. 32 : Saya selalu berdo’a dalam setiap keadaan

………62

33. Tabel. 33 : Saya tidak pernah melaksanakan puasa sunnah ………63

34. Tabel. 34 : Meskipun sedang ada rizki, saya tidak pernah bershadaqah ………63

35. Tabel. 35 : Saya tidak pernah mengikuti pengajian-pengajian keagamaan

yang ada dimasyarakat

………..64

36. Tabel. 36 : Saya selalu mematuhi perintah orang tua

……….64

37. Tabel. 37 : Saya selalu menghindari pertengkaran dengan adik/kakak ………..65

38. Tabel. 38 : Saya menganggap guru sebagai orang tua kedua sehingga saya

menghormati dan mendengarkan

nasehatnya…...……….65

39. Tabel. 39 : Saya selalu berusaha untuk menjaga tali persaudaraan dengan teman

………... 66

40. Tabel. 40 : Jika saya berbicara, saya tidak pernah menggunakan kata-kata

kasar dan tidak baik…….

………..66

41. Tabel. 41 : Saya selalu memperhatikan kerapihan dalam berpakaian……… ....67

42. Tabel. 42 : Saya tidak pernah berusaha untuk mendahulukan kepentingan adik/kakak…………..……….. .67


(16)

43. Tabel.43 : ketika bertemu dengan guru saya tidak pernah member salam dan mencium

tangannya………...68 44. Tabel. 44 : Saya membiarkan teman ketika mereka berbuat

nakal/salah……....68

45. Tabel. 45 : Saya bertengkar dengan teman ketika ada sedikit saja perselisihan..69

46. Tabel. 46 : Saya tidak suka menolong teman yang sedang dalam kesusahan.…69

47. Tabel. 47 : Saya sering berkata tidak jujur pada semua orang….………...70

48. Tabel. 48 : Saya selalu berpakaian yang mengikuti trend masa kini dan yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam……….. …………70

49. Tabel. 49 : Perhitungan untuk mencari data Variable X dari hasil penyebaran angket

………71 50. Tabel. 50 : Perhitungan untuk mencari data Variable Y dari hasil penyebaran

angket

………72 51. Tabel. 51 : Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara

variabel X dan variabel


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 :Sekilas tentang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an di SMA Dua Mei Ciputat

Lampiran 2 :Data siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an

Lampiran 3 :Struktur dan susunan personal Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM)

Lampiran 4 :Hasil Uji Referensi

Lampiran 5 :Instrumen penelitian (angket)

Lampiran 6 :Hasil wawancara dengan guru Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan sekaligus guru Pendidikan Agama Islam kelas XII

Lampiran 7 :Hasil wawancara dengan guru Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, Pembina OSIS seklaigus guru Pendidikan Agama Islam

Lampiran 8 :Hasil wawancara dengan guru bidang kesiswaan sekaligus guru bimbingan dan konseling (BK)

Lampiran 9 :Surat pengajuan proposal skripsi

Lampiran 10 :Surat Bimbingan skripsi

Lampiran 11 :Surat izin penelitian

Lampiran 12 :Surat observasi

Lampiran 13 :Surat kesediaan wawancara


(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan manusia, tanpa pendidikan manusia tidak akan menjadi manusia. Apabila pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik (jasmaniah) yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah, maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab.1

Penyelenggaraan pendidikan sangat perlu mendapatkan perhatian yang serius dan sungguh-sungguh, serta diperlukan kerjasama yang erat antara keluarga, pemerintah dan masyarakat. karena sejak kecil anak sudah mendapatkan pendidikan informal yang berlangsung dalam keluarga, dan mendapatkan pendidikan non formal yang terkondisi dalam masyarakat, serta pendidikan formal yang merupakan jenjang pendidikan yang berlangsung di sekolah.

Pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai makhluk individu dan sosial yang sehat dan cerdas, dengan bercirikan:

2

Pendidikan mempunyai arti penting untuk menjamin kelangsungan hidup manusia dalam upaya mengembangkan potensinya. Keberhasilan pendidikan tentunya tidak akan terlepas dari fungsi dan tujuan pendidikan.

1

Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), Cet. 2, h.12

2

Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,


(19)

Tujuan pendidikan akan menentukan ke arah mana peserta didik dibawa dan akan menjadi tolak ukur bagi seluruh kegiatan pendidikan, penetapan materi, methode dan evaluasi yang akan dilakukan. Dengan demikian, tujuan merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan.3

Tujuan pendidikan merupakan hal yang hendak dicapai oleh setiap lembaga pendidikan secara keseluruhan, baik tujuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hal ini dapat dicapai dengan cara mewujudkan lulusan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Bab II Pasal 3:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4

Sebagaimana tujuan nasional yang tercantum diatas maka sekolah melakukan banyak program dalam meningkatkan kualitas siswa tidak hanya ilmu pengetahuan tetapi juga ditekankan pada peningkatan keimanan dan ketaqwaan yang direalisasikan dalam sikap keberagamaan para siswa.

Selain tujuan pendidikan nasional ada pula tujuan istitusional (kelembagaan), kurikuler (bidang studi), dan instruksional (pokok bahasan). Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap mata pelajaran secara sendiri yang disesuaikan dengan materi. Seperti tujuan bidang studi pendidikan agama Islam dengan matematika dan Bahasa Indonesia jelas berbeda.

Dalam mencapai tujuan kurikuler, kurikulum sebagai titik sentral untuk mencapai tujuan. Apabila kurikulum disesuaikan dengan keadaan sikap, minat, bakat, kondisi siswa dan kebutuhan masyarakat, maka tujuan kurikuler bahkan tujuan pendidikan nasional akan tercapai. Kurikulum merupakan

3

H. Zahara Idris dan H. Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan 1, (Jakarta: PT. Grasindo, 1992), h. 29

4

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Sisdiknas 2006, (Bandung: CV. Fokusmedia, 2006), h.5-6.


(20)

salah satu indikator keberhasilan pembelajaran dan kurikulum ditujukan untuk mengantarkan anak didik pada tingkatan pendidikan, perilaku, kreatifitas, dan intelektualitas yang diharapkan membawa mereka pada sosok anggota masyarakat yang berguna bagi bangsa dan masyarakatnya.

Untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, institusional, dan kurikuler diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung. Karena kurikulum yang wajib atau ditetapkan disekolah pada jam-jam sekolah (intrakurikuler) tidak cukup untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, institusional, dan kurikuler maka diperlukan kegiatan lain berupa kegiatan ko kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan diluar jam pelajaran sekolah.

Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan di sekolah yang telah ditetapkan dalam kurikulum, dilaksanakan didalam kelas dan setiap siswa diwajibkan untuk mengikutinya. Misalnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), bahasa Indonesia, pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes), dan sebagainya.

Kegiatan ko kurikuler adalah pengembangan dari kegiatan intrakurikuler, dilaksanakan diluar kelas dan setiap siswa wajib mengikutinya, misalnya pemberian tugas oleh guru berupa PR (pekerjaan rumah).

Adapun “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang mencakup semua kegiatan di sekolah yang tidak diatur dalam kurikulum.”5. seperti halnya kegiatan ko kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler pun merupakan pengembangan dari kegiatan intrakurikuler. Namun dalam kegiatan ini siswa tidak diwajiban mengikuti tapi siswa dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Misalnya: kelompok drama, Rohis, basket, dan sebagainya.

Didalam kegiatan ekstrakurikuler para pendidik memberikan bimbingan dengan berbagai macam kegiatan yang dapat diikuti oleh para siswa. Disamping itu siswa juga dilatih untuk berfikir, berani mengambil resiko dan

5


(21)

disiplin, dirangsang untuk menemukan hal-hal baru untuk memperoleh keterampilan.

Setiap kegiatan ekstrakurikuler tidak lepas dari arahan/tuntunan para pembina yang menguasai atau ahli pada bidang kegiatan, sehingga dengan melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan siswa dapat menggunakan waktu luangnya dengan kegiatan positif. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari kegiatan pendidikan yang mempunyai tujuan (sasaran) yang hendak dicapai. Oleh karena itu, eksistensi ekstrakurikuler sangat dibutuhkan dalam upaya membantu mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman yang kemungkinan besar tidak mereka dapatkan dari kegiatan intrakurikuler.

Kegiatan ekstarkurikuler bertujuan agar peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya sehingga dapat aktif diluar jam-jam sekolah sesuai dengan keinginan dan bakatnya. Selain itu, kita juga harus melihat sisi lain dari tujuan kegiatan ekstrakurikuler, yaitu untuk menyalurkan minat dan bakat yang melengkapi pembinaan manusia seutuhnya dalam arti: 1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Berbudi pekerti luhur. 3) Memiliki pengetahuan dan keterampilan. 4) Sehat jasmani dan rohani. 5) Berkepribadian yang mantap dan mandiri. 6) Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dari tujuan diatas kita tahu bahwa tujuan ekstrakurikuler juga mengarah pada pembinaan dan pembentukan perilaku keberagamaan siswa. Artinya perilaku keberagamaaan dapat dibentuk dan dirubah melalui kegiatan ekstrakurikuler, yaitu ekstrakurikuler keagamaan. Karena selain dibawah pembinaan dan arahan dari guru siswa juga dapat berinteraksi antar kelompok dan berkomunikasi dimana terdapat timbal balik dan hubungan yang langsung antara manusia.

Di SMA Dua Mei, penulis menemukan perilaku-perilaku yang positif dan patuh pada peraturan sekolah, misalnya disiplin dalam berpakaian, disiplin waktu, mengikuti shalat berjamaah, dan sebagainya. Namun, disamping ditemukan perilaku-perilaku yang positif tadi, di SMA Dua Mei


(22)

pun ditemukan cukup banyak perilaku-perilaku yang menyimpang seperti berkata kasar/kurang sopan, berpakaian tidak rapi, dan lain sebagainya. Dan yang lebih ironis lagi, kebanyakan siswa-siswi disana belum dapat membaca Al-Qur’an, oleh karena itu pihak sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an (khatmul Qur’an) yang bertujuan untuk melatih siswa-siswi agar memiliki kemampuan untuk membaca Al-Qur’an. Dan yang lebih utama, kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu usaha sekolah untuk dapat merubah perilaku menyimpang siswa-siswinya menjadi perilaku-perilaku yang positif.

Keberadaan program ekstrakurikuler keagamaan inilah yang menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil

judul: “HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM

EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DENGAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA.”

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut:

1.Ada kecenderungan siswa berperilaku kurang baik dilingkungan sekolah. 2.Rendahnya disiplin siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah.

3.Kurangnya kesadaran diri siswa untuk melaksanakan ibadah 4.Kurangnya kebersamaan antara satu siswa dengan siswa yang lain 5.Belum efektifnya kegiatan ekstrakurikuler dalam pelaksanaannya.

C.

Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini terarah dan mencapai sasaran yang hendak dibahas sebagaimana dalam judul diatas, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

1.Yang dimaksud kegiatan ekstrakurikuler keagamaan adalah kegiatan siswa diluar jam pelajaran sekolah yang berhubungan dengan aktifitas-aktifitas keagamaan seperti: Nasyid, Marawis, Muhadlarah, Baca tulis Al-Qur’an


(23)

(BTQ), peringatan hari-hari besar islam, Sanlat dan pengajian siswa. Namun, dalam penelitian ini penulis hanya menitikberatkan pada ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an, dikarenakan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang aktif di SMA DUA MEI hanyalah ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an tersebut. Sehingga batasan masalahnya adalah ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an. 2.Yang dimaksud perilaku keberagamaan siswa ialah perilaku yang meliputi:

Aqidah, Ibadah, dan Akhlak.

D.

Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang disajikan dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa?

E.

Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1.Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa.

2.Untuk mencari data empiris tentang hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa di SMA Dua Mei karena belum ada yang pernah melakukan penelitian tentang hal ini di sekolah tersebut.

Adapun kegunaan dari penelitian ini, diharapkan dapat:

1.Memberikan kontribusi kepada sekolah-sekolah agar lebih memperhatikan perilaku siswa, khususnya perilaku keberagamaan dengan memberikan kegiatan-kegiatan yang baik (seperti: ekstrakurikuler keagamaan).

2.Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bagi siapa saja yang membutuhkan pada khususnya.


(24)

BAB II

KERANGKA TEORI, KERANGKA BERFIKIR,

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.

Kerangka Teori

1. Ekstrakurikuler keagamaan a. Pengertian

“Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah ataupun diluar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.”6

Suryosubroto dalam bukunya Proses Belajar Mengajar di Sekolah mengatakan bahwa “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang didimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan diselanggarakan di sekolah diluar jam pelajaran biasa.”7

Dalam kurikulum Madrasah Aliyah tahun 1994 dijelaskan pula bahwa Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan-kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler yang dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.8

Jadi, kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran (kurikulum), sifat kegiatannya

6

Piet A. Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), Cet. 1, h. 132.

7

B. Suyosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. 1, h. 270

8

Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Aliyah Tahun 1994; Landasan, Program dan Pengembangan, (Jakarta: Direktur Jendral Kelembagaan Agama Islam, 1993), h.14.


(25)

pendidikan non formal digunakan untuk membantu siswa mengisi waktu senggang secara terarah disamping memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung yang bersifat praktis.

Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler dalam dunia persekolahan ditujukan untuk menggali dan memotivasi siswa dalam bidang tertentu. Karena itu aktivitas ekstrakurikuler itu harus disesuaikan dengan hobi serta kondisi siswa, sehingga melalui kegiatan tersebut siswa dapat memperjelas identitas diri. Kegiatan itu pun harus ditujukan untuk membangkitkan semangat, dinamika, dan optimisme siswa sehingga mereka mencintai sekolahnya dan menyadari posisinya ditengah-tengah masyarakat. Hal lain yang dapat tergali dari kegiatan tersebut adalah pemenuhan kebutuhan psikologi siswa, baik itu kebutuhan akan penghargaan, permainan dan kegembiraan.9

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar yang dilaksanakan diluar waktu yang telah ditetapkan dalam susunan program pelajaran. Biasanya kegiatan ini berupa program pengayaan, perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler, memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi yang bertujuan memantapkan pribadi. Disamping itu kegiatan ini dapat dilakukan secara individual dan kelompok. Kegiatan individual bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, penyaluran bakat siswa sedangkan kegiatan kelompok untuk pembinaan dimasyarakat.

Bakat dan minat memegang peranan penting dalam kegiatan ekstrakurikuler. Minat merupakan suatu faktor yang berperan sebagai motor atau penggerak yang mendorong individu melakukan sesuatu. Minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena memang

9

Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, terj. Shihabuddin, (Jakarta: Gema insani Press, 1995), Cet. 1, h. 187.


(26)

sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang dipelajari mempunyai arti baginya.

Menurut psikologi “minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus.”10 Minat erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang kepada sesuatu.

Sedangkan “bakat adalah dasar (kepandaian, sifat dan pembawaan) yang dibawa dari lahir.”11 Setiap anak mempunyai bakat yang berbeda-beda dan perbedaan itu terletak pada derajat atau tingkat pemilikan bakat tertentu.

Keagamaan berasal dari kata agama yang diberi imbuhan ke dan an. “Ad-Din (agama) adalah keyakinan (keimanan) tentang suatu dzat ketuhanan (Ilahiyah) yang pantas untuk menerima ketaatan dan ibadah (penyembahan).”12

“Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta dengan lingkungannya”.13

Harun Nasution memberikan beberapa definisi terhadap agama, yaitu:

10

H.M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 2, h. 84.

11

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. 2, h.70.

12

Yusuf Al-Qardhawy, Pengantar Kajian Islam, terj. oleh Setiawan Budi Utomo, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), Cet. 1, h. 15

13


(27)

!

!

" # $

% &

& '

( ) &

14

Abuddin Nata mengatakan bahwa “agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan dari suatu generasi kegenerasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.”15

Pengertian agama sebagai satu istilah yang kita pakai sehari-hari sebenarnya dapat dilihat dari dua aspek yaitu:

) * $ )

&

+

&

) * $ )

*

14

Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, (Jakarta: UI-Press, 1985), Cet. 5, h. 10

15

H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 9, h. 15.


(28)

)

* ,

* $

!

16 Setiap manusia memiliki fitrah (pembawaan) keagamaan seperti dijelaskan dalam firman Allah dalam Qs. Al-Rum ayat 30:

ی

!

"ی #$%

& ' (

)*(

+ ,

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.(QS. Al-Ruum: 30)17

Agama yang dimaksud dalam skripsi ini adalah agama islam dengan kitabnya Al-Qur’an yang merupakan lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan akhir surat An-Nas.18 “Agama islam adalah merupakan petunjuk Allah yang tertuang dalam bentuk kaidah-kaidah perundangan yang ditujukkan kepada orang-orang yang berakal budi agar supaya mereka mampu berusaha dijalan yang benar dalam rangka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti.”19

16

H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1982), Cet. 1, h. 1-2.

17

Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Karya Insan Indonesia, 2002), h. 574

18

Al-Zarqani, Manahil Al-Arfan fi Ulum Al-Qur’an, Mesir: Isa Al-Baby, t.t, h. 21 dalam Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam…, h. 68.

19

H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam Dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. 3, h. 267.


(29)

Jadi pada kesimpulannya, keagamaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang selalu dikaitkan dengan peraturan-peraturan tuhan yang tercantum dalam kitab suci-Nya guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Adapun pengertian ekstrakurikuler keagamaan dapat dilihat dalam buku Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam “ekstrakurikuler keagamaan adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memberikan jalan bagi peserta didik untuk dapat mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya melalui kegiatan belajar di kelas, serta untuk mendorong pembentukan pribadi mereka sesuai dengan nilai-nilai agama.”20

Maka dapat dikatakan bahwa ekstrakurikuler keagamaan adalah kegiatan tambahan diluar jam pelajaran yang diikuti siswa sesuai dengan bakat, minat dan keinginan siswa agar dapat memperkaya, memperluas wawasan, pengetahuan agama islam dan pembentukan pribadi siswa yang baik serta melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

b. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan

Oteng Sutisna mengatakan tujuan dilaksanakan program kegiatan ekstrakurikuler dikelompokkan kedalam:

Hasil-hasil individual:

& *

!

" * &

% - *

'

Hasil-hasil sosial:

*

20

Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,


(30)

&

-" % ' (

Hasil-hasil sivik dan etis:

& 21

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan ekstrakurikuler adalah untuk meningkatkan pengetahuan, mengembangkan bakat, serta minat siswa dalam pendidikan dan menambah pengalaman siswa diluar sekolah. Dari kegiatan-kegiatan ini siswa diharapkan dapat terbiasa melakukan kesibukan-kesibukan yang positif dengan mengisi waktu-waktu luang setelah pulang sekolah.

Sedangkan tujuan ekstrakurikuler keagamaan dapat dilihat dalam buku PanduanKegiatan Ekstrakurikuler PAI, yaitu:

21

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional, (Bandung: Angkasa, 1993), Cet. 1, h.69.


(31)

&

& *

! &

"

) .

% * &

* & '

& *

!

( &

$

! / /

0 &

!

1 &

! 22

c. Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler keagamaan

Pada umumnya kegiatan ekstrakurikuler tidak dapat dibatasi hanya pada kegiatan tertentu saja. Menurut Oteng Sutisna jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler diantaranya:

, ,

22

Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam…, h.10.


(32)

2 & &

" 2 * *

%

' 2 3 )

3 #

( ) $

*

0 2

1 , ! 23

Organisasi yang disponsori secara kerjasama diantaranya adalah: Pramuka, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Rohis (Rohani Islam), dan sebagainya.

Adapun bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler keagamaan diantaranya:

4 +

* * &

*

5 *

6 & ) 7 4

! ) 7 4

!

23

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional…, h. 68.


(33)

* ! $ !

)

#

#

& 8 &

9

* /

5

/

! 2

8 6 & 7 4 $ 67 8

& 5

*

" 6 *

&


(34)

&

&

%

&

2

&

4 ) 7 4

' 7 4

! ) 7 4

* !

! 7 4

) 7 4 &

& !

! &

& 24

Ekstrakurikuler khatmul Qur’an disebut juga dengan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an.

Dengan melihat penjelasan diatas, maka kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu ada yang bersifat rutin dan ada juga yang bersifat periodik. Kegiatan yang bersifat rutin

24

Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam…,h. 13-34


(35)

diantaranya: nasyid, marawis, kaligrafi, muhadlarah, khatmul qur’an/baca tulis Qur’an, tahfidzul Qur’an, tilawah dan tahsin Al-Qur’an, pengkajian dan diskusi agama dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat periodik diantaranya: Peringatan maulid, isra’ mi’raj, Musabaqah tilawtil Qur’an, dan pesantren kilat.

d. Hal-hal lain yang terkait dengan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan

Oteng Sutisna menyebutkan beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh siswa, guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler (kegiatan murid) diantaranya:

1) Semua murid, guru dan personil administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program

2) Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan sejauh mungkin

3) Kegiatan murid hendaknya menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, dan sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid

4) Kegiatan murid hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah tidak sebagai tambahan atau kegiatan yang berdiri sendiri.

5) Pimpinan sekolah harus memperlihatkan dukungannya terhadap program kegiatan murid

6) Supervisi kegiatan murid harus termasuk dalam tanggung jawab pengajaran para guru dan guru juga harus paham bahwa ia adalah seorang penasehat dan penyuluh.

7) Dukungan finansial yang mencukupi harus diusahakan dan dukungan dimasyarakat hendaknya digalakkan.


(36)

8) Kepala sekolah bertanggung jawab penuh tentang program kegiatan murid.25

Selain hal-hal diatas, motivasi, keaktifan dan sikap adalah merupakan beberapa hal yang sangat erat kaitannya dengan program ekstrakurikuler.

“Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendukung orang untuk memenuhi kebutuhan.”26 Kegiatan pembelajaran tanpa adanya motivasi kemungkinan besar akan jauh dari keberhasilan. Dalam hal ini motivasi sebagai daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai.

Keaktifan berasal dari kata aktif yang diawali dengan imbuhan ke dan diakhiri dengan imbuhan an. “Kata aktif berarti giat. Keaktifan adalah kegiatan, kesibukan.”27 Dalam hal ini dapat dilihat sampai dimana keaktifan siswa dalam melaksanakan aktifitas ekstrakurikuler.

“Sikap adalah suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda, dengan suka, tidak suka atau acuh tak acuh.”28 Dengan dimensi sikap ini dapat diketahui apakah siswa suka, tidak suka atau bahkan acuh tak acuh terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya.

2. Perilaku keberagamaan

25

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional…, h.70.

26

M.Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. 2, h. 129.

27

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, h. 23 28


(37)

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa “perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.”29

Nana Syaodih mengatakan bahwa hanya sebagian kecil dari perilaku manusia yang nampak atau dapat diamati dari luar, sebagian besar merupakan kegiatan yang tidak nampak atau bersembunyi. Perilaku atau kegiatan individu seringkali dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kegiatan kognitif, afektif dan psikomotor. Kegiatan kognitif berkenaan dengan penggunaan pikiran atau rasio didalam mengenal, memahami dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Kegiatan afektif berkenaan dengan penghayatan perasaan, sikap, moral dan nilai-nilai, sedang kegiatan psikomotor menyangkut aktivitas-aktivitas yang mengandung gerakan-gerakan motorik.30 Keragaman perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Faktor bawaan yang diperoleh dari keturunan berupa potensi-potensi yang dikembangkan selama proses perkembangan menjadi berbagai bentuk kecakapan dan sifat-sifat. Dan memperoleh sejumlah kecakapan melalui pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan baik lingkungan fisik, social, budaya, ekonomis, politis, keamanan, keagamaan dan lain-lain.31

Bagi orang-orang yang beragama, lingkungan keagamaan mempunyai pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan lingkungan sosial, budaya, serta lingkungan lainnya. Hal itu disebabkan karena kepatuhan akan ketentuan agama, bukan hanya dilatarbelakangi oleh kebiasaan, peniruan dan penyamaan diri, rasa senang dan bangga seperti pada lingkungan sosial dan budaya, tetapi juga karena adanya keharusan dan kewajiban. Oleh karena itu pemahaman perilaku dan pemahaman individu perlu dilengkapi dengan pemahaman akan kehidupan dan lingkungan keagamaan dan individu yang bersangkutan.

Istilah keberagamaan telah sedikit banyak dijelaskan pada bagian sebelumnya. Seperti halnya kata keagamaan yang berasal dari kata agama

29

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia …, h. 859. 30

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 4, h. 40.

31


(38)

dan mendapatkan imbuhan ke dan an, kata keberagamaan pun berasal dari kata agama yang mendapatkan imbuhan ke, ber dan an.

Agama dan keberagamaan adalah dua istilah yang dapat difahami secara terpisah, meskipun keduanya mempunyai makna yang sangat erat.

Agama adalah sebuah konsep yang terpisah dari penganutnya, dan setelah mendapat awalan ber diartikan menganut (memeluk agama dan beribadah, taat pada agama). Sedangkan “keberagamaan adalah perihal beragama.”32 keberagamaan berarti pembicaraan mengenai pengalaman atau fenomena yang menyangkut hubungan antara agama dan penganutnya. Atau suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang (penganut agama) yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan agamanya.

Syekh Mahmud Syaltut, sebagaimana telah dikutip oleh Prof. Dr. Quraish Shihab menyatakan bahwa “keberagamaan adalah usaha manusia dalam mencontoh Tuhan dalam sifat-sifat-Nya dan dari hasil usaha itulah dicapai kualitas manusia yang didambakan agama.”33 Konteks keberagamaan tidak hanya berorientasi pada bentuk-bentuk peribadatan tetapi pembentukan kepribadian dan watak yang berkualitas sesuai tuntutan agama dan penerapannya dalam sikap dan perilaku hidup.

Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa perilaku keberagamaan adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap suatu yang dianutnya, yakni sesuatu yang mengatur dan memberi petunjuk bagi kehidupannya yang terwujud dalam gerakan (sikap) batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukan dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya baik hubungannya dengan sesama manusia atau makhluk lainnya.

Dalam ajaran islam, keberagamaan seseorang tidak hanya dapat diwujudkan melalui aktifitas ritual saja, tetapi juga dapat dilihat dari beberapa hal atau dimensi yang lain. Menurut Zuhairini “Secara umum

32

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia …, h. 12 33


(39)

dasar-dasar ajaran islam itu meliputi Aqidah, Syari’ah dan Akhlak.”34 Hal ini sejalan dengan pernyataan Yusuf Al-Qardowy yang menyatakan bahwa dimensi atau pokok-pokok ajaran islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Aqidah, ibadah dan akhlak.35

a. Aqidah.

Aqidah sering disamakan dengan keimanan yang menunjukan pada seberapa besar tingkat keyakinan seseorang terhadap kebenaran ajaran agamanya yang bersifat fundamental dan dogmatis. Aqidah dalam islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat, dan perbuatan dengan amal shaleh.36

Sebenarnya unsur dasar aqidah adalah keimanan kepada Allah, keimanan kepada kenabian dan keimanan kepada akhirat. Dan mungkin dapat diglobalkan menjadi keimanan kepada Allah dan hari akhir. Keimanan kepada Allah mencakup keimanan kepada eksistensi-Nya, keimanan kepada keesaan-Nya, dan keimanan kepada kesempurnaan-Nya. 37

Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan tentang aqidah yaitu dalam Qs. Luqman ayat 13:

! " #

$ % & '( ) % *+

, * %

- .& - /. 0 1 (23

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar. (Qs. Luqman: 13)38

Telah dijelaskan pula dalam Qs. Al-Ikhlas ayat 1-4:

-. *

, /"

0

1

2

3 *

0

4

2

0

5

2

-. 6 7 *

0

8

2

34

Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), Cet. 2, h.48. 35

Yusuf Qardawy, Pengantar Kajian Islam…, h.55. 36

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam…, h. 84. 37

Yusuf Qardawy, Pengantar Kajian Islam…, h. 56 38


(40)

Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia” (Qs. Al-Ikhlash: 1-4)39

b. Ibadah

Yaitu peraturan yang mengatur hubungan langsung seorang muslim dengan khaliknya dan dengan sesama manusia, yang menunjukkan seberapa patuh tingkat ketaatan seorang muslim dalam mengerjakan ritual keagamaan yang diperintahkan dan dianjurkan baik yang menyangkut ibadah dalam arti khusus maupun dalam arti luas.

Pelaksanaan ibadah merupakan pengaturan hidup seorang muslim, baik itu melalui pelaksanaan shalat, pengaturan pola makan tahunan melalui puasa, pengaturan kehidupan sosial ekonomi muslim melalui zakat, pengaturan atau penghidupan integritas seluruh umat islam dalam ikatan perasaan sosial melalui haji. Pelaksanaan ibadah telah menyatukan umat islam dalam satu tujuan, yaitu penghambaan kepada Allah semata serta penerimaan berbagai ajaran Allah, baik itu untuk urusan duniawi, maupun ukhrawi.40 Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

9% " % :7 ;ﻡ 6 = >?@ )A ﻡ : 7ﻥ

9% " % C

9 % C $

Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka…”(Al-Anfal: 63).41

Tujuan ibadah dalam islam bukanlah menyembah, tetapi mendekatkan diri kepada Tuhan, agar roh manusia selalu bersih dan suci. Roh yang suci membawa kepada budi pekerti yang baik dan luhur, oleh karena itu ibadah disamping merupakan latihan spirituil juga

39

Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 922 40

Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,…,

h. 62-63. 41


(41)

merupakan latihan moral.42 Misalnya saja shalat, memiliki hubungan yang erat dengan latihan moral:

#

D;'E7

F G9 ( HI3

… Shalat mencegah orang dari perbuatan jahat dan tidak baik. (Qs. Al-Ankabut: 45).43

Hikmah kependidikan yang dapat diambil dari ibadah adalah:

*

!

+

)

!

3 &

) 3

& "

! )

42

Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya…, h. 40 43


(42)

*

%

) !

)

) !

)

' ) &

!

44 # )

2

E 7(

ﻡJ *K 6 = $ G # % (

…Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung (Qs. An-Nuur: 31).45

c. Akhlak

Dilihat dari sudut bahasa perkataan akhlak adalah bentuk jamak dari perkataan khulk yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.46 “Khulk atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ

44

Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,…h. 64-67.

45

Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, h. 493. 46

Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid, (Beirut:Al-Maktabah Al-Katulikiyah, t.t), h. 194 dalam Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Pt. RajaGrafindo, 2002), Cet. 3, h. 1.


(43)

timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.”47 Seseorang yang berakhlak mulia akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang baik, seperti suka menolong, jujur, pemaaf, sabar, dan sebagainya.

Akhlak merupakan pokok esensi ajaran islam disamping aqidah dan syari’ah, karena dengan akhlak akan terbina mental dan jiwa seseorang untuk memiliki hakikat kemanusiaan yang tinggi. Dengan akhlak dapat dilihat corak dan hakikat manusia yang sebenarnya. Sehingga sebenarnya inti yang hakiki missi Muhammad SAW adalah pada pembinaan akhlak manusia. Akhlak atau etika menurut ajaran islam meliputi hubungan dengan Allah (khaliq) dan hubungan dengan sesama makhluk. Sehingga dikatakan oleh Zuhairini bahwa “akhlak dalam islam adalah suatu ilmu yang dipelajari didalamnya tingkah laku manusia, atau sikap hidup manusia (the human conduct) dalam pergaulan hidup.”48

Praktek pelaksanaan akhlak adalah berpedoman pada nash Al-Qur’an dan hadits. Akhlak merupakan alat pembeda antara manusia dengan hewan. Tenaga penggerak akhlak adalah perasaan (emosi) atau hati nurani, dari sini terpancar perbuatan-perbuatan yang baik dan buruk.

Menurut imam Al-Ghazali kejahatan dan kebaikan masing-masing bersumber pada sepuluh induk akhlak yang buruk dan sepuluh induk akhlak yang baik.

# $

2 #

# !

! # *

47

Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak…, h. 3 48


(44)

# * # *

* ; $

9

# <

#

. $

# $

2 6

6 )

! = $

# #

* 3

6 & 9

. $ )

# 49

Setiap manusia harus memiliki akhlak yang baik. Seperti telah dijelaskan dalam Al-Qur’an:

L! MNﻡ / KOE $ # 6. ﻡ >?@ )A P (

& Q

3(

L? NA

0

1R

2

S ﺹ@

ﻥ # ( ﺹ ﻡ UVW

'ﻡ )A 3"

E S 3

0

1X

2

Dan janganlah kamu memalungkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan dibumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan

49


(45)

lunakanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai. (Qs. Luqman: 18-19)50

3. kaitan antara Program Ekstrakurikuler keagamaan dengan perilaku keberagamaan

kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh para peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup maupun lingkungan sekitar.51 Dalam hal-hal tertentu, terutama berkaitan dengan aspek pendalaman spiritual dan moral peserta didik, kegiatan ekstrakurikuler harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga terjadi proses Conseling (bimbingan dan pembinaan) dalam kegiatan-kegiatan yang dikembangkan oleh peserta didik.

Perilaku merupakan kegiatan individu yang menyangkut hal-hal yang disadari dan juga yang tidak disadari. Perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari sangat bermacam-macam. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat memberikan kontribusi terhadap perilaku keberagamaan seseorang. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam ekstrakurikuler seperti: kedisiplinan, persatuan, sosialisasi dan silaturrahim banyak memberikan sumbangan terhadap perilaku keberagamaan siswa.

Dalam kehidupan, manusia membutuhkan peraturan, tanpa peraturan hidup manusia akan menjadi kacau. Seperti dalam menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dapat terjadi karena adanya kedisiplinan atau ketaatan terhadap peraturan. Hal ini dapat membuat seseorang dapat bertanggung jawab atas segala perbuatannya terhadap Sang Pencipta.

B.

Kerangka Berfikir

Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah pada dasarnya bertujuan untuk membentuk kualitas siswa secara menyeluruh baik intelektualitasnya maupun akhlaknya. Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor pembentuk perilaku seseorang. Kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah dapat membentuk sikap atau perilaku seorang siswa. Namun pembentukan tersebut tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan melalui proses sosialisasi.

50

Depatremen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., h. 582. 51

Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,..,h. 4


(46)

Di sekolah proses pembelajaran dan pengajaran tidak bisa bertumpu hanya pada kegiatan kurikuler atau intrakurikuler saja. Tetapi juga harus didukung oleh kegiatan-kegiatan pengembangan diluar kelas yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang mengarah pada pembentukan sikap dan kepribadian siswa, berkaitan dengan aspek-aspek rasionalitas, intelektualitas, emosi, dan spiritualitas dalam dirinya.

Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler siswa bisa melatih dirinya agar benar-benar mampu memerankan dirinya dalam kehidupan sosial. Disamping itu, melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa mempunyai ruang yang luas untuk memberdayakan dan mengembangkan potensi, minat dan bakat yang dimilikinya. Dan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, berarti siswa telah menambah pengalaman-pengalaman yang bersifat keagamaan dalam hidupnya, dan pengalaman-pengalaman yang bersifat keagamaan ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan seseorang guna menjadi rujukan dalam bersikap. Seperti dikatakan Zakiah Daradjat, Semakin banyak pengalaman yang bersifat keagamaan dilalui seseorang, maka semakin banyaklah unsur agama dalam pribadinya. Kepribadian yang banyak mengandung unsur agama itu pasti akan banyak pula memantulkan tindak dan sikap agama pada orang itu.52

Maka jelaslah bahwa sikap dan perilaku seseorang dapat terbentuk melalui interaksi sosial atau proses belajar yang terjadi pada setiap individu atau oleh pengalaman-pengalaman yang ditempuh seseorang dalam hidupnya. Oleh karena itu, sikap dapat dibentuk melalui proses pendidikan atau pembinaan seperti yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler begitu juga sikap keberagamaan seorang siswa dapat dibentuk melalui proses pembinaan dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diikutinya. Misalnya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an, siswa akan dapat membaca dan juga dapat menulis ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selanjutnya, diharapkan siswa dapat memahami apa-apa yang dibaca dan ditulisnya dengan memahami artinya sehingga akan tertanam dalam diri siswa

52


(47)

sifat-sifat yang ditemukannya dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang telah dipelajarinya tersebut. Seperti: sifat tolong menolong dan saling nasihat menasihati dalam kebaikan antar sesama teman (Qs. Al-‘Asr 1-3). Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan dampak pada pembentukan perilaku seseorang. Hal itu dikarenakan dalam kegiatan ekstrakurikuler terdapat nilai-nilai yang bersifat mendidik untuk membentuk perilaku keberagamaan seseorang.

C.

Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dirumuskan suatu hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis akan diuji di dalam penelitian dengan pengertian bahwa uji statistik selanjutnya yang akan membenarkan atau menolaknya. Untuk menguji kebenaran penelitian ini, penulis akan mengajukan hipotesa sebagai berikut:

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukkan perilaku keberagamaan siswa.

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukkan perilaku keberagamaan siswa


(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

# ) +

> ? ) ; @ " 9 9 6

) &

' ) 11(

B.

Variabel

Penelitian

“Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”53

Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris mengenai hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dan pembentukan perilaku keberagamaan, yaitu:

1. Variabel bebas (Variabel Independen), yaitu variabel yang dapat memberikan pengaruh terhadap variabel lain, yaitu pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan (variable X)

2. Variabel terikat (Variabel Dependen), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu pembentukan perilaku keberagamaan (variabel Y).

C.

Metode Penelitian

Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam skripsi, penulis menggunakan penelitian deskriptif-analisis melalui metode penelitian

53

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118


(49)

kepustakaan dan penelitian lapangan, kedua penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:

1. Penelitian kepustakaan

Melalui penelitian kepustakaan ini penulis berusaha mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan judul diatas dalam rangka menyusun kerangka teori penelitian.

2. Penelitian lapangan

Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung keobjek penelitian karena penelitian ini memerlukan data-data dan fakta yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian lapangan ini penulis akan melakukan tekhnik pengumpulan data, menentukan populasi dan sampel, serta tekhnik analisis data.

D.

Populasi dan Sampel

Menurut Ibnu Hajar “Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama.”54 Suharsimi Arikunto mengatakan “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.55

Dikatakan pula oleh S.Margono “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.”56

Jadi, populasi adalah wilayah yang terdiri dari subyek dan obyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa-siswi kelas XII SMA Dua Mei Ciputat yang berjumlah 192 siswa-siswi dan terbagi kedalam 5 kelas. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa kelas XII telah lama

54

Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1999),Cet. 2, h.133.

55

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik ,… h. 130. 56

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. 4, h. 118


(50)

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an dan kegiatan ini pun hanya ditekankan bagi kelas XII. Sedangkan kelas X dan XI lebih difokuskan pada kegiatan conversation (kegiatan ekstrakurikuler Mata pelajaran Bahasa Inggris).

“Sampel adalah cara mengumpulkan data dari populasi dengan mengambil sebagian saja anggota yang dipilih dari populasi diasumsikan (harus) mempersentasikan populasinya.”57 Pengertian ini sejalan dengan pernyataan Suharsimi Arikunto yang mengatakan bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”58 Sampel yang baik adalah sampel yang mencerminkan populasi secara maksimal. Tetapi walaupun mewakili, namun sampel bukanlah duplikat dari populasi.

Dalam Pengambilan sampel pada penelitian ini penulis mengambil dua kelas yaitu kelas XII IPA1 dan XII IPA2 dengan jumlah siswa sebanyak 61 siswa-siswi atau 32% dari total populasi, jumlah ini dianggap refresentatif karena sampel melebihi batas minimal yang ditentukan yaitu 10%.

Sampel diambil dengan menggunakan tekhnik Purposive Sampling, yaitu penentuan kelas yang akan dijadikan penelitian berdasarkan kebijakan dan kemudahan dari pihak sekolah.

E.

Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran yang terjadi dilapangan maka digunakan beberapa tekhnik pengumpulan data, diantaranya:

1. Observasi

“Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.”59 Observasi merupakan alat pengumpulan data dengan cara mendatangi langsung keobyek penelitian. Observasi ini dipakai sebagai tekhnik dalam mengamati bagaimana proses

57

M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. 2, h.115.

58

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik,…, h. 131. 59

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. 3, h. 54


(51)

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dilakukan, serta mengamati bentuk perilaku keberagamaan siswa di sekolah.

2. Wawancara

“Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.”60. Wawancara ini dilakukan dalam rangka pengumpulan data melalui dialog secara langsung, dengan informan yang terdiri dari guru pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, guru bidang studi pendidikan agama Islam dan guru BK (bimbingan dan konseling) sekaligus guru bidang kesiswaan.

Informasi yang digali adalah mengenai gambaran umum sekolah terutama kegiatan ekstrakurikuler keagamaan siswa serta perilaku keberagamaan siswa di sekolah.

3. Angket

“Angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dilengkapi oleh responden”.61 Angket disusun dan disebarkan kepada responden (sampel penelitian) untuk memperolah informasi mengenai hubungan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku keberagamaan siswa. Setiap angket terdiri dari 20 pernyataan/pertanyaan untuk variabel X yaitu tentang pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan dan 20 pernyataan/pertanyaan untuk variabel Y yaitu tentang perilaku keberagamaan. Jadi dalam tiap angket terdapat 40 pernyataan/pertanyaan. Setiap variabel mempunyai 10 pernyataan/pertanyaan positif dan 10 pernyataan/pertanyaan negatif. Bentuk angket yang penulis gunakan adalah model skala Likert, yaitu bentuk kuisioner yang mengungkap sikap dari responden dalam bentuk jawaban : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).62 Sebagai acuan berikut ini disampaikan ketentuan penskoran item tersebut:

− # < *2

60

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian sosial..., h. 57 61

M.Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah …, h. 135. 62


(52)

# 2

# 2

6 2

# 2

− # < *2

# 2

# 2

6 2

# 2

Table. 1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No. Soal

Variabel Dimensi Indikator

+ - Jml

Tujuan

* &

1,2 3 3

Materi Memperdalam ilmu Al-Qur’an

4,5 6 3

Waktu Pemanfaatan waktu 7 1

Persyaratan Beragama Islam 8 1

A $B

C


(53)

Instrinsik 13 14 2

Motivasi

Ekstrinsik

$ ,

# <

15,16, 17

3

Intensitas (keaktifan)

Keaktifan 18 1

Sikap -#

-#

19 20 2

Jumlah 20

Aqidah Mempertebal keimanan 21 1

Ibadah - #

- ! )

7 4

- - 4

-

-- - 8

-$

22,23, 24

25,26, 27

6

A $D

Akhlak - )

- )

- )

- )

- ) !

- )

28,29, 30,31, 32,33.

34,35, 36,37, 38,39, 40.

13

Jumlah 20

F.

Tekhnik Analisa Data

Penggunaan tekhnik analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui hubungan pelaksanakan program ekstrakurikuler keagamaan dengan pembentukan perilaku


(54)

keberagamaan siswa di SMA Dua Mei, maka data yang penulis sebarkan diolah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah editing. Ini berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.

2. Skoring

Setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor terhadap pernyataan yang ada pada angket. pernyataan positif diberi skor 4,3,2,1, sedangkan pernyataan negatif sebaliknya.

3. Tabulating

Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telah ada. Penulis memindahkan jawaban responden kedalam blanko yang telah tersusun rapi dan rinci dalam bentuk tabel.

G.

Hipotesis Statistik

Setelah melewati tahapan-tahapan diatas, maka selanjutnya dilakukan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data statistik berupa prosentase atau frekuensi relatif dengan menggunakan rumus63:

P = x100% N

F

P = Prosentase

F = Frekuensi jumlah responden N = Jumlah data responden.

Angka persentase yang digunakan adalah:

63

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), Cet. 15, h.43.


(55)

100% = Seluruhnya

85%-99% = Hampir seluruhnya 68%-84% = Sebagian besar 51%-67% = lebih dari setengah 50% = Setengah

34%-49% = Hampir setengah 17%-33% = Sebagian kecil 1%-16% = Sedikit

0% = Tidak ada

Sedangkan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel, digunakan tekhnik analisis korelasi dengan rumus Product Moment64 yaitu:

rxy =

(

)(

)

(

)

[

2 2

]

[

2

(

)

2

]

− −

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

rxy = Angka indeks korelasi “r” Product moment N = Number of cases

XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y X = Jumlah seluruh skor X

Y = Jumlah seluruh skor Y

Dalam memberikan interprestasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment, pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut65:

Tabel. 2 Interpretasi Data

64

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan…, h.206 65


(56)

Besarnya “r” product moment (rxy)

Interpreasi

0,00-0,20

Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y

0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah

0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan

0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan/tidak, maka “r” hasil perhitungan dibandingkan dengan “r tabel”. Dan sebelum membandingkannya terlebih dahulu dicari derajat bebasnya atau df (degrees of freedom) dengan menggunakan rumus:

df = N-nr

keterangan :

df = Degree of freedom N = Number of cases

nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Setelah diketahui adanya korelasi, kemudian dihitung seberapa besar kontribusi kegiatan ekstrakurikuler terhadap perilaku keberagamaan siswa dengan menggunakan rumus koefisien determinan (KD) sebagai berikut:


(57)

Keterangan :

KD = Kotribusi variabel X terhadap variabel Y

r2 = Koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y


(58)

BAB 1V

HASIL PENELITIAN

A.

Gambaran Umum SMA Dua Mei

1.

Sejarah berdiri dan berkembangnya SMA Dua Mei

SMA Dua Mei masih berbentuk sekolah swasta, karena berada dibawah naungan Yayasan, yaitu Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM).

Yayasan Pendidikan Dua Mei sebagai Lembaga Pendidikan dalam kegiatan pendidikannya dihadapkan kepada hal-hal yang perlu dikomunikasikan, yaitu kegiatan dan usahanya seperti program sekolah, siswa, tenaga pengajar, fasilitas dan hasil pembelajaran. Hal tersebut sangat diperlukan bagi pihak-pihak terkait dengan Yayasan Pendidikan Dua Mei dan Sekolah.

Keikutsertaan Yayasan Pendidikan Dua Mei di bidang pendidikan merupakan peran aktif di dalam pembangunan Nasional, yaitu pembangunan bangsa dan negara. Yayasan Pendidikan Dua Mei menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi generasi penerus bangsa, sehingga terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dengan dilandasi nilai-nilai luhur Agama dan kepribadian bangsa Indonesia.

Cita-cita pendirianYayasan Dua Mei adalah membantu pemerintah dalam rangka meningkatkan kecerdasan bangsa dengan membina dan mengembangkan pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Yayasan berupaya membentuk masyarakat yang berilmu, dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta cinta bangsa dan negara.

Pendirian Yayasan

− YPDM berdiri pada tanggal 7 Agustus 1985 dengan akta notaris Ny. Sumardilah Oriana Roosdilan, SH No. 26.


(1)

mengurangi hal-hal negative yang biasanya dilakukan para siswa seperti tawuran, mengkonsumsi narkoba, dan yang lain-lainnya.

Ciputat, 11 Agustus 2008

Interviwee Interviewer


(2)

SEKILAS TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN BACA TULIS AL-QUR’AN DI SMA DUA MEI

CIPUTAT

Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an adalah salah kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan sejak didirikannya SMA Dua Mei sendiri yaitu pada tahun 1988. Namun kegiatan ini mulai diadakan secara intensif pada tahun 2004-2005. kegiatan ini diadakan karena untuk mewujudkan salah satu visi misi yang telah digariskan oleh Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM) yaitu agar setiap lulusannya memiliki keterampilan membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik. Selain itu, kegiatan ini pun diadakan karena pihak sekolah melihat kebanyakan siswa yang masuk ke SMA Dua Mei adalah berasal dari sekolah-sekolah umum yang tentunya lemah dalam hal membaca dan menulis Al-Qur’an. Sehingga yayasan membuat suatu kebijakan menjadikan SMA Dua Mei sebagai SMA Plus yang diharapkan lulusannya memiliki keterampilan dalam membaca Al-Qur’an.

Sifat Kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an adalah wajib bagi seluruh siswa yang beragama islam mulai dari kelas X, kelas XI sampai kelas XII.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an:

1. Secara umum kegiatan ini bermanfaat bagi lembaga. Dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an memberikan citra positif bagi SMA Dua Mei sendiri. dimana masyarakat dapat menilai bahwa meskipun SMA Dua Mei adalah sekolah umum, namun tidak hanya pelajaran-pelajaran umum saja yang diberikan tapi aspek keagamaan siswa pun diperhatikan. 2. Secara khusus kegiatan ini bermanfaat bagi siswa. Jadi, siswa yang tadinya

sama sekali tidak mengenal baca tulis Al-Qur’an, menjadi mampu membaca Al-Qur’an. Dan bagi siswa yang sudah mampu membaca menjadi tambah lancar.


(3)

3. Dan sebagainya.

Untuk pelaksanaannya, kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an diadakan pada sore hari, bertempat dimasjid dan dimulai pada pukul 14.00-16.00 WIB. Adapun yang menjadi Pembina/pembimbing dalam kegiatan ini adalah guru bidang studi pendidikan agama islam (PAI) yaitu Drs. Jumaroh Ibnu dan H. Adang Asdari yang juga dibantu oleh pembina OSIS dan Rohis (rohani islam).

Materi yang disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an diantaranya adalah:

1. Cara membaca Al-Qur’an 2. Ilmu tajwid

3. Khat atau kaligrafi. 4. Terjemah ayat Al-Qur’an 5. Dan sebagainya.

Terdapat beberapa factor penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan baca tulis Al-Qur’an diantaranya: 1) Minat yang kurang pada diri siswa. 2) Kebanyakan siswa tidak memiliki dasar (basic) dalam membaca dan menulis Al-Qur’an.

Selain terdapat factor penghambat terdapat pula faktor pendukungnya seperti: dari pihak sekolah sendiri telah menyediakan sarana prasarana yang cukup untuk kegiatan tersebut berupa diadakannya Al-Qur’an dan juga Iqra.

Sumber: hasil wawancara dengan Bpk. Drs. H. Adang Asdari M. Ag selaku guru PAI sekaligus Pembina


(4)

Data Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an

No Nama Siswa Kehadiran

Kemampuan membaca & menulis

Al-Qur’an

1 Alfiyando Syahnafi SR B

2 Anggi Sabbina SR C

3 Ayu Rosiyana SR B

4 Cipta Harum Haryani SR C

5 Dedy Rusliady TP C

6 Desi Yanawati SL B

7 Dirga Purwaningsih SL C

8 Eka Wahyuni SL B

9 Eko Ariyanto SR K

10 Eko Wijanarko TP K

11 Elisa Fitria SR C

12 Firda Yanti SR C

13 Karti Marctina Sari SR B

14 Lia Resti SR C

15 M. Amiruddin TP C

16 Muhammad Nurfadlan TP C

17 Novita Sari SL C

18 Nur Oktaviani SL B

19 Priyo Girianto TP C

20 Putri Ani Rahajo SR C

21 Reza Juwinda SR C

22 Rini Kurniawati SL B

23 Ronal TP C

24 Shinta Widyastuti TP C

25 Siti Chadizah SR C

26 Siti Farah SR C

27 Sri Rahayu SR C

28 Tantia Hasmawati SR C

29 Tri Mulyo Utomo TP K

30 Wida Pratiwi SL B

31 Lihnawati sandewi SR B

32 Achmad Febriyanto SR C

33 Ade Ilham Nuari TP C

34 Andriyani Widiasih TP C

35 Annisa Asmir TP C

36 Anton TP K

37 Danni Sulaksono SR C


(5)

39 Dian Handayani SR B

40 Dicky Nico Setiawan TP K

41 Dwi Anggrayani SR B

42 Edi Sugondo SR K

43 Erma Susanti TP C

44 Eva Nurus Sobah SR C

45 Evi Damayanti SR C

46 Fahmi Yahya TP C

47 Galang Januarsyah SR B

48 Ganjar Anom W TP C

49 Hendri Febriansyah TP K

50 Inawati TP K

51 Jaka Irsyad Suhendar SR B

52 Lisa Anggraini TP C

53 Norman Suseno TP C

54 Nurfitria TP K

55 Phian Gustian W SR C

56 Rendy Hermawan SL B

57 Romdoni SR C

58 Shinta Devi SR C

59 Saiful Islam SR B

60 Tiarawati TP C

61 Herido Juniantoro SR C

Keterangan: SL : Selalu SR : Sering TP : Tidak Pernah B : Baik

C : Cukup K : Kurang


(6)