Hubungan pengelolaan kelas dengan motivasi belajar kewirausahaan di SMK Dua Mei Ciputat

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Dwi Prasetiawati, Nim 207018200489, Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Motivasi Belajar Kewirausahaan di SMK 2 Mei Ciputat. Skripsi. Program Studi Manajemen Pendidikan. Jurusan Kependidikan Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta 2012

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Dua Mei terletak di wilayah perbatasan dengan Ibu Kota DKI Jakarta, tepatnya di Jl. H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Karena terletak di lokasi yang strategis dan kondusif mudah dijangkau siswa yang tinggal di wilayah Ciputat, Pamulang, Bintaro dan sekitarnya. Oleh karena itu SMK Dua Mei selalu berbenah diri untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan sehingga mendorong SMK Dua Mei menjadi sekolah yang bermutu dan dambaan masyarakat, khususnya masyarakat Ciputat dan sekitarnya. Skripsi ini membahas tentang Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa Kewirausahaan di SMK 2 Mei Ciputat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa tentang masalah kemampuan guru dalam mengelola kelas hubungannya terhadap motivasi belajar kewirausahaan. Sumber data dalam penelitian ini adalah :

1. Kepala Sekolah SMK 2 Mei Ciputat.

2. Guru Kewirausahaan di SMK 2 Mei Ciputat.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan dua cara yaitu wawancara dan angket atau kuesioner. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan statistik korelasional.

Berdasarkan analisis data yang diperoleh bahwa pelaksanaan pengelolaan kelas di SMK Dua Mei Ciputat sudah berjalan cukup baik atau sedang. Adanya pengaruh yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa. Karena, semakin baik pengelolaan kelas yang dilakukan guru, maka semakin baik motivasi belajar siswa SMK Dua Mei Ciputat.

Saran : Sebaiknya Kepala Sekolah mengawasi jalannya kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar serta memberikan evaluasi kepada para guru dalam proses belajar mengajar khususnya dalam kegiatan pengelolaan kelas.

Kritik : Guru harus lebih memahami kegiatan pengelolaan kelas dengan baik agar dapat memotivasi belajar siswa, karena dengan kegiatan pengelolaan kelas yang baik maka akan menghasilkan proses belajar yang menyenangkan dan rasa aman terhadap siswa dikelas dengan begitu motivasi belajar siswa pun akan meningkat.


(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, karena saat ini dunia pendidikan tengah menghadap beragai masalah seperti kemjuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu siswa dharakan agar dapat mengikuti moderisasi pendidikan saat ini.1 Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi untuk membentuk kepribadian anak didik yang baik. Dalam masa kemajuan sekarang ini, setiap sekolah membutuhkan guru yang betul-betul berkualitas. Guru merupakan salah satu faktor yang amat penting khususnya dalam pendidikan formal untuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan Islam.

Idealnya seorang guru harus mampu membaca dan memprediksi kemampuan semua siswanya, dan mengetahui karakter siswanya sehingga guru dapat memposisikan diri dengan baik dan menghadapi mereka sesuai dengan karakter dan gaya belajar mereka dengan cara yang tepat. Seorang guru harus dapat menarik perhatian para siswa dengan berbagai macam cara dan pendekatan guna kelancaran proses pembelajaran. Kepribadian guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa dari sekian banyak faktor lainnya.2 Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan

1

Abudin Nata, Modernisasi Pendidikan Islam Di Indonesia, ( Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006),h.19

2


(13)

2

tertentu. Kedudukan guru sebagai pendidik dan pembimbing tidak bisa dilepaskan dari guru sebagai pribadi.

Tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual, afektif dan psikomotorik, melalui menyampaikan pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-latihan afektif dan keterampilan.

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif ini mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.

Harapan yang tidak pernah sirna oleh seorang guru adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan ini dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda.

Dengan adanya pengelolaan kelas yang baik maka akan mewujudkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembelajarannya pun dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Hanya sayangnya pengelolaan kelas yang baik tidak selamanya dapat dipertahannkan, disebabkan pada kondisi tertentu ada gangguan yang tidak dikehendaki datang dengan tiba-tiba atau disebut dengan kendala spontanitas. kendala spontanitas ini dapat mengganggu suasana kelas sehingga dapat memecahkan konsentrasi anak didik.3

Masalah pengelolaan kelas memang masalah yang tidak pernah absen dari agenda kegiatan guru. Suatu kondisi yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dengan adanya hubungan interpersonal yang baik antara guru dan anak didik dengan anak didik, merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Kelas harus dirancang dan

3

Syaiful Bahari Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta, : PT Rieneka Cipta, 2006), h.173


(14)

3

dikelola dengan seksama agar memberi hasil yang maksimal. pendekatan atas pengelolaan kelas sangat tergantung pada kemampuan, pengetahuan, sikap guru terhadap proses pembelajaran, dan hubungan siswa yang mereka ciptakan.4

Undang-undang no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa dan negara.5

Dari pengertian pendidikan di atas, ada beberapa hal yang sangat penting untuk diketahui. Pertama, pendidikan bukanlah suatu proses yang asal-asalan, akan tetapi proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa harus mengarah ketujuan. Kedua, pendidikan tidak boleh mengesampingkan proses belajar. Ketiga, proses penididikan harus berorientasi kepada siswa. keempat, proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual serta pengembangan keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan. oleh karena itu, Ke empat hal yang berhubungan dengan pendidikan itu menunjukan betapa pentingnya proses pendidikan yang mengarah pada tujuan pendidikan. Akan tetapi, pelaksanaan pendidikan di sekolah belum sesuai dengan mata pelajaran yang diberikannya, seakan mata pelajaran yang satu terlepas dari mata pelajaran secara menyeluruh. Untuk itu diperlukan suatu standar yang mengatur proses pembelajaran yang biasa disebut dengan standar proses pendidikan.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 Bab I Pasal 1 ayat 6 adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Dalam standar nasional pendidikan terdapat 8 Standar Nasional antara lain : Stadar isi pendidikan yang terdapat pada pasal 5 yaitu standar isi pendidikan mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi

4

Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas Yang Dinamis, (Jogyakarta, IKAPI, 2007), h.40 5

DEPDIKNAS, Himpunan Peraturan/Ketentuan Bidang Pendidikan Dasar Dan Menengah,(2007), h.10


(15)

4

lulusan pada jenjeng dan jenis pendidikan tertentu, standar proses yang terdapat pada pasal 19 yaitu proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi sktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, dan standar-standar lainnya. dan salah satunya adalah standar pengelolaan , pada pasal 49 ayat 1 berbunyi pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan menajemen berbasis sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Akar kata pegelolaan adalah “ kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “ manajemen”. Manajemen adalah ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian, pegaturan atau penataan suatu kegiatan. Sedangkan kelas yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.6

M. Entang mengemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dlakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.7

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Oleh krena itu, agar setiap anak mendapat perlakuan secara maksimal dan adil maka perlu didaftar, dicatat, dikelompokan, ditempatkan dikelas. Pada waktu-waktu tertentu, sekolah berkewajiban memberikan laporan kepada orang tua atau wali murid tentang hasil dari apa yang telah diucapkan atau dilakukan oleh anak tersebut di sekolah dari hari kehari. Jadi

6

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas Dan Siswa, (Jakartta, PT Raja Grafindo Persada, 1996) cet, IV, h. 7 dan 17

7

Ade Rukmana, Asep Sutya, Pengelolaan Kelas, (Bandung :Universitas pendidikan indonesia (UPI PRESS),2006) Cet-1, h.172


(16)

5

pengelolaan siswa adalah pekerjaan mengetur siswa yang meliputi : Mendaftar, Mencatat, Menempatkan, Melaporkan dan Sebagainya.8

Agar anak didk senang dan bergairah dalam belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru di man pun dan kapan pun. Hanya sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul semuanya karena berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah satu dari sederetan faktor yang menyebabkan itu.

Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dnamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. oleh karena itu, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, agar siswa dapat berupaya mengerahkan segala kemampuannya dalam proses belajar.9

Situasi belajar mengajar di sekolah-sekolah sekarang ini menggambarkan suatu keadaan yang sangat kompleks. Kekalutan yang ada adalah akibat faktor-faktor obyektif yang saling mempengaruhi sehingga mengakibatkan menurunnya hasil belajar. Oleh karena itu, guru-guru perlu menciptakan situasi yang memungkinkan murid-murid dapat belajar dengan baik dan guru-guru dapat membimbing dalam suasana kreatif. Jika faktor-faktor obyektif dalam situasi belajar di sekolah dianalisa maka akan banyak sekali variabel yang menentukan proses belajar mengajar. Usaha memperbaiki variabel-variabel adalah usaha untuk membantu guru-guru agar mampu memecahkan persoalan-persoalan yang ada dalam proses mengajar. Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas

8

Arikunto,Suharsimi, Pegelolaan Kelas Dan Siswa(Sebuah Pendekatan Edukatif), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1996) h.12

9

Wina Sanjaya,Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2008) Cet-1, h.249


(17)

6

dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Beberapa indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah sebagai berikut :

1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang berhenti kerena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.

2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secapatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Tetapi, mengetjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja. Maka, kelas tersebut dikataka tidak tertib.10 Salah satu sasaran pengelolaan kelas adalah penerapan standar proses pendidikan di suatu sekolah, karena penerapan standar proses pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Secara umum penerapan standar proses di sekolah-sekolah mengacu kepada visi, misi dan tujuan sekolah tersebut. Karena standar proses itu adalah menerapkan standar menggunakan kriteria mutu. Dalam pengelolaan pendidikan indonesia kriteria minimal itu adalah standar nasional pedidikan. Kriteria minimal sama dengan batas minimal mutu yang menjadi target pencapaian yang diterapkan satuan pendidikan, idealnya di atas standar nasional. dalam menerapkan standar nasional, terdapat dua kata kunci yaitu adalah kriteria yang dipersyaratkan dan adanya proses pengukuran. Hal yang diukur dalam mutu adalah proses dan hasil belajar. oleh karena itu, indikator mutu meliputi indikator operasional dan indikator produk. kedua bidang itu penting untuk diukur karena dari hasil penelitian para ahli terbukti bahwa produk yang baik itu datang dari proses yang bermutu. proses yang bermutu harus melahirkan produk yang bermutu pula.

Namun demikian standar pengelolaan tersebut belum berjalan secara keseluruhan di satuan pendidikan. kendalanya adalah kerena masih ada guru yang belum paham akan proses pengelolaan kelas tersebut sehingga proses pembelajaran kurang efektif, , masih ada guru yang belum optimal dalam menerapkan pengelolaan kelas yang menyebabkan adanya siswa yang bosan di kelas, siswa tidak memperhatikan pelajaran, siswa yang sering keluar kelas dan

10

Arikunto, Suharsimi, Pengelolan Kelas Dan Siswa (Sebuah Pendekatan Edukatif), ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1996)h.12


(18)

7

juga siswa yang mengantuk pada saat proses pembelajaran berlangsung. padahal jika pembelajaran dikelola dengan baik dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. dengan demikian motivasi belajar siswa dan kinerja siswa pun akan meningkat.

Dari fenomena tersebut, maka penulis melakukan penelitian yang berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengelola kelas. dengan demikian penulis tertarik untuk mengajukan skripsi dengan judul “ PERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOLAAN KELAS PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DI SMK DUA MEI CIPUTAT”. Dengan alasan adanya guru yang belum memehami akan proses pengelolaan kelas sehingga proses pembelajaran kurang efektif, dan belum akan proses pengelolaan kelas sehingga proses pembelajaran belum maksimal dan belum lengkapnya sarana dan prasarana yanga ada di sekolah seperti infokus yang hanya ada di dalam satu ruangan, masih ada guru yang belum optimal dalam menerapkan pengelolaan kelas yang menyebabkan adanya siswa yang bosan di kelas, siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, siswa yang sering keluar kelas dan juga siswa yang mengantuk disaat proses belajar berlangsung.

B.

Identifikasi Masalah

Permasalahan yang di hadapi guru ketika berhadapan dengan sejumlah anak didik adalah masalah pengelolaan kelas. Karena dengan pengelolaan kelas secara optimal maka akan membeikan semangat belajar siswa. Apa, siapa, bagaimana, kapan, dan di mana adalah serentetan pertanyaan yang perlu dijawab dalam hubungannnya dengan masalah pengelolaan kelas. peranan guru itu paling tidak berusaha mengatur suasana kelas yang kondusif bagi kegairahan dan kesenangan belajar anak didik. Setiap kali guru masuk kelas selalu dituntut untuk mengelola kelas hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Jadi, masalah pengeturan kelas ini tidak akan pernah sepi dari kegiatan guru. Semua kegiatan itu guru lakukan tidak lain demi kepentingan anak didik, demi keberhasilan belajar anak didik sehingga anak didik dapat termotivasi dalam mengekuti pelajaran. tapi


(19)

8

sayangnya, masih ada guru yang belum memahami pentingnya mencipyakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada.

Oleh karena itu, latarbelakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Pengelolaan kelas belum sesuai dengan konsep pembelajaran yang mengacu pada tujuan pembelajaran

2. Banyaknya guru yang kurang memahami konsep pembelajaran yang mengacu pada pengelolaan kelas

3. Bagaimana pengaruh pengolahan kelas terhadap motivasi belajar siswa 4. Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran

C.

Pembatasan Masalah

Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengejaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar.

Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru dimana pun dan kapan pun. Hanya sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul semuanya karena berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah salah satu sederetan faktor yang menyebabkan itu.

Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi kesekolah tanpa motivasi untuk belajar. Untuk bermain-main berlama-lama di sekolah adalah bukan waktunya yang tepat. Untuk mengganggu teman atau membuat keributan di dalam kelas adalah suatu perbuatan yang kurang terpuji bagi orang terpelajar seperti anak didik. Maka, anak didik datang ke sekolah bukan untuk itu semua, tetapi


(20)

9

untuk belajar demi masa depannya kelak dikemudian hari. Oleh karena itu, mengingat keterbatasan peneliti, maka pembahasan penelitian ini dibatasi pada bagian tentang pengelolaan kelas pengaruhnya pada motivasi belajar siswa.

D.

Perumusan Masalah

Pengelolaan kelas bukanlah hal yang mudah. Jangankan bagi guru yang baru menerjunkan diri kedalam dunia pendidikan, bagi guru yang sudah profesional pun sudah merasakan betapa sukarnya mengelola kelas. Namun begitu tidak pernah guru merasa jenuh dan kemudian jera mengelola kelas setiap kali mengajar. Oleh karena itu, tugas guru disini adalah membangkitkan motivasi pada murid-muridnya. Usahakanlah agar motivasi yang timbul pada anak-anak adalah motivasi intrinsik (motif yang mendorongnya ada kaitannya langsung dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam objeknya/tujuan pekerjaannya itu sendiri), sehingga mereka dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan.

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, berikut ini di kemukakan rumusan masalahnya yaitu adakah hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap pengelolaan kelas, pengaruhnya terhadap motivasi belajar kewirausahaan. untuk memperjelas dan menyelesaikan penelitian ini berikut pertanyaan-pertanyan penelitian :

1. Bagaimana hubungan pengelolan kelas terhadap terhadap motivasi belajar siswa?

2. Bagaimana pengelolaan kelas pada mata pelajaran kewirausahaan?

3. Bagaimana motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran kewirausahaan?

E.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah : untuk menggambarkan persepsi siswa tentang masalah kemampuan guru dalam mengelola kelas hubungannya terhadap motivasi belajar kewirausahaan.


(21)

10

a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pengelolaan kelas dalam mencapai tujuan yang optimal

b. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan menjadi masukan tentang pentingnya pengelolaan kelas bagi guru-guru maupun kepala sekolah SMK dua mei ciputat

c. Bagi jurusan kependidikan islam program studi manajemen pendidikan dan civitas akademia UIN Syahid, diharapkan dapat menambah pembendaharaan karya ilmiah serta menjadi acuan dalam


(22)

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Persepsi

Presepsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu perception, yang berarti pengamatan11. Menurut Sarlito Wirawan Sarsono, persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan objek-objek disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan.12

Presepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan. Pengindraan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra, namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf , dan proses selanjutnya merupakan proses presepsi. Karena itu, proses presepsi tidak dapat lepas dari proses pengindraan, dan proses pengindraan merupakan proses yang mendahului terjadinya prsepsi. Proses pengindraan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indra. Alat indra merupakan penghubung antara individu dengan dunia luar. Stimulus yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan, diinterpretasikan sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderanya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan presepsi.

11

W. J. S Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris Indonesia, ( Bandung : Hasta, 1982), h. 143

12

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1982), cet. 11, h. 39


(23)

12

Aktifitas jiwa manusia mengenai rangsangan-rangsangan yang melalui alat-alat indra dengan kemampuan manusia mengenai lingkungan hidupnya, disebut presepsi atau pengamatan. Manusia yang memperesepsi tersebut tidak terbatas pada rangsangan dari benda-benda atau obyek-obyek alam luar, akan tetapi juga dapat mengenali rangsangan sakit, lapar, dahaga, yang merupakan fakta-fakta obyektif dari dalam diri manusia. Oleh karena itu, presepsi adalah proses individu mengenali obyek-obyek dan fakta-fakta obyektif dengan menggunakan alat indera.13

Dengan presepsi, individu dapat menyadari, dan mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam presepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut presepsi diri ( self-perception). Karena dalam presepsi itu merupakan aktifitas yang integred, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperandalam presepsi tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam presepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil presepsi antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa presepsi itu memang bersifat individual.

2. Faktor-fakor yang mempengaruhi presepsi

Presepsi merupakan proses organisasi yang berwujud diterimaya stimulus oleh individu melalui alat indranya dan menggabungkan data-data indra untuk dikembangkan sedemikian rupa. Menurut Sarlito Wirawan Sarsono terdapat enam faktor yang mempengaruhi preepsi, yaitu :

13

Zikri Neni Iska. Psikologi Pegantar Pemahaman Diri Dan lingkungan ( Jakarta : Kizi Brother’s, 2006) cet. 1 h. 54


(24)

13

a. Perhatian : Biasa kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian pad satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus antara satu dengan orang lain, menyebabkan perbedaan presepsi antara mereka.

b. Set : Set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul. misalnya, pada seorang pelari yang siap di garis “start” terdapat set bahwa akan terdengan bunyi pistol di saat mana ia harus berlari.

c. Kebutuhan : Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, akan mempengaruhi presepsi orang tersebut.

d. Sistem nilai : Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap presepsi

e. Ciri kepribadian : Ciri kepribadian akan mempengaruhi pula presepsi f. Gangguan kejiwaan : Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan

presepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dengan ilusi, halusinasi bersifat individual, jadi hanya dialami oleh penderita yang bersangkutan saja.14 3. Ciri-ciri Presepsi.

Pengindraan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut persepsi. Agar dihasilkan suatu pengindraan yang bermakna ada ciri-ciri umum persepsi, yaitu :

a. Rangsangan-rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indra

b. Dunia persepsi mempunyai sifat ruang c. Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu

d. Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya15.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa presepsi bukan proses pengindraan saja, tetapi ada unsur intepretasi di dalamnya. Persepsi juga merupakan proses pengamatan individu terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungannya dengan menggunakan indranya yang dimilikinya, hasil proses pengamatan tersebut menjadikan individu sadar terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungannya, di samping itu, presepsi individu muncul karena adanya aktifitas mengindra, menginterpretasikan dan memberi penilaian terhadap objek-objek fisik maupun sosial yang ada dilingkungannya. secara singkat persepsi informasi

14

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi ... cet. VIII, h. 43-44 15

Zikri Neni Iska. Psikologi Pegantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan ( Jakarta : Kizi Brother’s 2006) cet. 1 h. 57


(25)

14

proses menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem indera manusia.

B. Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab (Guru) kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar tercapai oleh kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan. 16

Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap masalah dan situasi. ini berarti guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuan dan bakatnya pada tugas-tugas individu. Sedangkan menurut Sadirman A.M, bahwa pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas, karena itu kelas mempunyai peran dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif. 17

Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari dan bahkan waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Hari ini anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu tenang. Selain itu terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya di masa mendatang persaingan itu menjadi tidak sehat, Oleh karena itu, kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional anak didik.

Jadi, pengelolaan kelas adalah suatu upaya mendayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif dalam mencapai tujuan pembelajaran. M. Entang mengemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal dalam proses mengajar18. Dari pengertian pengelolaan kelas tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh

16 Suharsimi, Arikunto, Pengelolaan Kelas Dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, ( jakarta : CV, Rajawali, 1988) , cet ke-2, h. 68

17

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :PT Renika Cipta, 2000), cet ke-1, h. 172.

18

Ade Rukmana dan Asep Surya, Pengelolaan Kelas (PT : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI PRESS), 2006, cet ke-1, h. 29


(26)

15

seorang guru dengan tujuan agar terjadi proses belajar mengajar dengan situasi dan kondisi yang efektif, kondusif dan menyenangkan bagi kedua belah pihak yaitu antara guru yang mengajar dan siswa yang sehingga tercapai suatu pembelajaran yang optimal. Mengelola kelas merupakan suatu keterampilan seorang guru untuk menciptakan suasana pengajaran yang serasi tanpa adaanya suatu gangguan. Seorang guru harus berusaha mengembalikan kondisi tersebut jika terdapat hal-hal yang mengganggu konsentrasi siswa serta mengganggu kelancaaran belajar. Suatu kondisi belajar yang optimal akan dicapai apabila seorang guru mampu mengatur siswa dengan suasana pelajaran yang serasi dan mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan.

2. Pengaturan siswa di dalam kelas.

Kualitas dan kuantitas siswa di dalam kelas bergantung pada banyaknya faktor antara lain adalah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas 19.

Untuk lebih jelasnya, pengaturan siswa dan fasilitas kelas dapat dilihat dalam bagan seperti ini 20.

Kegiatan pengelolaan kelas

Mengatur orang( kondisi Emosional)

- Tingkah laku - Kedisiplinan - Minat

- Antusias belajar - Dinamika kelompok

Mengatur fasilitas belajar mengajar (Kondisi Fisik)

- Ventilasi - Pencahayaan - Kenyamanan - Letak duduk - Penempatan siswa

kegiatan pengelolaan kelas secara dinamis antara lain adalah sebagai berikut :

19

Ibid, hal.10 20


(27)

16

a. Pengelolaan Tempat Belajar Atau Ruang Kelas

Pengelolaan tempat belajar atau ruang ini sangatlah penting dilakukan untuk dapat menciptakan suasana belajar yang beraneka ragam sehingga siswa tidak merasa jenuh dikelas setiap harinya. Pengelolaan tempat belajar ini meliputi pengelolaan terhadap benda-benda yang ada diruang belajar seperti meja, kursi yang disusun bervariasi diantaranya :

1. Bentuk kelompok

Manfaatnya adalah : Siswa mudah untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi baik antara guru dan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.


(28)

17

Manfaatnya adalah : Siswa dapat dengan mudah menjangkau alat dan sumber belajar, siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain di dalam kelas

3. bentuk berjajar atau secara berbaris

Manfaatnya adalah siswa dapat bekerja secara perorangan, walaupun sebenarnya pengaturan duduk seperti ini sedikit kurang optimal bagi siswa yang mendapat posisi duduk di belakang, karena terlalu jauh dari jangkauan alat dan sumber belajar. Oleh karena itu peran seorang guru sangatlh penting di dalam kelas. Seorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajarSeorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan berusaha mengembalikan kondisi tersebut jika terdapat hal-hal yang mengganggu konsentrasi siswa serta mengganggu kelancaran belajar.


(29)

18

Pengelolaan terhadap pajangan hasil karya siswa, seperti peralatan sekolah atau sumber belajar lainnya yang ada dikelas juga harus dikelola. Pengelolaan terhadap tempat belajar ini dilakukan sesuai dengan strategi yang akan digunakan oleh guru. Ruang kelas atau tempat belajar, terutama kursi dan meja siswa serta posisi guru, ditata sedemikian rupa sehingga menunjang kegiatan pembelajaran aktif.

b. Pengelolaan bahan pelajaran

Pengelolaan bahan pelajaran dilakukan oleh guru, dan guru perlu merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang untuk siswa, memberikan umpan balik, dan menyediakan program penilaian yang memungkinkan semua siswa maupun melakukan unjuk kemampuan atau demonstrasi diri sebagai hasil belajar.

c. Pengelolaan kegiatan dan waktu

Dalam proses belajar mengajar biasanya ada tiga kegiatan besar yaitu awal, kegiatan inti dan penutup. Kegiatan awal ini diisi dengan hal yang bisa menarik minat siswa untuk belajar, membahas ulang pelajaran atau menyampaikan informasi awal atau penjelasan tugas kepada siswa. Kegiatan inti ini dilakukan dengan berbagai kegiatan untuk siswa sehingga siswa dapat mengalami kegiatan secara langsung dalam belajar mengajar di kelas. Kegiatan inti ini sebaiknya dilakukan dengan melibatkan siswa secara berpasangan atau kelompok atau perorangan. Kegiatan penutup biasanya diisi dengan kegiatan meresume atau meringkas hasil belajar dan biasanya diseling dengan memberikan pertayaan kepada siswa21.

3. Keterampilan dalam mengelola kelas

Komponen keterampilan dalam mengelola kelas di antaranya meliputi : a) Keterampilan yang berhubungan dengan menciptakan kondisi belajar yang

optimal

Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan pengendalian pelajaran. Aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan ini ialah sebagai berikut :

1) Sikap tanggap

a) Memandang secara seksama

21

Mansur. Muchlis, Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Konstektual, ... h. 73


(30)

19 b) Gerak mendekati siswa c) Memberi pernyataan d) Memberi reaksi

Memberi reaksi terhadap gangguan atau kekacauan di dalam kelas Kelas tidak selamanya tenang. pasti terdapat gangguan. Hal ini perlu disadari guru dan tidak boleh dibiarkan. Teguran perlu dilakukan guru untuk mengembalikan keadaan kelas. Teguran ini merupakan tanda bahwa guru ada bersama anak didik dan anak didik sadar akan perbuatan yang dilakukan oleh anak didik tersebut.

2) Menghindari kericuhan di dalam kelas

Untuk menghindari kericuhan di dalam kelas ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan guru. Antara lain adalah :

a) Penguatan

Untuk mengatasi anak didik yang mengganggu atau tidak mengerjakan tugas, dapat diberikan penguatan untuk mengubah tingkah laku anak didik. Untuk mengatasi anak didik yang terus mengganggu atau tidak mengerjakan tugas, maka cara guru memberikan penguatan yang sederhana terhadapa anak didik antara lain adalah :

1. Menggunakan peraturan positif bila anak didik tidak menghentikan gangguan atau kembali pada tugas yang diberikan guru

2. Menggunakan penguatan positif terhadap anak didik yang bersikap baik dikelas dan dijadikan contoh untuk anak didik lainnya.

b) Kelancaran

Kelancaran atau kemajuan anak didik dalam belajar adalah indikator bahwa anak didik dapat memusatkan perhatian pada pelajaran yang diberikan di kelas. Hal ini perlu didukung oleh peran guru dan tidak dapat diganggu dengan hal-hal lain yang bisa


(31)

20

mengganggu konsebtrasi anak didik. Berikut ini adalah hal-hal yang harus dihindari oleh seorang guru antar lain :

1) Adanya campur tangan yang berlebihan ( Teacher Interruption) 2) Penyimpangan (Fade Away)

c) Kecepatan

Kecepatan di sini diartikan sebagai tingkat kemajuan yang dicapai anak didik dalam suatu pelajaran. Yang perlu dihindari guru adalah kesalahan menahan kecepatan yang tidak perlu, atau menhan penyajian pelajaran atau kemajuan tugas. ada dua hal kesalahan kecepatan yang harus dihindari oleh guru adalah :

1) Bertele-tele (Over Dwelling)

kesalahan ini terjadi bila pembicaraan bersifat mengulang-ulang hal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan.

2) Pengulangan penjelasan yang berlebihan

Kesalahan yang perlu dihindari oleh guru adalah pengulangan (Fragmenting) yang berlebihan. Kesalahan ini muncul bila guru memberi petunjuk pengajaran atau penjelasan kepada kelompok kecil anak didik atau secara individu, yang sebenarnya sudah diberikan dalam kelas atau kelompok besar secara bersama. b). Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar optimal

Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang, Walaupun telah menggunakan tingkah laku dan tindakan yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua anak didik untuk membantu mengatasi masalah tersebut.22

22

Syamsul Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Renika Cipta 2000, hal 147-156


(32)

21

4. Prinsip-Prinsip dalam Mengelola Kelas

Terdapat beberapa prinsip pengelolaan kelas antara lain adalah sebagai berikut :

a. Hangat dan Antusias

Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar, guru yang hangat dan akrab dengan murid selalu menunjukan antusias pada tugasnya atau aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. Keberhasilan ini berkaitan dengan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, hubungan yang baik di butuhkan karena salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini siswa adalah afeksi dari guru terhadap siswanya akan memudahkan guru tersebut yang berakhir pada keberhasilan kelas.

b. Tantangan

Tantangan yang diberikan bisa berupa kuis lisan, tanya jawab spontan atau semacam pemberian penghargaan atau hadiah kecil kepada siswa sebagai apersepsi terhadap nilai lebih yang dimilikinya dengan cara yang sportif tanpa menyinggung perasaan siswa lainnya. Pada akhirnya penghargaan tersebut dapat meningkatkan semangat dan kompetensi yang positif bagi siswa. c. Bervariasi

Penggunaan alat media atau alat bantu, gaya mengajar seorang guru, pola interaksi antara guru dan anak-anak akan mengurangi munculnya gangguan dan meningkatkan perhatian anak didik. Dalam hal ini dibutuhkan kreatifitas dalam diri seorang guru dengan menggunakan media audiovisual dalam pengajaran dan tidak terlalu monoton dalam mengajar karena dapat membuat siswa menjadi bosan.

d. Keluwesan

Keluwesan seorang guru akan sangat berpengaruh terhadap siswa dalam menciptakan suasana dalam kelas, dan siswa dapat membuka diri dalam hal-hal yang positif kepada guru.

e. Penekanan Pada Hal-Hal Yang Positif

Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif . Penekanan terhadap hal-hal yang positif tapa membahas hal-hal yang negatif akan mengajarkan sekaligus membiasakandiri siswa untuk mampu berfikir terhadap hal-hal yang positif.

f. Penanaman Disiplin Diri

Tujuan akhir pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Untuk itu, guru hendaknya selalu mendorong anak didik untuk selalu melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seoran pendidik.


(33)

22

Penanaman disiplin hendaknya didominasi dengan memberikan contoh melalui perbuatan, kemudian didukung oleh perkataan melalui apa yang mereka lihat. Pengelolaan kelas tersebut akan menjadi sangat efektif apabila guru mampu melaksanakan prinsipnya sebagai seorang guru dan dapat menciptakan suasanya yang menyenangkan.23

Jadi dapat disimpulkan bahwa dari berbagai prinsip pengelolaan kelas bagi seorang guru adalah harus lebih menekankan pada hal-hal yang positif agar penanaman disiplin pada diri siswa dapat menghasilkan pendidikan yang bermutu baik secara moril dan intelektual.

5. Tujuan Pengelolaan Kelas

Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik, sedangkan tujuan khusus dalam mengelola kelas adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.24

Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Kerena ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan fisik meupun fikiran. Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengejarnya. Itu sama saja membiarkan jalannya pengajaran tanpa membawa hasil, yaitu mengantarkan anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjasi mengerti, dan dari tidak berilmu menjadi berilmu.

Agar proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa mendapatkan hasil yang memuaskan, maka di dalam pengelolaan kelas diperlukan adanya suatu tujuan agar dalam mengelola kelas mendapatkan hasil yang signifikan. Dan akan sia-sia jika seorang guru dalam menciptakan pengelolaan kelas tanpa adanya tujuan.

beberapa indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah sebagai berikut :

23

Syamsul Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Renika Cipta 2000, cet 1, h. 148-149

24


(34)

23

a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet. artinya tidak ada anak yang berhenti kerena tidak tahu tugas yang akan dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan oleh guru

b. Setiap anak harus melakukan pekerjaan sekolah tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar dengan cepat menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.25

Selanjutnya menurut Syaiful Bahri Djamarah membagi tujuan pengelolaan kelas menjadi dua bagian yaitu :

1) Untuk Anak Didik

a) Mendorong anak didik mengembanhkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakuya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sebdiri b) Membantu anak didik mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan

tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru meerupakan suatu perigatan dan bukan kemarahan

c) Membengkitkan rasa tanggung jawab dalam tugas dan kegiatan yang diadakan sekolah

2) Untuk Guru

a) Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat

b) Menyadari kebutuhan anak didik dan memilih kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik

c) Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku anak didik yang tidak serius belajar (mengganggu suasana belajar). d) Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yan dapat

digunakan pada siiswa yang mempunyai masalah pada tingkah laku anak didik di dalam kelas.26

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas bagi siswa adalah mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap tingkah lakunya, siswa mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib, dan teguran yang diberikan guru bukanlah kemarahan melainkan suatu teguran atau peringatan atas kesalahan yang diperbuatnya, menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang baik. Sedangkan tujuan pengelolaan kelas bagi guru adalah mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar sehingga siswa dapat mengembangkan

25

Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas Dan Siswa Sebuah Pendekatan Edukatif, ... h. 68

26

Syamsul Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : PT Renika Cipta 2000, cet 1, h.130


(35)

24

potensinya, serta dapat menghilangkan berbagai hambatan yang terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung, menyediakan dan mengatur fasilitas belajar yang mendukung dan memugkinkan siswa belajar dengan baik, membantu siswa mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan mengembangkan rasa tanggung jawab, menyadari kebutuhan siswa dan memiliki kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada siswa.

6. Cara Pengelolaam Kelas

Pengelolaan kelas mengarah kepada kegiatan-kegiatan yang meanciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal dalam proses belajar mengajar. Sebagai pemberian dasar serta penyiapan kondisi bagi terjadinya proses belajar yang efektif, pengelolaan kelas menunjukan kepada pengaturan kepada pengaturan ventilasi, penerangan, tempat duduk, sampai dengan perencanaan pengaturan peserta didik dan ruang kelas.

Dalam hal ini tempat duduk siswa harus diatur dengan kebutuhan dan metode yang digunakan, ruang tempat berlangsungnya pelajaran harus menyenangkan. hal ini menyangkut pengaturan ruang secara rapi. Kerapihan meja guru dengan taplak meja dan bunga, penghias dinding, gambar-gambar ( peta, grafik,lukisan-lukisan, dan lain-lain yang bersifat mendidik).

Ruangan tempat berlangsungnya pelajaran selain indah dan menarik, juga harus rapi dan bersih. Fasilitas-fasilitas fisik lainnya seperti keadaan cahaya atau penerangan, ventilasi (tempat keluar masuknya udara), warna dinding, papan tulis, dan lainnya dlam suatu kelas merupaka faktor yang sangat penting dalam manajemen kelas.

Kondisi belajar siswa akan optimal jika pengajar mampu mengatur siswa dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalan suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar yang efektif dan efisien.

Pengaturan siswa dapat berupa penempatan tempat duduk siswa maupun pengelompokan dalam belajar. Ada berbagai macam ventilasi, tempat duduk maupun pengelompokan dalam belajar, diantaranya adalah bisa dengan berbanjar kebelakang atau gaya tradisional. Berbentuk bundar atau oval atau dengan


(36)

25

berbentik huruf U dan lain sebagainya. Susana hangat dan keakraban juga harus tercipta dengan baik antar guru dengan murid agar tidak terjadi kejenuhan atau bahkan kekacauan dalam kelas antar masing-masing individu.

C. Motivasi belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung prestasinya pun akan tinggi pula, sebaliknya siswa yang motivasinya rendah, akan rendah pula prestasinya. Karena motivasi merupakan penggerak atau pendorong untuk melakukan tindakan tertentu. Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya usaha atau semangat seseorang untuk beraktivitas, dan tentu saja tinggi rendahnya semangat akan menentukan hasil yang diperoleh.

Woodwort mengatakan suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertent sangat tergantung dari motive yang dimilikinya. Freededirc J. McDonald mengungkapkan, motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, maka munculnya motivasi ditandai oleh adanya perubahan energi dalam diri seseorang yang mungkin disadari ataupun tidak.27 Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu keputusan yang telah

27

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008) cet, I, h.250


(37)

26

ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan atau tujuan yang nyata ingin dicapai.28

Hasibuan, Mengemukakan bahwa motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang karena setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingi dicapai. Adapun, Siagian mengatakan bahwa motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan, atau menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap, dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan kelompok. Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah, terdapat perbedaan dalam kekuatann motivasi yang ditunjukan oleh seseorang dalam menghadapi situsi tertentu dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situsi yang sama. bahkan, seseorang akan menunjukan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula.

Wexley & Yukl memberikan pendapat bahwa pengertian motivasi itu adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan belajar. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan belajar seseorang, agar mereka mau bekerja sama, belajar efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Hasibuan. Adapun Robbins mengemukakan motivasi sebagai suatu kerelaan berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengeruhi oleh kemampuan usaha memuaskan beberapa kebutuhan individu.29

Adapun menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari yang dikemukakan oleh Mc Donald ini, maka terdapat tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi, yakni ; motivasi

28

M.Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 2006) cet,IV, h.129

29

Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010) cet, II, h. 110


(38)

27

mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan .30

2. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Motivasi banyak jenisnya. pembagian motivasi dapat dilihat dari perspektif kebutuhan dan perspektif fungsional, serta dari sifatnya.

a. Perspektif Kebutuhan

Teori motivasi yang memandang dari sudut kebutuhan dikembangkan oleh Maslow. Menurut Maslow, kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat. individu itu akan merasa puas memenuhi kebutuhan pada taraf tertentu manakala pada taraf sebelumnya kebutuhan itu telah terpenuhi. kebutuhan-kebutuhan itu adalah sebagai berikut :

1). Kebutuhan Fisiologis, yaitu kebutuhan dasar yang harus terpenuhi sebelum kebutuhan-kebutuhan lain terpenuhi. Kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan rasa lapar, haus, kebutuhan istirahat dan lain sebagainya.

2). Kebutuhan akan keamanan, yaitu kebutuhan rasa terlindungi, bebas dari rasa takut dan kecemasan

3). Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan cinta kasih seperti rasa diterima oleh kelompok, perasaan dihargai dan dihormati oleh orang lain.

4). Kebutuhan untuk menjadi dirinya sendiri, yaitu kebutuhan berprestise yang erat dengan kebutuhan untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya baik dalam bidang pengetahuan, sosial dan lain sebagainya.

Menurut Maslow, motivasi pada setiap tingkatan hanya dapat dibangkitkan manakala telah terpenuhinya tingkat motivasi sebelumnya. Misalkan, anak hanya mungkin dapat mengembangkan minat dan bakatnya dengan sempurna, manakala telah memiliki rasa diterima oleh kelompok sosialnya.

a. Perspektif Fungsional

30

Pupuh Fathurahman M. sobry Sutikno, ( Bandung, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, 2007), h. 19


(39)

28

Perspektif ini membagi jenis motivasi dilihat dari konsep motivasi sebagai penggerak, harapan dan insentif. motivasi sebagai penggerak adalah motivasi yang memberi tenaga untuk aktivitas itu hanya mungkin terjadi apabila ada faktor pendorong yang menggerakkan seluruh energi yang tersedia. Tanpa adanya penggerak tidak mungkin akan terjadi aktivitas. Penggerak itu bisa datang dari luar diri individu yang kemudian dinamakan sumber eksternal atau bisa muncul dari dalam yang kemudian dinamakan sumber internal.

b. Sifat Motivasi

Dilihat dari sifatnya motivasi dapat dibedakan antara motivasi instrinsik dan motivasi instrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri individu, misalkan siswa belajar karena didorong oleh keinginannya sendiri menambah pengetahuan atau seseorang berolehraga tenis karena memang ia mencintai olehraga tersebut. Jadi dengan demikian, dalam motivasi instrinsik tujuan yang ingi dicapai ada dalam kegiatan itu sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri. misalkan, siswa belajar dengan penuh semangat karena ingin mendapat nilai yang bagus, seseorang berolahraga karena ingin menjadi juara dalam suatu turnamen. Dengan demikian, dalam motivasi ekstrinsik tujuan yang ingin dicapai berada di luar kegiatan itu.31

Motivasi internal, yaitu keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu. Dalam proses belajar mengajar siswa yang termotivasi secara instrinsik dapa dilihat dari kegiatan yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang keberadaannya karena pengeruh rangsangan dari luar. Motivasi eksternal bukan merupakan keinginan yang sebenarnya yang ada di dalam diri siswa untuk belajar, tujuan individu melakukan kegiatan adalah mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar.

Antara motivasi internal dan eksternal saling menambah atau memperkuat, bahkan motivasi eksternal dapat membangkitkan motivasi internal. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan, baik yang bersifat internal maupun eksternal yang membuat siswa bergerak,

31


(40)

29

bersemangat, dan senang belajar secara serius dan terus menerus selama kegiatan proses belajar.32

3. Prinsip-prinsip Motivasi

Dalam penerapan motivasi belajar untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal, perlu diperhatikan prinsip-prinsip penerapan motivasi. Dari hasil penelitiannya Kenneth H. Hoover mengemukakan sejumlah prinsip sebagai berikut :

a. Pujian lebih efektif dari pada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai hasil kerja yang telah dilakukan. Oleh karena itu, memberikan pujian akan lebih efektif untuk membangkitkan motivasi belajar

b. Pasa siswa memiliki kebutuhan psikologis yang bersifat dasar yang perlu mendapat kepuasan. Siswa berbeda-beda dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut. Bagi siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar lebih sedikit memerlukan bantuan dibandingkan dengan siswa yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya itu.

c. Dorongan yang datang dari dalam (instrinsik), lebih efektif dibandingkan dengan dorongan yang muncul dari luar (ekstrinsik), dalam menggerakan motivasi belajar

d. Tindakan-tindakan atau respon siswa yang sesuai dengan tujuan, perlu diberikan penguatan untuk menetapkan hasil belajar. Penguatan itu sangat penting artinya untuk membangkitkan motivasi belajar siswa melalui penguatan siswa akan merespon ulang setiap kali muncul stimulus

e. Motivasi mudah menular kepada orang lain. Guru yang mengajar penuh antusias dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat mendorong kepada temannya yang lain untuk meningkatkan motivasi bealajarnya

f. Pemahaman siswa yang jelas terhadap tujuan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. oleh karena itu, siswa perlu tahu arah dan tujuan pembelajaran

g. Minat siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri, akan lebih besar dibandingkan dengan tugas yang dibebankan oleh orang lain. Guru perlu mempertimbangkan pemberian tugas yang sesuai dengan minat siswa sehingga siswa tidak merasa terpaksa untuk mengerjakannya

h. Berbagai macam penghargaan seperti ganjaran yang diberikan dari luar kadang-kadang diperlukan untuk merangsang minat belajar siswa. Guru perlu memberikan penghargaan yang wajar sebagai upaya meningkatkan belajar siswa

32

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, ( Jakarta, PT Bumi Aksara,2009), cet II, h.33


(41)

30

i. Penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Guru perlu memahami dan mampu menerapkan berbagai strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang dicapai.

j. Minat khusus yang dimiliki siswa akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa manakala dihubungkan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.33

4. Faktor-faktor Pengaruh Motivasi

Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern.

1. Faktor Intern

Motivasi intern mengacu pada faktor-faktor dari dalam, tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa. Kebanyakan teori pendidikan modern mengambil motivasi intrinsik sebagai pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Ini tidak mengherankan, karena keinginan untuk menambah pengetahuan dan untuk melacak merupakan faktor instrinsik pada semua orang.

2. Faktor Ekstern

Motivasi ekstern mengacu kepada faktor-faktor dari luar, dan ditetapkan pada tugas atau pada siswa oleh orang lain. Motivasi ekstern biasa berupa penghargaan, pujian, hukuman atau celaan.

Pada umumnya motivasi intern berhubungan erat dengan dua kebutuhan tingkat tinggi dari Maslow, yaitu kebutuhan penghargaan dan kebutuhan berusaha, sedangkan motivasi ektern berhubungan tiga jenis kebutuhan tingkat rendah. Menurut Morrison dan Mclntyrw kebanyakan guru lebih memikirkan motivasi ektern, hal yang nampak umpamanya, diskusi-diskusi yang itu-itu juga tentang hukuman dan sangsi-sangsi lain dalam pengajaran klasikal. karenanya peranan yang dibawa oleh motivasi intern sering diabaikan, dan ada juga sangkaan bahwa

33


(42)

31

guru, yang menggunakan motivasi intern, merupakan guru yang bersikap terlalu lunak.34

5.Ciri-ciri Motivasi Siswa

Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar siswa, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Berikut ini adalah ciri-ciri motivasi siswa, yaitu :

a. Cita-cita

Cita-cita adalah suatu target yang ingin dicapai. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi sesorang. Munculnya cita-cita seseorang disertai dengan perkembangan akar, moral kemuan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan yang juga menimbulkan adanya perkembangan kepribadian.

b. Kemampuan Belajar

Setiap siswa mempunyai kemampuan belajar berbeda, hal ini diukur melalui taraf perkembangan berfikir siswa dimana siswa yang memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu maka akan mendorong dirinya berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin diperolehnya dan sebaliknya yang merasa tidak mampu akan merasa malas untuk berbuat sesuatu.

c. Kondisi Siswa

Kondisi siswa dapat diketahui dari kondisi fisik dan kondisi psikologis, karena siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Kondisi fisik siswa lebih cepat diketahui daripada kondisi psikologis, hal ini dikarenakan kondisi fisik lebih jelas menunjukan gejalanya daripada kondisi psikologis.

d. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri siswa yaitu lngkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman untuk

34


(43)

32

belajar.kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian. Misalnya, kebutuhan rasa aman, berprestasi, dihargai, diakui yang harus dipenuhi agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahannkan.

e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya didalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kdang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali misalnya gairah belajar, emosi siswa dan lain-lain.

f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya guru membelajarkan siswa adalah usaha guuru dalam mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikan, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak tertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar siswa menjadi melemah atau hilang.35

Dalam hal ini, berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara continue (bersambung) tanpa mengenal putus asa.

6. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar

Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. dibawah ini dikemukakan beberapa petunjuk.

a. Memperjelas Tujuan Yang Ingin Dicapai

Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin di bawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingi dicapai, maka akan semakin kuat motivasi

35


(44)

33

belajar siswa. Oleh karena itu ,sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai

b. Membangkitkan Minat Siswa

Siswa akan terdorong untuk belajar, manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa di antaranya :

1). Hubungan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian, guru perlu menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.

2). Susuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal, dan kegagalan itu dapat membunuh minat siswa untuk belajar. biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia mendapatkan kesuksesan dalam belajar.

3). Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi dan lain sebagainnya.

c. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar

Siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik, manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman bebas dari rasa takut. suasana yang menyenangkan dapat memungkinkan siswa beraktivitas dengan penuh semangat dan penuh gairah. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-sekali dapat melakukan hal-hal yang lucu.


(45)

34

Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mmemberikan penghargaan. pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata, justru ada anak yang merasa tidak senang dengan kata-kata. Pujian sebagai penghargaan bisa dilakukan dengan isyarat misalnya, senyuman dan anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.

e. Berikan Penilaian

Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai yang bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera, agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.

f. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa

Siswa butuh penghargaan. penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya misalnya dengan memberikan tulisan “bagus”, atau”teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

g. Ciptakan persaingan dan kerja sama.

Persaingan dan kompetisi yang sehat dapat memberikan pengarus yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun antar individu. Namun demikian, diakui persaingan tidak selamanya menguntungkan, khususnya untuk siswa yang memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing. oleh sebab itu, persaingan antar kelompok di mana setiap kelompok terdiri atas individu-individu


(46)

35

yang memiliki perbedaan kemampuan, misalnya dengan strategi cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan yang sehat.36

Guru selalu berusaha secara sistematis untuk memperkuat motivasi siswa lewat penyajian bahan pelajaran, sangsi-sangsi dan hubungan pribadi dengan muridnya. Hubungan baik antara guru dengan murid, harus diciptakan dan dipelihara dengan baik. Murid harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga terwujud rasa harga diri, status, dan tahu diri. 37

36

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, ...) h.261-263 37


(47)

36 BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Dua Mei Ciputat yang beralamat di Jl. H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih Ciputat Timur – Kota Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitiannya dilaksanakan pada bulan April s.d Juni 2012

B. Metode Penelitian

Penelitian merupakan upaya yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data dan memecahkan masalah yang diteliti. Penggunaan metode penelitian yang dimaksud adalah untuk menemukan data yang valid, akurat, dan signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan masalah yang diteliti. Dalam pengumpulan data penelitian ini digunakan metode lapangan (file research) dengan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan statistik korelasional, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih agar dapat menemukan tingkat hubungan antara variabel-variebel tersebut. Variabel tersebut adalah pengelolaan kelas sebagai variabel X (independent variabel) dan motivasi siswa sebagai variabel Y (dependent variabel).Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan teknik statistik, kemudian dilakukan interpretasi data.


(1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

1 2 2 3 2 2 3 1 3 2 2 2 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 3 46

2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 78

3 4 4 3 2 3 1 1 4 4 2 2 1 2 2 2 3 4 2 2 2 4 2 56

4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 82

5 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 3 2 3 2 47

6 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 69

7 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 83

8 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 2 2 2 4 2 3 4 3 4 3 3 4 70

9 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 45

10 4 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 1 2 2 3 2 2 4 2 3 3 3 59

k 10 635

Var. Butir 0.489 0.844 0.267 0.989 0.400 1.067 1.122 0.722 1.067 0.933 0.944 1.511 0.933 1.289 0.767 0.667 1.067 0.667 0.767 0.678 0.622 0.667 Jmlh Var. Btr 18.478

Var. Total 222.500 Reliabilitas 1.019

Dari perhitungan di atas didapat r hitung sebesar 1.019. Sedangkan r tabel dengan N = 10 dan α = 0,05 adalah sebesar 0,632. Karena r hitung = 1.019> r tabel = 0,632 maka angket dinyatakan reliabel.

NO. RESP BUTIR PERNYATAAN JUMLAH

LAMPIRAN 12 UJI RELIABILITAS VARIABEL Y


(2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 2 3 3 4 4 3 2 3 4 2 1 4 3 4 4 3 4 4 3 4 64 2 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 1 4 4 3 4 2 3 4 4 4 60 3 2 3 4 4 4 3 4 2 2 4 1 2 4 2 3 2 2 4 2 2 56 4 3 2 3 4 4 4 3 4 2 2 4 2 2 4 3 2 2 4 2 3 59 5 2 3 4 4 4 3 2 2 1 4 1 2 2 4 2 3 2 4 2 2 53 6 2 4 2 4 4 3 2 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 65 7 2 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 61 8 3 2 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 4 61 9 2 4 2 2 3 2 2 4 4 4 3 2 3 2 4 4 2 4 4 4 61 10 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 4 50 11 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 4 4 4 72 12 2 3 2 1 1 2 3 2 4 4 1 3 4 2 2 4 2 4 4 2 52 13 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 2 4 3 4 57 14 2 4 2 1 1 2 3 2 4 4 2 2 4 2 2 4 2 4 4 2 53 15 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 4 3 3 50 16 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 2 4 3 4 57 17 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 2 4 4 4 3 4 69 18 2 4 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 63 19 2 2 2 1 2 4 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 40 20 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 58 21 2 2 3 3 1 3 3 3 2 3 1 3 4 3 4 1 4 2 2 4 53 22 2 3 4 4 3 4 3 2 3 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 67 23 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 4 3 4 1 4 2 2 4 54 24 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 1 2 3 2 4 4 2 3 2 4 51 25 3 2 3 4 4 4 2 2 3 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 4 65 26 2 2 4 2 4 3 2 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 3 2 4 52 27 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 3 2 2 3 4 3 3 55 28 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 70 29 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 58 30 3 2 4 4 3 4 3 2 3 4 1 1 3 3 3 2 2 4 3 4 58 31 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 3 2 3 52 32 2 3 4 4 3 4 3 2 3 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 67 33 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 1 3 4 3 3 2 4 4 4 4 66 34 2 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 73 35 4 4 2 2 1 3 2 2 3 4 2 3 3 4 2 1 2 4 2 3 53 36 2 2 4 2 2 4 4 3 2 4 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 62 37 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 2 1 3 3 4 3 2 4 2 4 50 38 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 55 38 2 2 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 66 40 2 2 4 3 4 4 4 2 4 4 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 64 41 2 4 4 4 1 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 67 42 2 2 4 1 4 4 4 2 4 4 2 2 3 4 3 4 3 4 3 4 63 43 2 2 4 4 2 4 4 3 4 4 1 4 4 4 3 1 4 4 4 4 66 44 3 2 3 2 3 2 2 1 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 60 45 3 2 2 3 4 2 2 1 4 3 2 2 4 2 4 2 2 4 2 3 53 46 2 4 4 4 4 2 3 4 2 2 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 62 47 4 4 3 3 2 3 2 1 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 2 61 48 2 3 3 1 3 2 4 3 2 2 1 2 3 2 3 4 3 4 4 4 55 49 2 2 3 4 3 2 3 1 3 3 1 2 4 3 3 2 3 4 3 2 53 50 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 4 3 2 53 51 2 2 3 4 1 2 4 3 2 2 1 2 4 2 3 4 2 2 4 2 51 52 2 4 3 4 1 4 4 3 2 2 1 2 4 2 3 4 3 4 4 4 60 53 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 2 4 67 54 2 2 2 2 4 3 2 3 4 4 1 2 3 4 2 1 3 4 4 4 56 55 4 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 1 3 2 4 2 3 2 54 56 1 2 1 1 2 2 3 2 1 3 2 3 4 1 3 3 2 1 3 3 43 57 2 3 2 4 2 3 4 2 4 4 2 3 2 3 2 3 4 4 3 4 60 58 2 2 2 1 2 4 4 2 2 2 1 4 4 4 2 1 2 4 4 4 53 59 2 2 2 2 2 4 4 1 4 3 3 3 2 3 2 4 4 1 4 4 56 60 2 2 1 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 4 4 3 3 54 61 3 4 2 2 2 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 64 62 2 4 4 1 4 4 4 2 2 3 1 2 3 4 3 2 4 4 4 4 61 63 3 3 2 2 2 3 2 2 3 4 1 3 4 4 2 4 4 3 2 2 55 64 2 4 3 4 4 4 4 1 4 4 3 1 4 4 2 1 3 4 4 2 62 65 2 4 2 2 2 4 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 4 2 4 52 66 2 4 4 1 4 4 4 2 2 2 1 2 4 4 2 2 2 4 4 4 58 67 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 57

n 67 3908

SKOR 158 188 186 187 188 215 196 163 201 216 131 172 225 214 198 180 203 244 217 226 JUMLAH NOMOR ITEM

NO. RESP

SKOR HASIL PENELITIAN VARIABEL X PENGELOLAAN KELAS


(3)

NO X

1 40 -18.33 335.93 2 43 -15.33 234.96 3 50 -8.33 69.36 4 50 -8.33 69.36 5 50 -8.33 69.36

6 51 -7.33 53.70 X = 3908 7 51 -7.33 53.70 67 8 52 54.00 55.00

9 52 -6.33 40.05 X = 58.33 10 52 -6.33 40.05

11 52 -6.33 40.05 12 53 -5.33 28.39 13 53 -5.33 28.39 14 53 -5.33 28.39 15 53 -5.33 28.39

16 53 -5.33 28.39 S2 = 2857.73 17 53 -5.33 28.39 66 18 53 -5.33 28.39

19 53 -5.33 28.39 S2

= 43.30 20 54 -4.33 18.73

21 54 -4.33 18.73 22 54 -4.33 18.73 23 55 -3.33 11.08 24 55 -3.33 11.08 25 55 -3.33 11.08

26 55 -3.33 11.08 SDX = 6.58

27 56 -2.33 5.42 28 56 -2.33 5.42 29 56 -2.33 5.42 30 57 -1.33 1.76 31 57 -1.33 1.76 32 57 -1.33 1.76 33 58 -0.33 0.11 34 58 -0.33 0.11 35 58 -0.33 0.11 36 58 -0.33 0.11 37 59 0.67 0.45 38 60 1.67 2.79 39 60 1.67 2.79 40 60 1.67 2.79 41 60 1.67 2.79 42 61 2.67 7.14 43 61 2.67 7.14 44 61 2.67 7.14 45 61 2.67 7.14 46 61 2.67 7.14 47 62 3.67 13.48 48 62 3.67 13.48 49 62 3.67 13.48 50 63 4.67 21.82 51 63 4.67 21.82 52 64 5.67 32.17 53 64 5.67 32.17 54 64 5.67 32.17 55 65 6.67 44.51 56 65 6.67 44.51 57 66 7.67 58.85 58 66 7.67 58.85 59 66 7.67 58.85 60 67 8.67 75.20 61 67 8.67 75.20 62 67 8.67 75.20 63 67 8.67 75.20 64 69 10.67 113.88 65 70 11.67 136.23 66 72 13.67 186.91 67 73 14.67 215.26 S 3908 2857.73

LAMPIRAN 15

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU VARIABEL (X) PENGELOLAAN KELAS

 X

X 2

) (

  X X

n X

X

2

1 -n

X -X

S2

1 -n

X -X

SDX


(4)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 1 3 3 4 4 2 4 4 1 2 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 73 2 2 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 75 3 4 4 3 4 4 4 3 1 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 77 4 2 2 2 2 4 2 1 4 4 4 4 3 3 4 1 1 4 2 3 3 3 3 61 5 2 2 2 2 4 2 1 4 4 4 4 2 4 4 1 1 4 3 3 3 3 3 62 6 2 2 2 2 4 3 1 4 4 4 3 3 4 4 1 1 4 2 3 3 3 3 62 7 2 2 4 2 4 3 1 4 3 4 3 4 2 4 1 1 4 3 2 3 4 4 64 8 4 4 4 2 4 3 1 1 4 3 3 4 4 4 1 1 4 3 2 2 4 4 66 9 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 77 10 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 1 4 4 2 1 1 4 4 1 4 4 4 68 11 4 4 4 4 2 4 3 2 3 3 4 4 4 2 3 2 4 3 3 4 3 3 72 12 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 69 13 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 3 4 2 2 4 4 4 4 1 4 72 14 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 75 15 1 4 4 3 2 4 3 4 1 4 4 4 3 4 1 2 2 2 4 2 4 4 66 16 2 2 2 4 4 2 3 3 3 4 2 4 4 2 1 1 3 2 2 3 4 4 61 17 2 2 4 4 4 1 2 2 4 1 2 2 2 2 2 1 4 2 2 1 2 1 49 18 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 75 19 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 63 20 2 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 1 2 4 2 4 2 4 2 64 21 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 80 22 2 2 2 4 2 4 2 1 4 4 2 4 4 4 4 2 3 2 2 2 2 4 62 23 4 4 4 2 4 3 1 3 4 3 3 4 4 4 1 1 4 3 2 2 4 4 68 24 4 4 4 2 4 3 1 3 4 3 3 4 4 4 1 1 4 3 3 2 4 4 69 25 4 4 2 4 1 4 3 4 2 4 2 3 4 2 2 1 4 2 2 4 2 3 63 26 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 1 1 4 4 3 3 4 3 63 27 4 2 2 4 3 4 3 2 2 3 2 4 2 3 4 2 3 1 2 2 1 2 57 28 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 76 29 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 3 3 2 2 4 3 57 30 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 76 31 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 78 32 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 3 3 2 2 1 3 54 33 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 2 79 34 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 80 35 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 68 36 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 77 37 2 3 4 1 4 3 4 2 1 4 2 3 1 2 4 3 2 4 1 4 3 2 59 38 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 69 39 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 73 40 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 70 41 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4 2 4 72 42 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 67 43 4 4 3 2 4 4 3 4 2 3 4 3 2 2 3 4 3 4 4 2 4 3 71 44 2 2 4 4 2 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 4 4 4 66 45 3 2 4 4 2 4 2 2 3 3 4 4 2 4 1 2 4 3 2 2 3 2 62 46 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 78 47 4 3 3 4 2 2 4 2 1 4 4 2 3 2 4 3 2 4 1 4 3 2 63 48 4 4 4 4 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 4 1 1 2 4 3 67 49 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 1 2 4 2 2 4 3 4 59 50 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 1 2 4 2 2 4 3 4 59 51 4 2 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 2 1 2 4 4 2 2 4 3 68 52 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 2 1 2 4 4 3 2 4 3 71 53 4 3 4 2 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 78 54 3 4 3 2 3 3 4 2 4 3 2 4 4 4 3 1 4 2 4 3 2 3 67 55 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 1 4 3 3 2 3 4 70 56 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 4 3 2 2 2 1 1 4 1 2 53 57 2 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 2 3 73 58 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 1 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 73 59 4 4 3 2 4 2 2 3 3 4 1 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 72 60 2 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 2 2 4 3 3 3 4 4 67 61 2 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 2 4 2 1 4 3 3 2 4 3 66 62 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 2 3 2 4 2 4 4 4 4 77 63 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 1 4 4 4 4 4 3 73 64 4 4 4 2 4 4 2 4 3 2 3 3 4 3 2 2 4 3 2 3 4 4 70 65 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 79 66 4 4 2 2 2 2 2 2 3 4 2 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2 3 57 67 4 4 4 2 2 3 2 3 3 2 4 3 2 2 2 2 4 2 3 4 4 3 64

n 67 4571

SKOR 213 213 216 212 208 221 168 207 222 228 206 240 218 213 166 135 244 198 192 207 221 223 NO.

RESP JUMLAH

NOMOR ITEM

SKOR HASIL PENELITIAN VARIABEL Y MOTIVASI BELAJAR SISWA


(5)

NO X

1 49 -19.22 369.56 2 53 -15.22 231.77 3 54 -14.22 202.32 4 57 -11.22 125.98 5 57 -11.22 125.98

6 57 -11.22 125.98 X = 4571 7 59 -9.22 85.08 67 8 59 -9.22 85.08

9 59 -9.22 85.08 X = 68.22 10 61 -7.22 52.18

11 61 -7.22 52.18 12 62 -6.22 38.74 13 62 -6.22 38.74 14 62 -6.22 38.74 15 62 -6.22 38.74

16 63 -5.22 27.29 S2 = 3445.64 17 63 -5.22 27.29 66 18 63 -5.22 27.29

19 63 -5.22 27.29 S2

= 52.21 20 64 -4.22 17.84

21 64 -4.22 17.84 22 64 -4.22 17.84 23 66 -2.22 4.95 24 66 -2.22 4.95 25 66 -2.22 4.95

26 66 -2.22 4.95 SDX = 7.23

27 67 -1.22 1.50 28 67 -1.22 1.50 29 67 -1.22 1.50 30 67 -1.22 1.50 31 68 -0.22 0.05 32 68 -0.22 0.05 33 68 -0.22 0.05 34 68 -0.22 0.05 35 69 0.78 0.60 36 69 0.78 0.60 37 69 0.78 0.60 38 70 1.78 3.15 39 70 1.78 3.15 40 70 1.78 3.15 41 71 2.78 7.71 42 71 2.78 7.71 43 72 3.78 14.26 44 72 3.78 14.26 45 72 3.78 14.26 46 72 3.78 14.26 47 73 4.78 22.81 48 73 4.78 22.81 49 73 4.78 22.81 50 73 4.78 22.81 51 73 4.78 22.81 52 75 6.78 45.92 53 75 6.78 45.92 54 75 6.78 45.92 55 76 7.78 60.47 56 76 7.78 60.47 57 77 8.78 77.02 58 77 8.78 77.02 59 77 8.78 77.02 60 77 8.78 77.02 61 78 9.78 95.57 62 78 9.78 95.57 63 78 9.78 95.57 64 79 10.78 116.12 65 79 10.78 116.12 66 80 11.78 138.68 67 80 11.78 138.68 S 4571 3445.64

LAMPIRAN 17

PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU VARIABEL (Y) MUTU PROFESIONALISME GURU

 X

X (XX )2

n X

X

2

1 -n

X -X

S2

1 -n

X -X SDX

 2


(6)

y = 1.08x + 5.17

-50

0

50

100

150

200

-50

0

50

100

150

D

IS

IP

LI

N

K

ER

JA

MUTU PROFESIONALISME GURU

Gambar 1. Diagram Pencar Pengaruh Disiplin Kerja dan Mutu

Profesionalisme Guru

Series1

Linear (Series1)

y = 1.08x + 5.17

-50

0

50

100

150

200

-50

0

50

100

150

P

EN

G

ELO

LA

A

N

K

ELA

S

MOTIVASI BELAJAR SISWA

Gambar 1. Diagram Pencar Pengaruh Disiplin Kerja dan Mutu

Profesionalisme Guru

Series1