Analisis Pemikiran Dakwah KH. Muhammad Idris Jauhari Dalam Buku

63 dakwahpun juga memiliki nilai-nilai sama seperti nilai-nilai yang digunakan Rosulullah dalam menjalan Risalah. Jadi apa yang telah ditetapkan oleh Rosulullah ketika menyampaikan Risalah, dari nilai-nilai dasar itulah seorang da’i melanjutkan dalam bentuk dakwah. Karena dakwah adalah lanjutan dari Risalah itu sendiri. 8

B. Analisis Pemikiran Dakwah KH. Muhammad Idris Jauhari Dalam Buku

Dzikrullah Sepanjang Waktu Pemikiran dakwah KH. Muhammad Idris Jauhari dalam karyanya Dzikrullah sepanjang waktu adalah bahwa Dzikrullah mengingat dan menyebut Tuhan baik dalam konteks ingatnya sebagai seorang hamba kepada Allah ataupun dalam konteks ingat-Nya Allah kepada sang hamba, memiliki posisi yang sangat sentral dan strategis dalam kehidupan seorang muslim. Dengan karya dzikrullah sepanjang waktu ini untuk memberi pengetahuan bahwa dalam segala bentuk usaha dan ikhtiar seorang manusia kepada tuhannya yang ia lakukan tidaklah terlepas satupun dari dzikrullah, baik itu berupa “prestasi” seorang hamba di-Mata Tuhannya, baik prestasi imaniyah, ilmiyah, ataupun amaliyah yang dicapai seorang muslim, maupun yang berupa “musibah” baik ujian, peringatan maupun azab yang menimpa seorang muslim. Dan dzikrullah tersebut meliputi tiga unsur: 1. Upaya untuk selalu mengingat Allah dengan cara menghubungkan setiap apapun yang dilihat, didengar, dirasakan dan peristiwa apapun yang dialami dengan keagungan dan kekuasaan Allah. 8 Wawancara bersama KH. Muhammad Idris Jauhari di PP. Al-Amien, Prenduan, Sumenep, Madura. Pada tanggal 15 Maret 2010 64 2. Upaya untuk selalu menyebut asma Allah yang Maha Agung dengan lisan yang fasih dan kalimat-kalimat Thoyyibah. 3. Upaya mengimplementasikan ingatan dan sebutan tersebut dengan menjalan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. 9 Pada hakekatnya pemikiran yang ingin disampaikan KH. Muhammad Idris Jauhari melalui karya tulisnya buku Dzikrullah sepanjang waktu, agar masyarakat menyadari tugas utamanya dalam hidup ini. Tugas utamanya itu adalah melaksanakan dzikrullah sepanjang waktu, di mana saja, kapan saja dan dalam keadaan apa saja. Dalam tulisan melalui karyanya KH. Muhammad Idris Jauhari menguraikan bahwa untuk melaksanakan dzikrullah secara situasional, yang dibagi menjadi dua: 1 Melakukan dzikrullah secara zamani keadaan apapun, 2 Melakukan dzikrullah secara tempat dimana saja dan kapan saja. Yang ingin ditanamkan KH. Muhammad Idris Jauhari kepada pembaca melalui buku Dzikrullah Sepanjang Waktu, agar masyarakat menjadi ahli dzikir, menjadikan dzikrullah sebagai kebutuhan dalam hidup dan menyadari hakekat keistimewaan dzikir sepenuhnya. 10 Di dalam karya tulisnya dzikrullah sepanjang waktu berisi tentang metode praktis kepada mad’u agar lebih mudah menerapkan dzikrullah dan mempraktekkan langsung disetiap waktu dalam kesehariannya selama 24 jam, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali selayaknya untuk menerapkan dzikrullah. Dan di dalam buku ini diberikan metode praktis untuk 9 Wawancara bersama KH. Muhammad Idris Jauhari di PP. Al-Amien, Prenduan, Sumenep, Madura. Pada tanggal 15 Maret 2010 10 Wawancara bersama KH. Muhammad Idris Jauhari di PP. Al-Amien, Prenduan, Sumenep, Madura. Pada tanggal 15 Maret 2010 65 melaksanakan dzikrullah dalam keadaan apa saja yang dirasakan baik ketika seseorang dalam suasana senang maupun sedih. Dan juga berisi tentang petunjuk untuk menerapkan makna kalimat- kalimat dzikir bukan hanya dalam kalimat lafdhi akan tetapi juga dalam kehidupan nyata sehari-hari agar setiap ummat senantiasa berupaya untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah dengan istiqomah karena hasil dari selalu mengingat dan menyebut Asma Allah dalam kesehariannya, sehingga selalu merasa bahwa Allah selalu berada di mana setiap manusia itu berada sehingga semua yang dihadapi akan terasa mudah dengan pertolongan Allah dan lebih merasa tawakkal. Agar menjadikan dzikrullah sebagai kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari dan menyadari hakekat keistimewaan dzikir sepenuhnya dan melakukan dzikrullah sebanyak-banyaknya, di mana saja, kapan saja, dan dalam situasi apa saja baik suka maupun duka, sendirian ataupun bersama- sama. Sesuai dengan pengertian dzikir yang meliputi tiga unsur: pertama, upaya untuk selalu mengingat Allah dengan cara menghubungkan setiap apapun yang dilihat, didengar, dirasakan dan peristiwa apapun yang dialami dengan keagungan dan kekuasaan Allah. Kedua, upaya untuk selalu menyebut asma Allah yang Maha Agung dengan lisan yang fasih dan kalimat- kalimat Thoyyibah. Ketiga, upaya mengimplementasikan ingatan dan sebutan tersebut dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan- Nya. 11 11 Wawancara bersama KH. Muhammad Idris Jauhari di PP. Al-Amien, Prenduan, Sumenep, Madura. Pada tanggal 15 Maret 2010 66 Buku Dzikrullah Sepanjang Waktu Pada Bab Mukaddimah menjelaskan tentang Antara Dzikir Sebagai Esensi Iman, menjelaskan bahwa Seorang yang beriman kepada Allah akan bergetar hatinya disaat dia mendengar kalimat-kalimat Allah. Sama halnya dengan orang yang berdzikir dan mengaplikasikan kalimat dzikir dalam kehidupan sehari-hari dengan menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah dan selalu berupaya untuk menjalankan perintah Allah dari hasil melaksanakan implementasi kalimat-kalimat dzikir lafdhi dan dari hasil implementasi mengingat keberadaan Allah. Untuk itu, Dzikir adalah untuk meningkatkan derajat keimanan seorang muslim di Mata Allah. Semakin istiqomah seorang muslim melakukan dzikir dalam hidupnya, maka semakin tinggi pula derajat keimanannya di hadapan Allah. Untuk itu maka dengan malaksanakan dzikir secara terus menerus dan istiqomah sesungguhnya merupakan proses pembentukan pribadi yang bertaqwa. Dan seseorang yang senantiasa konsisten dalam berdzikir maka ia akan selalu merasa bahwa ia senantiasa berada di bawah perhatian Allah. 12 Untuk itu seseorang yang berdzikir hendaknya melalui tiga aspek. Berdzikir dengan pengucapan lisan, dimantapkan dalam hati dan diimplementasikan ucapan lisan dan ingatan tersebut dalam perbuatan sehari- hari dengan menta’ati perintah Allah dan menajauhi larangan Allah. 13 12 Wawancara bersama KH. Muhammad Idris Jauhari di PP. Al-Amien, Prenduan, Sumenep, Madura. Pada tanggal 15 Maret 2010 13 Wawancara bersama KH. Muhammad Idris Jauhari di PP. Al-Amien, Prenduan, Sumenep, Madura. Pada tanggal 15 Maret 2010 67 Menurut KH. Muhammad Idris Jauhari Dzikir tidak lagi menjadi rutinitas formal melainkan kebutuhan batiniyah seorang muslim agar hati dan seluruh jiwa raganya senantiasa dekat dan menyatu dengan Allah. Berdzikir berarti sebuah wujud dari ketaatan melakukan perintah Allah. Dalam buku Dzikrullah sepanjang waktu KH. Muhammad Idris Jauhari mengutip Hadist Rosulullah sebagai berikut: نﺎﻤْﻹا ﻦ ئﺮﺑ ْﺪ ﻓ ﱠﻟاﺮْآذ ْﺮﺜْﻜ ْﻢﻟ ْﻦ Artinya: “Barang siapa tidak banyak menyebut Allah, maka sesungguhnya dia telah lepas dari keimanan.” HR. Thabrani Lewat dzikir ini pula seorang muslim mencari ketenangan dan kedamaian as-salam. Dan Allahlah sumber kedamaian dan ketenangan itu. Maka untuk mencapai ketenangan dan kedamaian tersebut, tidak ada jalan lain kecuali mendatangi sumbernya dan membersamakan diri untuk selalu dengan- Nya. بْﻮ ْﻟا ﻦﺌﻤْﻄﺗ ﷲا ﺮْآﺬﺑﻻأ ﷲا ﺮْآﺬﺑ ْﻢﻬﺑْﻮ ﻦﺌﻤْﻄﺗو اْﻮ أ ﻦْﺬﱠﻟا Artinya: “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram.” Q.S. Ar-Ra’d:28. 14 Seorang muslim yang beriman senantiasa berdzikir kepada Allah. Dia tidak akan pernah berpaling dari mengingat-Nya, apalagi sengaja melalaikannya. Hatinya begitu dekat dengan Allah, Sebagaimana Allah dekat 14 Muhammad Idris Jauhari, Dzikrullah Sepanjang Waktu Dimana Saja dan Dalam Keadaan Apa Saja , Sumenep: Mutiara Press, 2008, hal. 17-19 68 kepadanya. Tidak ada jarak antara seorang muslim yang senantiasa berdzikir dengan Allah. 15 Sejalan dengan pendapat Imam Al-Ghazali tentang fungsi zikir, Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Ihya’ Ulum Addin” menjelaskan bahwa dengan zikir maka hati menjadi tenang, zikir juga bisa mendatangkan ilham, menghalangi ruang gerak setan sehingga setan menjauh dari hati manusia. Dan dalam kondisi itulah malaikat memberikan ilham kedalam hati manusia. Dalam risalah al-Qusyairiyah dijelaskan bahwa zikir adalah rukun tiang yang paling kuat sebagai jalan menuju Allah. 16 Di dalam Buku Dzikrullah Sepanjang Waktu Pada Bab Mukaddimah menjelaskan tentang Pengertian Dzikir yang berasal dari kata “dzakara- yudzakkiru-dzikr ” yang berarti mengingat dalam hati atau menyebut dengan lisan. Mengingat atau menyebut sesuatu biasanya selalu muncul dari rasa cinta yang mendalam. Seperti dalam prakata arab mengatakan: ﺮْآذ ْﻦ ﺮﺜْآا ﺎًﺌْﻴﺷ ﱠ ﺣأ ْﻦ Artinya: “Siapa yang mencintai sesuatu, pasti akan selalu mengingat dan menyebut-nyebutnya” Dan cinta sejati biasanya selalu muncul dari keyakinan, persaksian dan pengakuan atas kelebihan dan kebaikan dari sesuatu tersebut. Cinta yang bersumber dari keyakinan inilah yang memunculkan sikap patuh, tunduk dan loyal untuk merasa dekat dengan kekasih yang dicintai dan selalu menjalankan apapun yang dikehendakinya. 15 Simuh, Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1960, cet. Ke-I, hal. 109 16 Imam Al-Ghazali, Dzikrullah Rahasia dan Kekuatan, Pondok Gede: PT. Sahara Intisains: 2009, cet Ke-II 69 Dalam Buku Dzikrullah Sepanjang Waktu Pada Bab Mukaddimah menjelaskan tentang keutamaan dzikir, Kata Dzikrullah itu pada umumnya berupa perintah untuk mengingat dan menyebut Allah sebanyak-banyaknya, di mana saja, kapan saja, dan dalam situasi apa saja, baik suka atau duka, sendirian atau bersama-sama. Sedangkan kata dzikrullah berupa kalimat berita pada umumnya berisi janji-janji Allah untuk orang-orang yang selalu berdzikir kepada-Nya serta ancaman Allah bagi mereka yang tidak berdzikir melupakan atau lupa kepada Allah. Allah berfirman: ْﺮ ْآأ ﷲا ﺮْآﺬﻟو Artinya: “Dan sungguh dzikrullah itu lebih besar.” Al-‘Ankabut: 45 Para ulama menafsirkan bahwa dzikrullah adalah ingatnya seorang hamba kepada Allah. Dan itu lebih besar keutamaannya di sisi Allah dari pada ibadah-ibadah lainnya. Tetapi sebagian ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan “dzikrullah” di sini adalah ingat-Nya Allah kepada hamba- Nya, Dan ingat-Nya Allah kepada hamba-Nya ini lebih besar nilainya di sisi Allah dari pada ingatnya si hamba kepada Allah. Sesuai dengan firmannya: ْﻢآﺮآْذأ ﻰ ْوﺮآ ْذﺎﻓ Artinya: “Ingatlah kalian kepada-Ku, maka Aku pasti ingat kepada kalian.” Al-Baqarah:152 Sama halnya seperti yang dituliskan oleh Aam Amiruddin dan M. Arifin Ilham dalam karyanya yang berjudul “Dzikir Orang-Orang Sukses”, yang menjelaskan beberapa keutamaan dzikir dan salah satunya adalah seseorang yang berdzikir maka akan “Selalu Diingat Oleh Allah”, Allah berfirman: 70 Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku. Q.S. Al-Baqarah: 152. 17 Bahwa dzikir akan membawa efek positif pada kedekatan manusia dengan Allah. Kedekatan ini tentu saja berbeda dengan kedekatan seorang manusia dengan manusia. Kedekatan manusia dengan manusia biasanya bersifat temporal karena mudah dipengaruhi oleh kepentingan masing-masing, sehingga ketika kepentingan tersebut tidak terpenuhi maka kedekatan itu mulai pudar. Berbeda dengan kedekatan manusia dengan Allah yang dibangun dengan dzikir, tentu atas landasan kasih sayang, ketulusan dan keta’atan. Kalaupun ada kepentingan, kepentingan itu hanya datang dari pihak manusia saja. Pada hakikatnya, Allah tidak membutuhkan dzikir dari manusia karena tanpa hal itupun Allah sama sekali tidak akan merugi. Lebih dari itu pula, Allah tetap akan menumpahkan rahmat kepada hamba-Nya dan kepada yang senantiasa berdzikir membangun kedekatan kepada-Nya tanpa batas. 18 Buku Dzikrullah Sepanjang Waktu membagi Dzkir dari segi waktu dalam 6 waktu. Sebagai berikut: 1. Kegiatan Fajar Agar seorang muslim membiasakan bangun 1 jam sebelum waktu Subuh untuk melakukan dzikrullah. Ada beberapa bentuk dzikrullah yang 17 Aam Amiruddin dan M. Arifin Ilham, Dzikir Orang-Orang Sukses, Bandung: Khazanah Intelektual, 2009, cet. Ke-II, hal. 21 18 Aam Amiruddin dan M. Arifin Ilham, Dzikir Orang-Orang Sukses, Bandung: Khazanah Intelektual, 2009, cet. Ke-II, hal. 22 71 2. Kegiatan Pagi Mengajarkan kepada seorang muslim untuk membiasakan bahwa ketika terbitnya matahari dianjurkan untuk melakukan dzikrullah, seperti Memuji Allah, Membaca Surat Ar-Rum Ayat 19-20, dan Membaca sayyidul Istighfar seperti: “Astaghfirullahal ‘adzim, Alladzi la ilaa ha illallah, huwal hayyul qoyyumu, waa atuubu ilaihi” Di kegiatan pagi ini terdapat penjelasan bagaimana melaksanakan dzikrullah ketika olah raga pagi, mandi pagi, makan pagi, interaksi bersama keluarga, menuju tempat kerja atau sekolah, ketika melaksanakan shalat dhuhur dengan menerapkan dzikir-dzikir yang dianjurkan oleh Rosulullah dan mengamalkan doa-doa sebelum dan sesudah melaksanakannya. 3. Kegiatan Siang Kegiatan siang meliputi kegiatan melaksanakan dzikrullah ketika melanjutkan kembali kerja, pemahaman tentang tidur siang, dan pelaksanaan shalat ashar berjamaah. 72 4. Kegiatan Sore Untuk melaksanakan dzikir ketika pulang dari kerja atau pulang dari sekolah, ketika berinteraksi bersama keluarga, bertamu dan menerima tamu, ketika mandi sore, ketika shalat Maghrib berjama’ah, di dalam kegiatan ini untuk senantiasa membaca dzikir-dzikir yang dianjurkan oleh Rosulullah. 5. Kegiatan Senja Melaksanakan dzikir antara setelah shalat Maghrib sampai waktu Shalat Isya’, yakni dengan membaca Al-Quran, dan ketika menjelang dan ketika akan melaksanakan shalat Isya’ berjamaah. 6. Kegiatan Malam Untuk melaksanakan dzikir ketika makan malam, interaksi dengan keluarga, dan menjelang tidur. Buku Dzikrullah Sepanjang Waktu menjelaskan Dzikrullah dalam beberapa keadaan sebagai berikut: 1. Dzikrullah Di masjid atau Mushalla Seperti melaksanakan mendahulukan adab sebelum masuk masjid, melaksanakan shalat tahiyyatul masjid, dzikrullah ketika menunggu adzan, ketika adzan, setelah adzan, antara adzan dan Iqomah. 2. Dzikrullah Dengan Shalat berjama’ahh Menjelaskan hukum shalat berjamaah, keutamaan shalat berjamah, pengaturan posisi imam dan makmum sesuai dengan hadist-hadis yang di anjurkan oleh Rosulullah. 73 3. Dzikrullah Seputar Tidur Dzikrullah menjelang tidur seperti malaksanakan wudhu terlebih dahulu, dianjurkan untuk melaksanakan shalat hajat. Berdzikrullah ketika mimpi buruk, melaksanakan dzikrullah ketika bangun tidur. Buku Dzikrullah Sepanjang Waktu membagi Dzikrullah dari segi suasana hati seseorang, sebagai berikut: 1. Dzikrullah Dalam Suasana Yang Menyenangkan Senantiasa kepada seorang muslim untuk melaksanakan dzikrullah ketika mendapat kabar gembira yaitu dengan meyakini bahwa nikmat kebaikan berasal dari Allah, dan untuk melaksanakan sujud syukur. Melaksanakan dzikrullah ketika melihat orang lain sedang gembira, ketika melihat sesuatu yang menggembirakan, ketika menerima kebaikan dari seseorang, ketika merasa kagum melihat sesuatu. 2. Dzikrullah Dalam Suasana Yang Menyedihkan Senantiasa melaksanakan Dzikrullah ketika mendapat kabar yang menyedihkan, berdzikrullah ketika melihat orang lain sedang sedih, ketika melihat sesuatu yang menyedihkan, berdzikrullah ketika diperlakukan buruk oleh orang lain, ketika tertimpa kecelakaan, ketika perasaan tidak tenang, ketika menderita kekalahan, ketika khawatir terhadap orang yang dikasihi, berdzikrullah ketika mengalami kesusahan hidup dan sulit membayar hutang. 3. Dzikrullah Sekitar Makan dan Minum Melaksanakan dzikrullah ketika makanan dihidangkan, ketika menjamu tamu-tamu, ketika memulai makan dan minum, selesai makan dan minum, 74 ketika bangkit dari tempat makan, berdzikrullah ketika menyuapi bayi atau anak kecil 4. Dzikrullah Di Seputar Sakit dan Penyakit Senantiasa berdzikir ketika menderita sakit, ketika mendengar saudara sakit, berdzikrullah ketika membesuk orang sakit 5. Dzikrullah Sekitar Mati dan Kematian Senantiasa berdzikrullah ketika mendengar saudara meninggal dunia, ketika melihat orang meninggal dunia, ketika melakukan ta’ziyah kepada sesama muslim, ketika menshalatkan jenazah, ketika menghantarkan jenazah ke kuburan. 6. Dzikrullah Dalam Berbagai Situasi dan Tempat Dzkirullah ketika masuk dan keluar rumah, ketika masuk dan keluar toko atau pasar, ketika memakai dan melepas pakaian, ketika masuk dan keluar WC. Metode dzikir yang effektif menurut KH. Muhammad Idris Jauhari adalah adanya konsentrasi dan dilakukan di tempat yang suci. Yang lebih penting yaitu suasana hati seseorang yang nyambung dengan Allah, merasakan betul bahwa Allah adalah yang paling Maha dengan penghayatan terhadap makna dari dzikir itu sendiri. Kendala-kendala yang bisa mengurangi kualitas dzikir menurut KH. Muhammad Idris Jauhari secara batiniyah adalah gangguan hati. Gangguan hati disini bersifat sum’ah, ‘ujub, riya’ pamer atau ingin di puji, kalau secara fisik seperti malas, capek, jika gangguannya secara fisik seseorang masih bisa 75 melakukan dzikir tidak secara resmi atau maksudnya hatinya tetap tertuju kepada Allah. 19 Menurut KH. Muhammad Idris Jauhari ada hubungan antara dzikir dan ikhlas, karena ikhlas adalah salah satu syarat dzikir dan ikhlas pula yang akan menghindarkan seseorang dari gangguan hati yang dapat mengurangi kualitas dzikirnya. Seperti artikel yang ditulis oleh KH. Muhammad Idris Jauhari dalam Majalah Qalam Majalah PP. Al-Amien yang bertema “Sembilan Wasiat Rosulullah”, berikut isi sabda rosulullah tentang Sembilan wasiat beliau: Rosulullah bersabda: “Tuhanku telah berwasiat kepadaku dengan sembilan perkara dan aku wasiatkan kepada kalian untuk melaksanakannya: 1. Agar aku berlaku ikhlas, baik secara tersembunyi atau terang-terangan 2. Agar bersikap adil baik disaat ridho maupun marah 3. Agar bersikap sederhana baik dalam keadaan kaya atau miskin 4. Agar aku memaafkan orang yang dzalim kepadaku 5. Agar aku memberi kepada orang yang mencekalku 6. Agar aku menyambung silaturrahiem dengan orang yang memutuskannya 7. Agar aku menjadikan diamku untuk berfikir 8. Agar menjadikan bicaraku sebagai dzikir 9. Dan agar menjadikan pandanganku untuk mengambil i’tibar. Penjelasan KH. Muhammad Idris Jauhari dalam artikel tersebut bahwa Sembilan wasiat Nine Commandments, yang disampaikan Allah kepada Rosulnya dan beliau sampaikan kepada ummatnya, sungguh merupakan 19 Wawancara bersama KH. Muhammad Idris Jauhari di PP. Al-Amien, Prenduan, Sumenep, Madura. Pada tanggal 15 Maret 2010 76 pedoman hidup dalam segala aspek. Dalam Sembilan wasiat tersebut ada wasiat untuk “menjadikan bicara kita sebagai dzikir dan ada pula agar berlaku ikhlas baik secara tersembunyi ataupun terang-terangan”. Yang dimaksud dengan ikhlas disini, memurnikan segalanya hanya untuk Allah, memulai segalanya dari Allah, melakukannya karena Allah dan mengakhirinya untuk Allah. Lawan dari ikhlas adalah semua kondisi hati yang muncul dari segala sesuatu untuk selain Allah. Seperti Riya’ berbuat karena ingin dipuji orang, ‘Ujub bangga dengan diri sendiri atau merasa diri sendiri paling baik. Kedua sifat ini merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Bahkan Rosulullah menganggap riya’ sebagai syirik ashghar syirik kecil. 20 20 Majalah Qalam Edisi 21, 10 Prinsip Perubahan, Artikel Smbilan Wasiat Rasulullah, Jakarta: Al-Amien Printing: 2009, hal. 30-32

BAB V PENUTUP