18
tabi’at. Ilmu akhlak bagi oleh Al-Farabi, tidak lain dari bahasan tentang keutamaan-keutamaan yang dapat menyampaikan manusia kepada tujuan
hidupnya yang tertinggi, yaitu kebahagiaan dan tentang berbagai kejahatan atau kecurangan yang dapat merintangi usaha pencapaian tujuan
tersebut.
14
Berdasarkan pengertian ini, maka ajaran akhlak dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang merupakan ekspresi dari
kondisi kejiwaannya. Akhlak dalam Islam bukanlah norma ideal yang tidak dapat diimplementasikan dan bukan pula sekumpulan etika yang terlepas dari
kebaikan norma sejati.
15
Materi akhlak ini diorientasikan untuk dapat menentukan baik dan buruk, akal, dan kalbu berupaya untuk menemukan standar umum melalui
kebiasaan masyarakat. Karena ibadah dalam Islam sangat erat kaitannya dengan akhlak. Dengan demikian, orang bertakwa adalah orang yang mampu
menggunakan akalnya dan mengaktualisasikan pembinaan akhlak mulia yang menjadi ajaran paling dasar dalam Islam.
16
E. Metode Dakwah
Metode dakwah adalah cara mencapai tujuan dakwah, untuk mendapatkan gambaran tentang prinsip-prinsip metode dakwah harus
mencermati firman Allah Swt sebagai berikut:
14
Abdul Adz Dahlan, Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, Jakarta: PT lchtiar Van Hoeve, 2002, hal. 190.
15
Affandi Muchtar, Ensiktopedia Tematis Dunia Islam, Jakarta: PT Ictiar Baru Van Hoeve 2002, hal. 326.
16
Harun Nastition, Islam Rasional Gagasan dan Pemikirannva, Bandung: Mizan. 1989, hal. 58-60.
19
☺ ☺
Artinya “ Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik
…….“ Q.S. An-Nahl : 125 .
Dari ayat tersebut dapat dipahami prinsip umum tentang metode dakwah Islam yang menekankan ada tiga prinsip umum metode dakwah yaitu;
Metode hikmah, metode mau’izah khasanah, metode mujadalah billati hia ahsan
. Nabi Muhammad Saw bersabda :
ْﻦ يأر
ْﻢﻜْ اًﺮﻜْ
ناو ﺎﺴ ﻓ ﻊﻄﺘﺴ ﻢﻟ ناو ﺪﻴﺑ ﺮﻴﻐﻴ ﻓ ﻓ ﻊﻄﺘﺴ ﻢﻟ
نﺎﻤ ﻻا ﻌﺿأ ﻚﻟذو
Artinya: “Siapa di antara kamu melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya, jika tidak
mampu, ubahlah dengan hatinya, dan yang terakhir inilah selemah- lemah iman
.” H.R. Muslim.
Dari hadits tersebut terdapat tiga tahapan metode yaitu ; 1.
Metode dengan tangan bilyadi, tangan di sini bisa dipahami secara tekstual ini terkait dengan bentuk kemungkaran yang dihadapi, tetapi juga
tangan bisa dipahami dengan kekuasaan atau power, dan metode dengan kekuasaan sangat efektif bila dilakukan oleh penguasa yang berjiwa
dakwah. 2.
Metode dakwah dengan lisan billisan, maksudnya dengan kata-kata yang lemah lembut, yang dapat dipahami oleh mad’u, bukan dengan kata-kata
yang keras dan menyakitkan hati.
20
3. Metode dakwah dengan hati bil qolb, yang dimaksud dengan metode
dakwah dengan hati adalah dalam berdakwah hati tetap ikhlas, dan tetap mencintai mad’u dengan tulus, apabila suatu saat mad’u atau objek
dakwah menolak pesan dakwah yang disampaikan, mencemooh, mengejek bahkan mungkin memusuhi dan membenci da’i atau muballigh, maka hati
da’i tetap sabar, tidak boleh membalas dengan kebencian, tetapi sebaliknya tetap mencintai objek, dan dengan ikhlas hati da’i hendaknya
mendo’akan objek supaya mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Selain dari metode tersebut, metode yang lebih utama lagi adalah bil
uswatun hasanah , yaitu dengan memberi contoh prilaku yang baik dalam
segala hal. Keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW hanya ditentukan oleh akhlak yang sangat mulia yang dibuktikan dalam realitas kehidupan
sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Seorang da’i harus menjadi teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan metode dakwah yang dilaksanakan oleh KH. Muhammad Idris Jauhari ada beberapa seperti metode dakwah lembaga sosial yang
berbentuk dalam sebuah pesantren dan juga metode dakwah bil qalam atau dakwah dalam bentuk karya tulis.
F. Media Dakwah