33
c. Dzikir bil Lisan : yaitu setaip ucapan yang di lafalkan dengan tujuan untuk
mengingat Allah. Misalnya, ucapan istighfar, takbir, tahmid, dan tahlil setelah selesai shalat lima waktu. Dzikir lisan terbagi menjadi dua, yaitu:
1 Dzikir Ma’tsur
Yaitu dzikir yang bersumber dari al-Quran dan as-sunnah. Terdapat banyak dzikir dan do’a yang tertera di dalam Al-Quran dan telah di
ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW melalui Hadisnya. 2
Dzikir Ghairu Ma’tsur Yaitu dzikir yang tidak berdasarkan pada Al-Quran dan as-Sunnah,
semata-mata hanyalah ijtihad para ulama, seperti dzikir yang di tulis oleh syeh an-Nawawi Al batani dan lain sebagainya.
3 Dzikir Bil Qalbi
Yaitu hati yang selalu mengingat Allah ketika muncul listasan untuk berbuat maksiat. Misalnya ketika kita berniat untuk mengambil barang
orang lain akan tetapi tidak jadi untuk melakukannya karena takut akan azab Allah Swt.
23
3. Keutamaan Dzikir
a. Mendapat ketenangan Hati
Allah berfirman,
☺
23
Aam Amiruddin dan M. Arifin Ilham..., hal: 16-20
34
Artinya: yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Q.S. Ar- Ra’d:28
Dzikir yang sebenar-benarnya dzikir adalah dzikir yang di dalamnya terucap kalimat-kalimat yang berkarakter dan mampu
menembus ruang kalbu yang paling dalam. Hatipun akan selalu hadir dan siap untuk segala hal yang menimpa dengan segala kerelaan dan
keridhaan, karena dia yakin bahwa Allah selalu menemani. Semakin menambah kekuatan iman dan istiqamah terus menerus. Tiada lagi rasa
sedih dan rasa takut selain kepada Allah semata. Allah berfirman:
Artinya: Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka
bersedih hati. Q.S. Yunus:62
Adapun ciri-ciri sikap ketenangan hati yang terlahir dari dzikir: 1
Sikap berfikir positif “Positif Thinking” 2
Menerima Ketetapan Allah 3
Ikhlas Dalam Bekerja 4
Percaya Diri Dalam Menghadapi Persoalan Hidup
b. Selalu Diingat Oleh Allah
Allah berfirman:
35
Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari nikmat-Ku . Q.S. Al-Baqarah: 152.
Bahwa dzikir akan membawa efek positif pada kedekatan manusia dengan Allah. Kedekatan ini tentu saja berbeda dengan kedekatan seorang
manusia dengan manusia. Kedekatan manusia dengan manusia biasanya bersifat temporal karena mudah dipengaruhi oleh kepentingan masing-
masing, sehingga ketika kepentingan tersebut tidak terpenuhi maka kedekatan itu mulai pudar.
Berbeda dengan kedekatan manusia dengan Allah yang dibangun dengan dzikir, tentu atas landasan kasih sayang, ketulusan dan ketaatan.
Kalaupun ada kepentingan, kepentingan itu hanya datang dari pihak manusia saja, pada hakikatnya, Allah tidak membutuhkan dzikir manusia
karena tanpa hal itupun Allah sama sekali tidak akan merugi. Lebih dari itu pula, Allah tetap akan menumpahkan rahmat kepada hamba-Nya yang
senantiasa berdzikir membangun kedekatan kepada-Nya tanpa batas.
c. Mendapat Perlindungan Allah Pada Hari Kiamat