e. Company Image Perusahaan yang melakukan audit lingkungan dapat membangun citra
positif di mata masyarakat, karyawan, dan industri. Sedangkan Menurut Muid 2004:68, menyatakan bahwa audit
lingkungan membantu manajemen mengidentifikasikan kekeuatan serta kelemahan atas pengendalia resiko lingkungan yang mungkin mereka
hadapi, dengan melaksanakannya akan memberikan kontribusi pada perlindungan lingkungan yang lebih efektif. Audit lingkungan didefinisikan
dan difahami secara lebih jelas jika ingin menjadi alat manajemen yang efktif untuk meningkatkan praktek dan prosedur lingkungan serta
memperoleh kredibilitas dari stakeholders. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas, manfaat atas audit
lingkungan tidak hanya berdampak pada lingkungan itu sendiri seperti, perbaikan atas kerusakan lingkungan, banyaknya informasi yang dimiliki
oleh para manajemen dan karyawan perusahaan, maka mereka akan semakin bertanggung jawab terhadap lingkungan, tetapi juga menjadi alat
manajemen yang efktif untuk meningkatkan praktek dan prosedur lingkungan serta memperoleh kredibilitas dari stakeholders.
C. Corporate Social Responsibility
1. Pengertian Corporate Social Responsibility
Beberapa definisi CSR di bawah ini menunjukkan keragaman pengertian CSR
menurut berbagai organisasi Suharto, 2008:5
.
23
World Business Council for Sustainable Development: Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan
memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal
dan masyarakat luas pada umumnya.
International Finance Corporation: Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan
melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui
cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.
Institute of Chartered Accountants, England and Wales: Jaminan bahwa organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu memberi dampak positif
bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham shareholders mereka.
Canadian Government: Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan
keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang
sehat dan berkembang.
European Commission: Sebuah konsep dengan mana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam
operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan stakeholders berdasarkan prinsip kesukarelaan.
Corporate Social Responsibility Asia: Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial
dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders.
Selain itu, ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility juga memberikan definisi CSR. Meskipun pedoman CSR standard internasional
ini baru akan ditetapkan tahun 2010, pedoman ini bisa dijadikan rujukan. Menurut ISO 26000, CSR adalah:
Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan
lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis
24
yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan
dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.
Berdasarkan pedoman ini, CSR tidaklah sesederhana sebagaimana dipahami dan
dipraktikkan oleh kebanyakan perusahaan. CSR mencakup tujuh komponen
utama, yaitu: the environment, social development, human rights, organizational governance, labor practices, fair operating practices,
dan consumer issues Sukada dan Jalal dalam Suharto, 2008:6.
Corporate Social Responsibility, merupakan komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap suatu isu tertentu di
masyarakat atau lingkungan guna menciptakan lingkungan yang lebih baik. Kontribusi dari perusahaan ini bisa berupa banyak hal, misalnya: bantuan
dana, bantuan tenaga ahli dari perusahaan, bantuan berupa barang, dan bantuan lainnya Lindrawati, 2008:73.
Pendefinisian CSR yang relatif lebih mudah dipahami dan bisa dioperasionalkan untuk kegiatan audit adalah dengan mengembangkan konsep
Tripple Bottom Lines Elkington, 1998 dan menambahkannya dengan satu line tambahan. Dengan demikian, CSR adalah:
Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya
profit
bagi kepentingan pembangunan manusia people dan lingkungan planet secara
berkelanjutan berdasarkan prosedur procedure yang tepat dan professional Suharto, 2008:6.
Pearce
dan Robinson dalam Budiartha 2008:212, mengelompokkan
tanggung jawab social menjadi empat, Economic responsibility, Legal
25
responsibility, dan Ethical responsibility, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Economic responsibility. Secara ekonomi tanggung jawab perusahaan adalah untuk
menghasilkan barang dan jasa kepada masyarakat dengan reasonable cost dan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Dengan
menghasilkan barang dan jasa maka perusahaan diharapkan memberikan pekarjaan yang produktif terhadap masyarakat sekitarnya,
menyumbangkan sebagian keuntungan dalam bentuk pajak kepada pemerintah.
2. Legal responsibility. Di mana pun tempat operasi suatu perusahaan tidak akan dapat
melepaskan diri dari aturan dan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur tentang kegiatan bisnis. Peraturan tersebut terutama yang
terkait dengan usaha untuk mengontrol perubahan lingkungan dan keamanan konsumen. Untuk melindungi konsumen diperlukan
peraturan tentang perlindungan konsumen. Untuk menjaga perubahan lingkungan maka perusahaan harus tunduk kepada undang-undang yang
mengatur tentang lingkungan. 3. Ethical responsibility.
Perusahaan didirikan tidak hanya berperilaku legal secara hukum, tetapi juga memiliki etika. Sering kali terjadi perbedaan antara legal dan etika.
Bisa jadi sesuatu yang dikatakan legal, tetapi tidak beretika. Perusahaan
26
memproduksi rokok adalah legal, tetapi tidak beretika untuk memasarkan agar semua penduduk merokok.
4. Discretionary responsibility. Tanggung jawab ini sifatnya sukarela seperti public relation activities,
menjadi warga negara yang baik, dan tanggung jawab perusahaan lainnya. Melalui public relation yang baik manajer mencoba untuk
meningkatkan kesan terhadap perusahaan, barang dan jasa yang dihasilkan. Perusahaan yang menjadi warga negara yang baik akan
meningkatkan going concern dan merupakan sarana untuk melakukan promosi. Komitmen manajer untuk melaksanakan tanggung jawab
sosial secara penuh memerlukan strategi yang sama dalam menangani masalah sosial dengan masalah bisnis.
Suharto 2008:6, mengatakan: dalam aplikasinya, konsep 4P ini bisa dipadukan dengan komponen dalam ISO 26000. Konsep planet jelas
berkaitan dengan aspek the environment. Konsep people di dalamnya bisa merujuk pada konsep social development dan human rights yang tidak
hanya menyangkut kesejahteraan ekonomi masyarakat seperti pemberian modal usaha, pelatihan keterampilan kerja. Melainkan pula, kesejahteraan
sosial semisal pemberian jaminan sosial, penguatan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan pendididikan, penguatan
kapasitas lembaga-lembaga sosial dan kearifan lokal. Sedangkan konsep procedur bisa mencakup konsep organizational governance, labor
practices, fair operating practices, dan consumer issues.
27
Kemudian menurut Rajafi dan Aryanto 2007:77, menyatakan konsep Triple Bottom Line Reporting yang di populerkan oleh Jhon Elkingkon,
yaitu The Triple Bottom Line Reporting adalah pelaporan tanggungjawab sosial perusahaan yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: 1 Sosial, 2
Lingkungan, 3 Ekonomi. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas, secara umum
definisi Corporate Social Responsibility, ialah merupakan komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap suatu isu
tertentu di masyarakat atau lingkungan guna menciptakan lingkungan yang lebih baik, yang terdiri dari beberapa tanggungjawab, antaralain: aspek
ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek sosial.
2. Konsep Corporate Social Responsibility Sebagai Tanggung Jawab