Konsep Corporate Social Responsibility Sebagai Tanggung Jawab

Kemudian menurut Rajafi dan Aryanto 2007:77, menyatakan konsep Triple Bottom Line Reporting yang di populerkan oleh Jhon Elkingkon, yaitu The Triple Bottom Line Reporting adalah pelaporan tanggungjawab sosial perusahaan yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: 1 Sosial, 2 Lingkungan, 3 Ekonomi. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas, secara umum definisi Corporate Social Responsibility, ialah merupakan komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap suatu isu tertentu di masyarakat atau lingkungan guna menciptakan lingkungan yang lebih baik, yang terdiri dari beberapa tanggungjawab, antaralain: aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek sosial.

2. Konsep Corporate Social Responsibility Sebagai Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan Tunggal 2008:24, menjelaskan terdapat dua pandangan tentang kepada siapa organisasi bertanggung jawab sosial: model pemegang saham dan model pihak yang berkepentingan. Satu-satunya tanggung jawab sosial yang dimiliki oleh organisasi adalah memuaskan pemiliknya, yaitu pemegang saham. Pandangan ini disebut model pemegang saham, menyebutkan bahwa satu-satunya tanggung jawab sosial yang dimiliki dunia usaha adalah memaksimalkan keuntungannya. Sebaliknya, pada model pihak yang berkepentingan, tanggung jawab sosial manajemen yang terpenting adalah kelangsungan hidup jangka panjang bukan hanya memaksimalkan laba, yang dicapai dengan cara memuaskan keinginan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan bukan hanya pemegang saham. Pihak 28 yang berkepentingan adalah orang atau kelompok dengan kepentingan yang sah dalam suatu perusahaan. Gambar di bawah ini menunjukkan berbagai kelompok yang berkepentingan, yang harus dipuaskan oleh organisasi untuk menjamin kelangsungan hidup jangka panjang. Dauman dan Hargreaves dalam Januarti, dkk 2005:230, membagi areal tanggung jawab perusahaan dalam tiga level, yaitu: a. Basic Responsibility merupakan tanggung jawab yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut, misalnya kewajiban membayar pajak, mematuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. b. Organizational Responsibility menunjukkan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan stakeholders seperti: pekerja, konsumen, pemegang saham, dan masyarakat sekitarnya. c. Societal Responsibility menjelaskan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan. ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility dalam Daniri 2009, yang secara konsisten mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah social responsibility akan mencakup 7 tujuh isu pokok yaitu: Pengembangan Masyarakat, Konsumen, Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat,Lingkungan, Ketenagakerjaan, Hak asasi manusia, serta Organizational Governance 29 Aktivitas sosial perusahaan didefinisikan sebagai berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat di lingkungan perusahaan. Dengan demikian diharapkan masyarakat maupun perusahaan sendiri akan memperoleh manfaat bersama, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan akan memperoleh manfaat dengan terbentuknya citra perusahaan yang baik, sehingga untuk jangka panjang laba perusahaan akan lebih terjamin, sedangkan masyarakat akan memperoleh manfaat berupa tertanganinya masalah-masalah sosial. Munculnya isu tanggung jawab sosial ini menyebabkan terjadinya pergeseran orientasi dari shareholders ke stakeholders. Menurut pendekatan stakeholders, organisasi memilih untuk menanggapi banyak tuntutan yang dibuat oleh para pihak yang berkepentingan stakeholders, yaitu setiap kelompok dalam lingkungan luar organisasi tersebut yang terkena tindakan serta keputusan organisasi. Menurut pendekatan ini, organisasi akan berusaha untuk memenuhi tuntutan lingkungan dari kelompok-kelompok seperti para karyawan, pemasok, investor serta masyarakat. Jika tekanan dari stakeholders sangat kuat dan berpengaruh terhadap kontinuitas dan kinerja perusahaan, maka perusahaan harus bisa menyusun kebijakan dan program-program kebijakan sosial dan lingkungan yang terarah dan terintegrasi Januarti dan Dini Aprianti, 2005:232. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan perlu memperhatikan kepentingan stakeholders, yaitu: 1 Isu lingkungan melibatkan kepentingan 30 berbagai kelompok dalam masyarakat yang dapat mengganggu kualitas hidup mereka, 2 Era globalisasi telah mendorong produk-produk yang diperdagangkan harus bersahabat dengan lingkungan, 3 Para investor dalam menanamkan modalnya cenderung untuk memilih perusahaan yang memiliki dan mengembangkan kebijakan dan program lingkungan, dan 4 Lembaga Swadaya Masyarakat dan pencinta lingkungan makin vokal dalam mengkritik perusahaan-perusahaan yang kurang peduli terhadap lingkungan. Hunger dan Wheelen dalam Pasosong 2004:32, memberikan alasan- alasan untuk organisasi bertanggung jawab secara sosial, yaitu seperti moralitas, pemurnian kepentingan diri sendiri, teori investasi, dan mempertahankan otonomi, yang dijelaskan sebagai berikut: a. Moralitas Organisasi harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan karena hal ini merupakan hal benar yang harus dilakukan, terutama berdasarkan pada nilai-nilai keagamaan atau tanda moral yang diyakini secara personal, suatu tindakan dinilai berdasarkan pada apa yang dianggap baik oleh masyarakat umum. b. Pemurnian kepentingan diri sendiri Organisasi harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. c. Teori Investasi Organisasi harus bertanggung jawab terhadap stakeholders karena tindakan itu akan dicerminkan dalam tingkat laba yang lebih tinggi 31 d. Mempertahankan otonomi Organisasi bertanggung jawab untuk melindungi dari campur tangan kelompok lain. Jenis tanggung jawab sosial organisasi menurut Pasosong 2004:33, yaitu tanggung jawab ekonomi, tanggung jawab legal, tanggung jawab etika, dan tanggung jawab diskresioner atau kebijakan, yang dijelaskan sebagai berikut: a. Tanggung jawab ekonomi Kriteria pertama dari tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab ekonomi economic responsibilities institusi bisnis di atas segalanya, adalah unit ekonomi dasar masyarakat. Tanggung jawabnya adalah menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan masyarakat dan memaksimalkan laba bagi pemiliknya serta pemegang saham. Tanggung jawab ekonomi, sampai batas ekstrim, disebut pandangan memaksimalkan laba profit maximizing view. b. Tanggung jawab legal Semua masyarakat modern menetapkan dasar bagi peraturan dan undang-undang yang diharapkan diikuti oleh dunia bisnis. Tanggung jawab legal legal responsibilities mendefinisikan apa yang dianggap penting oleh masyarakat sehubungan dengan perilaku perusahaan. c. Tanggung jawab etika Tanggung jawab etika ethic responsibilities meliputi yang tidak perlu disusun dalam undang-undang dan tidak boleh tidak melayani 32 kepentingan ekonomi langsung perusahaan, untuk menjadi etis para pembuat keputusan organisasi harus bertindak atas dasar kesetaraan, keadilan dan tidak memihak, menghormati hak-hak individu dan memberikan perlakuan yang berbeda hanya jika relevan dengan tujuan organisasi. d. Tanggung jawab diskresioner atau kebijakan Tanggung jawab diskresioner discretionary responsibilities adalah murni sukarela dan dituntun oleh keinginan sebuah perusahaan untuk memberi kontribusi sosial yang tidak diperintahkan oleh ekonomi, undang-undang dan etika. Aktivitasnya meliputi kontribusi amal yang murah hati yang tidak mendapat balasan bagi perusahaan dan memang tidak diharapkan. Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan di atas, Konsep Corporate Social Responsibility Sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, meliputi kaitanya dengan beberapa tanggungjawab seperti tanggung jawab ekonomi, tanggung jawab legal, tanggung jawab etika, dan tanggung jawab diskresioner atau kebijakan. Berkaitan pula dengan beberapa hal, antaralain moralitas, pemurnian kepentingan diri sendiri, teori investasi, dan mempertahankan otonomi

3. Corporate Social Responsibility sebagai Akuntansi Sosial

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Performance Terhadap Corporate Financial PerformanceStudi Empiris Pada perusahaanyang terdaftar di National Center forSustainability Reporting 2010-2013

0 60 117

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 58 93

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Dan Kualitas Audit, Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

4 98 116

Corporate Social Responsibility Dan Citra Perusahaan (Study Korelasional Mengenai Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Citra Pt. Tirta Sibayakindo Di Mata Masyarakat Desa Doulu Dalam Dan Desa Doulu Pasar Kecamatan Berasta

1 79 137

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 38 122

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa dan Citra Perusahaan(Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa US

4 66 121

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Sebagai Variable Moderating: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 121

ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ( Studi Empiris Pada Perusahaan Terbuka)

0 5 20

Pengaruh Audit Lingkungan Terhadap Realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) (Studi Kasus Pada Cv. Kelola Bumi Nusantara Kabupaten Bandung).

9 27 22