dan  mengelompokkan  data  yang  ada,  sehingga  memberikan  gambaran  nyata terhadap responden.
”
6
Alasan peneliti memilih metode kualitatif deskriptif karena peneliti hendak melakukan  penelitian  secara  mendalam  mengenai  kemampuan  presentasi  siswa.
Untuk mengetahui tujuan dari kegiatan tersebut telah tercapai atau belum, maka peneliti  menggunakan  pendekatan  kualitatif  dalam  perincian  datanya  dalam
bentuk  deskriptif  analitik  atau  penelitian  yang  ditunjang  dengan  data  yang diperoleh  dari  penelitian  lapangan.
“Pendekatan  ini  bertujuan  untuk  membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. ”
7
C. Populasi dan Sampel
1.  Populasi Yang dimaksud dengan populasi adalah
“wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas, dan karakteristik
tertentu  yang  ditetapkan  oleh  peneliti  untuk  dipelajari  dan  kemudian ditarik  kesimpulannya.”
8
Populasi  juga  memiliki  arti  “suatu  keseluruhan objek  penelitian  yang  dapat  terdiri  dari  objek  taupun  subjek  sebagai
sumber  data  yang  mewakili  karakteristik  tertentu  dalam  suatu penelitian.”
9
Jadi  populasi  mencakup  seluruh  aspek  yang  terlibat  dalam penelitian.  Dalam  penelitian  ini  populasi  adalah  seluruh  siswa  kelas  XI
Madrasah  Aliyah  Nur  As  Sholihat  yang  terdiri  dari    30  siswa  semester genap tahun pelajaran 2015-2016.
2.  Sampel Sampel  adalah  suatu  teknik  atau  cara  mengambil  sampel  yang
repsentatif dari populasi.
6
Sumadi Suryzabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h.76
7
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983. h. 54.
8
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 61
9
Subana, dkk, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2000, hlm. 25
Teknik  yang  digunakan  untuk  penentuan  sampel  dalam  penelitian ini  adalah  teknik  purposive  sampling  bertujuan.  Purposive  sampling
merupakan teknik  penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik  purposive  sampling  memberikan  keleluasaan  kepada
peneliti  dalam  menyeleksi  informan  yang  sesuai  dengan  tujuan penelitian,  yang  terpenting  disini  bukan  jumlah  informan,  melainkan
potensi  dari  tiap  kasus  untuk  memberikan  pemahaman  teoritis  yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.
10
Dari  30  siswa  yang  terdapat  di  kelas  XI  MA  Nur  As  Sholihat, seluruh siswa dijadikan sampel penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan tes dan
non tes. 1.
Instrumen Tes
“Tes  adalah  alat  atau  prosedur  yang  dipergunakan  dalam  rangka pengukuran  dan  penilaian  yang  berbentuk  tugas  atau  serangkaian  tugas
baik  berupa  pertanyaan-pertanyaan  yang  harus  dijawab,  atau  perintah- perintah yang harus dikerjakan oleh tester
”.
11
Tes sebagai  alat pengukur keberhasilan  program  pengajaran  terhadap  peserta  didik  juga  sebagai
pengukur  tingkat  perkembangan  atau  kemajuan  yang  telah  dicapai  oleh peserta  didik  setelah  mereka  menempuh  proses  belajar  mengajar  dalam
jangka  waktu  tertentu. “Sedangkan  Adi  Suryanto  menyimpulkan    bahwa
tes  merupakan  alat  ukur  untuk  memperoleh  informasi  hasil  belajar  siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah”.
12
Dari  beberapa  penjelasan  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  tes adalah  alat  atau  prosedur  untuk  mengetahui  tingkat  keberhasilan  dan
ketercapaian  proses  belajar  mengajar  yang  pada  akhirnya  memberikan penilaian terhadap keberhasilan atau ketercapaian proses belajar mengajar.
10
Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h.79.
11
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press,2011, Ed.1, Cet. Ke-12, h. 66
12
Adi Suryanto, Evaluasi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009, Ed. 1, Cet. Ke- 2, h. 1.4
Melalui  tes  tersebut  dilakukan  penilaian  terhadap  poses  belajar mengajar.  Penilaian  yang  dilakukan  hendaknya  ditujukan  pada  usaha
perbaikan prestasi  siswa sehingga menumbuhkan motivasi pada pelajaran berikutnya.
“Penilaian kemampuan berbicara dalam pengajaran berbahasa berdasarkan pada dua faktor, yaitu faktor kebahasaan dan nonkebahasaan.
Faktor kebahasaan meliputi lafal, kosakata, dan struktur sedangkan faktor nonkebahasaan meliputi materi dan kelancaran
.”
13
Tabel 3.1 Penilaian Kemampuan Presentasi
N0 ASPEK YANG DINILAI
SKOR
1 Penguasaan
materi yang dipresentasikan
a. Sangat baik Skor  5
b. Baik Skor  4
c. Cukup Skor  3
d. Jelek Skor  2
e. Sangat jelek Skor  1
2 Kelengkapan
pokok-pokok hasil penelitian
yang dipresen tasikan
a. Sangat lengkap Skor  5
b. Lengkap Skor  4
c. Cukup lengkap Skor  3
d. Tidak lengkap Skor  2
e. Sangat tidak lengkap Skor  1
3 Keruntutan dan
sistematika penyampaian
pokok-pokok hasil penelitian
a. Sangat runtut dan sangat sistematis Skor  5
b. Runtut dan sistematis Skor  4
c. Cukup  runtut dan cukup sistematis Skor  3
d. Tidak runtut dan tidak sistematis Skor  2
e. Sangat tidak runtut  sangat tidak sistematis     Skor  1 4
Kemudahan bahasa
penyampaian untuk dipahami
a. Sangat mudah dipahami Skor  5
b. Mudah dipahami Skor  4
c. Cukup mudah dipahami Skor  3
d. Sulit dipahami Skor  2
e. Sangat sulit dipahami Skor  1
13
Haryadi, Berbicara Suatu Pengantar Diktat Perkuliahan, Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1997, hlm. 95