Pengertian Diskusi Pengajaran Diskusi

l. Menahan diri untuk tidak pidato. m. Menyampaikan rangkuman bila diperlukan n. Mengusulkan studi lanjut. Berdasarkan tugas tersebut, pemimpin diskusi memiliki peran penting selama proses diskusi berlangsung, pemimpin diskusi harus pandai dalam menyampaikan materi diskusi dan memimpin diskusi secara baik. 4. Tugas Peserta Diskusi 23 a. Membantu menentukan topik untuk disajikan. b. Mempelajari bahan yg tepat sebelum diskusi dilaksanakan. c. Membantu merumuskan tujuan dan prosedur diskusi. d. Memikirkan dalam-dalam tentang topik yang akan didiskusikan. e. Mendengarkan dengan baik pendapat peserta lain. f. Menghubungkan pengertian dengan pengalaman sebelumnya. g. Mengembangkan pendapat atas pendapat orang lain. h. Menerima dan menolong anggota lain sebagai individu berharga. i. Menolong anggota lain untuk memahami apa yang sedang dibicarakan. j. Memelihara keikutsertaan yang merata dan seimbang bagi setiap anggota. k. Menyumbangkan informasi atau pendapat yang selaras dan relevan dengan topik. l. Mengidentifikasi gagasan baru dan mengintegrasikan ke dalam pikiran. m. Merangkum hal-hal penting n. Menentukan informasi dimanfaatkan untuk studi Perserta diskusi yang merupakan bagian dari proses diskusi harus menjadi bagain yang aktif ketika proses diskusi. Jika peserta diskusi bersikap pasif maka kegiatan diskusi akan sangat membosankan. Maka dari itu, peserta diskusi harus antusias dan kristis dalam menanggapi permasalahan yang sedang didiskusikan. 23 Siti Sahara, dkk, keterampilan Berbahasa Indonesia, Jakarta : FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2010, Cet 5, h. 19-20 5. Ukuran-ukuran untuk menilai diskusi kelompok 24 Khusus mengenai diskusi kelompok ini kita kemukakan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh sang pimpinan yang merupakan tolok ukur keberhasilan dalam menjalankan tugas selama diskusi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yakni : Topik pertama berkenaan dengan teknik. a. Berkenaan dengan topik, Apakah saya 25 : 1 Mengenal serta memahami masalah keseluruhan secara jelas sebelum saya mencoba memecahkannya? 2 Melihat keseluruhan subjek atau memperdebatkan satu segi kecil? 3 Berbicara bertele-tele atau tetap bertahan secara konsekuen dalam menghadapi suatu masalah? 4 Memiliki fakta-fakta yang memadai dan bukti-bukti yang terpercaya? 5 Membuang-buang waktu mengenangkan sesuatu sedikit sekali kaitannya? 6 Mempergunakan kata-kata yang umum atau khusus? 7 Mempergunakan kata-kata nyata, kata-kata yang tepat atau kata-kata yang bernoda atau tercela? 8 Menggunakan pernyataan- pernyataan yang bersifat “terlalu umum” yang lebih membingungkan ketimbang menjelaskan? 9 Menunggu fakta-fakta sebelum saya menolak pernyataan-pernyataan umum dari orang lain? 10 Membuat keputusan pribadi dari diskusi itu? b. Berkenaan dengan teknik, apakah saya : 1 Berbicara hanya apabila saya dapat membuat satu butir yang baik? 2 Berbicara terlalu banyak, mengemukakan suatu penampilan atau performasi tunggal? 3 Mengganggu pembicara lainnya? 4 Berdiskusi dengan seorang pribadi saja, mengabaikan kelompok? 24 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa, 2008, hlm.55 - 56 25 Maksud kata saya adalah pimpinan diskusi. 5 Membantah atau menentang pribadi sebagai pengganti pendapatnya? 6 Mengabaikan perlindungan lalai melindungi harga diri lawan saya? 7 Menafsirkan perbedaan pendapat sebagai suatu serangan pribadi? 8 Tidak setuju dalam hal suasana hati yang mengandung pertanyaan atau melulu bagi kontradiksi saya? 9 Memiliki sikap yang “serba tahu”? 10 Memperlihatkan lebih banyak emosi ketimbang penalaran? 11 Mengadakan pembedaan antara pemborosan waktu dan pemanfaatan waktu? Jawaban-jawaban atas kedua puluh satu butir pertanyaan di atas akan mencerminkan keberhasilan dalam menanggulangi masalah-masalah yang timbul dan juga keberhasilan kita mencapai tujuan diskusi tersebut. 6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi a. Kelebihan 1 Memperoleh pendapat melalui musyawarah atau masukan dari berbagai pihak 2 Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa ikut aktif sehingga mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. 3 Adanya kebebasan untuk mengemukakan pendapat sendiri dan membantu murid untuk mengambil suatu keputusan yang lebih baik. 4 Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka mengikuti proses berfikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan. 5 Dapat menaikan prestasi kepribadian individu, seperti: sikap toleransi, demokrasi, berfikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya. Kelebihan tersebut dapat menjadikan diskusi sebagai cara untuk dapat mengembangkan suatu berbicara, peserta diskusi menjadi lebih banyak mengeluarkan ide, dapat berfikir secara kritis, sehingga metode diskusi penting dalam hal mengembangkan kemampuan siswa dalam berbagai hal. b. Kekurangan 1 Tidak semua siswa berani mengemukakan pendapat dan kemungkinan ada sisa yang tidak ikut aktif 2 Sukar menentukan topik diskusi dan sulit menduga hasil yang ingin dicapai, karena waktu yang dipergunakan banyak. 26 Selain memiliki kelebihan, metode diskusi juga memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut terjadi apabila metode diskusi tidak dipersiapkan dengan baik. Untuk itu, supaya metode diskusi dapat berjalan baik tanpa adanya kekurangan, sebaiknya dipersiapkan secara matang.

D. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan tinjauan yang dilakukan oleh penulis ke berbagai tempat, penulis belum mendapatkan skripsi yang secara khusus membahas mengenai kemampuan presentasi siswa dalam kegiatan diskusi. Namun, ada beberapa skripsi yang menurut penulis memiliki karakteristik yang sama, di antaranya : 1. penerapan Pembelajaran Kontekstual CTL dalam meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK di MTs Khazanah Kabajikan Tangerang Selatan tahun 2014, yang ditulis oleh Abdul latif, mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyimpulkan bahwa keterampilan berbicara siswa meningkat setelah diterapkannya pembelajaran kontekstual CTL 2. Kemampuan Keterampilan Berbicara Melalui Muhadharah Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Madra sah Aliyah Mu’allimien Muhammadiyah Leuwiliang Bogor, pada tahun 2013 oleh Dinah Sintia Ulvah, mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang menyimpulkan bahwa kegiatan muhadharah yang dilaksanakan oleh Madrasah Aliyah Mu ‟allimien Muhammadiyah Leuwiliang Bogor, dapat mengasah kemampuan 26 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hlm. 148-149 keterampilan berbicara siswa, sehingga prestasi siswa dalam bidang muhadharah meningkat. Hal tersebut dapat dibuktikan dari beberapa siswa yang memperoleh penghargaan baik sebagai pemuhadharah terbaik tingkat madrasah atau juara dalam perlombaan pidato dari tingkat Kabupaten hingga tingkat Provinsi dan nasional. Muhadharah sebagai media untuk menyalurkan bakat komunikasi yang dimiliki siswa meski awalnya dipaksakan namun, dari situlah siswa dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki mengenai kemampuan keterampilan berbicaranya di depan khalayak. Selain itu muhadharah dapat meningkatkan keberanian mereka berada di depan publik. Jadi, kemampuan keterampilan berbicara melalui muhadharah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Mu ‟allimien Muhammadiyah Leuwiliang Bogor, meningkat setelah mengikuti muhadharah. 3. Peningkatan kemampuan berbicara siswa dengan metode diskusi pada siswa kelas V MI. Al-Khairiyah Cengkareng Jakarta Barat tahun 2012-2013, yang ditulis oleh Andri Alamsyah. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas PTK dengan kesimpulan bahwa kemampan berbicara siswa dapat meningkat berkat penerapan metode diskusi yang baik, selain itu penerapan metode diskusi juga membuat proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan lebih menarik, karena siswa dituntut dapat lebih berperan aktif dalam kegiatan diskusi. 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nur As Sholihat BSD Serpong, Tangerang Selatan. Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan penulis merasa di Madrasah tersebut kemampuan siswa dalam presentasi sangat sedikit dikembangkan. Hal ini penulis rasakan ketika penulis menempuh pendidikan di Madrasah tersebut, hingga saat ini pun masih sangat jarang siswa dituntut memiliki kemampuan presentasi yang baik. Hasil temuan tersebut didapatkan ketika penulis diberikan kesempatan untuk menjadi pengajar di Madrasah tersebut. Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan Januari sampai Mei 2016. Dimulai dengan melakukan observasi pada bulan Januari sampai dengan melakukan penelitian pada Mei 2016.

B. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Moleong , “penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. ” 1 “Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari proses berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. ” 2 “penelitian lebih ditujukkan mencapai pemahaman mendalam mengenai 1 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 6. 2 Imam Gunawan, Metodelogi Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, Jakarta:Bumi Aksara, 2013 h.80 organisasi atau peristiwa khusus, ketimbang mendeskripsikan bagian permukaan dari sempel besar dari sebuah populasi. penelitian ini juga bertujuan untuk menyediakan penjelaan tersurat mengenasi struktur, tatanan dan pola yang luas yang terdapat dalam suatu kelompok partisipan. Penelitian kualitatif juga disebut etno-metodelogi atau penelitian lapangan ”. 3 Walaupun penelitian kualitatif bersifat subjektif, tetapi penelitian ini memiliki objektivitas, tetapi berbeda dengan objektivitas penelitian kuantitatif. Objektivitas dalam penelitian kualitatif berarti jujur, peneliti mencatat apa yang dilihat, didengar, ditangkap, dirasakan berdasarkan persepsi dan keyakinan, tidak di buat-buat atau di reka-reka. Data yang ditemukan dianalisis secara cermat dan teliti, disusun, dikategorikan secara sistematik, dan ditafsirkan berdasarkan pengalaman, kerangka pikir dan persepsi peneliti tanpa prasangka dan kecenderungan-kecenderungan tertentu. 4 Jadi penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang dialami oleh subjek penelitian terhadap objek yang diteliti berdasarkan fakta dan data yang didapatkan dilapangan, yang dianalisis secara cermat dan teliti secara objektif dengan tidak mengada-ada. Sedangkan jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Moh. Nazir berpendapat bahwa, “metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran .” 5 Sumadi Suryabrata memaparkan secara harfiah “penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan deskripsi mengenai situasi- situasi atau kejadian-kejadian. Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data ini dilakukan dengan cara menyususun 3 Imam Gunawan, Metodelogi Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek Jakarta:Bumi Aksara, 2013 h.84 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012h. 105 5 Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, h. 201. dan mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden. ” 6 Alasan peneliti memilih metode kualitatif deskriptif karena peneliti hendak melakukan penelitian secara mendalam mengenai kemampuan presentasi siswa. Untuk mengetahui tujuan dari kegiatan tersebut telah tercapai atau belum, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam perincian datanya dalam bentuk deskriptif analitik atau penelitian yang ditunjang dengan data yang diperoleh dari penelitian lapangan. “Pendekatan ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. ” 7

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Yang dimaksud dengan populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas, dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” 8 Populasi juga memiliki arti “suatu keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari objek taupun subjek sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.” 9 Jadi populasi mencakup seluruh aspek yang terlibat dalam penelitian. Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur As Sholihat yang terdiri dari 30 siswa semester genap tahun pelajaran 2015-2016. 2. Sampel Sampel adalah suatu teknik atau cara mengambil sampel yang repsentatif dari populasi. 6 Sumadi Suryzabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h.76 7 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983. h. 54. 8 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 61 9 Subana, dkk, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2000, hlm. 25

Dokumen yang terkait

Analisis Variabel Kesulitan Belajar Siswa dalam Mengerjakan Soal-soal Ayat Jurnal Penyesuaian (Pada Siswa IPS Kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

0 6 14

Analisis Variabel Kesulitan Belajar Siswa dalam Mengerjakan Soal-soal Ayat Jurnal Penyesuaian (Pada Siswa IPS Kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

0 5 14

Analisis Variabel Kesulitan Belajar Siswa dalam Mengerjakan Soal-soal Ayat Jurnal Penyesuaian (Pada Siswa IPS Kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013) SKRIPSI PROGRAM

0 5 14

Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat Tahun Pelajaran 2015/2016

1 10 101

Kemampuan Presentasi dalam Kegiatan Diskusi Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Nur As Sholihat Serpong Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 16 98

Ta`lim Al-Mufradat Bi Al-Al`ab (Al-Bithaqah) Lada Talamidz Madrasah Nur Ash-Shalihat Al-Ibtidaiyyah Al-Islamiyyah Serpong Tangerang

0 4 124

Pengaruh Media Video Terhadap Kemampuan Berpidato Siswa Kelas X Sma Negeri 13 Kabupaten Tangerang Tahun Pelajaran 2012-2013

0 4 78

Campur Kode Dan Gejala Bahasa Pada Cerpen Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta Tahun Pelajaran 2012/2013

0 7 121

“Penulisan Paragraf Persuasif pada Tugas Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Tahun Pelajaran 2012/2013”.

1 6 100

Analisis Kesalahan Penerapan Tanda Baca dalam Cerpen Siswa Kelas VIII SMP Dua Mei Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015

4 15 103