tahun  atau  jangka  waktu  lain  yang  ditentukan  oleh  instansi  yang bertanggung jawab.
c. Pemantauan dan pengawasan terhadap lokasi penempatan bahan hasil
olahan  dilakukan  oleh  KLH,  Bapedalda  propinsi  dan  Bapeldalda KabupatenKota atau instansi lain yang berwenang minimum 6 enam
bulan sekali. d.
Pelaporan  tentang  hasil  pemantauan  diberikan  kepada  KLH, Bapedalda  propinsi  dan  Bapedalda  KabupatenKota  atau  instansi  lain
yang berwenang minimum 6 enam bulan sekali.
B. Hubungan Hukum Pemerintah dan Perusahaan dalam pelaksanaan
Bioremediasi Kegiatan Hulu Minyak Bumi di Indonesia
1. Hak dan Kewajiban Pemerintah dalam Kegiatan Bioremediasi
Peraturan  Pemerintah  No.  85  Tahun  1999  tentang  Pengolahan Limbah  Bahan  Berbahaya  dan  Beracun  serta  didalamnya  mengenai
penyelenggaraan kegiatan Bioremediasi. Dengan demikian setiap kegiatan bioremediasi  harus  merujuk  pada  kentuan-ketentuan  yang  ada  dalam
Peraturan  Pemerintah  No.  85  Tahun  1999  serta  Undang-Undang  No.  22 Tahun  2001  tentang  Minyak  dan  Gas  Bumi,  Undang-Undang  Nomor  32
Tahun  2009  tentang  Lingkungan  Hidup  dan  Keputusan  Kementrian Lingkungan Hidup No. 128 Tahun 2003, terutama perjanjian kontrak kerja
sama  sebagai  bentuk  awal  terjadinya  bisnis  pertambangan  usaha  hulu minyak bumi di Indonesia.
a. Hak Pemerintah dalam Kegiatan Bioremediasi
1 Menetapkan  Kebijakan  Mengenai  Kegiatan  Bioremediasi.
Pemerintah  memiliki  hak  untuk  menetapkan  kebijakan mengenai  kegiatan  usaha  Minyak  dan  Gas  Bumi  berdasarkan
aspek lingkungan dan pelestarian lingkungan hidup yang diatur dalam  Pasal  39  ayat  1  Undang-Undang  No.22  Tahun  2001
tentang  Minyak  dan  Gas  Bumi  serta  dalam  Pasal  63  Undang- Undang  No.32  Tahun  2009  tentang  Lingkungan  Hidup
menyatakan hal yang sama. 2
Pemerintah berwenang dalam hal Kuasa Pertambangan dimana diberikan  wewenang  untuk  dapat  mengeluarkan  surat  izin
pertambangan  dalam  pelaksanakan  kegiatan  eksplorasi  dan eksploitasi  atau  kegiatan  hulu  migas  yang  berbentuk  Kontrak
Kerja Sama. Kontrak Kerja Sama harus memuat diantaranya: a
Hal-hal mengenai penerimaan Negara b
Wilayah kerja dan pengembaliannya c
Perpindahan  kepemilikan  hasil  produksi  atau  Minyak dan Gas Bumi
d Jangka waktu dan kondisi perpanjangan kontrak
e Penyelesaian perselisihan
f Kewajiban pemasokan minyak bumi danatau gas bumi
untuk kebutuhan dalam negeri g
Berakhirnya kontrak h
Kewajiban pasca operasi pertambangan i
Keselamatan dan kesehatan kerja j
Pengelolaan lingkungan hidup k
Pengalihan hak dan kewajiban l
Pelaporan yang diperlukan m
Pengembangan masyarakat sekitarnya n
Jaminan  hak-hak  masyarakat  adat  dan  pengutamaan penggunaan tenaga kerja Indonesia.
3 Pemerintah  berhak  dalam  melakukan  pengawasan  jalannya
pelaksanaan kegiatan Bioremediasi yang diatur dalam Pasal 39 ayat  1  Undang-Undang  No.  21  Tahun  2001  tentang  Minyak
dan  Gas  Bumi  dimana  Pemerintah  berhak  menerima  laporan secara berkala atas jalannya kegiatan Bioremediasi. Pemerintah
berhak  pula  untuk  setiap  saat  memasuki  dan  memeriksa wilayah kerja Bioremediasi dan memeriksa dokumen-dokumen
yang  berkaitan  dengan  administrasi  kegiatan  Bioremediasi. Pengawasan pelaksanaan kegiatan usaha hulu  minyak dan  gas
bumi  di  Indonesia  berdasarkan  Kontrak  Kerja  Sama  yang dijalankan  oleh  Badan  Pelaksana  dan  mengenai  pengawasan
kegiatan  Bioremediasi  diatur  pula  dalam  Pasal  71  Undang- Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup bahwa
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup berhak untuk melakukan pemantauan,  meminta  keterangan,  membuat  salinan  dari
dokumen  danatau  membuat  catatan  yang  diperlukan, memasuki tempat tertentu, memotret, membuat rekaman audio
visual,  mengambil  sampel,  memeriksa  peralatan,  memeriksa instalasi  danatau  alat  transportasi;  danatau  menghentikan
pelanggaran  tertentu,  serta  dalam  melaksanakan  tugasnya, pejabat  pengawas  lingkungan  hidup  dapat  melakukan
koordinasi  dengan  pejabat  penyidik  pegawai  negeri  sipil  dan penganggung  jawab  usaha  danatau  kegiatan  dilarang
menghalangi  pelaksanaan  tugas  pejabat  pengawas  lingkungan hidup  dan  untuk  ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  tata  cara
pelaksanaan pengawasan diatur dalam Peraturan Pemerintah. 4
Pemerintah berhak menerima fee atau royalty dalam hal bagi- hasil dari produksi yang dihasilkan.
5 Atas  pengakhiran  kegiatan  Bioremediasi,  Pemerintah  berhak
meminta  kepada  Badan  Usaha  yang  melaksanakan  kegiatan
Bioremediasi  untuk  mengembalikan  seluruh  data,  informasi maupun  keterangan  yang  diperoleh  selama  masa  pelaksanaan
Bioremediasi. b.
Kewajiban Pemerintah dalam Kegiatan Bioremediasi 1
Membentuk Badan Pelaksana; 2
Pemerintah berkewajiban memberikan segala macam informasi yang berhubungan dengan pertambangan minyak dan gas bumi
Indonesia  serta  pascaoperasi  pertambangan  minyak  dan  gas bumi.
3 Pemerintah  berkewajiban  memberikan  bantuan  berupa
pembinaan, bimbingan
kepada Badan
Usaha yang
melaksanakan kegiatan Usaha Hulu atau Pertambangan Migas. 4
Kewajiban  Pemerintah  untuk  memberikan  bantuan,  fasilitas, pembinaan,  bimbingan,  pelatihan  ini  sesuai  dengan  ketentuan
yang  diatur  dalam  Pasal  40  ayat  3  UU.  Kewajiban Pemerintah  dalam  hal  pembinaan  adalah  dengan  membuat
kebijakan  mengenai  kegiatan  Usaha  Minyak  dan  Gas  Bumi berdasarkan  aspek  lingkungan  dan  pelestarian  lingkungan
hidup  dimana  pelaksana  pembinaan  ini  harus  bersifat  cermat, transparan dan adil. Bentuk bantuan pembinaan yang diberikan
berupa pembinaan dalam hal pencegahan dan penanggulangan
pencemaran  serta  pemulihan  atas  terjadinya  kerusakan lingkungan
hidup, termasuk
pembinaan pascaoperasi
pertambangan. 5
Pemerintah  bertugas  untuk  menetapkan  standar  AMDAL  dan UKL-UPL
2. Hak dan Kewajiban Perusahaan dalam Kegiatan Bioremediasi
a. Hak Perusahaan dalam Kegiatan Bioremediasi
1 Perusahaan  yang  melakukan  kegiatan  Bioremediasi  berhak
mendapatkan pembinaan yang diberikan oleh Pemerintah. 2
Perusahaan  yang  telah  melakukan  kegiatan  operasional pertambangan  hulu  minyak  bumi  di  Indonesia  dari  kegiatan
eksplorasi,  eksploitasi  hingga  pengolahan  limbah  bahan beracun  dan  berbahaya  berhak  menerima  dana  pengembalian
atau recovery cost dari Pemerintah. b.
Kewajiban Perusahaan dalam Kegiatan Bioremediasi 1
Memberikan  informasi  yang  tepat  mengenai  kegiatan Bioremediasi. Dalam Pasal 68 diatur bahwa setiap orang yang
melakukan  usaha  danatau  kegiatan  berkewajiban  untuk memberikan  informasi  yang  terkait  dengan  perlindungan  dan
pengelolaan  lingkungan  hidup  secara  benar,  akurat,  terbuka, dan  tepat  waktu,  menjaga  keberlanjutan  fungsi  lingkungan
hidup  dan  menaati  ketentuan  tentang  baku  mutu  lingkungan hidup danatau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
2 Dalam  Peraturan  Pemerintah  No.  85  Tahun  1999,  Pasal  9
hingga  Pasal  11  menyatakan  bahwa  setiap  orang  yang melakukan usaha danatau kegiatan  yang menggunakan bahan
berbahaya  dan  beracun  danatau  menghasilkan  limbah  B3 wajib  melakukan  reduksi  limbah  B3,  mengolah  limbah  B3
danatau  menimbun  limbah  B3  dan  bahwa  setiap  orang  yang menghasilkan  limbah  B3  wajib  mengolah  limbah  B3  yang
dihasilkan  sesuai  dengan  teknologi  yang  ada  dan  jika  tidak mampu  diolah  di  dalam  negeri  dapat  diekspor  ke  Negara  lain
yang  memiliki  teknologi  pengolah  limbah  B3.  Dalam  bidang usaha  penghasil  limbah  Peraturan  Pemerintah  ini  mengatur
pada  Pasal  23  bahwa  pengolah  limbah  B3  dilakukan  oleh penghasil  atau  badan  usaha  yang  melakukan  kegiatan
pengolahan limbah B3.
C. Analisis Kasus