F. Keputusan Kementrian Lingkungan Hidup No. 128 Tahun 2003
Keputusan  Menteri  Negara  Lingkungan  Hidup  Nomor  128  Tahun 2003  tentang  Tata  Cara  dan  Persyaratan  Teknis  Pengolahan  Limbah  Minyak
Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh Minyak Bumi secara Biologis ini lahir sebagai  upaya  pemerintah  untuk  mengolah  limbah  minyak  bumi  dan  tanah
yang  terkontaminasi  oleh  minyak  bumi  yang  dihasilkan  usaha  atau  kegiatan minyak,  gas  dan  panas  bumi  atau  kegiatan  lain  yang  menghasilkan  limbah
minyak  bumi  yang  merupakan  limbah  bahan  berbahaya  dan  beracun  yang memiliki  potensi  menimbulkan  pencemaran  dan  atau  kerusakan  lingkungan
maka perlu dilakukannya upaya pengolahan secara biologis sebagai alternatif teknologi pengolahan limbah minyak bumi.
Pengelolaan  limbah  bahan  berbahaya  dan  beracun  secara  teknis  telah diatur  dalam  Keputusan  Kepala  Bapedal  Nomor  :  Kep-03Bapedal091995
tentang  Persyaratan  Teknis  Pengolahan  Limbah  Bahan  Berbahaya  dan Beracun oleh karena sifat kekhususannya, maka pengolahan limbah dan tanah
terkontaminasi oleh minyak bumi secara biologis perlu diatur tersendiri dalam Keputusan  Menteri  Negara  Lingkungan  Hidup  dan  bahwa  berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden  Nomor  101  Tahun  2001  tentang  Kedudukan,  Tugas,  Fungsi,
Kewenangan,  Susunan  Organisasi,  dan  Tata  Kerja  Menteri  Negara  bahwa pembuatan  pedoman  pengelolaan  limbah  bahan  berbahaya  dan  beracun
menjadi  kewenangan  Menteri  Negara  Lingkungan  Hidup  dan  dengan  hal tersebut  maka  pemerintah  menetapkan  Keputusan  Menteri  Negara
Lingkungan  Hidup  tentang  Tata  Cara  dan  Persyaratan  Teknis  Pengelolaan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi Oleh Minyak Bumi Secara
Biologis. Dalam  Keputusan  Menteri  ini  definisi  bioremediasi  mulai
diperkenalkan  dengan  pengertian  sebuah  proses  pengolahan  limbah  minyak bumi  yang  sudah  lama  atau  tumpahanceceran  minyak  pada  lahan
terkontaminasi  dengan  memanfaatkan  makhluk  hidup  mikroorganisme, tumbuhan  atau  organisme  lain  untuk  mengurangi  konsentrasi  atau
menghilangkan daya racun bahan pencemar. Kegiatan bioremediasi masuk ke dalam  istilah  pengolahan  limbah  minyak  bumi  dengan  pengertian  berupa
proses  untuk  mengubah  karakteristik  dan  komposisi  limbah  minyak  bumi untuk menghilangkan dan atau mengurangi sifat bahaya dan atau sifat racun.
Limbah  minyak  bumi  adalah  sisa  atau  residu  minyak  yang  terbentuk  dari proses  pengumpulan  dan  pengendapan  kontaminan  minyak  yang  terdiri  atas
kontaminan  yang  sudah  ada  di  dalam  minyak,  maupun  kontaminan  yang terkumpul  dan  terbentuk  dalam  penanganan  suatu  proses  dan  tidak  dapat
digunakan kembali dalam proses produksi.
Beberapa  aspek  yang  diatur  dalam  Keputusan  Menteri  Lingkungan Hidup  nomor  128,  Juli  2003,  tentang  tatacara  dan  persyaratan  teknis
pengolahan limbah sludge minyak bumi secara biologi adalah sebagai berikut: 1.
Persyaratan Limbah Persyaratan  limbah  sludge  minyak  bumi  yang  akan  diolah  secara
biologi  adalah  konsentrasi  maksimum  Total  Petroleum  Hidrokarbon TPH  sebelum  proses  pengolahan  adalah  tidak  lebih  dari  15,  jika
konsentrasi  TPH  sebelum  pengolahan  atau  pemanfaatan  terlebih  dahulu dengan  mempertimbangkan  teknologi  yang  tersedia  dan  karakteristik
limbahnya. Sementara hasil uji TCLP logam  berat  berada di  bawah baku mutu
seperti yang
tercantum dalam
Keputusan Nomor
04Bapedal091995. 2.
Persyaratan Tempat Pengolahan Tempat  dilakukannya  proses  pengolahan  secara  biologi  harus
memenuhi  persyaratan  umum  yang  diatur  dalam  Keputusan  Kepala Bapedal tahun 1995 tentang pengelolaan limbah B3.
3. Tata Cara Pengolahan
4. Analisis Terhadap Proses Pengolahan
Selama  proses  pengelolaan  secara  biologi  ini  dilakukan,  maka beberapa parameter dianalisis diantaranya:
a. Analisis  sampel  limbah  minyak  yang  diolah  yang  terdiri  dari
Analisis  kimia  yang  merupakan  parameter  dan  metode  sampling untuk  analisis  sampel  limbah  minyak  yang  akan  diolah  dan
Analisis  pendukung  yang  merupakan  analisis  terhadap  produk hasil penguraian limbah sludge minyak bumi TPH hasil aktifitas
mikroba  dan  sebagai  analisis  terhadap  parameter  yang berhubungan  dengan  proses  mikrobiologis  dapat  dilakukan
sehingga  dapat  diperoleh  data  pendukung  untuk  mengetahui efektifitas  pengolahan,  misalnya  dengan  menghitung  jumlah  total
mikroba, pengukuran respirasi, dan biomassa hidrokarbon. b.
Analisis  sampel  air  tanah  dari  sumur  pantau,  dimana  sampel  air tanah  diambil  dari  sumur  pantau  yang  dipasang  secara
respresentatif  di  daerah  hulu  dan  hilir  minimum  pada  saat  awal operasi, selama proses dan akhir oprasi.
c. Analisis sampel tanah
d. Analisis sampel air lindi yang dibuang ke lingkungan diperlakukan
sebagai  limbah  cair  mengacu  kepada  Keputusan  Kementrian Lingkungan Hidup nomor 42 tahun 1996, minimum 1 satu bulan
sekali. 5.
Kriteria Hasil Akhir Pengolahan
Hasil akhir dari proses pengolahan secara biologi harus memenuhi kriteria  seperti  yang  diatur  dalam  Keputusan  Kementrian  Lingkungan
Hidup  No.  42  tahun  1996  yang  menyatakan  bahwa  limbah  cair  yang dibuang ke lingkungan harus memenuhi persyaratan mengenai baku mutu
limbah cair yang telah ditetapkan dalam peraturan. 6.
Penanganan Bahan Hasil Limbah Pengolahan Setelah  proses  pengolahan  mencapai  ketentuan  kriteria  maka
terhadap bahan tersebut dapat dilakukan perlakuan dengan ketentuan : a.
Sebelum melakukan kegiatan pengelolaan terhadap bahan hasil olahan pasca  operasi,  maka  pengelola  melaporkan  rencana  kegiatan  tersebut
ke KLH. b.
Hasil  olahan  ditimbun  ke  landfill  jika  hasil  analisis  tidak  memenuhi baku  mutu  yang  dipersyaratkan  sesuai  dengan  hasil  analisis  sludge
minyak bumi
yang mengacu
pada keputusan
Nomor 04Bapedal091995.
c. Hasil  olahan  dapat  ditempatkan  ke  lokasi  dimana  proses  pengolahan
biologi  sebelumnya  berlangsung  jika  hasil  analisis  telah  memenuhi baku  mutu  yang  dipersyaratkan,  serta  hasil  olahan  dapat  ditempatkan
ditempat  lain  yang  masih  berada  di  sekitar  area  internal  penghasil limbah  jika  hasil  analisis  telah  memenuhi  baku  mutu  yang
dipersyaratkan.
Tujuan  ditetapkannya  Keputusan  Menteri  Lingkungan  Hidup  ini dalam  hal  pelaksanaan  bioremediasi  adalah  bahwa  untuk  mewujudkan
terlaksananya pengelolaan limbah dan pemulihan lingkungan akibat kegiatan usaha  minyak  dan  gas  bumi  atau  kegiatan  lain  yang  berhubungan  dengan
pengelolaan  limbah  minyak  bumi  yang  efektif  dan  efisien  sesuai  dengan peraturan perundangan yang berlaku dan untuk memberikan acuan dan arahan
bagi  kegiatan  usaha  minyak  dan  gas  bumi  atau  kegiatan  lain  yang berhubungan  dengan  pengolahan  limbah  minyak  bumi  dalam  mengurangi
konsentrasi residu minyak atau menghilangkan sifat bahaya dan beracun agar tidak  membahayakan  kesehatan  manusia  dan  untuk  menanggulangi
pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup. Mengenai  perizinan  pengelolaan  limbah  Keputusan  Menteri  Negara
Lingkungan  Hidup  ini  mengatur  dalam  Pasal  3  bahwa  ketentuan  perizinan pengelolaan  limbah  bahan  minyak  bumi  dan  tanah  terkontaminasi  oleh
minyak  bumi  secara  biologis  mengacu  kepada  Peraturan  Pemerintah  Nomor 18  Tahun  1999  tentang  Pengolahan  Limbah  Bahan  Berbahaya  dan  Beracun
dengan  hasil  analisis  terhadap  proses  pengolahan  biologis  dan  pemantauan terhadap  bahan  hasil  pengolahan  dilaporkan  kepada  Menteri  Negara
Lingkungan Hidup dengan tembusan kepada instansi yang bertanggungjawab di bidang lingkungan hidup Propinsi, KabupatenKota atau instansi lain yang
terkait minimum 6 enam bulan sekali. Pelaporan yang dimaksud mencakup jumlah,  jenis  dan  karakteristik  limbah  yang  diolah,  hasil  analisis  dari
pemantauan  limbah  yang  diolah  dan  air  tanah  serta  data  analisis  dari pemantauan terhadap hasil olahan setelah proses pengolahan biologis.
Semenjak  ditetapkannya  Keputusan  Menteri  Negara  ini  pada  tahun 2003  maka  apabila  saat  diberlakukannya  keputusan  ini  telah  dilakukan
pengolahan  limbah  minyak  dan  tanah  terkontaminasi  secara  biologis  yang tidak  memenuhi  persyaratan  sebagaimana  dimaksud  dalam  keputusan  ini,
maka  pelaksana  berkewajiban  menyesuaikan  pengelolaannya  dengan keputusan ini selambat-lambatnya dalam waktu 1 satu tahun terhitung sejak
diterbitkannya keputusan ini yang telah diatur dalam Pasal 5.
54
BAB IV
ANALISIS YURIDIS PELAKSANAAN BIOREMEDIASI DALAM
KEGIATAN HULU MINYAK BUMI DI INDONESIA
A. Mekanisme Tata Pelaksanaan Bioremediasi dalam Kegiatan Hulu