2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : a
Diharapkan penelitian penulis dapat bermanfaat untuk masyarakat terkait dengan pengetahuan masyarakat mengenai kegiatan Bioremediasi dalam
pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan di bidang eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi di Indonesia.
b Diharapkan penulis dapat menambah referansi bahan ajar serta dapat
bermanfaat untuk menambah wawasan para akademisi di UIN Syarif Hidayatullah pada khususnya dan para akademisi di Indonesia pada
umumnya. c
Diharapkan penulisan ini dapat menjadi tolak ukur perusahaan- perusahaan lain dalam melakukan kegiatan Bioremediasi di Indonesia
serta sebagai bahan kajian dalam rangka optimalisasi pencapaian pembangunan nasional.
E. Tinjauan review Kajian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan pada penelitian ini antara lain :
NO. NAMA
TAHUN Judul Skripsi
1. Dinda Nurasih Saragih 2010
Hukum yang
berlaku dalam
Universitas Indonesia. Fakultas Hukum
kontrak bagi
hasil dibidang
pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.
2 Margaretha Quina
Universitas Indonesia. Fakultas Hukum
2012 Pelanggaran Terhadap Hak Asasi
Manusia Atas Lingkungan Hidup Oleh Perusahaan Transnasional
Dalam Hukum Internasional
1.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian “Hukum yang berlaku dalam kontrak bagi hasil dibidang pertambangan minyak dan gas
bumi di Indonesia.” Lebih terfokus kepada kontrak bagi hasil dibidang
pertambangan minyan dan gas bumi di Indonesia. 2.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian “Pelanggaran Terhadap Hak Asasi Manusia Atas Lingkungan Hidup Oleh Perusahaan
Transnasional Dalam Hukum Internasional ” adalah pelanggaran atas
lingkungan hidup dilihat dalam Hukum Internasional.
Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian-penelitian sebelumnya yakni terletak pada objek dalam hal perjanjian hukum pertambangan yang
diteliti dan dasar hukum yang digunakan dalam penelitian.
F. Kerangka Teori dan Asas
1. Kerangka Teori
a. Teori Utilitarianisme
Aliran Utilitarianisme atau Utilisme adalah aliran yang meletakkan kemanfaatan sebagai tujuan hukum. Kemanfaatan disini
diartikan sebagai kebahagiaan happiness. Jadi, baik buruknya atau adil tidaknya suatu hukum, bergantung kepada apakah hukum itu
memberikan kebahagiaan kepada manusia atau tidak. Kebahagiaan itu selayaknya dapat dinikmati oleh setiap individu atau paling tidak dapat
dinikmati oleh sebanyak mungkin individu dalam masyarakat bangsa tersebut atau dikenal dengan the greatest happiness for the greatest
number of people. Selain itu tujuan hukum menurut aliran ini adalah untuk menciptakan ketertiban masyarakat. Hukum bukanlah semata-
mata pencerminan dari rasio semata-mata, tetapi hukum juga merupakan pencerminan perintah penguasa
9
. Jeremy Bentham berpendapat bahwa alam telah memberikan
kebahagiaan dan kesusahan dan manusia selalu berusaha untuk mendapatkan banyak kebahagiaan dan mengurangi kesusahan. Tugas
hukum adalah menjamin kebahagiaan kepada individu-individu. Namun demikian Bentham juga tidak menyangkal bahwa disamping
9
Darji Darmodiharjo dan Shidarta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h.lm 117.
kepentingan individu, kepentingan masyarakatpun harus diperhatikan dan agar tidak terjadi konflik maka kepentingan individu dalam
mengejar kebahagiaan sebesar-besarnya perlu dibatasi
10
. Prinsip-prinsip utilitarianisme juga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut
11
: 1.
Menentukan bagaimana suatu biaya dan manfaat akan dapat diukur dalam memilih satu langkah tindakan atas tindakan yang
lain. 2.
Menentukan informasi apa yang dibutuhkan untuk menentukan biaya dan manfaat sebagai alat perbandingan.
3. Mengidentifikasikan prosedur-prosedur dan kebijakan-kebijakan
yang akan digunakan untuk menjelaskan dan membenarkan analisis atas biaya dan manfaat.
4. Menetapkan asumsi ketika mendefinisikan dan membenarkan
analisis dan kesimpulan. 5.
Menentukan kewajiban moral terhadap para pemangku kepentingan stakehoulder setelah biaya dan manfaat diestimasi
untuk pengambilan strategi yang spesifik.
10
Ibid, hlm. 118.
11
Zaenal Asikin, Mengenal Filsafat Hukum, Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2014, hlm.120.
Teori nilai kebijakan publik menjelaskan bahwa pertukaran pandangan atau musyawarah mufakat di antara pemangku kepentingan
dapat menjadi dasar bagi pembuatan keputusan yang rasional. Pertukaran pandang dilandasi oleh sifat keterbukaan pemikiran,
kejujuran, kesediaan untuk mendengarkan kritik dan penghargaan atas pandangan-pandangan pihak yang berbeda menjadi dasar pengambilan
keputusan bersama. Menurut teori nilai kebijakan publik wakil-wakil dari pemangku kepentingan dalam proses legislasi harus mampu
mengatasi benturan
kepentingan dengan
cara menempatkan
kepentingan bersama diatas kepentingan konsituen mereka karena dalam pembangunan ekonomi nasional seringkali berbenturan dengan
hukum lingkungan dengan tidak diperhatikannya aspek lingkungan hidup.
b. Teori Efektifitas
Menurut Lawrence Friedman, unsur-unsur sistem hukum itu terdiri dari struktur hukum legal structure, substansi hukum legal
substance dan budaya hukum legal culture.
12
Struktur hukum meliputi badan eksekutif, legislatif dan yudikatif serta lembaga-lembaga terkait,
seperti Kejaksaan, Kepolisian, Pengadilan, Komisi Judisial, Komisi Pemberantasan Korupsi KPK dan lain-lain. Sedangkan substansi
hukum adalah mengenai norma, peraturan maupun undang-undang.
12
Lawre ce Fried a , American Law , Lo do : W.W. Norto Co pa y, 1 4 , h. 6.
Budaya hukum adalah meliputi pandangan, kebiasaan maupun perilaku dari masyarakat mengenai pemikiran nilai-nilai dan
pengharapan dari sistim hukum yang berlaku, dengan perkataan lain, budaya hukum itu adalah iklim dari pemikiran sosial tentang bagaimana
hukum itu diaplikasikan, dilanggar atau dilaksanakan.
2. Kerangka Asas
a. Asas Tanggung Jawab Negara
Bahwa negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan
mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi masa depan. Negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat dan negara berkewajiban untuk mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang
menimbulkan pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup.
b. Asas Kelestarian Dan Keberlanjutan
Setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi
dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan
hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya.
c. Asas Keselarasan
Asas keselarasan merupakan asas, di mana ketentuan undang-undang pokok pertambangan harus selaras atau sesuai atau seide dengan cita-
cita dasar Negara Republik Indonesia untuk menciptakan Indonesia berwawasan lingkungan dengan upaya pemanfaatan lingkungan hidup
dengan tetap memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan perlindungan serta pelestarian ekosistem.
d. Asas Kehati-hatian
Asas Kehati-hatian adalah bahwa ketidakpastian mengenai dampak suatu usaha danatau kegiatan karena keterbatasan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi bukan merupakan alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi atau menghindari ancaman terhadap
pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup. Kegiatan Bioremediasi merupakan salah satu langkah untuk menghindari dari
dampak buruk dari aktivitas eksplorasi migas.
e. Asas Manfaat
Asas manfaat adalah bahwa segala usaha danatau kegiatan pembangunan
yang dilaksanakan,
termasuk di
dalamnya pembangunan di sector MIGAS harus disesuaikan dengan potensi
sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras dengan
lingkungannya.
G. Kerangka Konseptual
1. Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi
polutan di lingkungan.
13
2. Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi adalah kegiatan usaha hulu yang
berintikan atau bertumpu pada kegiatan usaha Eksplorasi dan Eksploitasi. 3.
Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat,
termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan
hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi.
13
Brooker et al.. Biology. New York: McGraw-Hill, 2008
4. Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses penambangan.
5. Minyak dan Gas Bumi adalah Minyak Bumi dan Gas Bumi.
6. Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi
mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan.
7. Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan
Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana
pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang
mendukungnya. 8.
Kontrak Kerja Sama adalah Kontrak Bagi Hasil atau bentuk kontrak kerja sama lain dalam kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi yang lebih
menguntungkan Negara dan hasilnya dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
H. Metode Penelitian