UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.3 JUMLAH LIMFOSIT
Setelah penghitungan total leukosit penelitian dilanjutkan dengan menghitung kembali jumlah limfosit. Dari pengamatan didapatkan hasil dalam
bentuk persentase lalu dikalikan dengan jumlah total leukosit. Sehingga didapatkan data jumlah limfosit dalam bentuk rata-rata perkelompok sebagai
berikut: Tabel 4.2 Rata-rata Jumlah Limfosit.
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai limfosit mencit BalbC pada tabel diatas berada pada kisaran normal jumlah limfosit pada mencit BalbC. yaitu
3.300 - 14.250 per mm
3
research animal resources university of minnesota. Jumlah limfosit hari ke-7 dianalisa menggunakan SPSS 16. Analisa
dimulai dengan uji homogenitas. Uji ini untuk mengetahui uji yang sesuai dipakai untuk melihat kemaknaan antara kontrol dengan kelompok pemberian
dosis. Hasil uji homogenitas data hari ke-7 menunjukkan nilai
probabilitasnya lebih besar dari 0,05 p=0,449. Hal ini menunjukkan dari setiap kelompok uji memiliki varian yang sama, sehingga bisa dilakukan uji
ANOVA. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa nilai probabilitas data yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 p=0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna antara kelompok uji dengan kelompok kontrol. Kemudian untuk mengetahui kemaknaaan antar kelompok masing masing hasil
penelitian dianalisa menggunakan uji Turkey HSD. Hasil uji ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dengan
kelompok dosis renda p=0,043, kontrol dengan dosis sedang p=0,039, dan kontrol dengan dosis tinggi p=0,000.
Dosis Rata-rata jumlah total limfosit x 10
3
per mm
3
Hari ke-7 Hari ke-14
Hari ke-21
Kontrol 3,4 + 0,5
3,8 + 0,5 4,4 + 0,6
Dosis rendah
4,8 + 0,7 5,5 + 1,4
6,6 + 0,8
Dosis sedang 4,8 + 1,2
5,5 + 1,08 6,8 + 2,5
Dosis tinggi 6,2 + 1,1
7,0 + 1,2 8,5 + 4,3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.8 Grafik peningkatan jumlah hari ke-7 Pada uji homogenitas data hari ke-14 diperolah nilai probabilitas
data sebesar 0,935, sehingga bisa dilakukan Uji ANOVA. Setelah dilakukan uji ANOVA didapatkan hasil nilai probabilitas datanya lebih kecil dari 0,05
p=0,003. Hasil ini menunujukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok dosis. Kemudian uji dilanjutkan
dengan uji Turkey HSD untuk mengetahui tingkat kemaknaan antar kelompoknya. Hasil analisis Turkey HSD yang diperoleh menunjukkan bahwa
kelompok kontrol berbeda secara bermakna dengan kelompok dosis tinggi p=0,001.
Gambar 4.9 Grafik peningkatan jumlah limfosit hari ke-14
3416,4 4827,6
4894,9 6256,7
0,0 1000,0
2000,0 3000,0
4000,0 5000,0
6000,0 7000,0
hari ke 7 p
e r
m m
3
perbandingan antar kelompok dosis limfosit kontrol
dosis rendah dosis sedang
dosis tinggi
3807 5542
5526 7114
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
hari ke 14 p
e r
m m
3
perbandingan antar kelompok dosis limfosit kontrol
dosis rendah dosis sedang
dosis tinggi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil uji homogenitas data hari ke-21 menunjukkan bahwa nilai homogenitas datanya dibawah 0,05 p=0,039, hal ini menunjukkan bahwa
hasil pengamatan hari ke-21 tidak dapat diuji menggunakan Uji ANOVA, alternatif uji yang digunakan untuk mengetahui kemaknaan suatu analis setelah
Uji ANOVA adalah uji Krusskal Wallis. Hasil uji kruskal wallis menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 p=0,063. Data hasil uji
ANOVA dan Kruskal Wallis tidak menunjukkan hasil yang signifikan untuk pengamatan hari ke-21, namun jika diamati hasil grafiknya hasil uji hari ke-21
memiliki grafik yang meningkat.
Gambar 4.10 Grafik peningkatan jumlah limfosit hari ke-21
Perbandingan rata-rata peningkatan limfosit tiap kelompok hari ke- 7, hari ke-14 dan hari ke-21 diuji menggunakan ANOVA menunujukan hasil
yang signifikan p=0,011. Dari beberapa dosis yang diberikan ke mencit BalbC, dosis tinggi 5mgg BB mencit memberikan efek yang paling
signifikan p=0,007. Peningkatan efek imunostimulan tersebut berbanding lurus dengan besar dosis yang diberikan.
Limfosit adalah sel yang menghasilkan antibodi terhadap berbagai benda atau senyawa asing Sadikin, 2002. Sel-sel limfosit ini mempunyai
peran yang sangat penting dalam mekanisme pertahanan atau imunitas spesifik.
4119,96 6641,44
6879,52 8588,16
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000 10000
hari ke 21 p
e r
m m
3
perbandingan antar kelompok dosis limfosit kontrol
dosis rendah dosis sedang
dosis tinggi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sel limfosit tubuh terdiri dari tiga macam sel yaitu: natural killer cell, limfosit T, dan limfosit B lichman, et al. 2007. Sel-sel ini dihasilkan di sumsum
tulang, namun tempat pematangan selnya berbeda. Limfosit T dimatangakan di timus setelah keluar dari sumsum tulang. Sel ini akan bekerja secara selular
dan akan menyerang antigen yang ada di sel. Berdasarkan fungsinya limfosit T dibedakan menjadi 3 macam : sel T helper,sel T killer, dan supresor sel T. Sel
B yang dimatangkan di susmsum tulang mempunyai fungsi imunitas secara humoral. Sel ini menghasilkan antibodi serta dapat menyimpan memori untuk
mengenali antigen yang pernah masuk dalam tubuh. Sedangkan sel natural killer memiliki sifat yang tidak spesifik, sel ini kan mendestruksi sel sel yang
terinfeksi. Pada penelitian ini polisakarida hasil ekstraksi Nigella sativa L.
dapat meningkatkan jumlah dari sel limfosit secara signifikan. Dari pemaparan sebelumnya peningkatan sel limfosit terlihat mulai dari pengamatan hari ke-7.
Hal ini menunjukan bahwa polisakarida hasil ekstraksi Nigella sativa L. sangat efektif dalam peningkatan imun spesifik. Pada pengamatan hari ke-14 jumlah
limfosit terus meningkat berbanding lurus dengan jumlah dosis yang diberikan. Sedangakan pada hari ke-21 jumlah limfosit terus meningkat namun secara
statistik nlainya tidak bermakna. Hal ini disebabkan karena jumlah limfosit pada beberapa individu mencit mulai mencapai jumlah maksimal nilai normal
limfosit, sedangkan limfosit memiliki rentang umur yang panjang yaitu berkisar antara 1 minggu hingga beberapa bulan Britanica, 2015. Nilai
limfosit terus berada pada kisaran normal karena jumlah limfosit dijaga kestabilanya oleh limfosit T supresor, jumlah limfosit akan terus pada kondisi
normal selama tidak ada paparan patogen.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4 JUMLAH MONOSIT