y r
+,
y tu
-- +
.
rt
Nigella sativa L. juga dilaporkan mengandung nigellone, Struktur dari konstituen terbesar yang terisolasi seperti yang terlihat pada gambar
struktur di bawah ini :
Gambar 2.2 Komponen terbesar Nigella sativa L. Paarrakh M, 2010.
2.1.5
Khasiat dan Kegunaan
Penelitian tentang manfaat Nigella sativa L. telah banyak dilakukan dan banyak juga yang telah dipublikasikan. Dari sekian jurnal yang telah
dipublikasikan membuktikan efek positif yang menunjukkan betapa besarnya potensi kegunaan dari Nigella sativa L.
Biji dari Nigella sativa L. yang telah dibuat bubuk yang diberikan ke beberapa volunter pada dosis 1 g dua kali sehari selama 4 minggu
memberikan efek peningkatan rasio dari sel T helper ke sel T supressor hingga 72 dan meningkatkan fungsi dan jumlah dari Sel T Killer Hussein
El- taher, et al 2006.
2.2. EKSTRAK
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati dan simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga
memenuhi baku yang ditentukan, Sedangkan ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
yang tidak dapat larut dengan pelarut cair Depkes RI, 2010. Senyawa aktif yang terdapat dalam simplisia dapat di golongkan dalam golongan minyak
asiri, alkaloid, flavanoid, dan lain-lain.
2.3. METODE EKSTRAKSI
Ekstraksi memiliki banyak metode tergantung pada sifat-sifat ekstrak yang akan diambil.
2.3.1 Ekstraksi Dengan Menggunakan Pelarut
1. Maserasi Maserasi adalah metode ekstraksi simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan.
2. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna exhause extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses biasanya terdiri dari tahapan pengembangan
bahan tahap maserasi antara tahap perkolasi sebenarnya, terus menerus hingga diperoleh ekstrak yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
3. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut dengan titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan
pengulangan proses pada residu pertama sampai 3 -5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
4. Sokhlet Sokhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstaksi kontinu. Dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik.
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
5. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur yang lebih tinggi
dari temperatur ruangan yaitu biasanya dilakukan pada temperatur 40– 50
C. 6. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur pemanas air bejana infus tercelup dalam bejana mendidih, temperatur terukur 96-
98
o
C selama waktu tertentu. Selama waktu tertentu 15-20 menit. 7. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama 30 menit dan temperatur sampai pada titik didih air.
2.3.2 Metode Ekstraksi Lainnya
Beberapa cara ekstraksi dengan menggunakan cara-cara yang telah dibahas di atas, ada juga ekstraksi yang lain sebagai cara penarik zat aktif
dari simplisianya, cara-cara yang digunakan diantaranya adalah: destilasi uap, ekstraksi energi listrik, ekstraksi ultrasonik,dan superkritikal
karbondioksida. Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap minyak
asiri dari bahan segar atau simplisianya dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air
dari ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi menjadi
destilat air bersama kandungan senyawa yang memisah sempurna atau memisah sebagian. Simplisia benar benar tidak larut dalam air namun benar-
benar dilalui uap air sehingga senyawa kandungan ikut terdestilasi Depkes RI, 2000.
Ekstraksi energi menggunakan medan listrik, ultrasonik dan superkritikal karbon dioksida memiliki tujuan untuk memberikan tekanan
dan peningkatan permeabilitas dinding sel dari simplisia sehingga sehingga zat aktif dari simplisia dapat di ambil.
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
2.4 IMUNOMODULATOR
Sistem imun dibagi atas dua jenis, yaitu sistem imun kongenital atau non spesifik dan sistem imun didapat atau adaptif atau spesifik. Mekanisme
pertahanan tubuh oleh sistem imun kongenital bersifat spontan, tidak spesifik, dan tidak berubah baik secara kualitas maupun kuantitas bahkan setelah
paparan berulang dengan patogen yang sama. Sedangkan sistem imun didapat muncul setelah proses mengenal oleh limfosit clonal selection, yang
tergantung pada paparan terhadap patogen sebelumnya. Adanya sistem imun kongenital memungkinkan respons imun dini untuk melindungi tubuh selama
4-5 hari, yang merupakan waktu yang diperlukan untuk mengaktifkan limfosit Bratawidjaja, 2002.
Imunomodulator adalah obat yang dapat mengembalikan dan memperbaiki sistem imun yang fungsinya terganggu atau untuk menekan yang
fungsinya berlebihan. Obat golongan imunomodulator bekerja menurut 3 cara, yaitu melalui:
• Imunorestorasi
Imunorestorasi adalah suatu cara mengembalikan fungsi sistim imun yang
terganggu dengan memberikan berbagai komponen sistim imun, seperti : imunoglobulin dalam bentuk immune serum globulin ISG,
hyperimmune serum globulin HSG, plasma, transplantasi sumsum tulang, jaringan hati, timus, plasmaferesis, dan leukoferesis Djajakusumah, 2010.
• Imunostimulasi
Imunostimulasi adalah cara memperbaiki fungsi sistim imun dengan menggunakan bahan yang merangsang sistim tersebut. Bahan yang
termasuk imunostimulator itu dapat dibagi sebagai berikut : 1. Biologik, seperti hormon timus, limfokin, interferon, antibodi
monoklonal, transfer factorekstrak leukosit, sel LAK, bahan biologik asal bakteri dan asal jamur.
2. Sintetik seperti levamisol, isoprinosin, muramil dipeptid MDP, biological respons modifier BRM, hidroksiklorokuin, arginin,
antioksidan dan bahan-bahan lain seperti bahan yang masih dalam
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
percobaan klinik antara lain azimekson, siamekson, bestati, tuftsin, maleic anhydride,divynil ether copolymer, dan 6-phenyl-pyrimidinole
Djajakusumah, 2010. •
Imunosupresi Merupakan suatu tindakan untuk menekan respons imun.
Kegunaannyadi klinik terutama pada transplantasi untuk mencegah reaksi penolakan dan pada berbagai penyakit inflamasi yang menimbulkan
kerusakan atau gejala sistemik, seperti autoimun atau auto-inflamasi Bratawidjaja, 2002.
Imunorestorasi dan imunostimulasi disebut imunopotensiasi atau up regulation, sedangkan imunosupresi disebut down regulation Bratawidjaja,
2002.
2.5 LEUKOSIT.