Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

2 bukan saja menyebabkan tidak efektifnya pendapatan, tetapi lebih dari itu akan menyebabkan kerugian bank karena tidak terbayarnya kembali dana bank yang ditanamkan dalam pembiayaan itu. 4 Dalam rangka meningkatkan efektivitas bisnisnya, lembaga keuangan syari’ah biasanya memiliki beragam jenis pembiayaan yang salah satunya adalah pembiayaan murabahah. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu. Pada perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok, dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah keuntungan atau di-mark-up. Dengan kata lain, penjualan barang kepada nasabah dilakukan atas dasar cost-plusprofit. 5 Menurut Muhammad, murabahah adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah di mana bank syari’ah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin atau keuntungan yang telah disepakati bersama antara bank syari’ah dan nasabah. 6 Dengan demikian, pembiayaan murabahah merupakan suatu pembiayaan yang diberikan kepada nasabah untuk 4 Nasruddin, “Pembiayaan Efektif Untuk Meningkatkan Likuiditas dan Profitabilitas Bank”, artikel diakses pada tanggal 15 April 2009 dari www.wikipedia.com 5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah; Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonosia, 2004, Cet. ke-2, h. 62 6 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah, Yogyakarta: Ekonosia, 2005, Cet. ke-2, h. 201 3 membeli barang yang diperlukan dengan perjanjian bahwa nasabah akan memberikan keuntungan kepada pihak-pihak yang telah memberikan pembiayaan. Dalam hal ini, pihak-pihak yang telah memberikan pembiayaan seperti bank-bank syari’ah atau lembaga-lembaga keuangan mikro syari’ah lainnya seperti BMT. Salah satu lembaga keuangan syari’ah yang biasa mendistribusikan pembiayaan murabahah adalah BMT. Fakta BMT yang paling menonjol adalah keberhasilannya dalam penyaluran dana berupa pembiayaan yang diberikan kepada anggota atau nasabah. BMT berhasil menjangkau pihak-pihak yang selama ini tidak memiliki akses permodalan oleh perbankan. Sebagai contoh, pembiayaan yang hanya bernilai ratusan ribu rupiah, dapat dilayani secara profesional oleh BMT. 7 Sekalipun nominalnya kecil, pembiayaan tersebut terbukti sangat membantu para anggota atau nasabah untuk mengembangkan usahanya. Setidaknya BMT membantu mereka untuk dapat mempertahankan penghasilan dari usahanya. Pembiayaan yang diberikan dalam konteks kebutuhan konsumsi pun terbukti mampu melindungi para anggota atau nasabah BMT dari jeratan rentenir. Sejak awal berdirinya, BMT-BMT dirancang sebagai lembaga ekonomi. Dapat dikatakan bahwa BMT merupakan suatu lembaga ekonomi rakyat yang secara konsepsi dan secara nyata memang lebih fokus kepada masyarakat bawah 7 Awalil Rizky, BMT; Fakta dan Prospek Baitul Maal Wa Tamwil, Yogyakarta: UCY Press, 2007, Cet. ke-1, h. 9 4 yang miskin dan nyaris miskin. BMT-BMT berupaya membantu mengembangkan usaha mikro dan usaha kecil, terutama bantuan permodalan. Untuk melancarkan usaha membantu permodalan tersebut, yang biasa dikenal dalam istilah pembiayaan dalam khazanah keuangan modern, maka BMT juga berupaya menghimpun dana, terutama sekali yang berasal dari masyarakat lokal di sekitarnya. Dengan kata lain, BMT pada prinsipnya berupaya mengorganisasi usaha saling tolong menolong antar warga masyarakat suatu komunitas dalam masalah ekonomi yang sudah barang tentu dimediasi oleh BMT. Namun tidak semua BMT dapat memberikan pembiayaan kepada sektor usaha kecil dan mikro. Banyak di antara para BMT yang mengalami kesulitan dalam hal pemberian pembiayaan. Untuk mengatasi hal tersebut terkadang BMT mengambil alternatif pendanaan yang penuh resiko. Bahkan menyerempat di wilayah “abu-abu” prinsip pengelolaan keuangan syari’ah. Ironisnya, justru terjadi pengendapan dana lebih dari 300 triliun rupiah dalam bentuk SBI dan belum lagi dalam bentuk lainnya yang kita ketahui bersama bahwa dana-dana tersebut diragukan produktifitasnya. 8 Memang banyak cara yang bisa dilakukan BMT untuk mengatasi masalah likuiditas tersebut. Namun sebagian besar pelaku BMT tetap menginginkan sebuah skema yang mudah serta murah dalam memperoleh pendanaan dan tentu saja dengan tetap memperhatikan keamanan serta ketentuan-ketentuan syari’ah. 8 PT Permodalan BMT Ventura, 101 Things About Us, Jakarta: PT Permodalan BMT Ventura, 2009, h. 6 5 Oleh sebab itu sebagai ikhtiar untuk turut serta dalam meringankan serta mengatasi persoalan permodalan di sektor usaha mikro dan kecil sekaligus secara stimultan mengatasi kesulitan likuiditas pada BMT, maka BMT Berkah Madani dianggap cukup berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan nasabahnya.. Seperti halnya BMT-BMT lain, BMT Berkah Madani juga memiliki beragam jenis pembiayaan. Salah satu jenis pembiayaan yang disalurkan pihak BMT Berkah Madani dalam upaya meningkatkan pendapatan nasabah adalah jenis pembiayaan murabahah. Pembiayaan murabahah pada BMT Berkah Madani diberikan secara langsung kepada nasabah dengan persyaratan yang cukup ringan. Hal ini disebabkan nasabah BMT Berkah Madani merupakan kategori nasabah yang tergolong mikro dan kecil. Oleh sebab itu, BMT Berkah Madani bertekad meningkatkan capaiannya dalam mendukung usaha mikro dan kecil. Dalam mewujudkan tekad tersebut, maka peranan investor baik dari perorangan, institusi nasional atau internasional, swasta dan pemerintah yang telah mempercayakan dananya untuk dikelola oleh BMT Berkah Madani menjadi penting. Kepercayaan itu akan dijaga dengan berupaya menjalankan bisnis sesuai dengan tata kelola syari’ah, transparan, aman, kompetitif, menguntungkan dan profesional. Berangkat dari ilustrasi di atas, maka penulis merasa tertarik untuk menuangkan sebuah obsesi yang terdapat dalam diri penulis yang kemudian diwujudkan dalam bentuk skripsi yang diberi judul : “PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PENINGKATAN 6 PENDAPATAN NASABAH BMT BERKAH MADANI”. Tema ini menarik untuk dikaji, karena implikasinya sangat luas sehingga dapat menjadi bahan perbandingan bagi institusi perbankan dalam rangka memberikan pembiayaan bagi usaha kecil dan mikro.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membatasi ruang lingkup pembahasan yaitu sejauh mana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap peningkatan pendapatan nasabah. Dari pembahasan masalah di atas, maka secara spesifik perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat pendapatan nasabah sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan murabahah ? 2. Bagaimana perubahan pendapatan nasabah sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan murabahah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sejalan dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, maka penelitian skripsi ini memiliki beberapa tujuan di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perubahan pendapatan nasabah sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan murabahah. 7 2. Mengetahui perubahan pendapatan nasabah sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan murabahah. Adapun manfaat dari penelitian skripsi ini ini di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Manfaat akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan pelajar dan mahasiswa serta untuk menambah dan memperkaya bahan kajian dan pustaka. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menggambarkan penerapan efektivitas pembiayaan murabahah pada BMT Berkah Madani, sedang bagi penulis sendiri dan masyarakat adalah sebagai pengetahuan tentang sebuah BMT berikut aktivitasnya.

D. Studi Review Terdahulu

Sebelumnya ada beberapa penelitian skripsi yang dapat dijadikan bahan rujukkan diantaranya mengangkat tema mengenai al-Qardhul Hasan. Salah satu di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rini Yulianti. 9 Dalam penelitiannya, ia menekankan keefektifan pinjaman al-qardhul hasan yang diberikan BMT kepada nasabah yang membutuhkan modal usaha untuk 9 Rini Yulianti, “Efektivitas Pemanfaatan Al-Qardhul Hasan Bagi Pedagang Kecil; Studi Pada BMT Husnayain Jakarta Timur”, Skripsi S1 Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 7 – 8