Hipotesa Sejarah Singkat BMT Berkah Madani

28 cara melukiskan keadaan obyek atau persoalan yang tidak dimaksudkan untuk mengambil atau menarik kesimpulan yang berlaku umum. 3 Oleh sebab itu, pembahasan hasil penelitian ini mengupayakan beberapa hal seperti mencari informasi faktual yang mendetail dalam menjelaskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah-masalah atau mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung, membuat konfirmasi dan evaluasi serta mengetahui apa yang telah dikerjakan orang lain mengenai masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan. 4

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas : a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara dan questioner dengan karyawan dan nasabah BMT Berkah Madani Depok. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data-data kualitatif yang dikeluarkan oleh BMT Berkah Madani Depok yang akan diolah menjada data kuantitatif. 3 Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: BPFE – UII, 2001, h. 8 4 Penelitian deskriptif memiliki pengertian yang sangat luas dan mencakup segala macam bentuk penelitian kecuali penelitian historis serta eksperimental dan penelitian deskriptif dalam arti luas biasanya diidentikan dengan penelitian survey. Lihat Mastuhu, et.al., Manajemen Penelitian Agama ; Perspektif Teoritis dan Praktis, Jakarta: INIS, 2000, h. 209 29 Selain itu data sekunder juga didapat dari buku-buku referensi yang terkait dengan penelitian penulis diantaranya : Suhartono Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya, Faisal Sanapsiah, Format-Format Penelitian Sosial, Bandung: Rajawali Press.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruh unit analisis yaitu obyek yang akan diteliti. 5 Sedangkan sampel adalah bagian dari kumpulan obyek penelitian yang dipelajari dan diamati. 6 Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah BMT Berkah Madani yang berjumlah 15 orang. 7 Dari populasi yang diteliti ada 15 orang responden, yang mayoritas responden bertempat tinggal di daerah depok sekitar kantor BMT Berkah Madani, dari 15 responden yang teliti mayoritas responden berjenis kelamin laki laki 11 orang dan 4 orang responden perempuan. Dengan tingkat pendidikan responden adalah SMA dengan jumlah 8 orang responden kemudian 3 orang responden bertingkat sekolah dasar, yang selanjutnya diikuti oleh sarjana dan strata diploma.

3. Teknik Pengambilan Data

Untuk kepentingan penelitian, pengambilan data dapat dilakukan melalui : 5 Irawan Suhartono, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, h. 35 6 Sanapsiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Bandung: Rajawali Press, 1992, h. 86 7 Data diperoleh dari BMT Berkah Madani yaitu nasabah yang diberikan pembiayaan murabahah oleh BMT yang bersangkutan. 30 Kuisioner. Kuisioner ini merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam bentuk daftar pertanyaan terstruktur agar responden dapat memberikan jawaban lebih bebas dengan menggunakan istilah mereka sendiri dan menulis ulasan-ulasan yang dianggap penting pada ruang yang telah disediakan. Pertanyaan-pertanyaan pada questioner sebagian bersifat tertutup dimana pilihan atau alternatif jawaban tersedia dan sebagian lagi bersifat terbuka untuk menggali informasi yang mungkin muncul di luar pertanyaan yang tersedia. Kuisioner ini akan diberikan pada seluruh responden yang telah ditentukan sebagai sampel penelitin. Kuesioner adalah mengumpulkan data primer mengenai persepsi para responden mengenai metode pelatihan dan pengembangan yang telah dilaksanakan oleh bank syariah tempat penelitian dilaksanakan. Jenis pertanyaan dalam kuesioner ini merupakan pertanyaan tertutup karena responden hanya memilih satu jawaban dari beberapa pertanyaan yang telah ditentukan.

4. Teknik Analisis Data

Data yang disajikan dalam penelitian ini meruipakan hasil survei questioner dan wawancara untuk kemudian kuantifisir dengan menggunakan angka dan alat hitung dari sejumlah model deskriptif yang biasa digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh pembiayaan murabahah. Penelitian 31 deskriptif menurut Sugiyono 8 diasumsikan sebagai penelitian yang ditujukkan untuk tidak mengambil kesimpulan ataupun peramalan mengenai keseluruhan data induk. Untuk itu, alat ukur statistik yang menjadi pilihan penulis dalam penelitian ini adalah statistik non parametrik. Dalam analisa data penelitian ini, penulis menggunakan pengujian H o hubungan nol, dimana : H = Tidak ada pengaruh antar variable-variabel yang ada H 1 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara variable-variabel yang ada Adapun untuk pengujian H o hubungan nol, penulis menggunakan uji statistik r s rangkaian spearman, 9 yaitu : 1 6 1 2 2 − Σ − = n n di r s dimana : r s = Rank spearman di = Beda selisih setiap pasang rank n = Jumlah pasangan rank Apabila terdapat nilai pengamatan yang sama, statistic r s dihitung dengan rumus : 10 8 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alvabet, 2002, h. 14 9 Korelasi rangking spearman merupakan statistik yang paling awal dikembangkan dan mungkin yang paling dikenal dengan baik. Kadang-kadang statistic ini disebut rho, merupakan kolerasi yang menuntut kedua variable pengamatan sekurang-kurangnya diukur dalam skala ordinal, sehingga obyek-obyek individu-individu yang diamati dapat dirangking dalam dua rangkaian berurut. Lihat Wijaya, Statistik Non Parametrik, Bandung: Alvabeta, 2003, Cet. ke-3, h. 95 10 Wijaya, Statistik Non Parametrik, h. 95 32 2 2 2 2 2 2 Y X di Y X r s Σ Σ Σ − Σ + Σ = dimana : Tx N N x Σ − − = Σ 12 3 2 12 3 t t Tx − Σ = Σ Ty N N y Σ − = Σ 12 3 2 12 2 t t Ty − Σ = Σ Uji signifikansi r s , dilakukan dengan statistik t , yaitu : 2 1 2 s s r n r t − − = , 11 dan kaidah pengujian: tolah H jika t - atau t , dengan taraf nyata α = 0,05. 2 2 − k a t 2 2 − k a t

5. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan sekitar wilayah kelapa dua depok yang merupakan nasabah BMT Berkah Madani yang beralamat Jalan Margonda Raya No. 25 Depok Telp. 021 7887293.

C. Sejarah Singkat BMT Berkah Madani

BMT Berkah Madani berbadan hukum koperasi jasa keuangan syariah yang disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil 11 Anton Dajan, Pengantar Metode Statistik, Jakarta: LP3ES, 1986, Cet. ke-11, h. 352 33 Menengah No. 486BHMENEG.IV2006. Operasional BMT Berkah Madani dimulai tepat pada tanggal 10 Pebruari 2005 yang bertepatan dengan 1 Muharram 1426 H dengan aset awal Rp. 38.000.000. 12 BMT Berkah Madani berlokasi di Jalan Akses UI No. 44 Kelapa Dua Depok.

D. Visi dan Misi BMT Berkah Madani

Visi yang ingin diwujudkan oleh BMT Berkah Madani adalah menjadi lembaga keuangan syariah yang terbaik dan terdepan secara nasional dalam rangka memberikan solusi yang bermakna bagi kaum dhuafa, pengusaha mikro dan kecil secara berkala dan berkelanjutan dengan berlandaskan pada prinsip fathanah, amanah, shiddiq dan tabligh. Sedangkan misi yang diemban oleh BMT Berkah Madani di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan akses permodalan bagi masyarakat kecil baik finansial maupun non finansial. 2. Membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas masyarakat kecil demi kesejahteraan dan keadilan ekonomi. 3. Menjadi BMT yang tumbuh secara berkelanjutan seiring dengan pertumbuhan usaha nasabahnya. 4. Memberikan keuntungan maksimal secara terus menerus kepada shareholder melalui pelayanan terbaik kepada shareholder. 13 12 “Berangkat dari nol, asset BMT Berkah Madani Melonjak Tajam”, artikel diakses pada tanggal 19 September 2009 melalui www.republika.co.id . 13 Brosur BMT Berkah Madani Tahun 2009 34

E. Prinsip Operasional BMT Berkah Madani

Sebagai lembaga non bank, BMT Berkah Madani melakukan kegiatan operasionalnya secara konsisten dengan mengacu kepada ketetapan-ketetapan syar’i sebagaimana terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW secara ijma’ dan fatwa ulama. Sedangkan dalam menjalankan usahanya, BMT Berkah Madani menerapkan prinsip-prinsip syariah yang antara lain adalah sebagai berikut : 1. Mudharabah, yaitu prinsip kerja sama antara kedua belah pihak, dimana pihak pertama BMT Berkah Madani menyediakan dana penuh 100 sebagai modal, sedang pihak kedua menjadi pengelola usahanya. Kerugian ditanggung oleh pihak BMT Berkah Madani selama kerugian itu bukan akibat dari pihak pengelola dan keuntungan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan. 2. Musyarakah, yaitu prinsip kerja sama antara kedua belah pihak untuk usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama. 3. Murabahah, yaitu prinsip jual beli antara penjual dan pembeli dengan harga asal yang diketahui bersama, kemudian ditambahkan keuntungan tertentu untuk si penjual sesuai dengan kesepakatan. 4. Ba’i al-Istishna, yaitu prinsip kontrak jual beli antara pembuat barang dan pembeli. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli dengan harga dan cara pembayarannya telah disepakati bersama.