20 Dengan demikian investor menganggap bahwa perusahaan besar memiliki
risiko lebih kecil karena dianggap memiliki akses ke pasar modal yang lebih baik dibandingkan perusahaan kecil. Jogiyanto 2000:80 menyatakan bahwa
mengetahui nilai pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang murah , tepat nilainya atau yang
mahal. Nilai pasar yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga murah undervalued, karena
investor membayar saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar. Dan sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya
menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang mahal overvalued.
Market Value juga dapat diartikan sebagai rata-rata nilai keseluruhan suatu
perusahaan i selama tahun ke-t. Konsep perhitungan market value adalah dengan mengalikan rata-rata harga saham selama tahun t dengan jumlah saham beredar
pada saham perusahaan i per akhir tahun ke-t. Perhitungan market value dapat diformulasikan sebagai berikut:
�� = � −
× �
Sumber: Atkins dan Dyl 1997
Di mana: MV
it
= rata-rata market value saham perusahaan i selama tahun t
2.1.7 Variance Return
Hanya menghitung return saja untuk sebuah investasi tidaklah cukup, risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan Jogiyanto, 2000. Risiko adalah
suatu ketidakpastian. Pemodal dalam berinvestasi akan mendapatkan return di masa datang dengan nilai return yang belum diketahui Fahmi, 2006. Dalam
pengertian investasi , risiko selalu dikaitkan dengan tingkat variabilitas return yang dapat diperoleh dari surat berharga Ahmad, 1996. Dengan kata lain risiko
Universitas Sumatera Utara
21 dalam investasi dapat didefenisikan sebagai variablitias return realisasi terhadap
return yang diharapkan Fahmi, 2006. Variance return
merupakan proksi dari tingkat risiko yang diakibatkan oleh fluktuasi harga saham. Dalam konteks manajemen investasi, risiko
merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan expected return dengan tingkat pengembalian aktual actual return Halim,
2005. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. Alat statistik yang digunakan untuk mengukur penyebaran tersebut adalah
varians .
Menurut Halim 2005:42, apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko maka risiko data dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Investor yang menyukai risiko risk seeker
Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang
berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih tinggi, karena mereka tahu bahwa hubungan tingkat
pengembalian dan risiko adalah positif.
b. Investor yang netral terhadap risiko risk neutral
Merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor dalam jenis ini
biasanya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
c. Investor yang tidak menyukai risiko risk averter
Investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang lebih
rendah. Biasanya investor jenis ini cenderung mempertimbangkan keputusan investasinya secara matang dan terencana
Ketiga preferensi investor terhadap risiko dapat juga disajikan pada
Gambar 2.2
Universitas Sumatera Utara
22
Sumber : Halim 2005
Gambar 2.2 Preferensi Investor Terhadap Risiko
Dari Gambar 2.2 tersebut tampak bahwa bagi invetor yang menyukai risiko, perubahan tingkat pengembalian dari A
1
ke A
2
lebih kecil dari perubahan risiko dari β
1
ke β
2
. Sebaliknya bagi investor yang tidak menyukai risiko, perubaham tingkat pengembalian dari C
1
ke C
2
lebih besar dari perubahan risiko dari β
1
ke β
2
. Sedangkan bagi investor yang netral terhadap risiko, perubahan tingkat pengembalian dari β
1
ke β
2
sama dengan perubahan risiko dari β
1
ke β
2
. Selain itu dalam konteks portofolio, terdapat juga risiko sistematis
systematic risk dan risiko tidak sistematis unsystematic risk. Dimana risiko sistematis merpakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan sedangkan risiko tidak sistemats
merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.
Universitas Sumatera Utara
23 Dalam mengukur risiko perusahaan yang diproksikan dengan nilai varian
dari return, maka terlebih dahulu dicari rata-rata return harian tiap sekuritas menggunakan metode rata-rata arimatika, yang dapat diformulasikan sebagai
berikut: � =
� −�
−�
�
−�
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.1
Sumber : Ahmad 1996
Di mana: R
it
= rata-rata dari return harian saham i selama tahun ke-t P
= harga saham penutupan hari ke-t P
t-1
= harga saham penutupan hari ke t-1 Setelah diperoleh rata-rata return saham harian, maka dapat dicari variance
return . Konsep perhitungan variance return dapat diformulasikan sebagai berikut:
� =
∑ �
��
−Ε �
� �
�=
�
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2
Sumber : Halim 2005
Di mana : � = varians dari investasi pada saham I variance return
Rit = tingkat pengembalian dari investasi pada saham i pada tahun t
ERi = ER dari investasi saham i N
= periode pengamatan
2.2. Penelitian Terdahulu