Hasil Uji Multikolinieritas Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Heterokedastisitas Hasil Uji Autokorelasi

55 Kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk: LnYit = � + � �� + � �� + � �� + µ Transformasi model dilakukan ke dalam bentuk natural logarithm untuk mengurangi efek skewness yang tajam pada data mentah sehingga nilai dari masing-masing variabel menjadi normal. Secara rinci hasil output yang diperoleh dari hasil estimasi dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.3 Koefisien Variabel Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C - 3.490013 0.457275 -7.632200 0.0000 SPREAD? 0.223157 0.182500 1.222783 0.2381 MV? 0.633251 0.446744 1.417483 0.1744 VR? - 0.382905 0.053069 -7.215280 0.0000 Sumber: eviews 7 setelah diolah

4.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

4.4.1 Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolineritas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyi korelasi antar variabel bebas Independent variable. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang tinggi , umumnya diatas 0.90 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Hasil estimasi menunjukkan nilai R- squared yang tidak terlalu tinggi sebesar 0.651493 selain itu nilai t-statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 5 dan semua variabel memiliki arah sesuai dengan teori. Hasil dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam estimasi persamaan tersebut tidak terdapat multikolinieritas. Universitas Sumatera Utara 56

4.4.2 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji normal atau tidaknya faktor peganggu. Hasil uji nomalitas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.4 Uji Normalitas Holding Period Bid-Ask Spread Market Value Variance Return Jarque-Bera 0.353235 1.201563 2.036564 3.181335 Probability 0.838100 0.548383 0.361215 0.203790 Sumber : Eviews 7 setelah diolah Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan , diperoleh nilai probability variabel holding period sebesar 0.838100, nilai probability variabel bid-ask spread sebesar 0.548383, nilai probability variabel market value sebesar 0.361215 dan nilai probability variabel variance return sebesar 0.203790 , dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesemua variabel memiliki nilai probability 0.05, artinya data berdistribusi normal.

4.4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas

Dalam penelitian ini estimasi yang dilakukan pada model persamaan menggunakan metode Coeficient Covariance Method - White Cross Section, sehingga hasil yang diperoleh terbebas dari heterokedastisitas.

4.4.4 Hasil Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan peganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Hipotesis pengambilan keputusan untuk menguji autokorelasi yang terdapat dalam model persamaan dapat dilihat sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 57 H : Tidak terdapat Autokorelasi H 1 : Terdapat Autokorelasi Pengambilan keputusan uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.5 Pengambilan Keputusan Aurokorelasi Nilai DW hasil estimasi model regresi Kesimpulan 4 – � � DW 4 Tolak H 1 tidak terdapat autokorelasi 4 – � � DW 4 – � � Tidak ada kesimpulan 2 DW 4 – � � Terima H � � DW 2 Terima H � � DW � � Tidak ada kesimpulan 0 DW � � Terima H 1 Terdapat autokorelasi Hasil estimasi yang diperoleh menunjukan nilai DW sebesar 2.920307, dimana k = 3, n = 30 maka DW L = 1.21 dan DW U = 1.65 maka pengambilan keputusan autokorelasi dapat dijelaskan dengan tabel pengujian autokorelasi sebagai berikut: Gambar 4.1 Pengambilan keputusan Autokorelasi Universitas Sumatera Utara 58 Dari tabel pengujian autokorelasi diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Durbin Watson terletak pada 4 – 1.21 2.920307 4 sehingga H1 ditolak dan H0 diterima yang artinya dalam persamaan regresi ini tidak terdapat autokorelasi.

4.5 Hasil Model Estimasi