35 kinerja perusahaan tercatat volume transaksi selama periode 2009 sampai 2011.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
untuk mendapatkan sampel yang representatif dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
2. Perusahaan yang secara konsisten aktif selama periode 2009 sampai 2011
di Bursa Efek Jakarta. 3.
Perusahaan yang memenuhi indikator variabel dependen dan independen selama periode 2009 sampai 2011.
Dari populasi tersebut terdapat 10 perusahaan yang memenuhi kriteria - kriteria yang telah ditentukan. Daftar perusahaan yang memenuhi kriteria -kriteria
tersebut dalam dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan
NO PERUSAHAAN
KODE
1 Adaro Energy Tbk.
ADRO 2
Aneka Tambang Persero Tbk. ANTM
3 ATPK Resources Tbk.
ATPK 4
Bumi Resources Tbk. BUMI
5 Exploitasi Energi Indonesia Tbk.
CNKO 6
Citatah Industri Marmer Tbk. CTTH
7 Darma Henwa Tbk.
DEWA 8
Elnusa Tbk. ELSA
9 Energi Mega Persada Tbk.
ENRG 10
Vale Indonesia Tbk. INCO
Sumber : BEI setelah diolah
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah
mengumpulkan semua data sekunder , dimana data harga saham diperoleh melalui
Universitas Sumatera Utara
36 situs www.finance.yahoo.com sedangkan data laporan keuangan dan tahunan
perusahaan dan ringkasan kinerja perusahaan tercatat diperoleh melalui www.idx.co.id
. Selain itu data yang diperlukan juga diperoleh melalui buku, artikel, jurnal dan website yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan
untuk mendukung proses penelitian yang dilakukan.
3.4 Pengolahan Data
Dalam mengolah data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer eviews 7 untuk menganalisis data yang
diperoleh. Namun sebelumnya data-data yang diperoleh diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan program microsoft office excel 2007 untuk
memperoleh data variabel sebelum dianalisis dengan menggunakan program eviews 7.
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Metode dan Model Analisis Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dengan data
panel untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen terhadap dependen. Regresi linier berganda adalah regresi antara
variabel dimana variabel bebasnya lebih dari satu Pratomo dan Hidayat, 2007. Menurut Pratomo dan Hidayat, data panel merupakan data campuran cross section
dan time series. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data panel fixed effect.
Universitas Sumatera Utara
37
3.5.2 Model Regresi Data Panel
Menurut Pratomo dan Hidayat 2007, pada umumnya data panel digunakan dalam penelitian karena berbagai alasan, salah satunya adalah karena
keterbatasan jumlah tahun pengamatan. Oleh karena itu, dengan menggunakan data panel maka hasil penelitian akan lebih baik karena ketersediaan data akan
menjadi sangat banyak. Model regresi data panel adalah pengabungan antara model data cross
section dengan model data time series. Dalam mengestimasi parameter dari
persamaan dengan data panel. Menurut Pratomo dan Hidayat 2007:167, maka dapat dibuat tiga model persamaan, yakni :
1. Ordinay Least Square OLS
Metode ini sama seperti model regresi yang telah dijelaskan pada bagian awal. Data cross section dan data time series digabungkan dalam
bentuk pool data. Kemudian data tersebut diregresikan dengan metode OLS, penggunaan estimasi dengan metode ini tidak realistis. Misalkan
kita ingin menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah daerah terhadap pertumbuhan daerah. Dengan menggunakan OLS maka kita
akan memeroleh nilai intercept dan koefisien parameter yang konstan untuk seluruh daerah. Apakah mungkin setiap daerah memiliki
intercept
yang sama? Oleh karena itu, penggunaan dua metode lainnya yakni Fixed Effect Model dan Random Effect Model lebih baik.
2. Fixed Effect Model FEM
Model ini memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat perbedaan pada setiap individu data cross section. Sementara
itu, slope koefisien dari regresi tidak berbeda pada setiap individu dan waktu.
3. Random Effect Model REM
Pada model ini, perbedaan antar individu terdapat di error term dari persamaan. Model ini memperhitungkan bahwa error term mungkin
berkorelasi sepanjang time series dan cross section.
Dari ketiga model tersebut, hanya ada dua metode yang sesuai untuk data panel karena metode OLS tidak realistis untuk digunakan. Kedua model tersebut
mempunyai keunggulannya masing-masing, dengan demikian penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
38 menggunakan metode FEM karena metode ini mempunyai keunggulan dalam
membedakan efek individual dan efek waktu, selain itu FEM tidak perlu mengasumsikan bahwa komponen error tidak berkorelasi dengan variabel bebas.
Untuk mengetahui pengaruh bid-ask spread, market value dan variance return
terhadap holding period saham biasa di sektor pertambangan, maka digunakan model regresi fixed effect dengan fungsi sebagai berikut:
��
= �
��
+ �
��
+ �
��
+ µ
Di mana: Y
it
= Holding Period
�
= Intercept � , � , � = Koefisien Regresi
= Bid-Ask Spread = Market Value
= Variance Return i
= Jenis Perusahaan t
= Waktu = Term of error
3.5.3 Uji Hausman
Uji Hausman merupakan pengujian metode regresi untuk mengetahui metode mana yang baik untuk digunakan dalam penelitian Pratomo dan Hidayat,
2007. Hal ini dapat dillihat dari signifikansi nilai chi square-nya dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Model Random Effect H1 : Model Fixed Effect
Apabila nilai chi square-nya tidak signifikan pada tingkat signifikansi 1, 5 dan 10 maka H0 diterima artinya metode yang digunakan adalah metode
random effect dan sebaliknya apabila nilai chi square-nya signifikan pada tingkat
Universitas Sumatera Utara
39 signifikansi 1, 5 dan 10 maka H1 diterima, dengan demikian metode yang
digunakan adalah metode fixed effect.
3.6 Uji Asumsi Klasik
Hasil suatu estimasi regresi linier dikatakan baik dan efesien apabila memenuhi beberapa asumsi klasik , seperti yang dikemukakan oleh Gujarati
2003 dalam buku Pratomo dan Hidayat 2007:89 terdapat beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:
1. Model regresi adalah linier, yaitu linier didalam parameter.
2. Residual variabel pengganggu
µ
�
mempunyai nilai rata —rata nol
zero mean value of disturbance µ
�
. 3.
Homoskedastisitasatau varian dari µ
�
adalah konstan. 4.
Tidak ada autokorelasi antara variabel pengganggu µ
�
. 5.
Kovarian antara µ
�
dan variabel independen Xi adalah nol. 6.
Jumlah data observasi harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah parameter yang akan diestimasi.
7. Tidak ada multikolinieritas.
8. Variabel pengganggu harus berdistribusi normal atau stokastik.
3.6.1 Multikolinieritas
Sebuah model regresi dikatakan terkena multikolinieritas apabila terjadi hubungan linier yang sempurna di antara beberapa atau semua variabel bebas dari
suatu model regresi sehingga variabel-variabel bebas tersebut tidak bersifat ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas
yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Multikolinieritas dapat mengakibatkan nilai-nilai koefisien regresi menjadi tidak
dapat ditaksir, kemudian nilai standar error setiap koefsien menjadi tak terhingga sehingga tingkat signifikansi variabel bebasnya buruk, selain itu juga dapat
menyebabkan tanda koefisien regresi mengandung tanda yang berlawanan dengan teori.
Universitas Sumatera Utara
40 Untuk mendeteksi estimasi regresi yang memiliki multikolinieritas dapat
dilihat dari nilai R
2
yang tinggi namun standar error dan tingkat signifikansi masing-masing variabel rendah dan dapat juga dilihat dari nilai koefisien variabel
apakah sesuai dengan hipotesis atau tidak Pratomo dan Hidayat, 2007.
3.6.2 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak sehingga data tersbut dapat
digunakan dalam statistik parametrik. Untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor peganggu, menurut Pratomo dan Hidayat 2007 dapat dilakukan
uji normalitas dengan menggunakan Jarque-Bera Test J-B test. Uji Jarquera -Bera menggunakan hasil estimasi residual dan chi square
probability distribution . Bandingkan nilai J-B hitung dengan
χ
2
tabel. Apabila nilai JB hitung
χ
2
tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual µ
t
berdistribusi normal dapat ditolak, sedangkan apabila nilai JB hitung χ
2
tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual µ
t
berdistribusi normal tidak dapat ditolak.
Cara lain untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan menggunakan JB test melalui angka probability-nya. Apabila angka probability
signifikan pada tingkat signifikansi 1, 5 dan 10 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila angka probability-ynya
tidak signifikan pada tingkat signifikansi 1, 5 dan 10 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data tidak berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
41
3.6.3 Heteroskedastisitas
Heteroskedastistas adalah suatu penyimpangan asumsi OLS dalam bentuk varians gangguan estimasi yang dihasilkan oleh estimasi OLS yang tidak bernilai
konstan. Pengujian heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Apabila varians � dari faktor pengganggu µ
i
adalah sama untuk semua observasi atas variabel bebas X
i
, ini disebut dengan homoskedatisitas atau varian yang sama dan apabila berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas.
Apabila terjadi heteroskedatisitas, hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam interpretasi sehingga koefisien regresi atau parameternya menjadi tidak efisien
dan dapat menyebabkan kesimpulan yang salah, selain itu nilai besarnya nilai varian akan mengakibatkan standar error semakin besar sehingga interval
kepercayaan menjadi besar atau tidak dapat dipercaya Pratomo dan Hidayat, 2007.
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji park dan uji white. Uji park dilakukan dengan melihat apabila
koefisien parameter B adalah signifikan secara statistik maka dapat disimpulkan bahwa data dari model empiris terdapat heteroskedastisitas. Sedangkan pada uji
white dapat dilihat apabila hasil estimasi menunjukkan bahwa X
2
hitung lebih besar dibandingkan dengan X
2
tabel maka terdapat masalah heteroskedastisitas dan sebaliknya. Data panel dalam penelitian menggunakan estimasi dengan
Universitas Sumatera Utara
42 metode Coeficient Covariance Method - White Cross Section, sehingga hasil yang
dikeluarkan terbebas dari heterokedastisitas.
3.6.4 Autokorelasi
Autokorelasi merupakan gangguan pada fungsi regresi berupa korelasi diantara faktor gangguan error term. Autokorelasi pada umumnya terjadi pada
penelitian yang menggunakan data time series namun juga dapat terjadi pada data cross section
. Menurut Hidayat dan Pratomo 2007 terdapat beberapa penyebab terjadinya autokorelasi yakni tidak diikutsertakannya seluruh variabel bebas yang
relevan dalam model regresi yang diduga, terjadinya kesalahan spesifikasi model matematika yang digunakan, pemakaian data yang kurang baik karena interpolasi
data atau sumber data yang kurang akurat serta terjadinya kesalahan spesifikasi variabel gangguan.
Autokorelasi dapat mengakibatkan hasil estimasi untuk standar error dan varians koefisien regresi yang di dapat akan underestimate, dengan demikian nilai
koefisien determinasi R
2
akan besar dan akibatnya uji t, uji F dan interval kepercayaan menjadi tidak sahih lagi untuk digunakan. Selain itu autokorelasi
yang kuat dapat menyebabkan dua variabel yang tidak berhubungan menjadi berhubungan.
Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi atau tidak dapat digunakan dengan beberapa cara yakni dengan metode durbin Watson DW
test
dan Uji Langrange Multiplier
LM test. Metode DW hanya berlaku untuk model regresi yang variabel-variabel bebasnya tidak mengandung lagged dependent variabel
Universitas Sumatera Utara
43 time lag. DW tidak relevan digunakan dalam penaksiran model regresi yang
menggunakan data cross section dan penaksiran model regresi tanpa intercept. Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi pada metode DW maka dapat
dilihat dari nilai DW pada hasil estimasi model regresi dan dapat diambil keputusan dengan melihat tabel DW. Sedangkan pada uji LM dapat digunakan
untuk menguji model lag , untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari hasil estimasi model regresi, apabila hasil estimasi yang diperoleh
menunjukkan bahwa nilai ObsR-squared X
2
hitung X² tabel atau nilai probability
lebih rendah dari 0,05 pada tingkat signifikansi 5 maka terdapat gejala autokorelasi pada hasil estimasi tersebut Pratomo dan Hidayat, 2007.
3.7 Test of Goodness of Fit
3.7.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
merupakan kemampuan variabel X variabel bebas mempengarui variabel Y variabel terikat. Dimana semakin besar
koefisien determinasi maka menunjukkan semakin baik kemampuan variabel bebas menerangkan variabel terikat Sudardjat, 2010. Koefisien determinasi R
2
dinyatakan dalam persentase ,besarnya koefisien determinasi berkisar antara 0R
2
1. Apabila nilai koefisien determinasi mendekati satu maka variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat semakin besar, dan sebaliknya nilai koefisien
determinasi yang kecil artinya kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas.
Universitas Sumatera Utara
44
3.7.2 Uji F-Statistik
Uji F-statistik dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Pengujian F-statistik dapat dirumuskan
dengan hipotesis sebagai berikut: 1.
H :
β
1
= β
2
= β
3
= 0, artinya secara bersama-sama variabel bebas independent variable tidak mempengaruhi
variabel terikat dependent variable secara signifikan.
2. H
a
: β
1
≠ β
2
≠ β
3
≠ 0, artinya secara bersama-sama variabel bebas independent variable mempengaruhi variabel
terikat dependent variabel secara signifikan. Uji F-statistik dapat dilihat dengan melakukan perbandingan antara nilai
probability F-statistik dengan tingkat signifikansi dimana taraf nyata yang
digunakan sebesar α 1. 5 dan 10 . Dari pengujian hipotesis di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: 1.
H diterima dan Ha ditolak apabila nilai probability F-stat
α 5, artinya Artinya variabel bebas independent variable secara bersama-sama tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat dependent variable
. 2.
Ha diterima dan H ditolak apabila nilai probability F-stat
α 5. Artinya variabel bebas independent variable secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat dependent variable.
Universitas Sumatera Utara
45
3.7.3 Uji T-Statistik Partial Test Uji t-statistik dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien regresi dari
masing-masing variabel bebas secara simultan signifikan mempengaruhi variabel terikat, dengan menganggap variabel bebas lain adalah konstan. Dalam pengujian
t-statistik yang belum diketahui arahnya digunakan kurva dua arah. Untuk menguji t-statistik dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. H
: β
1
= 0, variabel bebas secara individu tidak mempengaruhi variabel terikat dengan siginfikan.
2. Ha :
β
1
≠ 0, variabel bebas secara individu mempengaruhi variabel terikat dengan signifikan.
Untuk mendapatkan nilai t-hitung digunakan rumus berikut ini: − ℎ
= �
� Dari pengujian hipotesis di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: 1.
H diterima dan Ha ditolak apabila nilai t-hitung t-tabel. Artinya variabel
bebas independent variable secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat dependent variable.
2. Ha diterima dan H
ditolak apabila nilai t-hitung t-tabel. Artinya variabel bebas independent variable secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat dependent variable.
3.8 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Defenisi operasional bertujuan untuk mengarahkan dan membatasi penelitian. Variabel bebas independent variable adalah variabel yang
Universitas Sumatera Utara
46 mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bid-
ask spread, market value dan variance return. Sedangkan variabel terikat
dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah holding period saham. Adapun
batasan-batasan definisi dalam penelitian ini adalah : 1.
Holding period saham Y
it
adalah rata-rata lamanya investor dalam menahan atau memegang saham perusahaan i sektor pertambangan selama
satu tahun ke-t. 2.
Bid-ask spread X
1it
adalah selisih harga beli tertinggi yang ditawarkan oleh pihak yang akan melakukan pembelian saham perusahaan i sektor
pertambangan dengan harga jual terendah dari pihak yang bersedia menjual saham i perusahaan sektor pertambagan pada hari ke-t atau dapat
juga diartikan rata-rata nilai keseluruhan selisih harga beli tertinggi dan terendah saham perusahaan i sektor pertambangan selama tahun ke-t
dalam satuan rasio. 3.
Market value X
2it
adalah harga saham i perusahaan sektor pertambangan yang terjadi di pasar Bursa Efek Jakarta pada tahun ke-t atau dapat juga
diartikan sebagai rata-rata nilai keseluruhan suatu perusahaan i selama tahun ke-t dalam satuan triliun rupiah.
4. Variance Return X
3it
adalah proksi dari tingkat risiko yang diakibatkan oleh fluktuasi harga saham i perusahaan sektor pertambangan atau juga
dapat diartikan sebagai rata-rata nilai keseluruhan varians dari investasi pada saham i sektor pertambangan selama tahun ke-t dalam satuan rasio.
Universitas Sumatera Utara
47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dengan metode purposive sampling maka didapat 10 perusahaan dari 31 perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 sampai 2011 untuk dianalisis pengaruh bid-ask spread, market value
dan variance return terhadap holding period saham biasa. Dari sampel tersebut maka diperoleh 30 data observasi yang digunakan
untuk menganalisis data dan melakukan pengujian hipotesis. Untuk mendapatkan data bid-ask spread, market value, variance return dan holding period maka
dilakukan perhitungan terlebih dahulu terhadap masing-masing variabel. Untuk mendapatkan data bid-ask spread maka terlebih dahulu dilakukan
pengambilan data harga saham dari situs www.finance.yahoo.com kemudian dari harga penutupan saham dilakukan perhitungan untuk mencari nilai ask dan bid
nya dengan formula sebagai berikut:
��
= �
��
– �
��
×
. . . . . . . . . . . . . . . .
4.1
��
= �
��
+ �
��
×
. . . . . . . . . . . . . . .
4.2 Di mana :
Ask
it
= harga jual terendah yang menyebabkan investor setuju untuk menjual saham perusahaan i pada hari ke- t
Bid
it
= harga beli tertinggi yang menyebabkan investor setuju untuk membeli saham perusahaan i pada hari ke- t
P
it
= harga penutupan saham i pada hari ke-t Auto rejection
= kelompok harga dan besaran persentase yang telah ditetapkan
Universitas Sumatera Utara