5. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa dalam kedua tingkat
peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp. 2. 500, 00 dua ribu lima ratus rupiah.
B. ANALISA KASUS
Setelah membaca dan mempelajari pertimbangan hukum putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin, dapat diketahui bahwa telah terjadi tindak pidana
korupsi secara berlanjut yang dilakukan oleh PT. Giri Jaladhi Wana sebagai mitra pemerintah kota Banjarmasin dalam pembangunan Pasar Sentra Antasari.
Dalam kasus ini, terdakwa telah didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan subsidairitas, sehingga Majelis Hakim dapat terlebih dahulu
mempertimbangkan dakwaan terberat primair, apabila dakwaan primair tidak terbukti kemudian Hakim dapat mempertimbangkan dakwaan subsidair. Dimana
Hakim membuktikan dakwaan primair, yaitu melanggar Pasal 2 ayat 1 jo. Pasal 18 jo. Pasal 20 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan
tindak pidana korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 31 tahun 1999
tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo. Pasal 64 ayat 1 KUHPidana. Yang memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Setiap orang termasuk korporasi.
Setiap orang adalah sebagaimana dalam undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo. Undang-undang No. 20
tahun 2001 Pasal 1 ayat 3, yang dimaksud dengan setiap orang adalah orang perseorangan atau termasuk korporasi.
Selanjutnya yang dimaksud dengan setiap orang atau termasuk korporasi di dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi
adalah orang atau korporasi sebagai subjek hukum, yaitu pendukung hak dan kewajiban
yang jika
melakukan tindak
pidana dapat
dimintai pertanggungjawaban. Yang dimaksud dengan korporasi dalam undang-undang
pemberantasan tindak pidana korupsi adalah sekumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum.
PT. Giri Jaladhi Wana yang bersatus sebagai badan hukum, dalam menjalankan usahanya, berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di Persidangan
terbukti sebagai pelaku tindak pidana korupsi. Sehingga PT. Giri Jaladhi Wana dapat dimintai pertanggungjawaban pidana sesuai dengan perundang-undangan
yang ada. PT. Giri Jaladhi Wana merupakan mitra pemerintah kota Banjarmasin
dalam pembangunan Pasar Sentra Antasari berdasarkan surat keputusan pimpinan DPRD kota Banjarmasin Nomor 19 tahun 1998 tanggal 11 Juli 1998 tentang
persetujuan penunjukan PT. Giri Jaladhi Wana sebagai mitra kerjasama pembangunan Pasar Sentra Antasari. Terdakwa PT. Giri Jaladhi Wana terbukti
melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut dan telah dijatuhi hukuman. Selain itu, dalam berkas yang terpisah direktur utama PT. Giri Jaladhi
Wana, yaitu ST. Widagdo juga telah dijatuhi pidana berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin No. 908Pid. BPN. Bjm pada tanggal 18
Desember 2008 yang telah dikuatkan dengan Putusan Pengadilan Tinggi No. 02Pid. Sus2009PT. Bjm tanggal 25 Februari 2009, dan kasasi terdakwa ditolak
berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No. 936 KPid.Sus2009 tanggal 25 Mei 2009.
2. Dengan melawan hukum.