Tuntutan Jaksa Penuntut Umum Pledoi pembelaan Terdakwa Pertimbangan Hakim

Sentra Antasari. Sehingga PT. Giri Jaladhi Wana terdakwa harus bertanggung jawab atas kekurangan tersebut.

2. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum

Terhadap perbuatan terdakwa sebagaimana kronologi kasus di atas, maka Jaksa Penuntut Umum mengajukan terdakwa ke Persidangan dengan dakwaan sebagai berikut:

a. Dakwaan Primair

Pasal 2 ayat 1 Jo. Pasal 18 Jo. Pasal 20 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undnag- undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo. Pasal 64 ayat 1 KUHPidana. b. Dakwaan Subsidair Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undnag-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo. Pasal 64 ayat 1 KUHPidana.

3. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum

Pada persidangan tanggal 7 Maret 2001, Jaksa Penuntut Umum menuntut agar terdakwa dijatuhi hukuman yang amarnya sebagai berikut: a. Menyatakan terdakwa PT. Giri Jaladhi Wana telah terbukti bersalah “melakukan perbuatan tindak pidana korupsi yang berhubungan sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut” melanggar Pasal 2 ayat 1 Jo. Pasal 18 Jo. Pasal 20 Undang- Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undnag-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo. Pasal 64 ayat 1 KUHPidana sebagaimana dalam Dakwaan Primair. b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa PT. Giri Jaladhi Wana dengan pidana denda sebesar Rp. 1. 300. 000. 000, 00 satu milyar tiga ratus juta rupiah. c. Menjatuhkan pidana tambahan berupa penutupan sementara PT. Giri Jaladhi Wana selama 6 enam bulan. d. Menyatakan barang bukti sebagaimana terlampir dalam berkas perkara adalah sah. e. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 5. 000, 00 lima ribu rupiah.

4. Pledoi pembelaan Terdakwa

Setelah Jaksa Penuntut Umum membacakan tuntutan pidananya, terdakwa atas pertanyaan Hakim mengatakan tidak akan mengajukan pledoi pembelaan.

5. Pertimbangan Hakim

Majelis Hakim menyatakan Terdakwa PT. Giri Jaladhi Wana terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dengan pertimbangan hukum yang pada pokoknya sebagai berikut: a. Terdakwa terbukti melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana yang disebutkan Jaksa Penuntut Umum di dalam dakwaan primair, yaitu Pasal 2 ayat 1 Jo. Pasal 18 Jo. Pasal 20 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undnag-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. b. Bahwa menurut pendapat saksi ahli Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeni, SH, jika suatu korporasi diajukan sebagai pelaku tindak pidana korporasi maka yang bertanggung jawab adalah korporasi. c. Bahwa tindakan terdakwa tersebut dilakukan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan korporasi serta untuk memberikan manfaat bagi korporasi tersebut terdakwa. d. Walaupun direktur utama PT. Giri Jaladhi Wana ST. Widagdo telah dijatuhi pidana penjara selama 6 enam tahun dan harus membayar uang pengganti sebesar Rp. 6. 332. 361. 561, 00 enam milyar tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus enam puluh satu ribu lima ratus enam satu rupiah, masih ada kekurangan uang hasil pengelolaan Pasar Sentra Antasari. Sehingga PT. Giri Jaladhi Wana terdakwa harus bertanggung jawab atas kekurangan tersebut.

6. Putusan

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

1 140 155

Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Dilakukan Oleh Korporasi Menurut UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

2 82 117

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan MA No. 1384 K/PID/2005)

1 65 124

Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Tindak Pidana Korupsi

0 61 4

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pelaku Tindak Pidana Perusakan dan Pencemaran Lingkungan (Studi Putusan MA RI No. 755K/PID.SUS/2007)

1 50 100

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

3 98 139

BAB II PENGATURAN KORPORASI SEBAGAI SUBJEK HUKUM DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI A. Sejarah Korporasi Sebagai Subjek Hukum Pidana - Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banj

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

0 0 35